Puluhan Ribu Syahid di Gaza Melalui Pertimbangan Mesin AI

Gaza — 1miliarsantri.net : Pasukan Israel menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk menargetkan kelompok Hamas. Sejak gencatan senjata berakhir pada 1 Desember lalu, angkatan udara Israel sudah membombardir 3.500 titik di seluruh Gaza. Secara total, sudah lebih dari 18.600 warga Palestina di Gaza yang tewas akibat serangan tanpa henti yang digencarkan militer Israel.

Teknologi AI digunakan pasukan Israel untuk menyasar target secara real-time. Dinamai ‘The Gospel’, AI tersebut mampu mengidentifikasi lawan Israel beserta peralatan yang dimiliki.

Banyak yang mengkritik pemanfaatan AI pada serangan Israel. Pasalnya, sistem itu telah membantu pembunuhan belasan ribu warga sipil Palestina.

“Tampaknya serangan Israel ingin memaksimalkan kehancuran di Gaza. Jika sistem AI diklaim bekerja secara efektif oleh pasukan Israel, lalu bagaimana menjelaskan banyaknya korban sipil?” ,” ungkap antropolog dan profesor emeritus dari Lancaster University, Lucy Suchman, dikutip dari GPB, Sabtu (6/4/2024).

Engineering Director AI Assurance di Trail of Bits, Heidy Khlaaf, menyoroti kecanggihan sistem AI untuk membantu manusia. Jika pasukan Israel banyak salah sasaran dan membunuh warga sipil, lantas bagaimana AI bisa efektif untuk hal lain?

“Algoritma AI saat ini masih banyak kekurangan dengan tingkat eror yang tinggi. Pemanfaatannya berbahaya untuk sesuatu yang membutuhkan presisi, akurasi, dan keamanan yang mumpuni,” lanjutnya.

Menurut para pakar, pemanfaatan AI oleh pasukan Israel menjadi fase pertama penerapan teknologi itu untuk kebutuhan perang. Mantan Kepala Agen Intelijen Pertahanan AS, Robert Ashley, AI berpotensi memberikan perintah yang jauh lebih cepat ketimbang manusia.

“Anda bisa membuat keputusan jauh lebih cepat ketimbang musuh. Inilah kegunaan AI,” sambungnya.

Menurut dosen di Hebrew University, Tal Mimran, The Gospel merupakan salah satu dari beberapa program AI yang dikembangkan Israel. Mimran sebelumnya bekerja untuk pemerintah Israel dalam mengembangkan siste penargetan untuk operasi militer.

Ia mengatakan, sistem AI Israel lainnya mampu mengumpulkan data intelijen penting dan mengklasifikasikannya secara otomatis. The Gospel sendiri, kata dia, tak cuma menargetkan manusia.

Sistem itu mampu menargetkan peralatan perang lawan. Misalnya alat peluncuran roket, hingga fasilitas yang ditempati pasukan Hamas.

Kecanggihan Gospel tak main-main. Jika intel tradisional bisa memproduksi target sekitar 30-100 dalam 300 hari, maka Gospel bisa menyodorkan 200 target dalam 10-12 hari. Artinya, Gospel bekerja 50 kali lebih cepat.

“Intinya, Gospel meniru cara kerja kelompok intelijen di masa lalu dengan lebih cepat,” bebernya. (zul)

Baca juga :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *