Korea Utara Luncurkan Rudal Balistik Jelang KTT APEC, Dunia Waspadai Ketegangan Baru di Asia Timur

Dengarkan Artikel Ini

Indramayu – 1miliarsantri.net: Korea Utara meluncurkan rudal balistik ke arah timur pada Rabu pagi, dalam uji coba pertama mereka dalam lima bulan terakhir. Informasi ini dilansir oleh Associated Press (AP News), mengutip pernyataan resmi dari Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) yang mengonfirmasi adanya peluncuran tersebut.

Uji coba ini dilakukan hanya beberapa hari sebelum Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Pasifik (APEC) diselenggarakan di Korea Selatan, sebuah forum tahunan yang berfokus pada kerja sama ekonomi dan perdagangan antarnegara di kawasan Asia dan Pasifik. Meskipun pertemuan ini tidak memiliki agenda militer, peluncuran rudal tersebut dipandang sebagai langkah provokatif yang berpotensi memperkeruh stabilitas kawasan.

Rudal Balistik ke Arah Timur, Peringatan Politik Menjelang KTT APEC

Dalam laporan AP News, militer Korea Selatan menyatakan bahwa rudal tersebut diluncurkan ke arah timur dan mendarat di perairan antara Semenanjung Korea dan Jepang, tanpa menimbulkan kerusakan pada negara tetangga. Namun, peluncuran ini tetap memicu reaksi diplomatik internasional, mengingat waktu peluncurannya yang bertepatan dengan persiapan KTT besar yang akan dihadiri oleh para pemimpin dunia.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump dijadwalkan untuk menghadiri serangkaian pertemuan bilateral menjelang KTT tersebut, termasuk dengan Presiden China Xi Jinping dan Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung. Namun, menurut laporan dari pejabat Korea Selatan yang dikutip oleh AP News, Trump kemungkinan besar tidak akan hadir dalam sesi utama APEC yang dijadwalkan pada 30 Oktober hingga 1 November 2025.

Para analis menilai bahwa peluncuran rudal ini bukan kebetulan, melainkan bagian dari strategi politik Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un, untuk mengirim pesan keras kepada komunitas internasional bahwa negaranya tetap menuntut pengakuan sebagai negara bersenjata nuklir.

Baca juga: Dari Malang ke Wageningen University: Tim UB Tampil di Ajang Internasional Inovasi Pangan

Ambisi Nuklir Kim Jong Un dan Tekanan terhadap Amerika Serikat

Sejak perundingan denuklirisasi dengan Amerika Serikat gagal pada tahun 2019, Kim Jong Un diketahui mempercepat program pengembangan senjata nuklir dan rudal balistik. Dalam beberapa bulan terakhir, Korea Utara menampilkan kekuatan militernya melalui parade besar di Pyongyang, yang juga dihadiri oleh pemimpin China dan Rusia.

Dalam parade tersebut, Kim memamerkan rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-20, yang diklaim sebagai sistem senjata strategis paling kuat yang pernah dimiliki Korea Utara. Menurut pengamat yang dilansir oleh AP News, rudal jenis ini dirancang untuk membawa beberapa hulu ledak nuklir sekaligus, sehingga mampu menembus sistem pertahanan rudal Amerika Serikat.

Analis pertahanan memperkirakan bahwa uji coba rudal balistik kali ini bisa menjadi sinyal awal sebelum peluncuran Hwasong-20 dalam waktu dekat. Langkah ini dinilai sebagai bagian dari upaya Pyongyang untuk memperkuat posisi tawar mereka dalam potensi perundingan baru dengan Washington.

Konteks Diplomasi

Meskipun hubungan antara Washington dan Pyongyang sempat mencair pada masa pertemuan bersejarah antara Kim Jong Un dan Donald Trump, proses diplomasi tersebut berhenti total sejak 2019. Kim menuntut pencabutan sanksi ekonomi yang diberlakukan oleh Amerika Serikat dan PBB, sementara Washington bersikeras agar Korea Utara terlebih dahulu melakukan langkah nyata menuju denuklirisasi.

Menurut laporan AP News, Kim sempat menyatakan kesiapan untuk kembali ke meja perundingan, tetapi dengan syarat bahwa Amerika Serikat harus menghentikan tekanan ekonomi dan tuntutan denuklirisasi sepihak. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa Korea Utara ingin diakui sebagai kekuatan nuklir permanen, seperti halnya India atau Pakistan.

Namun, peluncuran rudal baru ini justru menunjukkan bahwa Kim lebih memilih jalur provokasi militer untuk memperkuat posisi negosiasinya di masa depan. Langkah ini juga menjadi ujian diplomatik bagi negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Tiongkok, dan Rusia yang memiliki kepentingan berbeda terhadap stabilitas Semenanjung Korea.

Baca juga: Peringatan Hari Dokter Nasional 2025: Melihat Perjuangan Para Dokter di Desa Terpencil

Kondisi Regional dan Dampak bagi Asia Timur

Peluncuran rudal kali ini juga menimbulkan kekhawatiran di Jepang, yang selama ini menjadi sekutu utama Amerika Serikat di kawasan. Tokyo meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan jatuhnya puing rudal di wilayahnya, meskipun laporan awal menyebutkan tidak ada kerusakan yang terjadi.

Selain itu, peluncuran ini berpotensi mengganggu suasana diplomatik di KTT APEC yang diharapkan menjadi ajang penguatan kerja sama ekonomi dan perdagangan internasional. Negara-negara peserta kini dihadapkan pada dilema baru, bagaimana menyeimbangkan kepentingan ekonomi kawasan dengan ancaman keamanan dari Korea Utara yang semakin tak terduga.

Penulis: Durotul Hikmah

Editor: Glancy Verona

Gambar: Korea Utara luncurkan rudal balistik


Eksplorasi konten lain dari 1miliarsantri.net

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Berikan Komentar Anda

Eksplorasi konten lain dari 1miliarsantri.net

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca