Nostradamus Dalam Bukunya Les Prophéties Meramalkan Sebuah Perang Terjadi Pada 2024

Gaza — 1miliarsantri.net : Lewat bukunya berjudul Les Prophéties, Michel de Nostredame pernah memprediksi akan terjadinya perang besar pada 2024. Ramalan itu seperti akan terwujud jika merujuk pada eskalasi ketegangan di Timur Tengah saat ini, di mana Israel dikabarkan akan melancarkan serangan balik menyusul serangan Iran pada Ahad (14/4/2024) lalu. Les Prophéties dirilis pada 1555 dan hingga kini, Nostradamus dinilai telah berhasil memprediksi beberapa kejadian yang kemudian terjadi pada masa depan seperti kemunculan Adolf Hitler, peristiwa pembunuhan Presiden AS, John F Kennedy, hingga pandemi Covid-19. Untuk 2024, dalam bukunya, Nostradamus menulis, “Musuh berwarna merah akan menjadi pucat karena takut, membuat lautan penuh dengan ketakutan.” Prediksi itu awalnya diyakini akan berhubungan dengan ketegangan antara China dan Taiwan, atau peristiwa pembajakan kapal-kapal di Laut Merah oleh kelompok Houthi. Akan tetapi, seperti dirangkum oleh Metro.co.uk, pada Senin (15/4/2024), warganet kini meyakini, nubuat Nostradamus terkait dengan konflik teranyar antara Iran dan Israel. Dalam nubuat lainnya, Nostradamus memprediksi, “Raja dari Pulau-Pulau” akan “dipaksa turun takhta”. Segera setelah perang besar, Raja baru akan ditunjuk, dan Dia, untuk waktu yang panjang, akan menentramkan bumi. Dalam sebuah wawancara dengan Daily Mail pada awal tahun ini, seorang penulis bernama Mario Reading mengatakan, bahwa “Raja dari Pulau-Pulau” yang dimaksud Nostradamus bisa merujuk pada Raja Charles III yang saat ini bertakhta. Charles kemungkinan akan mewariskan takhta kepada Pangeran Harry menyusul tekanan hebat terhadap Raja Charles dan Ratu Camilla. Media sosial belakangan memang dipenuhi atas spekulasi dan prediksi akan terjadinya Perang Dunia III setelah Iran menyerang Israel sebagai balasan serangan udara atas kantor konsulat mereka di Damaskus Suriah. Sebanyak lebih dari 300 misil dan drone dikirim Iran ke Israel pada Ahad dini hari lalu. Iran menyebut operasi balasan ke Israel sebuah kesuksesan. Teheran pun menegaskan, serangan mereka ke Israel sesuai dengan Piagam PBB terkait legitimasi bagaimana pertahanan-diri suatu negara. Lewat unggahan di X, Iran pun sudah mengingatkan Amerika Serikat untuk menjaga jarak. “Merujuk pada Artikel 51 Piagam PBB, aksi militer Iran adalah respons atas serangan rezim Zionis terhadap kedaulatan diplomatik kami di Damaskus,” demikian keterangan pemerintah Republik Islam Iran. Kepala militer Israel berjanji, negaranya akan merespons serangan Iran yang melibatkan ratusan drone, rudal balistik dan jelajah. Letnan Jenderal Herzi Halevi mengatakan, Israel masih mempertimbangkan untuk merespon serangan akhir pekan lalu. Di pangkalan udara militer Nevatim, Senin (15/4/2024) Halevi mengatakan serangan rudal dan drone Iran “akan bertemu dengan sebuah respons.” Israel mengatakan, Navetim mengalami sedikit kerusakan dalam serangan Iran. Saat ini Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sedang membahas kemungkinan respons bersama kabinet perangnya. Sementara itu pemimpin dunia mendesak Israel tidak membalas serangan Iran. Pemimpin negara-negara Barat mendesak Israel tidak membalas serangan Iran yang melibatkan ratusan drone dan rudal akhir pekan lalu. Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron mengatakan Inggris tidak mendukung serangan balasan. Sementara, Senin (15/4/2024) Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan Paris akan mencoba, “menyakinkan Israel kami harus tidak meresponnya dengan meningkatkan ketegangan.” Kanselir Jerman Olaf Scholz juga meminta Israel untuk “berkontribusi de-eskalasi” situasi di Timur Tengah. “Iran harus menghentikan agresinya,” kata Scholz dalam kunjungannya di Cina. Jerman merupakan sekutu setia Israel. Ditanya apakah ia mencoba membujuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk tidak menggelar respons militer, ia mengatakan terdapat kesepakatan keberhasilan Israel menghalau serangan Iran dengan bantuan sekutu “benar-benar luar biasa.” “Keberhasilan ini mungkin juga tidak boleh dibuang begitu saja. Oleh karena itu kami menyarankan untuk berkontribusi pada de-eskalasi itu sendiri,” tambahnya. Adapun, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengatakan, “Semua pihak harus menahan diri” untuk menghindari spiral kekerasan di Timur Tengah. Di media sosial X, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi mengatakan ia berbicara dengan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian. Retno mengatakan ia menyampaikan keprihatinannya atas situasi yang mengkhawatirkan di Timur Tengah dan menyerukan kepada semua negara terkait untuk menahan diri dan meredakan situasi. “Saya juga berkomunikasi dan bertukar pesan dengan Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Yordania, Mesir, UEA (Uni Emirat Arab), Turki, Belanda, dan Jerman. Saya mendorong semua pihak untuk menggunakan pengaruh mereka untuk menyerukan penahanan diri dan meredakan situasi,” katanya. Serangan Ahad (14/4/2024) lalu menjadi serangan pertama Iran ke wilayah Israel meski dua negara sudah bermusuhan sejak revolusi 1979. Iran membalas serangan udara Israel ke kantor konsulat Iran di Suriah yang menewaskan tujuh perwira termasuk dua jenderal Garda Revolusi pada 1 April lalu. (zul/AP) Baca juga :

Read More

Beberapa Catatan Penyerangan Yang Dilakukan Israel dan Iran

Teheran — 1miliarsantri.net : Israel memberikan sinyal akan membalas serangan yang dilakukan Iran pada Ahad (13/4/2024) dini hari. Teheran meluncurkan 300 rudal dan drone sebagai balasan dihantamnya kantor diplomatik mereka di Suriah oleh Israel pada 1 April lalu. Jika Israel akhirnya membalas dengan serangan militer, maka ini bukanlah yang pertama mereka lakukan. Bertahun-tahun Israel menjalankan beragam serangan terutama menargetkan program nuklir Iran yang mereka curigai akan menghasilkan bom nuklir. Iran menegaskan program nuklir yang mereka kembangkan merupakan nuklir sipil bukan militer. Berikut serangan-serangan Israel terhadap Iran, dari serangan drone, serangan siber, hingga pembunuhan pada ilmuwan-ilmuwan Iran yang dirangkum Aljazirah, Rabu (17/4/2024). Januari 2010: Profesor fisika di Tehran University, Masoud Ali-Mohammadi, dibunuh dengan bom jarak jauh yang dipasang di sepeda motornya. Media pemerintah Iran mengeklaim AS dan Israel sebagai dalangnya. Iran menyebu Mohammadi merupakan ilmuwan nuklir. November 2010: Profesor Fakultas Teknik Nuklir pada Shahid Beheshti University, Teheran yaitu Majid Shahriari meninggal dunia dalam ledakan mobil saat menuju tempat kerjanya. Istrinya terluka. Presiden Mahmud Ahmadinejad menuding ini serangan Israel dan AS. Januari 2012: Mostafa Ahmadi Roshan, lulusan teknik kimia dibunuh dengan bom yang ditempatkan di mobilnya oleh seorang pesepeda motor di Teheran. Iran kembali menuding AS dan Israel. Roshan merupakan ilmuwan nuklir yang mengawasi departemen yang bertanggung jawab atas pengayaan uranium di fasilitas nuklir di Natanz. November 2020: ilmuwan nuklir ternama, Mohsen Fakhrizadeh dibunuh dalam serangan di jalan yang terjadi di pinggiran Teheran. Ia dijatuhi sanksi oleh PBB pada 2007 dan AS pada 2008. Mei 2022: Kolonel Hassan Sayyad Khodaei dari Garda Revolusi Iran ditembak lima kali di luar rumahnya, Teheran. Majid Mirahmadi, anggota Dewan Keamanan Nasional meyakini pembunuhan ini dirancang Israel. Juni 2010: Virus Stuxnet ditemukan di komputer-komputer yang berada di pembangkit nuklir Iran, Kota Bushehr. Virus ini kemudian menyebar ke fasilitas lainnya. Sekitar 30 ribu komputer di 14 fasilitas terdampak hingga September 2010. Setidaknya 1.000 dari 9.000 sentrifugal di fasilitas pengayaan uranium Natanz dihancurkan. Melalui penyelidikan, Iran menuding Israel dan AS berada di balik serangan virus itu. April 2011: Virus Stars terdeteksi oleh badan pertahanan siber yang disusupkan untuk menhancurkan fasilitas nuklir Iran. Lagi-lagi, Iran menyalahkan AS dan Israel atas serangan virus ini. November 2011: Iran menemukan virus baru, Duqu yang basisnya ada pada Stuxnet. Para pakar mengungkapkan, Duqu dibuat untuk menghimpun data untuk serangan siber selanjutnya. Mereka meyakini virus ini mempunyai kaitan dengan Israel. April 2012: Iran menyalahkan AS dan Israel atas malware yang disebut Wiper, yang menghapus hard drives komputer milik Kementerian Perminyakan dan National Iranian Oil Company. Mei 2012: Iran mengumumkan adanya virus Flame yang digunakan untuk mencuri data dari komputer pemerintah. The Washington Post melaporkan, Israel dan AS biasa menggunakannya untuk mengumpulkan data intelijen. Moshe Yaalon yang kemudian menjabat wakil perdana menteri tak mengonfirmasi keterlibatan Israel dalam kasus ini tetapi mengakui Israel akan menggunakan berbagai cara untuk merusak sistem nuklir Iran. Oktober 2018: Pemerintah Iran menyatakan telah memblokir invasi gerenasi baru virus Stuxnet. Mei 2020: Serangan siber berdampak pada komputer yang mengendalikan lalu lintas maritime di Pelabuhan Shahid Rajaee, Iran selatan. Ini menyebabkan kapal-kapal mengantre panjang. The Washington Post mengutip sejumlah pejabat AS bahwa Israel dalang serangan ini, meski Israel tak mengakuinya. Januari 2018: Agen-agen Mossad menyergap fasilitas keamanan di Teheran, mencuri arsip-arsip rahasia mengenai nuklir Iran. Pada April 2018, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengungkapkan 100 ribu file rahasia yang membuktikan Iran memiliki program senjata nuklir. Februari 2022: Mantan perdana menteri Israel Naftali Bennett mengakui dalam opini yang diterbitkan The Wall Street Journal pada Desember 2023 bahwa Israel menyerang drone Iran dan membunuh komandan senior Garda Revolusi pada tahun sebelumnya. Mei 2022: Drone-drone kamikaze menargetkan kompleks militer Parchin yang berada di tenggara Teheran. Serangan ini menewaskan seorang insinyur dan menghancurkan sebuah bangunan berisi drone-drone yang dikembangkan Kementerian Pertahanan Iran. Januari 2023: Sejumlah drone bunuh diri dikerahkan menyerang fasilitas militer Iran di Isfahan tetapi berhasil ditepis dan tak menyebabkan kerusakan apapun. Dubes Iran untu PBB Amir Saeid Iravani menyatakan penyelidikan mengungkapkan Israel bertanggung jawab atas serangan ini. Februari 2024: Jaringan pipa gas di Iran diserang. Menteri Perminyakan Iran Javad Owji menuding ledakan itu merupakan hasil tindakan Israel. (gty) Baca juga :

Read More

Warga Gaza Berseru “AllahuAkbar” Saat Drone dan Roket Iran Menyerang Israel

Gaza — 1miliarsantri.net : Serangan drone dan rudal Iran ke Israel mendapatkan sambutan hangat dari warga Gaza. Mereka menganggap ini balasan dari serangan Israel ke Gaza. Meski ada pula yang menyebut serangan ini sekadar ‘show’ tak menyebabkan kerusakan berarti bagi Israel. ‘’Untuk pertama kalinya, kami melihat roket yang tak mengahntam wilayah kami. Roket-roket itu mengarah ke wilayah Palestina yang diduduki Israel,’’ ujar Abu Abdallah, Selasa (16/4/2024). Ia pun berharap persoalan di Gaza usai. Dirinya berharap jika Iran atau negara manapun terlibat perang menjadi solusi bagi Gaza. Amerika mestinya menyelesaikan masalah Gaza sampai ke akarnya. Banyak warga Gaza merasa diabaikan oleh negera-negara tetangga mereka di Timur Tengah sejak Israel melakukan serangan ke Gaza yang menyebabkan lebih dari 33 ribu orang meninggal dunia. Sebaliknya, mereka merasa memperoleh dukungan dari pihak lain. Yakni dukungan dari Iran dan proksi di kawasan khususnya sekutu Iran di antaranya Hizbullah di Lebanon yang juga merupakan sekutu pemerintahan Hamas di Gaza. Potongan gambit menunjukkan dukungan warga Gaza atas serangan Iran ke Israel. Dalam tayangan yang beredar terlihat banyak warga Gaza, termasuk yang ada di dalam tenda penampungan, bersuit dan menyerukan kalimat ‘Allahu Akbar’ menunjukkan kegembiraan ketika langit terang karena roket Iran dan upaya pencegatan oleh Israel. ‘’Siapapun yang memutuskan menyerang Israel, berani menyerang Israel saat semua dunia melayani Israel adalah pahlawan bagi warga Palestina tak peduli apakah kami berbagi atau berbeda ideologi dengan Iran,’’ ungkap Majed Abu Hamza (52). Ayah tujuh anak dari Gaza City menggambarkan situasi terkini diwilayah tersebut. ‘’Kami telah dibantai selama enam bulan dan tak satupun berani melakukan sesuatu. Sekarang Iran, setelah konsulatnya diserang, menyerang balik Israel. Ini membuat hati kami bergembira,’’ ujar Abu Hamza. Iran melakukan serangan ke Israel untuk membalas kantor diplomatik mereka di Suriah pada 1 April lalu. Serangan ini menewaskan komandan Garda Revolusi. Hamas yang terlibat perang dengan Israel sejak 7 Oktober lalu, mendukung serangan Iran. Hamas menyebut serangan ini hak alamiah dan pantas dilakukan Iran untuk membalas tindakan Israel. The Palestinian Popular Resistance Committee, kelompok bersenjata yang bersama Hamas melawan Israel di Gaza, menyatakan keterlibatan Iran bisa memacu semangat. Ia pun menyatakan, ’’Bagi Israel, serangan ini merupakan paku terakhir bagi peti mati mereka. ’’Meski demikian, tak semua mendukung serangan Iran ini, yang menyatakan serangan tersebut merupakan upaya Iran menjaga kedaulatan mereka. ‘’Tirai diturunkan untuk menyelamatkan muka… Warga Palestina satu-satunya yang harus membayar harganya dengan darah dan tubuh mereka,’’ kata Munir al-Gaghoub, salah satu petinggi faksi Fatah yang mendukung pemerintahan Presiden Mahmud Abbas di Facebook-nya. Beberapa orang di media sosial meyakini serangan ini sudah disetujui AS agar tak menimbulkan korban. Mereka menunjuk pada sampainya rudal dan drone ke Israel selama beberapa jam. Ini memberi waktu luas bagi Israel untuk menembak jatuh rudal dan drone itu. (zul) Baca juga :

Read More

Negara Arab Menolak Wilayahnya Digunakan Sebagai Lokasi Operasi Militer AS ke Iran

Gaza — 1miliarsantri.net : Seorang pejabat senior AS mengungkapkan, negara-negara monarki konstitusional di Timur Tengah mengingatkan Amerika Serikat (AS) untuk tidak menggunakan wilayah mereka sebagai pangkalan militer saat melakukan respons terhadap Iran jika Iran jadi melaksanakan serangan balasan ke Israel. Sebagaimana diketahui di tengah ketegangan yang terus meningkat di kawasan Timur Tengah, membuat Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Oman, dan Kuwait menimbang ulang detail perjanjian mereka dengan AS terkait izin puluhan ribu tentara AS yang ditempatkan di wilayah mereka. Negara-negara Arab itu saat ini juga mencegah pesawat-pesawat tempur AS terbang di atas udara mereka jika nantinya melakukan serangan balasan Iran. Diketahui, AS telah puluhan tahun berinvestasi membangun pangakalan-pangkalan militer di kawasan Teluk. Mengingat pangkalan-pangkalan militer itu berlokasi dekat dengan Iran, menjadi strategis bagi militer AS untuk melancarkan serangan ke Iran dari titik-titik tersebut. Penolakan negara-negara Arab mengakibatkan persiapan AS saat ini menjadi kompleks. Apalagi, berdasarkan sumber kepada MEE, momen serangan Iran ke Israel diperkirakan semakin dekat. “(Penolakan) Itu adalah sebuah kekacauan,” kata pejabat senior AS tersebut kepada MEE yang dikutip Senin (15/4/2024). Sumber MEE itu mengungkapkan ada tiga skenario Gedung Putih menyongsong serangan Iran. Pertama, Iran bisa menyerang Israel secara langsung dari teritori mereka. Opsi kedua, adalah serangan lewat proxy mereka seperti Houthi di Yaman dan Hizbullah di Lebanon. Yang ketiga, adalah kombinasi dari dua opsi tadi. Iran diperkirakan juga bisa menyerang langsung kedutaan-kedutaan Israel di Timur Tengah. Tentara-tentara IDF yang kini berada di Gaza dan Tepi Barat juga bisa jadi sasaran dari rencana serangan Iran. Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden telah menginformasikan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu atas komitmen bantuan AS. Namun, menurut sumber tadi, pemerintahan Biden saat ini terbelah atas level bantuan keamanan yang akan diberikan kepada Israel. Pemerintahan Biden saat ini juga dilaporkan khawatir lantaran eskalasi perang yang berpotensi melebar di Timur Tengah bersamaan dengan proses pemilu presiden di AS. AS saat ini sedikitnya memiliki 40 ribu pasukan di Timur Tengah. Meyoritas di antara ditempatkan di kawasan Teluk, khususnya di titik-titik pangkalan strategis laut dan udara. Pangkalan udara di Arab Saudi contohnya, menjadi pangkalan ekspedisi udara ke-378 AS yang mengoperasikan jet tempur F-16 dan F-35. Di Pangkalan udara Al Dhafra di UEA, AS mengoperasikan drone MQ-9 Reaper dan beberapa jenis jet tempur. Begitu juga di Kuwait, di mana pangkalan edisi 386 AS berada. Pangkalan udara Al Udeid di Qatar selain menjadi markas Pusat Komando AS, juga menjadi tempat berkantornya beberapa pejabat militer Israel. Bahrain pun kini menjadi tempat sekitar 9.000 tentara AS bermarkas di bawah Pusat Kendali Angkatan Laut AS. Adapun, Oman memperbolehkan militer AS melintas di atas udaranya dan menggunakan pangkalan laut untuk operasi. Kawasan Timur Tengah dalam tingkat kewaspadaan tinggi sejak serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2024. Setelah enam bulan respons Israel ke Gaza, ketegangan semakin meningkat dan Timur Tengah dalam ancaman peperangan yang kian meluas menyusul pengeboman udara oleh Israel ke kantor konsulat Iran di Damaskus, Suriah, pada 1 April lalu yang ikut menewaskan kepada IRGC di Suriah dan Lebanon, Jenderal Mohammad Reza Zahedi. Pemimpin spiritual Iran, Ayatollah Ali Khamenei sebelumnya telah bersumpah akan membalas serangan ke konsulat Iran di Suriah. Pada Rabu (10/4/2024) bertepatan dengan perayaan Idulfitri, Khamenei dalam pidatonya menegaskan bahwa Israel, “Harus dihukum.” (zul/AP) Baca juga :

Read More

Kapal MSC Aries Disita Unit Kelautan IRGC dalam Operasi Khusus Tim Helikopter

Gaza — 1miliarsantri.net : Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran mengonfirmasi penyitaan sebuah kapal kontainer milik seorang pengusaha Israel dekat Selat Hormuz, di tengah ketegangan yang meningkat antara kedua negara tersebut. Kantor berita pemerintah Iran, IRNA, pada Sabtu (13/4/2024) membenarkan bahwa kapal bernama MSC Aries disita oleh unit kelautan IRGC dalam operasi khusus tim helikopter. Merespons aksi Iran di Selat Hormuz, juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, mengatakan, “Iran akan menerima konsekuensi atas pilihan mereka meningkatkan eskalasi lebih jauh.” Laporan IRNA menyebutkan bahwa kapal berbendera Portugal itu telah diarahkan menuju wilayah perairan Iran. Sebelumnya, Channel 14 Israel dan Times of Israel melaporkan bahwa kapal yang disita itu adalah milik perusahaan pelayaran Zodiac Maritime kepunyaan pengusaha Israel yang bernama Eyal Ofer. Operasi Perdagangan Maritim Inggris (UKMTO), melalui pernyataan, mengatakan sebuah kapal telah disita di daerah tersebut dan menyatakan bahwa kapal disarankan untuk transit dengan hati-hati dan melaporkan aktivitas mencurigakan apa pun kepada UKMTO. Penyitaan kapal itu terjadi di tengah peningkatan ketegangan di kawasan, serta spekulasi mengenai serangan militer Iran dalam waktu dekat sebagai tanggapan atas serangan yang dialami konsulat Iran di Suriah pada awal bulan ini. Sedikitnya 13 orang tewas dalam serangan ke konsulat Iran di Damaskus, ibu kota Suriah, yang menurut pihak berwenang Iran dilakukan oleh Israel. Korban jiwa termasuk tujuh penasihat militer Iran. Di antara mereka yang tewas adalah Jenderal Mohammad Reza Zahedi, komandan senior IRGC di Suriah dan Lebanon, dan wakilnya Jenderal Hadi Haj Rahemi. Setelah serangan itu, para pemimpin tinggi Iran dan militer memperingatkan akan adanya tanggapan yang keras. Sejumlah pihak berspekulasi pada Jumat (12/4/2024) bahwa serangan balasan akan terjadi dalam waktu kurang dari 48 jam. Sebagai tanggapan, Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz mengatakan Tel Aviv akan merespons jika Iran menyerang wilayahnya. Dalam beberapa hari terakhir, banyak pejabat asing telah berbicara dengan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian dan mendesak Iran untuk menahan diri. Namun, pihak berwenang Iran telah memperingatkan bahwa semua opsi sudah tersedia. (zul/AP) Baca juga :

Read More

Sejumlah Fakta Zionisme Israel Ingin Melenyapkan Palestina dari Muka Bumi

Gaza — 1miliarsantri.net : Jalannya berdirinya negara Israel tak lepas dari gerakan zionisme. Zionisme menjadi mesin utama penggerak pendirian negara zionis Israel. Berikut sejumlah fakta tentang zionisme hingga ‘berhasil’ merebut tanah Palestina dan mendirikan Israel : Maknanya, kurang lebih dipahami mereka sebagai ”pendirian kembali” tanah air Yahudi di Palestina atau yang digagas Birnbaum sebagai Eretz-Israel. Mengapa Argentina? Alasannya cukup sederhana. Karena, menurut Herzl, ”kondisi alamnya sebagai salah satu negara terkaya di dunia, wilayahnya yang luas, populasi yang sedikit, dan cuaca yang sedang.” Terjemahan surat itu kurang lebih berbunyi, ”Pemerintahan Yang Mulia bersimpati bagi berdirinya sebuah national home di Palestina bagi bangsa Yahudi dan akan mengerahkan daya upaya untuk mendukung tercapainya tujuan ini, juga jelas dipahami bahwa tidak boleh ada tindakan yang dapat menimbulkan prasangka mengenai hak sipil dan religius bagi masyarakat non-Yahudi yang berada di Palestina ataupun hak dan status politik yang sudah dimiliki kaum Yahudi di negara lain.” Kemenangan kaum Zionis memang di atas angin. Hal ini, tulis Ovendale, karena Zionis didukung oleh mesin propaganda serta akses pada media yang mudah bagi mereka. Bandingkan dengan bangsa Arab yang tak memiliki jalur informasi untuk menyuarakan aspirasi mereka. Kelebihan lainnya adalah dengan menggunakan Holocaust untuk mendulang simpati. Hingga kini, terlepas dari pengakuan politik dari negara lain, kedudukan Palestina dan Israel tetap tak setara. Itu mengingat secara hukum, status Palestina hingga kini bukan sebuah negara. (zul) Baca juga :

Read More

Sebagian Besar Penduduk Gaza Berisiko Alami Kelaparan

Gaza — 1miliarsantri.net : Utusan Khusus pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk Gaza David Satterfield mengatakan “bila tidak semua” sebagian besar dari 2,2 juta populas Gaza terancam segera mengalami kelaparan. Hal ini ia sampaikan dalam forum yang diselenggarakan Komite Yahudi Amerika. “Terdapat risiko kelaparan bila tidak semua, sebagian besar 2,2 juta populasi Gaza. Ini bukan poin perdebatan. Ini merupakan fakta pasti, yang mana pakar Amerika Serikat, masyarakat internasional, (dan) para ahlinya, diyakini sebagai sesuatu yang nyata,” terang Satterfield seperti dikutip media Israel, Haaretz dan The Times of Israel, seperti dikutip Aljazirah, Jumat (12/4/2024). Utusan AS juga menekankan sejak karena Israel dianggap sudah menguasai Gaza maka negara itu memiliki kewajiban untuk membantu warga sipil di sana. “Dehumanisasi yang mengerikan terhadap warga Israel yang terjadi pada tanggal 7 Oktober dan dehumanisasi yang terus berlangsung terhadap para sandera Israel setiap hari mereka ditahan tidak dapat ditandingi oleh dehumanisasi terhadap warga sipil Palestina yang tidak berdosa,” lanjut Satterfield seperti dikutip dalam acara daring tersebut. Sebelumnya Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga mengakui penderitaan rakyat Palestina dalam pernyataan Idul Fitri yang dirilis Rabu (10/4/2024) kemarin. “Saat keluarga dan komunitas berkumpul, kami memahami bahwa mereka melakukannya di tengah kondisi banyak komunitas Muslim di seluruh dunia sedang mengalami penderitaan. Pikiran kami tertuju pada penderitaan warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat, warga sipil di Suriah, perempuan yang menderita di bawah pemerintahan Taliban di Afghanistan, warga Uighur di Republik Rakyat China, warga Rohingya di Burma dan Bangladesh, dan banyak lagi lainnya,” tambahnya. Dalam pernyataan tersebut Blinken mengatakan sudah terlalu banyak orang yang harus kehilangan kerabat yang dicintai selama setahun terakhir ini. Sementara masih banyak lagi yang mengkhawatirkan keselamatan dan keamanan keluarga mereka saat ini. “Saya berharap Idul Fitri tahun ini bisa menandai momen menuju masa depan yang lebih penuh harapan, kebebasan, dan damai,” ungkapnya. Ia menambahkan Amerika Serikat berkomitmen untuk membela hak asasi manusia di seluruh dunia, memberikan bantuan kemanusiaan bagi mereka yang sangat membutuhkan, dan berupaya mewujudkan perdamaian, martabat, dan keselamatan yang langgeng bagi semua komunitas. (zul/AZ) Baca juga :

Read More

Safari Ramadhan MUI Bersama 11 Syekh Palestina Himpun Donasi Rp5,2 Miliar

Jakarta — 1miliarsantri.net : Safari Ramadhan Majelis Ulama Indonesia (MUI) bersama dengan Baznas RI 1445 H berhasil menghimpun dana Rp 5,2 miliar. Donasi tersebut akan disalurkan untuk Palestina. Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Prof Sudarnoto Abdul Hakim mengatakan, safari Ramadhan ini melibatkan sebelas imam dari Palestina yang merupakan para mufti, akademisi, dan hafiz quran yang tinggal di lima negara yakni Palestina, Mesir, Arab Saudi, Turki dan Yordania. Sebelas Syekh Palestina tersebut bernama Sadeq Yasser Aqlaae, Fayez S. A. Elyaseh, Wesam Hasan Soliman Hassan Zaurob, Ahmad Bilal Hashem Abuzaid, Dr Sameeh KA Hajjaj, Ahmad Mohamad Said Mokalalaty, Ibrahim Mahmoud Mustafa Abu Mahmoud, Ahmad Hassan Muhammad Husain, Hamza Khaled Mahmoud Abdallah, Moutashem Nawaf Harafsheh, dan Belal NS Abujazar. Mereka telah berkeliling selama 20 hari di provinsi Banten, Kalimantan Selatan, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kepulauan Riau, Sulawesi Selatan dan Jawa Tengah. Selama safari Ramadhan, sebelas imam tersebut menyampaikan informasi tentang Palestina selama ceramah. Mereka juga mendorong jamaah Masjid membantu Palestina dengan berdonasi melalui rekening kemanusiaan BAZNAS. “Semua masuk ke rekening Baznas dan akan segera disalurkan kepada Palestina yang telah dizalimi oleh Israel,” terang Prof Sudarnoto. Prof Sudarnoto mengungkapkan, imam dari Palestina sudah ada yang meninggalkan Indonesia satu orang, malam ini satu orang, kemudian sisanya akan berangkat pada esok hari. Dalam kesempatan ini, Prof Sudarnoto menyampaikan ucapan terimakasih kepada Baznas RI yang telah mengakomodir para Imam Palestina dalam program Safari Ramadhan ini. Selain itu, Ketua Pelaksana Safari Ramadhan ini menyampaikan rasa terimakasih kepada MPR RI yang telah berkenan menyambut dan menerima dengan hangat para imam Palestina. Prof Sudarnoto juga menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi yang tidak pernah berhenti memperjuangkan Palestina di berbagai forum internasional. “MUI akan memberikan dukungan terkait langkah-langkah Kemenlu memperjuangkan Palestina, semoga Ibu Menteri Retno Marsudi diberikan kesehatan dan lindungan dari Allah SWT,” pungkasnya. (wink) Baca juga :

Read More

Para Petinggi Israel Ternyata Pendatang dari Luar Israel

Gaza — 1miliarsantri.net : Pejabat-pejabat tinggi yang berada di pemerintah Israel saat ini, ternyata bukanlah keturunan asli Yahudi Palestina, atau dengan kata lain bukanlah orang-orang Yahudi yang disebut dalam kitab Suci Taurat. Pejabat-pejabat Israel saat ini dan para pendahulunya, ternyata merupakan keturunan Yahudi azkhenazi atau Yahudi yang berasal dari negeri Eropa. Di Israel, kelompok Yahudi Ashkenazi dianggap sebagai Yahudi Frist Class, sedangkan Yahudi lainnya dianggap sebagai warga negara kelas dua. Berikut ini daftar siapa saja pejabat-pejabat Israel yang ternyata bukanlah keturunan asli Yahudi Palestina? Pertama, Isaac Herzog. Isaac Herzog merupakan Presiden Israel keturunan Ireland and Eastern Europe. Kakeknya, Isaac Halevi Herzog adalah kepala rabi pertama Irlandia. Ayahnya Chaim Herzog adalah kepala militer Israel pertama (1948–50) dan ibunya, Aura Ambache lahir dari keluarga Eropa Timur yang bermigrasi ke Jaffa. Kedua, Benjamin Netanyahu. Netanyahu merupakan Presiden Israel keturunan Polandia, ibunya, Tzila Segal adalah seorang Yahudi kelahiran Israel dan ayahnya Benzion Mileikowsky yang mengubah namanya menjadi Benzion Netanyahu adalah seorang Yahudi sekuler dari Polandia. Ketiga, Yoav Gallant Gallant adalah Menteri Pertahanan Israel yang lahir di Jaffa pada 1958. Ia putra seorang Yahudi Polandia yang selamat dari Holocaust Nazi. Ibunya, Fruma, berada di kapal SS Exodus, sebuah kapal yang mengangkut pengungsi Yahudi Eropa ke Palestina. Gallant diperkirakan akan menjadi Perdana Menteri masa depan menggantikan Netanyahu. Keempat, Bezazel Smotrich. Smotrich merupakan Menteri Keuangan Israel. Nama belakangnya diambil dari kota Smotrych di Ukraina, tempat nenek moyangnya tinggal. Kakeknya Yaakov berimigrasi ke Palestina sebelum perang dunia II. Jadi Smotrich merupakan Yahudi Israel keturunan Ukraina. Kelima, Itamar Ben Gvir. Ben Gvir merupakan Menteri Keamanan Sayap Kanan Israel. Itamar Ben Gvir merupakan keturunan imigran Yahudi asal Irak, sedangkan ibunya adalah seorang imigran Yahudi Kurdi. Keenam, Menteri Perekonomian dan Industri Israel, Eli Cohen. Ia lahir di Holon dari k eluarga Yahudi imigran dari Maroko. Ketujuh, pemimpin oposisi Israel, Yair Lapid merupakan seorang Yahudi asal Serbia, sedangkan kakeknya merupakan Yahudi Hongaria. Kedelapan, mantan menteri pertahanan dan kabinet perang, Benny Gantz, merupakan Yahudi keturunan Hungary (ibu) and Romania (ayah). Kesembilan, Duta besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan datang dari keluarga dari Yahudi Rumania dan Yahudi Hungaria Kesepuluh, Diplomat dan penasihat pemerintah Israel, Mark Revege merupakan Yahudi keturunan Australia dan German Kesebelas, Duta besar untuk Inggris, Tzipi Hotovely merupakan Yahudi keturunan Georgia. Bahkan hampir semua pendiri negara Israel ini adalah orang-orang Yahudi yang bermigrasi dari Eropa, khususnya Rusia, Eropa Timur, Eropa Tengah, dan sebagian Eropa Barat seperti Jerman. Mulai dari Chaim Weizmann (presiden pertama Israel) dan David Ben-Gurion (perdana menteri pertama Israel) yang secara resmi menyatakan pendirian negara Israel pada 1948 ternyata juga termasuk Yahudi Ashekenazi. Yahudi Ashkenazi yang jumlahnya paling besar di Israel adalah Yahudi first class. Sementara itu, penduduk Yahudi lainnya diperlakukan sebagai warga negara kelas dua. Di samping itu, orang-orang Arab, baik Muslim, Kristen, Druze, maupun yang lain-lain, yang enggan pergi dari rumahnya sejak kawasan itu dianeksasi Israel juga mendapat diskriminasi, bahkan lebih buruk. Aljazeera dalam artikel bertajuk “Israel’s Great Divide” pada 13 Juli 2016, misalnya, mengungkapkan perlakukan diskriminatif terhadap Yahudi Mizrahi dan Yahudi Sephar di sana. Diskriminasi itu juga ditulis Times of Israel dengan judul “Study Finds Huge Wage Gap Betwween Ashkenazim, Mizrahim” Yahudi Mizrahi adalah Yahudi dari kawasan Timur Tengah. Sementara itu, Yahudi Sephardi adalah Yahudi Spanyol, yang dahulu merupakan bekas penduduk Andalusia, yang sebagiannya kemudian pindah ke Afrika, terutama Maroko, atau Anatolia yang saat itu dikuasai Khilafah Ottoman, agar tidak dipersekusi dan diinkuisisi saat wilayah itu direbut dari tangan Muslim. Yang paling telak mengungkap penyamaran Yahudi Ashkenazi tersebut adalah pembuktian genetika. Tes DNA itu dilakukan Eran Elhaik, seorang ahli genetika dari Universitas Johns Hopkins School of Public Health, Amerika Serikat. Penelitiannya menyebutkan Yahudi Ashkenazi didominasi komponen Khazaria dengan angka fantastis, yaitu 30-38 persen. Sementara itu, komponen Timur Tengahnya, menurut wawancara khusus Haaretz dengan Elhaik, ternyata sangat kecil sehingga sulit untuk mengatakan mereka berasal dari Kanaan (Palestina). Hasil penelitiannya itu dipublikasikan di Jurnal Genome Biology and Evolution edisi 17 Januari 2013. Di jurnal terbitan Oxford University Press itu, hasil penelitian tersebut ditulis dengan judul The Missing Link of Jewish European Ancestry: Contrasting the Rhineland and the Khazarian Hypothese. (zul) Baca juga :

Read More

Tentara Israel Mengakui Lebih dari 14.350 anak syahid akibat serangan Israel ke Gaza

Gaza — 1miliarsantri.net : Tentara zionis Israel mengakui bahwa memang menembaki beberapa orang yang mereka anggap sebagai ancaman. Dalam insiden tersebut, sejumlah saksi mata menyaksikan kerumunan warga sipil berupaya mendapatkan bantuan dari iring-iringan truk yang telah melewati pos pemeriksaan militer Israel di Kota Gaza. Namun, sesaat kemudian, militer Israel melepaskan tembakan. Truk-truk pembawa bantuan sontak berusaha untuk bergerak maju dan, menurut seorang saksi Palestina mengatakan sebagian korban tewas tertabrak truk-truk tersebut. Sebanyak 760 lainnya luka-luka dalam insiden itu, kata juru bicara Kementerian Kesehatan Hamas di Gaza, Ashraf al-Qudra, dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Ahad (7/4/2024) sore. Rekaman udara yang dirilis oleh militer Israel menunjukkan ribuan orang berada di dalam dan di sekitar truk. Adapun video setelah kejadian yang diunggah ke media sosial menunjukkan beberapa korban tewas digotong ke dalam kereta keledai serta truk bantuan yang sudah kosong. Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas menyalahkan Israel atas insiden yang mereka sebut sebagai “pembantaian”. Pemerintah Prancis mengatakan “penembakan yang dilakukan tentara Israel ke warga sipil yang berupaya mengakses makanan” adalah tindakan yang “tidak dapat dibenarkan”. Di sisi lain, Presiden AS Joe Biden menyatakan kekhawatirannya bahwa insiden itu akan mempersulit upaya AS dan mediator lain untuk menengahi gencatan senjata sementara dalam perang antara Hamas dan Israel. Insiden itu terjadi beberapa jam sebelum Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas mengumumkan pemberitahuan bahwa lebih dari 30.000 orang, termasuk 21.000 anak-anak dan perempuan, tewas di Gaza sejak dimulainya konflik. Sekitar 7.000 orang lainnya dilaporkan hilang dan 70.450 orang dirawat karena cedera selama empat bulan terakhir, menurut kementerian itu. “Ini sangat mengejutkan karena jika Anda menambahkan jumlah orang yang terluka dan jumlah orang yang hilang, Anda akan mendapatkan lebih dari 100.000 orang, yang mewakili 5% populasi,” ungkap Philippe Lazzarini, kepala badan PBB yang menangani pengungsi Palestina (Unrwa). PBB juga memperingatkan akan terjadinya kelaparan di bagian utara wilayah Gaza, tempat sekitar 300.000 orang bertahan hidup dengan sedikit makanan dan air bersih. Militer Israel melancarkan serangan udara dan darat skala besar untuk menghancurkan Hamas – yang disebut sebagai organisasi teroris oleh Israel, Inggris dan lainnya. Kelompok tersebut membunuh sekitar 1.200 orang di Israel selatan pada tanggal 7 Oktober dan membawa kembali 253 orang lainnya ke Gaza sebagai sandera. Insiden penembakan terjadi sesaat setelah pukul 04:00 waktu setempat (02:00 GMT), tak jauh dari pos pemeriksaan militer Israel di Jalan Rashid, yang membentang di sepanjang pantai Mediterania. Sumber-sumber Palestina menyebutkan lokasi penembakan berada di Bundaran Nabulsi, di tepi barat daya Kota Gaza. Insiden bermula ketika iring-iringan kendaraan yang mencakup 18 hingga 30 truk bantuan sepanjang beberapa ratus meter, melewati pos pemeriksaan militer Israel menuju arah utara. Tak lama kemudian, ketika truk terakhir hanya berjarak sekitar 70 meter sebelah utara pos pemeriksaan, kerumunan warga Palestina yang sebagian besar berkemah di dekat lokasi menunggu kedatangan bantuan, berjalan menghampiri konvoi tersebut. Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Letnan Kolonel Peter Lerner mengatakan, beberapa warga sipil mendekati pos pemeriksaan dan mengabaikan tembakan peringatan yang dilepaskan tentara di sana. Letkol Lerner mengatakan pasukan khawatir bahwa beberapa warga sipil dapat menimbulkan ancaman sehingga sejumlah tentara mulai menembaki warga yang mendekat. Letkol Lerner menyebutnya sebagai “respons terbatas”. Sejumlah warga Palestina mengatakan tentara Israel tidak melepaskan tembakan peringatan dan malah langsung menembaki warga. Warga Palestina tersebut mengatakan para warga berada sekitar 70 meter dari pos itu. Saat kerumunan massa menghampiri truk, dan tembakan senapan mesin dilepaskan dari pos pemeriksaan, kepanikan pun terjadi. Truk-truk itu – beberapa di antaranya ditumpangi banyak orang – mencoba bergerak maju. Saksi-saksi Palestina mengatakan banyak korban ditabrak oleh truk. Juru bicara Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza, Ashraf al-Qudra, mengatakan bahwa puluhan korban dalam kondisi kritis dibawa ke Rumah Sakit al-Shifa di Kota Gaza. Namun, petugas medis di sana tidak mampu mengatasi kondisi tersebut akibat banyaknya korban dan tingkat keparahan kasus. Di rumah sakit, seorang pria bernama Tamer Shinbari tampak sedang menggendong jenazah temannya. Dia berkata kepada BBC bahwa dia pergi ke Bundaran Nabulsi dengan harapan mendapatkan sekantong tepung untuk keluarganya yang mengungsi di sekolah-sekolah di Jabalia. Dia mengatakan tentara Israel melepaskan tembakan “dan truk bantuan menabrak mayat-mayat tersebut”. Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan di Kota Beit Lahia, Hussam Abu Safieyah, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa mereka telah menerima 10 jenazah dan puluhan orang cedera dari bagian barat Kota Gaza. Sementara itu, penjabat direktur Rumah Sakit al-Awda di Jabalia mengatakan kepada kantor berita Associated Press bahwa mereka telah menerima 161 pasien luka-luka, sebagian besar di antaranya tampaknya tertembak. (zul/BBC) Baca juga :

Read More