Upaya Pemerintah Memberikan Layanan Haji Ramah Kepada 45.000 Jamaah Lansia

Jakarta — 1miliarsantri.net : Data Kementerian Agama mencatat pada 2024 ini, jamaah haji reguler yang masuk kategori lansia dengan usia 65 tahun ke atas berjumlah sekitar 45.000 orang. Jumlah ini lebih sedikit dibanding musim haji tahun 2023 lalu yakni sebesar 30 persen dari kuota yakni 61.000 orang.
Walaupun jumlah jamaah haji lansia menurun, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Kementerian Agama Hilman Latief meminta jajarannya agar kualitas haji ramah lansia tahun ini dapat ditingkatkan, terutama pada aspek program dan mitigasi risikonya.
“Haji Ramah Lansia pada aspek layanan sudah cukup baik. Ini berkaca dari penyelenggaraan haji 2023. Tapi mohon diperkuat programnya,” terang Hilman Latief saat membuka Rapat Koordinasi Penyusunan Program Haji Ramah Lansia dan Mitigasi Risiko Penyelenggaraan Ibadah Haji 1445 H.
Mengaca pada kebijakan 2023 lalu, ada 9 ikhtiar yang dilakukan Kemenag untuk mewujudkan Haji Ramah Lansia.
Ikhtiar itu meliputi:
- Pelibatan ahli geriatri dalam menyusun pedoman Menyusun buku pedoman Manasik Haji Ramah Lansia Menyiapkan sarana
transportasi (bus shawalat) ramah lansia - Menyediakan ruang tunggu khusus dan menyusun skema penempatan jamaah lansia di hotel Mengurangi kegiatan seremonial di
embarkasi - Menggelar bimbingan teknis bagi Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) dengan penekanan pada semangat Haji Ramah
Lansia - Mengedukasi jamaah lansia agar tidak memaksakan diri dan memberikan pemahaman tentang berbagai alternatif kemudahan
dalam ibadah haji - Melibatkan jamaah haji lainnya untuk meningkatkan kepedulian terhadap jamaah lansia Menjalin sinergi lintas pihak dalam
penyediaan kursi roda.
“Kita perlu mematangkan program Haji Ramah Lansia mulai dari sebelum jamaah berangkat, saat mereka di Arab Saudi, serta saat kepulangan atau setelah berhaji,” ungkapnya.
Haji Ramah Lansia menjadi perhatian dari Pemerintah seiring dengan proyeksi masa depan jamaah haji yang lansianya akan terus bertambah.
Selain penguatan program, Hilman juga menyinggung mitigasi risiko dan skenario kedaruratan penyelenggaraan haji 1445 H/2024 M. Menurutnya, skenario kedaruratan perlu disiapkan sejak awal, termasuk upaya mengefektifkan komunikasi dalam memitigasi semua potensi persoalan.
“Kita perlu membangun akses dan relasi yang baik dangan tim Saudi, termasuk keamanan. Jika memungkinkan menghadirkan tim Kementerian Haji dalam peletihan petugas haji agar mereka bisa menjelaskan situasi dan kebijakan di Saudi. Kita upayakan menggelar training bersama di Saudi dengan tim Saudi yang akan menangani Indonesia. Sehingga terbentuk kesamaan persepsi dalam melayani jamaah haji,” pungkasnya. (wink)
Baca juga :
- Hidup Ala Rasulullah : Sederhana, Produktif, dan Penuh Makna
- Kecerdasan Buatan (AI) Masuk Kurikulum ; Cetak Gen Z yang Memiliki Talenta Digital?
- Mengukir Langkah Bersama: Haflah Akhirussanah ke-VI Pondok Tahfidz Modern Al-Imam
- Badge Pahala : Bisakah Ibadah Di-Gamifikasi Tanpa Kehilangan Ikhlas
- Gunung Berbalut Hijab – For some, lifestyle is the source of life
Discover more from 1miliarsantri.net
Subscribe to get the latest posts sent to your email.