Pesan Buya Hamka, Berziarahlah ke Baitul Maqdis

Jakarta — 1miliarsantri.net : Banyak sudah yang pergi naik haji ke Makkah setiap tahun, dan berziarah ke Madinah setiap waktu, tapi tidak banyak yang ziarah ke Baitul Maqdis di Palestina. Saat ini, kondisi sekitar Baitul Maqdis, Gaza dan terakhir Rafah dalam kungkungan serdadu Yahudi Israel laknatullah’alaihi.
Padahal, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu (RA), Nabi Muhammad Sholallahu’alaihi wassalam (SAW) bersabda, “Janganlah bersengaja melakukan perjalanan dengan sengaja (dalam rangka ibadah dan tujuan safarnya adalah tempatnya) kecuali ke tiga masjid: masjidku ini (Masjid Nabawi), Masjidil Haram, dan Masjidil Aqsha,” (HR. Bukhari, no. 1189 dan Muslim, no. 1397).
“Apabila Anda berumur panjang dan diberi Allah Ta’ala rezeki, pergilah naik haji ke Makkah, ziarahlah ke Madinah, dan lanjutkanlah ziarah ke Baitul Maqdis (Palestina),” pesan Buya Hamka yang dikutip dari bukunya Dari Hati ke Hati, Gema Insani Pers, 2016.
Di zaman sekarang, Anda lihat dari sebuah jendela Masjidil Aqsha, tidak jauh hanya sekitar tiga perempat kilometer saja, terentang kawat duri. Itulah daerah yang telah dikuasai oleh Kaum Yahudi dengan mendirikan negara Israel. Dapat pengakuan dari negara-negara Barat dan Timur, Amerika, dan Rusia.
Sebagai orang Islam, kita mempunyai keyakinan iman bahwa negeri itu akan kembali ke tangan kaum Muslimin, lambat ataupun cepat. Ketika akan pulang kembali ke Tanah Air singgah sejenak di Damaskus, shalat tahiyatul masjid di Masjid Bani Umayyah yang terkenal itu.
“Lalu sehabis shalat, berziaralah ke kuburan Shalahuddin al-Ayyubi! Semoga Anda akan mendapat ilham kekuatan dari perziarahan itu untuk berjuang di Tanah Air,” kata Buya Hamka.
Ia mengingatkan, hendaklah camkan dalam hati ketika ziarah ke Baitul Maqdis bahwa saat pasukan Turki telah dapat diusir dari Palestina pada tahun 1916 dan masuk tentara Inggris di bawah pimpinan Marsekal Lord Elenby, tak dapat rupanya Panglima Besar Inggris itu menahan hatinya sehingga terlombat dari mulutnya, “Baru pada hari inilah berhenti Perang Salib,” Meskipun Perang Salib belum berhenti dalam bentuk yang lain.
Apabila Anda sampai ke kuburan Shalahuddin al-Ayyubi di Damaskus, Buya Hamka mengajak kita ingat bahwa setelah jatuh pertahanan Raja Faisal di Syria pada 24 Juli 1920, karena serangan Prancis di bawah pimpinan Jenderal Gouraud maka setelah ia masuk ke dalam Kota Damaskus, yang terlebih dahulu diperlukannya ialah pergi ke kuburan Shalahuddin.
Sesampainya di hadapan nisan kubur itu, ia tidak dapat menahan hatinya, lalu terloncat dari mulutnya dengan sikapnya yang angkuh karena mabuk kemenangan.
“Hai… Shalahuddin! Saya telah datang…! Apalah jawab tulang dalam kubur….!
Semua fakta itu memberikan bukti kepada kita bahwa semangat Perang Salib belum habis dari Dunia Eropa (Barat) sampai sekarang. Bahkan, inilah salah satu yang memperhebat revolusi rakyat Muslimin Aljazair sampai kepada saat ini.
“Moga-moga semangat Perang Salib itu janganlah kiranya di pindahkan oleh bangsa Eropa (barat) itu kepada pemeluk Kristen di negeri-negeri Timur, terutama di Tanah Air kita Indonesia yang kita cintai ini,” tulis Buya Hamka.
Sebab, ia mengatakan sejak dari zaman purbakala telah dikenal betapa toleransi kita pemeluk Islam di Indonesia ini terhadap teman sebangsa yang berlain agama sehingga Arnold Toynbee, ahli sejarah Inggris, setelah melawat ke Indonesia beberapa tahun lalu mengakui betapa (besar) toleransi kita, meskipun toleransi kita itu kadang toleransi paksaan dari bayonet penjajah Belanda. (yan)
Baca juga :
- Mengukir Langkah Bersama: Haflah Akhirussanah ke-VI Pondok Tahfidz Modern Al-Imam
- Badge Pahala : Bisakah Ibadah Di-Gamifikasi Tanpa Kehilangan Ikhlas
- Gunung Berbalut Hijab – For some, lifestyle is the source of life
- Gaya Hidup Muslim: Harmoni Antara Iman dan Kehidupan Modern
- Self Healing Islami: Menemukan Ketenangan Hati Lewat Ibadah Sehari-hari
Discover more from 1miliarsantri.net
Subscribe to get the latest posts sent to your email.