Banyak Mahasiswa Belgia dan Belanda Turut Gelar Aksi Pro Palestina

Amsterdam — 1miliarsantri.net : Beberapa mahasiswa di Belgia dan Belanda menduduki sebagian universitas Ghent dan Amsterdam sebagai protes perang Israel di Gaza. Para mahasiswa Eropa bergabung dalam aksi serupa di seluruh dunia yang dimulai di kampus-kampus Amerika Serikat (AS). Pada Selasa (7/5/2024) juru bicara University of Ghent (UGnet) mengonfirmasi laporan media setempat. Ia mengatakan sekitar 100 mahasiswa menduduki sebagian universitas tersebut. Ia menambahkan para mahasiswa mengatakan unjuk rasa akan digelar sampai 8 Mei. UGent tidak menyetujui permintaan mahasiswa menggelar unjuk rasa. Namun sejumlah pegawai dan profesor menandatangani surat terbuka mendukung protes tersebut dan mengecam keputusan universitas untuk melanjutkan hubungan dengan Israel. Media Belanda melaporkan mahasiswa University of Amsterdam (UvA) meminta kampus mereka dan Vrije Universiteit Amsterdam (VU) untuk menghentikan kerja sama ekonomi dan akademik dengan Israel. Sebelumnya dilaporkan mahasiswa-mahasiswi universitas terkemuka di Inggris, Oxford dan Cambridge mendirikan tenda-tenda protes pro-Palestina. Penyelenggara mengatakan aksi ini bagian dari solidaritas dengan rakyat Palestina. Mereka tidak menentukan sampaikan kapan tenda-tenda protes ini akan berdiri. Dikutip Aljazirah sekitar 50 mahasiswa mendirikan tenda-tenda protes di Oxford. Para mahasiswa juga mendirikan tenda media, penyegaran dan penyambutan. Mahasiswa Oxford keturunan Yahudi-Amerika Kendall Gardner mengatakan salah satu tuntutan utama mahasiswa adalah universitas “divestasi dari semua entitas dan pemilik saham yang mendukung atau terlibat dalam penjajahan, apartheid dan genosida Israel di Gaza.” Mereka juga menuntut Universitas Oxford berkomitmen untuk membangun kembali sektor pendidikan tinggi Gaza yang dipimpin Palestina. (ryl) Baca juga :

Read More

Lebih dari Satu Juta Warga Terpaksa Meninggalkan Rumah

Rafah — 1miliarsantri.net : Didera hujan dan ketakutan akan bom yang terus dilancarkan tentara Israel, warga sipil Palestina keluar dari tenda-tenda atau rumah di Rafah. Mereka mencari tempat pengungsian ke tempat lain menjelang operasi militer Israel ke kota paling selatan Jalur Gaza itu. Sebagian warga memasukan anak-anak dan barang-barang mereka ke gerobak keledai, beberapa ke mobil, sisanya hanya berjalan kaki. Kasur ditumpuk di atas kap mobil dan memasukan kursi roda di bagasi. Banyak pengungsi yang sudah pindah lebih dari satu kali selama serangan Israel ke Gaza tujuh bulan terakhir. Sebagian besar kantong pemukiman itu menjadi reruntuhan bangunan yang hancur dibom. “Penjajah Israel memberitahu warga untuk pergi Rafah dan ini tempat yang aman. Hari ini mereka memberitahu kami untuk keluar dari Rafah, kemana orang-orang akan pergi,” kata salah satu pengungsi Abu Ahmed, Selasa (7/5/2024). Hal ini ia sampaikan saat berada di samping tenda-tenda pengungsi yang berlumpur karena diguyur hujan semalaman. Israel memerintahkan warga Palestina untuk melakukan evakuasi dari Rafah pada Senin dini hari. Tampaknya sebagai persiapan serangan untuk menyerang kota perbatasan Gaza-Mesir itu. Israel mengklaim terdapat ribuan pasukan Hamas di Rafah dan kemungkinan lusinan sandera yang ditawan selama serangan mendadak 7 Oktober 2023. Lebih dari satu juta yang orang terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat serangan-serangan Israel mengungsi ke Rafah. Militer Israel memberitahu mereka untuk pindah ke tempat yang disebut “perluasan zona humaniter” sejauh 20 kilometer. Meski warga masih berkemas dan pindah, suara ledakan serangan udara sudah terdengar di timur Rafah. Asap dan debu memberikan latar belakang menakutan selama evakuasi paksa. “Kami tidak tidur sejak pukul 2 pagi karena pengeboman itu, dan kami bangun di pagi hari untuk menemukan hujan mengguyur deras, kami tenggelam dalam hujan, pakaian dan barang-barang kami, kami keluar ke jalan. Kami juga bangun untuk berita yang lebih buruk, seruan untuk meninggalkan Rafah. Genosida terbesar akan terjadi, bencana terbesar akan terjadi di Rafah,” kata salah satu pengungsi Aminah Adwan. Sementara itu Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan sudah lebih dari 34 ribu orang tewas akibat serangan Israel ke kantong pemukiman rakyat Palestina itu sejak Oktober lalu. (zul) Baca juga :

Read More

Dibutuhkan Waktu Panjang dan Biaya Besar Untuk Membangun Kembali Gaza

Gaza — 1miliarsantri.net : Untuk membangun Gaza kembali pasca perang Israel dengan Hamas, selain membutuhkan waktu jangka panjang dalam kurun waktu sekitar 20 tahun, menurut PBB dibutuhkan juga biaya mencapai 50 Miliar dollar atau setara dengan 800 Triliun rupiah menurut kurs sekarang. “Harga pembangunan kembali meningkat secara eksponensial akibat pertempuran yang terjadi setiap hari, biaya tersebut untuk menyediakan tempat penampungan sementara dan layanan dasar lainnya setelah perang berakhir setidaknya berjumlah 2 Miliar dollar,” terang Abdullah Al Dardari, Direktur Negara – negara Arab di Program Pembangunan PBB kepada media, Senin (06/05/2024). Pernyataan Al Dadari tersebut menyusul dengan terbitnya laporan Program Pembangunan yang memperingatkan bahwa Gaza dapat berakhir dengan kehilangan generasi, mengingat perkiraan penggantian fasilitas layanan kemanusiaan yang telah banyak yang hancur seperti sekolah, rumah sakit, dan fasilitas penunjang lainnya. Bahkan, membutuhkan puluhan tahun untuk mengembalikan kondisi seperti sebelum perang dimulai. Jutaan warga sipil telah mengungsi akibat perang yang dimulai setelah kelompok militan Hamas saling menyerang dengan Israel pada 7 Oktober. Lebih dari 34.000 warga Palestina telah terbunuh dalam kampanye militter yang dilakukan oleh Israel untuk menghancurkan Hamas yang telah menghancurkan Jalur Gaza, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas. Telah banyak korban sipil yang berjatuhan akibat serangan yang diluncurkan oleh Israel di antaranya anak – anak, perempuan, serta lansia. Selain itu, infrastruktur yang hancur akibat roket – roket misil yang diluncurkan sehingga banyak warga sipil yang menempati tempat tersebut kehilangan tempat tinggalnya. Berbagai upaya untuk mencapai kedamaian antara Israel-Hamas dan negara – negara Timur Tengah ikut membantu untuk memediatori kedua belah pihak yang sedang berkonflik tersebut. Terdapat tawaran – tawaran negosiasi seperti melaksanakan gencatan senjata hingga membebaskan para sandera yang ditahan oleh masing – masing pihak. (zul) Baca juga :

Read More

Sekelompok Polisi Masuk Kedalam Kampus, Bubarkan Demonstrasi Mahasiswa Pro Gaza

Paris — 1miliarsantri.net : Sekelompok Polisi memasuki universitas Sciences Po Paris untuk mengusir puluhan mahasiswa yang melakukan aksi demonstrasi pro Gaza di aula depan, ketika protes yang dilakukan memicu perdebatan politik tentang konflik Israel-Palestina. “Sekitar 50 siswa masih berada di dalam rue Saint-Guillaume dan pengunjuk rasa lainnya telah dibawa keluar secara damai dalam kelompok yang terdiri dari 10 orang oleh petugas. Beberapa siswa diseret dan yang lainnya dicengkeram di kepala atau bahu,” ujar salah seorang mahasiswa yang mengikuti aksi tersebut yang dikutip Ahad (05/05/2024). Pekerja Administrasi universitas tersebut telah menutup gedung utama Sciences Po sebagai tanggapan atas aksi duduk tersebut dan sebagai gantinya menginisiasi kelas jarak jauh. Mereka mengatakan bahwa sekitar 70 hingga 80 orang menduduki serambi gedung pusat kota Paris. Perdana Menteri Perancis, Gabriel Attal mengatakan protes semacam itu akan ditangani dengan “ketegasan total”, dan menambahkan bahwa 23 lokasi universitas telah dievakuasi. Mahasiswa dari Komite Palestina di universitas tersebut sebelumnya mengatakan kepada wartawan bahwa mereka menghadapi tanggapan yang tidak adil dari kepolisian yang telah memblokir akses ke situs tersebut sebelum pindah ke sana. Mereka juga mengeluhkan kurangnya bantuan medis untuk tujuh pelajar yang melakukan mogok makan sebagai solidaritas dengan para korban Palestina. Sciences Po dikenal secara luas dianggap sebagai sekolah ilmu politik terbaik di Prancis salah satu alumninya adalah Presiden Emmanuel Macron, yang juga telah menyaksikan aksi siswa di berbagai lokasi di seluruh negeri sebagai protes terhadap perang di Gaza dan krisis kemanusiaan yang terjadi kemudian. Protes berjalan lambat menyebar ke universitas-universitas terkemuka lainnya, tidak seperti di Amerika Serikat yang di mana demonstrasi di sekitar 40 fasilitas universitas terkadang berubah menjadi bentrokan dengan polisi dan penangkapan massal. Namun demonstrasi sejauh ini berlangsung lebih damai di Perancis dan sekaligus rumah bagi populasi Yahudi terbesar di luar Israel dan Amerika Serikat dan merupakan komunitas Muslim terbesar di Eropa. (ris) Baca juga :

Read More

Kolombia Umumkan Putus Hubungan Diplomatik dengan Israel

Kolombia — 1miliarsantri.net : Presiden Kolombia Gustavo Petro telah mengumumkan negara nya telah memutus hubungan diplomatik dengan Israel sehubungan dengan perang yang terjadi di Jalur Gaza, dimana perang ini telah diperingatkan oleh sejumlah pihak dapat menyebabkan genosida. Keputusan tersebut disampaikan Petro saat dia menghadiri aksi memperingati Hari Buruh Internasional di Bogota pada Rabu (1/5/2024) lalu. Dalam aksi ini dia mengumumkan bahwa negara-negara, khususnya Kolombia tidak boleh pasif menghadapi krisi yang terjadi di Gaza. “Di sini, di hadapan Anda, pemerintahan perubahan, presiden republik, mengumumkan bahwa besok kami akan memutuskan hubungan diplomatik dengan negara Israel… karena negara itu memiliki pemerintahan, memiliki presiden yang melakukan genosida,” tegas Petro. Sebagai pemimpin sayap kiri (left-wing) yang berkuasa pada 2022, Petro dianggap sebagai bagian dari gelombang progresif yang dikenal sebagai “pink tide” di Amerika Latin. Dia telah menjadi salah satu kritikus paling vokal terhadap Israel sejak dimulainya perang Gaza. Di lain pihak, pada Oktober lalu, hanya beberapa hari setelah konflik dimulai, Israel mengatakan pihaknya “menghentikan ekspor senjata” ke Kolombia setelah Petro menuduh Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menggunakan bahasa yang mirip dengan apa yang “dikatakan Nazi terhadap orang Yahudi”. Gallant mengatakan negaranya sedang memerangi “manusia hewan (human animals)” di Gaza. Hal ini dikatakan ketika ia memerintahkan pengepungan total wilayah tersebut menyusul serangan mematikan di Israel selatan pada 7 Oktober. Sebulan kemudian, Petro menuduh Israel melakukan “genosida” di wilayah kantong Palestina yang sudah terkepung, sehingga memicu kemarahan lebih lanjut dari para pejabat Israel dan kelompok advokasi pro-Israel. Sementara itu, pada Februari, Kolombia menghentikan pembelian senjata Israel setelah pasukan Israel menembaki warga Palestina yang berusaha mendapatkan bantuan pangan di Gaza, sebuah peristiwa yang menurut Petro “mengingatkan kejadian Holocaust”. Ucapan Presiden Kolombia pada Rabu muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang kemungkinan serangan darat Israel ke kota Rafah, Palestina, yang menurut Sekjen PBB Antonio Guterres akan menandai adanya potensi eskalasi yang tak tertahankan. Sebagai informasi, lebih dari 34.500 warga Palestina telah terbunuh dalam serangan militer Israel di Jalur Gaza hingga saat ini, dan wilayah kantong tersebut terus menghadapi krisis kemanusiaan, dan para ahli memperingatkan akan terjadinya kelaparan. Sampai saati ini belum ada komentar langsung dari pemerintah Israel mengenai rencana Kolombia untuk memutuskan hubungan diplomatik. Sementara itu, pada April, pemerintah Kolombia meminta untuk ikut serta dalam kasus di Mahkamah Internasional (International Court of Justice/ICJ) yang menuduh Israel melakukan genosida. (sus) Baca juga :

Read More

Pertemuan Arab-Eropa Serukan Kemerdekaan Palestina di Gaza

Gaza — 1miliarsantri.net : Pertemuan Arab-Eropa membahas dan menyerukan pembentukan pemerintahan tunggal Palestina di Tepi Barat dan Gaza. Pertemuan koordinasi negara-negara Arab dan Eropa tersebut membahas situasi di Jalur Gaza. Pertemuan berakhir di Riyadh pada awal pekan ini. Pertemuan ini menyerukan pembentukan pemerintahan tunggal Palestina di Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Jalur Gaza. Dalam pernyataan bersama yang dikeluarkan pada akhir pertemuan, para menteri luar negeri dan perwakilan negara-negara Arab dan Eropa berjanji memberikan dukungan penuh terhadap upaya untuk segera mencapai gencatan senjata, pembebasan sandera, dan mengakhiri perang di Gaza. Pertemuan tersebut juga menyerukan diakhirinya semua tindakan dan pelanggaran sepihak ilegal di wilayah pendudukan Palestina, termasuk Yerusalem Timur. Pertemuan juga membahas bagaimana mengatasi krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung. Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan dan Menteri Luar Negeri Norwegia Espen Barth Eide memimpin pertemuan antara Komite Menteri, yang ditugaskan oleh KTT Luar Biasa Arab-Islam tentang Perkembangan di Jalur Gaza, dan para menteri luar negeri serta perwakilan Eropa, untuk membahas kebutuhan mendesak untuk mengakhiri perang di Gaza dan mengambil langkah-langkah untuk menerapkan solusi dua negara. Pertemuan tersebut menekankan perlunya mengintensifkan dukungan terhadap upaya pembangunan negara, mendukung pemerintahan baru Palestina, dan pentingnya memiliki pemerintahan tunggal Palestina di Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Gaza. Pertemuan tersebut menggarisbawahi pentingnya memindahkan konflik ke jalur politik sehingga memungkinkan adanya solusi politik terhadap konflik Israel-Palestina. Langkah-langkah konkrit menuju terwujudnya Negara Palestina dalam konteks solusi dua negara dikemukakan dalam pertemuan tersebut. Meningkatnya urgensi untuk mengambil langkah-langkah tersebut dan pentingnya posisi koordinasi ditekankan. Pertemuan tersebut juga membahas soal pengakuan Negara Palestina oleh negara-negara yang belum melakukannya, serta waktu dan konteks pengakuan tersebut. Para menteri menekankan pentingnya perlunya mengadopsi pendekatan holistik menuju jalur yang kredibel dan tidak dapat diubah dalam implementasi solusi dua negara. Hal ini harus sesuai dengan hukum internasional dan parameter yang disepakati, termasuk Resolusi Dewan Keamanan PBB dan Inisiatif Perdamaian Arab, serta inisiatif lainnya. Tujuannya adalah untuk mencapai perdamaian yang adil dan abadi yang memenuhi hak-hak rakyat Palestina dan keamanan Israel dan kawasan. Sebagai imbalannya, hal ini akan membuka jalan bagi hubungan normal antar negara di suatu kawasan, di mana stabilitas, keamanan, perdamaian dan kerja sama dapat ditegakkan. (zul) Baca juga :

Read More

Banyak Bermunculan Foto Tentara Israel Memakai Abaya

Gaza — 1miliarsantri.net : Banyaknya foto-foto baru muncul di media sosial menampilkan para tentara Israel menggunakan pakaian wanita Palestina. Foto tersebut dibagikan di X oleh akun tentara pro-Israel “Torat IDF” pada Senin (29/4/2024). Gambar tersebut menunjukkan ada tujuh orang tentara Israel yang memakai abaya. Mereka terlihat menyeringai saat berpose memegang senjata. Akun Torat IDF menyebutkan tentara tersebut menandai Maimouna, sebuah perayaan yang diadakan di akhir Paskah oleh komunitas Yahudi asal Afrika Utara. Bulan lalu, gambar serupa muncul saat tiga tentara Israel mengenakan pakaian wanita Palestina, termasuk pakaian dalam. Seorang warga Palestina dari Kota Gaza, Samiha Al-Ashqar, mengatakan bahwa dia merasa jijik saat melihat gambar-gambar itu sengaja dibagikan oleh tentara Israel. “Tindakan tersebut bukan sekedar bercanda atau mengejek warga Palestina, tapi bertujuan untuk menghina harkat dan martabat perempuan Palestina dan mengungkap rahasia rumah tangga dengan mengenakan pakaian seperti itu. Seolah-olah mereka ingin memberi tahu kami bahwa mereka menduduki tanah dan kehormatan kami selamanya dan kami tidak akan pernah kembali ke rumah kami lagi,” terang Samiha Al-Ashqar, dikutip dari Arab News pada Kamis (2/5/2024). Seorang pengungsi Palestina lainnya, Rawaa Hassouna, mengatakan gambar-gambar tersebut adalah bukti Israel menargetkan warga sipil Palestina. “Jelas perang ini tidak hanya melawan Hamas tetapi juga seluruh keberadaan Palestina. Mereka melakukan aksi balas dendam terhadap masyarakat Palestina, khususnya perempuan Palestina yang membesarkan generasi (baru),” katanya kepada The New Arab. Perang Israel di Jalur Gaza telah mengakibatkan seluruh wilayah permukiman rata dengan tanah dan sebagian besar rumah di wilayah kantong tersebut hancur. Lebih dari 34 ribu warga Palestina telah terbunuh dan sebagian besar penduduk daerah kantong tersebut mengungsi ke Rafah di selatan, yang kini menghadapi invasi. Banyak gambar yang muncul menunjukkan tentara Israel mengejek para korban dan pengungsi dalam kampanye mereka melawan Gaza dengan mengambil barang-barang pribadi seperti pakaian dalam wanita lalu berpose untuk difoto. Februari lalu, Majalah 972 melaporkan penjarahan properti warga Palestina oleh tentara Israel telah menjadi rutinitas. Pada waktu yang hampir bersamaan, jurnalis Younis Tirawi mengunggah gambar tentara Israel bersenjata yang menyeringai sambil berpose di atas sepeda anak-anak yang melarikan diri atau terbunuh akibat perang Israel. Perilaku ini secara luas dikutuk sebagai bejat. Perang Israel yang kejam dan tanpa pandang bulu di Gaza ditandai dengan retorika yang tidak manusiawi terhadap warga Palestina, dimana Menteri Pertahanan Yoav Gallant mengatakan Israel memerangi hewan. (zul) Baca juga :

Read More

Israel Racuni Air Minum Warga Palestina

Gaza — 1miliarsantri.net : Kementerian Kesehatan Palestina pada Sabtu (27/4/2024) mengatakan setiap orang yang tinggal di Jalur Gaza meminum air yang tidak aman karena Israel melarang penggunaan klorin atau alternatif apa pun untuk mengolah air minum. “Karena penutupan laboratorium kesehatan masyarakat dan ketidakmampuan untuk menguji air minum, maka semua warga Jalur Gaza meminum air yang tidak aman dan membahayakan nyawa mereka,” terang kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan, yang dikutip Rabu (1/5/2024). Kementerian tersebut mengaitkan hal ini dengan penolakan Israel untuk mengizinkan penggunaan klorin atau alternatif apa pun untuk mengolah air minum. Selain itu, Kemenkes memperingatkan penumpukan sampah di jalan-jalan dan kamp-kamp juga dapat menyebabkan penyebaran penyakit. Pihak Kemenkes pada Rabu (24/4/2024) mendeteksi adanya kasus meningitis dan hepatitis. Israel telah melancarkan serangan brutal di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh kelompok Palestina, Hamas, pada 7 Oktober 2023, yang menurut Tel Aviv menewaskan kurang dari 1.200 orang. Hampir 34.400 warga Palestina telah terbunuh dengan sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak. Tak hanya itu, lebih dari 77.400 orang terluka akibat kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok. Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Putusan sela pada Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza. (zul) Baca juga :

Read More

Dibutuhkan Waktu Cukup Lama Untuk Membersihkan Puing-puing Bangunan di Gaza

Gaza — 1miliarsantri.net : Pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat, (26/4/2024), mengatakan bahwa dibutuhkan 14 tahun untuk membersihkan reruntuhan dalam jumlah besar di Jalur Gaza yang ditinggalkan akibat perang Israel. Pehr Lodhammar, seorang pejabat pada Layanan Pekerjaan Ranjau PBB melalui keterangan di Jenewa mengatakan bahwa perang tersebut telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk. Menurut kantor media di Gaza mengatakan, serangan Israel telah menghancurkan sebanyak 70 ribu rumah, dan merusak 290 ribu lainnya, membuatnya tidak bisa dihuni. Bangunan lain yang juga terdampak mencakup gedung pemerintah, rumah sakit, sekolah, masjid, gereja, dan situs bersejarah. Israel telah menggempur Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan sekitar 1.200 orang. Selain menewaskan lebih dari 34 ribu warga Palestina sejak saat itu, serangan militer Israel telah mengubah sebagian besar wilayah kantong berpenduduk 2,3 juta orang itu menjadi reruntuhan, menyebabkan sebagian besar warga sipil kehilangan tempat tinggal, kelaparan, dan berisiko terkena penyakit. (zul) Baca juga :

Read More

Al Azhar Al Sharif Kutuk Keras Kejahatan Teroris Israel Terhadap Warga Sipil Gaza

Gaza — 1miliarsantri.net : Pusat Pembelajaran Islam Sunni tertua dan terkemuka di dunia, Al-Azhar Al-Sharif mengutuk keras kejahatan teroris yang dilakukan terhadap warga sipil di Jalur Gaza. Al-Azhar mengecam keras setelah terungkap adanya kuburan massal ratusan jenazah anak-anak, wanita, orang tua dan petugas medis di Kompleks Medis sekitar RS Nasser dan Al-Shifa. Selain itu, juga ditemukan puluhan mayat tersebar di tempat penampungan, pusat pengungsian, tenda-tenda, dan lingkungan permukiman di seluruh Jalur Gaza. Al-Azhar menegaskan kepada dunia kuburan massal ini adalah bukti nyata kekejaman Israel dan pemandangan mengerikan ini telah menjadi perilaku normal sehari-hari bagi Israel. Al-Azhar mendesak masyarakat dunia harus bersatu untuk melakukan protes untuk menghalangi rezim yang mendukung kejahatan ini. Al-Azhar menuntut adanya pengadilan internasional yang mendesak terhadap kekejaman yang dilakukan Israel. Mereka dipandang tidak lagi memahami apa arti kemanusiaan dan hak hidup sehingga melakukan genosida setiap hari. Al-Azhar mendorong komunitas internasional merasakan tanggung jawab bersama untuk menghentikannya. Kejahatan yang mengerikan ini, menurut Al-Azhar, harus direspons serius oleh dunia. “Menghentikan agresi besar-besaran terhadap rakyat Gaza dan penderitaan yang diakibatkannya serta bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan memastikan perlindungan warga sipil dan pengiriman bantuan kemanusiaan yang cukup dan berkelanjutan ke seluruh penjuru dari Jalur Gaza,” demikian pernyataan Al-Azhar dikutip dari Arab News, Senin (29/4/2024) Al-Azhar pun menyampaikan belasungkawa dan simpati kepada rakyat Palestina dan keluarga para syuhada. Al-Azhar mendoakan mereka mendapatkan rahmat dan ampunan dari Allah SWT. Mereka juga berharap agar keluarga yang ditinggalkan dapat tenteram hatinya serta bagi yang sakit cepat mendapatkan kesembuhan. (zul) Baca juga :

Read More