Ibu Melahirkan Termasuk Jihad Yang Paling Utama

Jakarta — 1miliarsantri.net : Wakabid Penyelenggaraan Peribadatan BPMI, KH Abu Hurairah Abd Salam, mengungkapkan, ada 36 ayat dalam Al-Qur’an yang berbicara tentang jihad dalam berbagai dimensi. Semua ayat tersebut menunjukkan jihad tidak bisa dipisahkan dari agama Islam, karena merupakan fakta sejarah yang terdokumentasikan dalam Al-Qur’an.

“Namun Al-Qur’an juga memberikan begitu banyak ketentuan, hukum, aturan, syariat serta pesan-pesan moral terkait dengan jihad ini,” kata Abu Hurairah dikutip Jumat (01/09/2023).

Tapi sayang, banyak orang yang minim ilmu mengambil pesan jihad dalam Al-Qur’an sepotong-sepotong. Bahkan, ada kecenderungan menggunakan sebagian ayat Al-Qur’an dan meninggalkan ayat-ayat lainnya, persis seperti apa yang dilakukan para ahli kitab pada masa lalu.

Abu Hurairah menegaskan, jihad bukan menyerang orang, melukai orang, menghilangkan nyawa orang yang tidak berdosa, atau melakukan bom bunuh diri. Sebab, dalam konteks peperangan sekalipun, jihad bukan memerangi, tetapi membela diri ketika diserang. Kalau diserang tidak mungkin diam saja.

“Jika negara kita diserang maka wajib hukumnya untuk bangkit membela, niatkan karena Allah SWT, itulah yang dimaksud dengan jihad. Makanya orang tua dan guru kita Hadratus Syeikh KH. Muhammad Hasyim Asy’ari pernah mengeluarkan resolusi jihad, saat kita melawan penjajah karena konteksnya membela negara bukan menyerang,” ujar Abu Hurairah.

Dia menjelaskan, makna Jihad tidak harus bentuknya perang. Namun, bukan berarti Islam itu anti perang. Itu karena jika Islam tidak punya konsep perang, pasti akan bingung saat berjuang melawan dan mengusir penjajah.

“Jihad dalam makna perang itu adalah pilihan terakhir dan penting untuk diingat bahwa jihad itu bukanlah bertujuan untuk melakukan kekerasan, membunuh, merusak, membakar dan lain-lain,” tutur ABu Hurairah.

Jika dalam keadaan damai seperti saat ini, jihad bermakna sangat luas. Makna itu tidak boleh dipersempit. Seorang ibu yang tengah mengandung lalu merawat kandungan dengan baik sampai melahirkan adalah jihad fi sabilillah.

“Seorang ayah yang keluar mencari nafkah apapun profesinya, sepanjang diniatkan untuk ibadah itu juga adalah jihad fi sabilillah,” ucapnya.

Makna jihad ataupun syahid sangat luas. Siswa yang tengah belajar sepanjang diniatkan untuk ibadah kepada Allah, maka itu adalah jihad fi sabilillah. Kalau wafat tentu mati syahid. Semua aktivitas dan pekerjaan yang diniatkan untuk ibadah kepada Allah, maka itu adalah jihad fi sabilillah.

“Jadi yang dimaksud oleh Al-Qur’an dan Sunnah dengan jihad itu adalah berjuang menggunakan segala kemampuan yang dimiliki untuk menghadapi musuh agama dan musuh kemanusiaan di berbagai bidang, obsesi, penyakit, kemiskinan, keterbelakangan dan hal-hal lain,” ujar Abu Hurairah.

Maka itu, dia menegaskan, jihad tidak selalu identik dengan peperangan, terutama dalam keadaan dan situasi yang damai. Jihad umat Islam saat ini adalah membantu mereka yang tidak punya, membantu yang memiliki keterbatasan, ikut mencerdasakan kehidupan bangsa serta ikut andil dalam membangun, memajukan dan mengharumkan bangsa Indonesia di mata dunia. (yan)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *