Amerika Serikat Tolak Resolusi Gencatan Senjata Gaza di DK PBB

Gaza — 1miliarsantri.net : Amerika Serikat pada hari Rabu lalu menggunakan hak vetonya untuk menolak resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB yang mendesak gencatan senjata dalam perang Israel di Gaza. AS menuding anggota dewan lainnya secara sinis menolak upaya mencapai kompromi. Dalam pertemuan tersebut, 15 anggota dewan melakukan pemungutan suara untuk resolusi yang diajukan oleh 10 anggota tidak tetap, yang menyerukan “gencatan senjata segera, tanpa syarat dan permanen” serta menuntut pembebasan sandera. Hanya AS yang memberikan suara menentang, menggunakan hak vetonya sebagai anggota tetap dewan untuk memblokir resolusi tersebut. Seorang pejabat senior AS, yang memberikan penjelasan kepada wartawan dengan syarat anonim sebelum pemungutan suara, mengatakan AS hanya akan mendukung resolusi yang secara eksplisit menyerukan pembebasan segera sandera sebagai bagian dari gencatan senjata. “Seperti yang telah kami nyatakan berkali-kali sebelumnya, kami tidak bisa mendukung gencatan senjata tanpa syarat yang tidak menyerukan pembebasan segera sandera,” ungkap pejabat tersebut. Kampanye militer Israel di Gaza selama 13 bulan telah menewaskan hampir 44.000 orang dan mengungsikan hampir seluruh penduduk wilayah tersebut setidaknya satu kali. Operasi ini diluncurkan sebagai respons terhadap serangan yang dipimpin pejuang Hamas yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang di Israel pada 7 Oktober 2023. Sebelum pemungutan suara, Inggris mengajukan bahasa baru yang akan didukung AS sebagai kompromi, namun ditolak, kata pejabat AS tersebut. Beberapa dari 10 anggota terpilih dewan (E10) lebih tertarik untuk memicu veto AS daripada berkompromi pada resolusi tersebut, kata pejabat itu, sambil menuduh Rusia dan China mendorong anggota-anggota tersebut. “China terus menuntut ‘bahasa yang lebih kuat’ dan Rusia tampaknya menarik tali dengan berbagai anggota E10. Ini benar-benar melemahkan narasi bahwa ini adalah refleksi organik dari E10 dan ada beberapa anggota E10 yang menyesali bahwa mereka yang bertanggung jawab atas penyusunan membiarkan proses dimanipulasi untuk apa yang kami anggap sebagai tujuan sinis,” pungkasnya. (zul/AP) Baca juga :

Read More

Brigade Al-Quds menembaki kendaraan pendudukan Israel di Beit Lahia

Gaza — 1miliarsantri.net : Sayap militer kelompok Hamas, Brigade Al-Qassam, mengumumkan bahwa mereka telah menargetkan tank Merkava Israel dengan peluru Yassin 105 di pusat kota Beit Lahia, di jalur Gaza bagian utara. Para pejuang dilaporkan berhasil menargetkan pasukan infanteri Israel, yang terdiri dari 12 tentara, dengan rudal anti-personel. Selain itu, pihak perlawanan mengatakan bahwa para pejuang mereka berhasil menembaki lima tentara Israel di daerah Al-Jawani, juga di Beit Lahia, dilaporkan dari Palestine Chronicle. Sementara itu, Brigade Al-Quds menyatakan, mereka telah menembaki kendaraan pendudukan Israel dan tentara IDF di pusat Beit Lahia dengan peluru mortir kaliber 60. Kelompok perjuangan mengumumkan bahwa mereka telah menghancurkan sebuah kendaraan militer Israel yang menembus daerah Atatra, sebelah barat Beit Lahiya, dengan meledakkan bom barel berdaya ledak tinggi yang telah ditanam sebelumnya. Brigade Al-Quds, menurut sebuah pernyataan, menembaki perkumpulan tentara pendudukan Israel yang ditempatkan di perbatasan Palestina-Mesir, sebelah selatan Rafah. Laporan tersebut dilansir dari pernyataan terbaru dari dua kelompok perlawanan utama di Gaza yang dikomunikasikan pihak perlawanan lewat saluran Telegram mereka. Operasi tersebut berlangsung pada Senin (18/11/2024). Otoritas Palestina (PA) menuding Pemerintahan Amerika Serikat (AS) bertanggung jawab atas berlanjutnya pertumpahan darah di jalur Gaza di tengah serangan mematikan Israel terhadap wilayah tersebut. Hampir 44 ribu orang tewas, sebagian besar perempuan dan anak-anak. Sementara itu, lebih dari 103.600 lainnya terluka akibat serbuan tanpa jeda Israel di Gaza sejak serangan Hamas pada Oktober lalu. “Kami sepenuhnya menyalahkan pemerintahan AS atas berlanjutnya agresi berdarah ini karena perlindungan politiknya terhadap pendudukan Israel,” ujar juru bicara PA, Nabil Abu Rudeineh, dalam sebuah pernyataan. Ia menambahkan bahwa dukungan AS memungkinkan Israel “menghindari pertanggungjawaban dan mengabaikan resolusi hukum internasional.” “Pasukan pendudukan Israel menerjemahkan dukungan terus-menerus AS menjadi pembantaian genosida, dengan pembunuhan massal yang merenggut nyawa puluhan anak-anak dan perempuan,” tambahnya. Setidaknya 96 warga Palestina tewas dan 60 lainnya terluka dalam serangkaian serangan udara Israel di Gaza bagian utara dan tengah pada Minggu (17/11/2024), menurut otoritas lokal di wilayah tersebut. Juru bicara Palestina itu mendesak Washington untuk memberikan tekanan pada Israel agar menghentikan serangannya terhadap rakyat Palestina di Gaza dan Tepi Barat. “Jika (pertumpahan darah) ini terus berlanjut, seluruh kawasan berisiko terjerumus dalam perang berkepanjangan, dan tidak ada yang akan bisa menikmati kedamaian atau stabilitas,” tutupnya sembari memperingatkan. (zul) Baca juga :

Read More

Dewan Keamanan PBB Desak Kirim Bantuan Darurat ke Gaza

Gaza — 1miliarsantri.net : Pada hari Senin lalu, anggota Dewan Keamanan PBB mendesak peningkatan bantuan segera untuk mencapai warga yang membutuhkan di Gaza yang dikepung Israel, sembari memperingatkan bahwa situasi di wilayah Palestina tersebut semakin memburuk. Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy menegaskan perlunya “peningkatan bantuan yang sangat besar” ke Gaza, di mana sebagian besar dari 2,3 juta penduduknya telah mengungsi. Menurut pejabat kesehatan di wilayah pesisir tersebut, lebih dari 43.922 warga Palestina telah tewas dalam serangan Israel terhadap Hamas yang telah berlangsung selama 13 bulan. “Situasinya sangat memprihatinkan, dan sejujurnya, sulit dipahami, dan malah semakin memburuk. Musim dingin telah tiba. Kelaparan sudah di depan mata, dan setelah 400 hari perang, sangat tidak bisa diterima bahwa pengiriman bantuan ke Gaza justru semakin sulit,” ungkapnya. Perang ini pecah setelah pejuang Hamas menyerang Israel pada Oktober tahun lalu, menewaskan 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang, menurut data Israel. Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa Washington sedang mengawasi dengan ketat tindakan Israel untuk memperbaiki situasi warga Palestina dan berkomunikasi dengan pemerintah Israel setiap hari. “Israel juga harus segera mengambil langkah tambahan untuk meringankan situasi kemanusiaan yang sangat buruk di Gaza,” katanya. Pemerintahan Presiden Joe Biden menyimpulkan bulan ini bahwa Israel saat ini tidak menghalangi bantuan ke Gaza dan karenanya tidak melanggar hukum AS, meskipun Washington mengakui situasi kemanusiaan tetap memprihatinkan di wilayah Palestina tersebut. Penilaian ini muncul setelah AS dalam surat tertanggal 13 Oktober memberikan daftar langkah-langkah yang harus diambil Israel dalam waktu 30 hari untuk mengatasi situasi yang memburuk di Gaza, dengan memperingatkan kemungkinan konsekuensi terhadap bantuan militer AS ke Israel jika gagal melakukannya. Thomas-Greenfield mengatakan Israel sedang bekerja untuk menerapkan 12 dari 15 langkah tersebut. “Kita perlu melihat semua langkah sepenuhnya diterapkan dan dipertahankan, dan kita perlu melihat perbaikan konkret dalam situasi kemanusiaan di lapangan, termasuk Israel mengizinkan truk komersial masuk ke Gaza bersamaan dengan bantuan kemanusiaan, mengatasi masalah ketidaktertiban yang terus-menerus, dan menerapkan jeda pertempuran di area-area besar Gaza untuk memungkinkan bantuan mencapai mereka yang membutuhkan,” lanjutnya. Danny Danon, Duta Besar Israel untuk PBB, mengatakan Israel telah memfasilitasi masuknya ratusan truk bantuan per minggu tetapi ada kegagalan dari lembaga bantuan untuk mengumpulkan bantuan tersebut dan Hamas telah menjarah truk-truk tersebut. Hamas membantah tuduhan tersebut. “PBB tidak hanya harus meningkatkan kewajiban distribusi bantuan, tetapi fokus juga harus beralih ke perampokan bantuan kemanusiaan yang terus dilakukan Hamas untuk mendukung mesin teror dan penderitaan,” urai Danon. Dua badan bantuan PBB melaporkan pada hari Senin bahwa hampir 100 truk yang membawa makanan untuk warga Palestina dirampok dengan kekerasan pada 16 November setelah memasuki Gaza, dalam salah satu kerugian bantuan terburuk selama perang. Tor Wennesland, koordinator PBB untuk proses perdamaian Timur Tengah, mengatakan lembaga-lembaga kemanusiaan menghadapi lingkungan operasional yang menantang dan berbahaya di Gaza serta pembatasan akses yang menghambat pekerjaan mereka. “Situasi kemanusiaan di Gaza, saat musim dingin dimulai, sangat buruk, terutama perkembangan di Gaza utara dengan pengungsian penduduk dalam skala besar dan hampir total serta kehancuran dan pembersihan lahan yang meluas, di tengah apa yang tampak seperti pengabaian yang mengkhawatirkan terhadap hukum humaniter internasional. Kondisi saat ini termasuk yang terburuk yang kita lihat selama perang dan tampaknya tidak akan membaik.” pungkas Wennesland. (zul) Baca juga :

Read More

Kepala Media Hizbullah Mohammed Afif Tewas Akibat Serangan Israel

Gaza — 1miliarsantri.net : Kepala media Hizbullah, Mohammed Afif, tewas dalam serangan Israel di pusat Beirut. Hal tersebut telah dikonfirmasi oleh kelompok militan Lebanon. Pada Minggu (17/11/2024) kemarin, sebuah serangan menghantam markas besar partai politik Baath di lingkungan padat penduduk Ras al-Naba, menurut Kantor Berita Nasional Lebanon. Kementerian Kesehatan negara mengatakan empat orang tewas, namun tidak menyebutkan nama korbannya. Mohammed Afif, salah satu dari sedikit wajah kelompok tersebut yang tersisa, terakhir terlihat pada hari Senin lalu, ketika ia memberikan konferensi pers di pinggiran selatan Beirut, tempat kelompok tersebut bermarkas. Hizbullah mengkonfirmasi Afif tewas pada Minggu malam. Sebagian besar markas besar partai Baath Suriah cabang Lebanon hancur dalam serangan tersebut, ketika tim penyelamat dan pertahanan sipil bergegas membantu sejumlah orang yang terjebak di bawah reruntuhan, Kantor Berita Nasional melaporkan, dilansir dari bbc.com, Selasa (19/11/2024). Kementerian Kesehatan mengatakan 14 orang terluka dan empat orang tewas dalam peristiwa tersebut. Partai Baath Lebanon adalah cabang dari Partai Baath Suriah, yang dipimpin oleh Presiden Bashar Al-Assad, dan sekutu lama Hizbullah. Kantor pusat partai ini terletak di persimpangan pusat sibuk yang menghubungkan Beirut bagian barat dan timur dengan pusat kota dan jalan bandara, yang melewati pinggiran selatan. Koresponden BBC di Timur Tengah, Lina Sinjab, mengatakan perkembangan ini menimbulkan kekhawatiran bahwa Israel memperluas serangannya ke luar pejabat militer Hizbullah. Hizbullah juga merupakan partai politik dengan perwakilan di parlemen dan menteri di pemerintahan. “Hal ini benar-benar menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat, bahwa tidak ada tanda-tanda untuk meredakan situasi ini atau menemukan solusi, namun justru meningkatkan eskalasi dan memperluas target Israel terhadap Hizbullah di Lebanon,” katanya kepada saluran berita BBC. Pada Minggu malam, serangan lain terjadi di pusat kota Beirut di Jalan Mar Elias yang menewaskan dua orang dan melukai 13 lainnya, kata kementerian kesehatan Lebanon. Sebelumnya Israel menyatakan, ingin memulangkan puluhan ribu warga yang mengungsi ke wilayah utara negara itu. Hal ini didampaikan sejak hampir satu tahun setelah Hizbullah meningkatkan serangan roket, untuk mendukung warga Palestina setelah serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023. Sejak saat itu terhitung lebih dari 3.400 orang di Lebanon tewas akibat serangan Israel, termasuk setidaknya 2.600 orang sejak Israel melancarkan kampanye udara intensif yang diikuti dengan invasi darat di selatan pada akhir September. Hingga kini tercatat 1,2 juta orang lainnya telah mengungsi. (zul) Baca juga :

Read More

Israel terus membantai warga sipil di jalur Gaza

Gaza — 1miliarsantri.net : Para pejuang Palestina terus bertahan di medan tempur. Kelompok Perlawanan di Gaza tidak menunjukkan tanda-tanda menyerah menghadapi pasukan penjajah Israel di jalur Gaza. Pertempuran terus terjadi di wilayah utara yang terkepung, terutama Beit Lahia dan Kamp Jabalia. Para pejuang juga mengintensifkan serangannya terhadap posisi tentara teroris Israel di poros Netzarim, barat daya Kota Gaza. Brigade al-Qassam, sayap militer Hamas, membunuh tiga tentara Israel dari jarak dekat di dekat Bundaran Abbas Kilani di utara Beit Lahia dan menembak mati tentara keempat, lapor Al-Mayadeen. Pejuang Al-Qassam menargetkan sebuah tank Merkava 4 Israel dengan peluru al-Yassin 105 di dekat Asosiasi Pembangunan Beit Lahia. Mereka juga menyerang tank lain dan buldoser militer D9 dengan senjata yang sama di dekat Asosiasi dan Bundaran Tal al-Dhahab. Di Kamp Jabalia barat, al-Qassam menghantam tank Merkava 4 ketiga dengan alat peledak Shawaz buatan lokal di Jalan Duwas. Media Militer al-Qassam merilis rekaman yang mendokumentasikan serangan langsung dan terkonfirmasi terhadap kendaraan-kendaraan Israel di utara dan barat Beit Lahia. Serangan juga dilakukan Brigade al-Quds, sayap militer Jihad Islam Palestina, yang menghancurkan sebuah tank Merkava dengan menggunakan alat peledak Thaqib yang kuat buatan lokal, di sebelah utara Beit Lahia. Mereka juga meluncurkan rudal salvo ke arah posisi artileri Israel di situs militer Fajjeh. Tentara Israel membawa peti mati tentara Israel, saat pemakamannya di pemakaman militer Gunung Herzl di Yerusalem, 25 Oktober 2024. Israel akan menambah 600 makam lagi bagi tentara. Di Jalan al-Shima, Brigade Syuhada al-Aqsa menargetkan sebuah tank Israel dengan rudal anti-peluru kendali dan meluncurkan roket ke arah pusat komando dan kontrol di Netzarim. Dalam sebuah operasi gabungan, Brigade al-Quds dan Brigade al-Mujahidin, sayap militer Gerakan al-Mujahidin, menembakkan rentetan roket terkoordinasi ke pusat komando dan kontrol lainnya di Netzarim. Sementara itu, jumlah korban tewas di Gaza terus meningkat ketika Israel melanjutkan serangannya terhadap warga sipil, membunuh dan melukai ratusan warga sipil setiap harinya. Pada hari ke-406 genosida Israel di Gaza, pasukan penjajah melakukan tiga pembantaian dalam 24 jam terakhir. Penjajah menewaskan 28 warga Palestina dan melukai 120 lainnya. Beberapa korban dibawa ke rumah sakit yang hampir tidak berfungsi, namun sebagian besar masih terjebak di bawah reruntuhan. Tim penyelamat menghadapi kesulitan yang semakin meningkat dalam menavigasi jalan mereka ke lokasi pembantaian tanpa menjadi sasaran atau terancam oleh pengeboman, sehingga operasi mereka hampir tidak mungkin dilakukan. Sebanyak 43.764 warga Palestina telah terbunuh dan 103.490 lainnya terluka sejak 7 Oktober 2023. (zul) Baca juga :

Read More

AS Tetap Kucurkan Dana Militer ke Israel

Washington — 1miliarsantri.net : Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengambil keputusan mengejutkan dengan tetap mempertahankan bantuan militer ke Israel. Kabar ini mencuat setelah pemerintahan Joe Biden menyimpulkan Israel tidak menghalangi bantuan kemanusiaan ke Gaza. Meski demikian, Washington mengakui situasi kemanusiaan di wilayah Palestina masih sangat memprihatinkan dan mendesak adanya langkah-langkah tambahan dalam waktu dekat. Sebelumnya, Blinken bersama Menteri Pertahanan Lloyd Austin telah mengirim surat peringatan pada 13 Oktober kepada pejabat Israel. Mereka memberikan tenggat waktu 30 hari untuk mengatasi situasi memburuk di Gaza, dengan ancaman akan ada dampak terhadap bantuan militer AS jika diabaikan. Namun saat tenggat waktu berakhir Selasa kemarin, juru bicara Departemen Luar Negeri, Vedant Patel, justru menghindari pertanyaan apakah Israel sudah memenuhi syarat-syarat tersebut. Ia hanya menyebut Israel telah mengambil beberapa langkah dan Washington akan terus memantau perkembangannya. “Memang ada kemajuan yang kami lihat. Tapi kami masih menuntut perubahan lebih banyak. Tanpa tekanan AS, mungkin tak akan ada perubahan sama sekali,” ungkap Patel. Ia menegaskan Washington tetap mengawasi kepatuhan Israel terhadap hukum AS. Lembaga bantuan internasional mengungkap fakta berbeda. Menurut mereka, Israel gagal memenuhi tuntutan AS untuk memperbaiki krisis kemanusiaan di Gaza sesuai batas waktu yang ditetapkan. Saat didesak wartawan, Patel menolak menjelaskan mengapa AS lebih memilih menilai dari janji-janji Israel dibanding kenyataan di lapangan. Padahal sebelumnya, pejabat AS berulang kali menyebut hasil nyata sebagai tolak ukur utama. Awal bulan ini, Departemen Luar Negeri mengakui kondisi lapangan per 4 November masih jauh dari harapan. Patel hanya menyebut beberapa langkah Israel seperti membuka kembali jalur Erez, pelonggaran aturan bea cukai, dan penambahan rute bantuan ke Gaza. Sementara itu, pasukan Israel terus memperluas operasi di Gaza utara selama lebih sebulan terakhir. Mereka mengepung rumah sakit dan pengungsian, memaksa warga mengungsi lagi dengan dalih mencegah pejuang Hamas berkumpul. Biden, yang akan segera mengakhiri masa jabatannya, tetap memberikan dukungan penuh pada Israel sejak serangan Hamas Oktober lalu. Serangan itu menewaskan 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 warga Israel. Tragisnya, korban di pihak Palestina jauh lebih besar. Lebih dari 43.500 warga Gaza tewas dalam setahun terakhir. Wilayah mereka kini berubah menjadi puing-puing kehancuran, sementara lebih dari 2 juta warga Gaza berjuang mencari tempat berlindung. (ris) Baca juga :

Read More

PBB Kutuk Kekejaman Israel di Gaza

Gaza — 1miliarsantri.net : Di tengah serangan brutal Israel yang terus berlanjut di Gaza, pejabat tinggi PBB mengecam “kekejaman harian” yang terjadi di wilayah Palestina tersebut. Mereka menyebut tindakan ini sebagai “kejahatan internasional paling serius.” Joyce Msuya, kepala sementara badan kemanusiaan PBB (OCHA), dalam pidatonya di Dewan Keamanan menggambarkan kondisi mengerikan warga sipil yang terusir dari rumah mereka. “Mereka dipaksa menyaksikan anggota keluarga dibunuh, dibakar, dan dikubur hidup-hidup di Gaza yang kini berubah menjadi hamparan puing,” ungkapnya dengan nada prihatin. “Bagaimana bisa ada pembedaan dan tindakan pencegahan, jika lebih dari 70 persen pemukiman warga hancur atau rusak?” tanya Msuya. “Kita sedang menyaksikan tindakan yang mengingatkan pada kejahatan internasional paling mengerikan.” Pernyataan Msuya muncul di tengah kampanye Israel di Gaza utara yang ia gambarkan sebagai “versi yang lebih intens, ekstrem, dan cepat dari kengerian setahun terakhir.” Rapat Dewan Keamanan yang dihadiri Msuya membahas laporan terbaru yang didukung PBB yang memperingatkan “kemungkinan besar terjadinya kelaparan.” Bantuan kemanusiaan secara rutin diblokir, dan organisasi amal anti-kemiskinan Oxfam akhir pekan lalu menuduh Israel “menggunakan kelaparan sebagai senjata perang.” Stephane Dujarric, juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan Oktober mencatat jumlah bantuan terendah yang masuk ke Gaza tahun ini. Hal ini terjadi bahkan setelah Israel mengumumkan pembukaan titik perlintasan perbatasan baru untuk truk bantuan pada Selasa. Perang di Gaza berlanjut sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 ke Israel yang menewaskan 1.206 orang, mayoritas warga sipil. Serangan balasan Israel telah menewaskan setidaknya 43.665 orang di Gaza, sebagian besar warga sipil, menurut data Kementerian Kesehatan Gaza yang dianggap dapat dipercaya oleh PBB. (dul) Baca juga :

Read More

Erdogan Bongkar Rencana Israel Habisi Palestina

Riyadh — 1miliarsantri.net : Presiden Recep Tayyip Erdogan mengungkap bahwa Israel berencana menghancurkan keberadaan Palestina dan akhirnya akan menguasai seluruh wilayah Palestina melalui serangan brutalnya, yang telah menewaskan sedikitnya 44.000 warga Palestina sejak tahun lalu. “Serangan Israel yang tak henti-hentinya di Jalur Gaza dan penindasan yang meningkat terhadap warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki membuktikan ke mana situasi ini mengarah,” kata Erdogan dalam KTT luar biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan Liga Arab di Riyadh, Arab Saudi. Türkiye adalah penentang utama kampanye brutal Israel yang dinilai sebagai genosida terhadap warga Palestina di Gaza dan tempat lainnya. Ankara memandang Barat sebagai pendukung utama kejahatan perang yang dilakukan oleh pemerintahan Netanyahu dengan dukungan tanpa syarat mereka terhadap apa yang sebelumnya disebut Erdogan sebagai “mesin pembunuh.” Erdogan, yang membela solusi dua negara dengan batas tahun 1967 untuk konflik Israel-Palestina, mengatakan larangan parlemen Israel terhadap badan bantuan PBB untuk Palestina, UNRWA, bertujuan untuk “menghilangkan solusi dua negara dan mencegah kembalinya pengungsi Palestina ke tanah air mereka.” “Kita melihat sia-sianya solusi dua negara dengan mencari persetujuan pemerintah Israel,” tambahnya. Presiden Türkiye mengecam keras “segelintir negara Barat yang memberikan segala bentuk dukungan kepada Israel, mulai dari politik hingga ekonomi, militer hingga dukungan moral, sementara kegagalan negara-negara Muslim untuk merespons secara memadai telah membuat situasi mencapai titik ini.” “Kita harus mempertahankan upaya terkoordinasi untuk memberikan tekanan terhadap mereka yang melakukan genosida di Palestina,” kata Erdogan, menekankan bahwa perbedaan pendapat antara negara-negara Muslim “tidak boleh menjadi hambatan.” “Negara-negara Muslim harus memimpin langkah-langkah yang bisa diambil untuk menghentikan Israel,” lanjutnya, mengulang seruannya untuk embargo senjata dan penghentian perdagangan dengan Israel. “Sangat penting bahwa Israel diisolasi di arena internasional sampai agresinya berakhir,” kata Erdogan. Ankara memutuskan hubungan perdagangan dengan Israel pada April dan bergabung dalam kasus dugaan genosida melawan Israel di Mahkamah Internasional (ICJ), yang diajukan oleh Afrika Selatan, atas kejahatan perangnya di Gaza. Erdogan mendesak negara-negara Muslim lainnya untuk mengikuti langkah serupa dan mengatakan Türkiye “siap menerapkan semua tindakan nyata yang akan menunjukkan betapa mahalnya harga yang harus dibayar pemerintahan Netanyahu atas pendudukan wilayah Palestina yang terus berlanjut.” Dia mengajak lebih banyak negara untuk mengakui negara Palestina dan mengatakan dia berharap “melihat Palestina sebagai anggota Dewan Keamanan PBB suatu hari nanti.” Serangan Israel telah menewaskan 43.550 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan melukai 102.700 orang lainnya, mengungsikan hampir seluruh penduduk wilayah tersebut di tengah blokade yang berkelanjutan yang menyebabkan kekurangan parah makanan, air bersih dan obat-obatan. Lebih dari 780 warga Palestina tewas dan lebih dari 6.300 terluka akibat tembakan tentara Israel di wilayah Palestina yang diduduki dalam periode yang sama. Upaya mediasi yang dipimpin AS, Mesir dan Qatar untuk mencapai gencatan senjata Gaza dan kesepakatan pertukaran tahanan antara Israel dan Hamas telah gagal karena penolakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menghentikan perangnya. KTT OKI-Liga Arab sedang meninjau pelaksanaan resolusi yang diadopsi tahun lalu dan diharapkan menghasilkan langkah-langkah baru yang menyerukan penghentian serangan Israel ke Gaza, Tepi Barat yang diduduki Israel dan Lebanon. Salah satu hasil kunci tahun lalu adalah pembentukan Kelompok Kontak Gaza, yang terdiri dari Türkiye, Arab Saudi, Mesir, Yordania, Qatar, Palestina, Indonesia dan Nigeria, untuk menangani krisis di wilayah Palestina tersebut. Kelompok ini sejak itu telah melakukan kunjungan internasional dan terlibat dengan organisasi global, mengadvokasi solusi dua negara dan meningkatkan kesadaran tentang isu-isu Palestina. (dul) Baca juga :

Read More

Tank Israel Gempur Kamp Pengungsi Gaza, 30 Warga Sipil Tewas

Gaza — 1miliarsantri.net : Sedikitnya 30 warga Palestina tewas di Gaza akibat serangan militer Israel saat tank-tank mereka memasuki sisi barat kamp pengungsi Nuseirat dalam sebuah operasi baru. Petugas kesehatan di Rumah Sakit al-Awda di Nuseirat, Gaza tengah, melaporkan 20 orang tewas dalam serangkaian serangan udara dan darat semalam hingga Senin, termasuk serangan yang menghantam perkemahan tenda pengungsi. Di kota Beit Lahiya di utara, yang telah dikepung pasukan Israel sejak awal Oktober, tim medis menyatakan empat orang tewas dalam serangan udara Israel. Korban lain juga berjatuhan akibat serangan udara di Kota Gaza. Tim medis juga melaporkan tiga petugas kesehatan terluka di Rumah Sakit Kamal Adwan dekat Beit Lahiya akibat tembakan drone Israel. Melaporkan dari Deir el-Balah menyampaikan bahwa rumah sakit tersebut telah meminta bantuan lembaga internasional untuk memberikan perlindungan mengingat intensitas serangan Israel. “Sejak dini hari, terjadi peningkatan serangan besar-besaran di Gaza utara, khususnya di sekitar Rumah Sakit Kamal Adwan dan pasar pusat di Kota Gaza. Area-area ini telah menerima perintah evakuasi baru yang dikeluarkan oleh militer Israel,” tambahnya,” ungkapnya. Sejak perang dimulai tahun lalu, setidaknya 43.603 warga Palestina tewas di Gaza akibat serangan Israel, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Serangan Israel ke wilayah tersebut dimulai setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan 1.200 orang di Israel selatan. Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar menolak seruan pembentukan negara Palestina pada Senin, dengan klaim bahwa hal tersebut “tidak realistis” dan akan menjadi “negara Hamas”. Pernyataan Saar muncul setelah Presiden Palestina Mahmoud Abbas menegaskan bahwa “keamanan dan stabilitas” di kawasan hanya bisa dicapai dengan “kedaulatan dan kemerdekaan di tanah negara Palestina”. Negara-negara Arab dan Muslim mengutuk “kejahatan mengerikan dan mengejutkan” yang dilakukan Israel selama perangnya di Gaza dalam KTT gabungan Liga Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Arab Saudi. Dalam pernyataan bersama, para pemimpin mengutuk “dengan keras” tindakan tentara Israel di wilayah tersebut. Pernyataan tersebut mengecam “kejahatan genosida… terutama di Gaza utara selama beberapa minggu terakhir”, termasuk penyiksaan, eksekusi, penghilangan paksa dan “pembersihan etnis”. Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman juga menyatakan selama KTT bahwa kerajaannya “secara tegas” menolak “genosida terhadap saudara-saudara Palestina”. Dia mendesak komunitas internasional untuk menghentikan Israel dari menyerang Iran demi menghormati kedaulatan Iran. (dul) Baca juga :

Read More

Qatar Hentikan Mediasi Hamas-Israel, Konflik Gaza Memanas

Gaza — 1miliarsantri.net : Qatar telah menghentikan upaya mediasi antara Hamas dan Israel sampai kedua belah pihak menunjukkan “kemauan dan keseriusan” untuk mengakhiri perang di Gaza. Melalui pernyataan di platform X pada minggu lalu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed al-Ansari menyampaikan bahwa Qatar telah memberitahu pihak-pihak terkait tentang keputusan ini sejak 10 hari yang lalu. Pada Sabtu, sebuah sumber diplomatik melaporkan bahwa kantor politik Hamas di Qatar “tidak lagi berfungsi sesuai tujuannya”. Namun, al-Ansari membantah laporan tersebut tidak akurat, dan menegaskan bahwa “tujuan utama kantor di Qatar adalah sebagai saluran komunikasi antara pihak-pihak yang berkepentingan”. Seorang pejabat senior Hamas mengatakan mereka mengetahui keputusan Qatar untuk menghentikan upaya mediasi, “tetapi tidak ada yang menyuruh kami untuk pergi”. Di Washington DC, seorang pejabat AS mengungkapkan bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden telah memberitahu Qatar dua minggu lalu bahwa operasi kantor Hamas di Doha tidak lagi berguna dan delegasi Hamas harus diusir. “Setelah menolak berulang kali proposal pembebasan sandera, para pemimpin [Hamas] seharusnya tidak lagi diterima di ibukota negara mitra Amerika. Kami telah menyampaikan hal ini kepada Qatar setelah Hamas menolak proposal pembebasan sandera beberapa minggu lalu,” kata pejabat senior administrasi AS tersebut. Para pejabat berbicara dengan syarat anonim karena sensitivitas masalah ini. Kantor Perdana Menteri Israel tidak memberikan komentar. Pengumuman Qatar ini muncul setelah meningkatnya frustrasi atas kurangnya kemajuan dalam kesepakatan gencatan senjata. Masih belum ada tanda-tanda berakhirnya perang Israel-Hamas di Gaza dan perang Israel-Hizbullah di Lebanon, di mana militer Israel mengatakan mereka menyerang pusat komando dan infrastruktur lainnya semalam di pinggiran selatan Beirut. Di Gaza, tiga serangan terpisah Israel menewaskan setidaknya 16 orang, termasuk perempuan dan anak-anak pada hari Sabtu, menurut pejabat medis Palestina. Sementara Israel mengumumkan pengiriman bantuan kemanusiaan pertama dalam beberapa minggu ke wilayah utara Gaza yang kelaparan dan hancur. (zul) Baca juga :

Read More