Santri Asal DKI Jakarta Tembus Final MQK Internasional 2025

Bondowoso – 1miliarsantri.net : Kabar membanggakan datang dari dunia pesantren Indonesia. Seorang santri asal DKI Jakarta berhasil menembus babak final Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) Internasional 2025, ajang bergengsi yang mempertemukan para pembaca kitab kuning terbaik dari berbagai negara. Prestasi ini menjadi bukti bahwa santri Indonesia mampu bersaing di kancah global dan mengharumkan nama bangsa melalui penguasaan literatur keislaman klasik. Dilansir dari Kemenag DKI Jakarta, peserta asal DKI tersebut berhasil melewati serangkaian seleksi ketat yang melibatkan ratusan peserta dari berbagai negara, termasuk Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, dan Mesir. Kompetisi ini menjadi ajang untuk menilai kemampuan membaca, memahami, dan menjelaskan isi kitab kuning, warisan intelektual Islam yang menjadi ciri khas pendidikan pesantren. Kebanggaan Santri Indonesia di Pentas Dunia Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag), Muhammad Ali Ramdhani, mengapresiasi capaian luar biasa santri DKI yang berhasil menembus babak final. Menurutnya, prestasi ini tidak hanya membanggakan DKI Jakarta, tetapi juga menjadi representasi kualitas pesantren Indonesia di tingkat internasional. “Santri kita menunjukkan bahwa penguasaan kitab kuning tidak kalah dengan negara lain. Ini adalah bukti nyata bahwa pesantren Indonesia memiliki tradisi keilmuan yang kuat dan terus berkembang,” ujar Ramdhani dalam keterangannya. MQK Internasional 2025 diselenggarakan secara hybrid di bawah koordinasi Kementerian Agama Republik Indonesia bekerja sama dengan beberapa lembaga keislaman dunia. Ajang ini tidak hanya menguji kemampuan akademik, tetapi juga mengasah daya pikir kritis, argumentasi ilmiah, dan kemampuan bahasa Arab peserta. Santri asal DKI Jakarta tersebut menonjol berkat ketepatan membaca, keluwesan menjelaskan makna teks, serta argumentasi mendalam saat menjawab pertanyaan juri. “Ia tampil sangat percaya diri dan memahami konteks kitab dengan baik. Ini menunjukkan kualitas pendidikan pesantren di Jakarta semakin meningkat,” ujar salah satu juri asal Universitas Al-Azhar, Mesir. Baca juga: Rocky Gerung Wanti-Wanti Presiden Prabowo Soal Ancaman Civil Disobedience Jika Demokrasi Diabaikan Peran MQK dalam Menguatkan Tradisi Intelektual Pesantren Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) merupakan ajang yang bertujuan untuk menghidupkan kembali semangat keilmuan di pesantren. Melalui lomba ini, para santri diuji dalam kemampuan membaca dan memahami kitab turats (klasik) yang menjadi sumber utama ajaran Islam tradisional. Di Indonesia, MQK sudah menjadi tradisi rutin sejak diselenggarakan oleh Kemenag beberapa dekade lalu. Kini, ajang ini berkembang ke level internasional dengan melibatkan pesantren dan lembaga keislaman dari berbagai negara. “MQK Internasional menjadi bukti bahwa pesantren tidak hanya berbicara soal pendidikan lokal, tetapi juga memiliki kontribusi terhadap peradaban Islam global,” kata Ramdhani. Ia menambahkan bahwa kompetisi ini juga mendorong santri untuk mengasah kemampuan riset, menulis ilmiah, dan berdiskusi dengan nalar terbuka. MQK menjadi wadah bagi santri untuk memperkenalkan cara berpikir moderat dan rasional dalam memahami ajaran Islam. Santri DKI Jakarta Jadi Inspirasi Generasi Muda Capaian santri asal DKI Jakarta ini diharapkan menjadi inspirasi bagi santri-santri lain di seluruh Indonesia. Di tengah arus globalisasi dan digitalisasi, kemampuan mendalami literatur klasik menjadi modal penting untuk melestarikan nilai-nilai Islam yang moderat dan ilmiah. Kepala Kantor Wilayah Kemenag DKI Jakarta menyampaikan rasa bangga dan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung. “Kami berharap prestasi ini dapat memotivasi santri lain untuk terus belajar dan berprestasi. Santri DKI menunjukkan bahwa dengan semangat dan disiplin, mereka bisa bersaing di level internasional,” ujarnya. Ia juga menyebut bahwa Pemprov DKI Jakarta bersama Kemenag berkomitmen terus mendukung pendidikan pesantren melalui peningkatan fasilitas belajar, digitalisasi kitab kuning, serta pemberian beasiswa bagi santri berprestasi. Pesantren Sebagai Pusat Keilmuan dan Peradaban Keberhasilan ini sekaligus memperkuat posisi pesantren sebagai pusat pengembangan ilmu dan moral bangsa. Pesantren tidak hanya mencetak ahli agama, tetapi juga pemikir muda yang siap berdialog dengan dunia internasional. Santri DKI Jakarta yang menembus final MQK Internasional 2025 menjadi simbol santri modern, berakar pada tradisi keilmuan klasik, tetapi mampu menghadapi tantangan zaman dengan kemampuan global. Dengan semangat Hari Santri 2025 yang mengusung tema “Santri Mandiri, Pesantren Maju, Indonesia Berdaya,” prestasi ini menjadi bukti nyata bahwa santri Indonesia siap membawa pesan perdamaian dan keilmuan ke panggung dunia. Baca juga: UMKM Syariah Laris Manis Di FESyar Jawa, Omzet Tembus Hingga Rp6,8 Miliar Penulis: Glancy Verona Editor: Toto Budiman Ilustrasi by AI

Read More

Cek! Ini Daftar 108 Santri Melaju ke Semifinal MQK Internasional 2025, Namamu Termasuk?

Tegal – 1miliarsantri.net : Dunia pesantren kembali diramaikan kabar menggembirakan. Panitia Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) Internasional 2025 akhirnya mengumumkan nama-nama peserta yang berhak maju ke babak semifinal. Dari sekitar 10 ribu pendaftar, hanya 108 santri terbaik yang berhasil bertahan. Pertanyaannya, apakah nama kamu termasuk di dalamnya? Persaingan menuju semifinal tidak main-main. Dari ribuan santri yang mendaftar, hanya 467 yang lolos untuk mengikuti babak penyisihan. Setelah melalui ujian yang ketat, jumlah itu kembali menyusut menjadi 108 orang saja. Bisa dibayangkan, betapa tegangnya menunggu hasil seleksi ini. Babak penyisihan MQK sendiri telah digelar secara daring pada 3–4 September 2025 lalu, yakni sejak pukul 08.00 hingga 17.00 WIB. Para peserta diuji kemampuan membaca, memahami, dan menganalisis teks-teks klasik dalam Kitab Kuning secara mendalam. Untuk menjaga objektivitas, panitia menunjuk 24 kiai sebagai dewan hakim, dibantu 8 panitera serta 8 tenaga IT. Semua bekerja sama memastikan jalannya lomba virtual berjalan tertib dan lancar. Dirjen Pendidikan Islam Kemenag, Suyitno, menyebut hal ini sebagai bukti kesiapan pesantren menghadapi era digital. “Pesantren tidak hanya mampu bersaing dalam keilmuan, tetapi juga membuktikan kesiapan dalam transformasi digital,” katanya, Kamis (4/9/2025), dikutip dari laman resmi Kemenag. Menggelar lomba online dengan ribuan peserta tentu bukan tanpa hambatan. Beberapa daerah sempat terkendala jaringan dan listrik. Namun semua bisa diatasi dengan baik. Direktur Pesantren Ditjen Pendis, Basnang Said, menegaskan bahwa hal ini menunjukkan pesantren makin siap menghadapi tantangan zaman. “Kita patut bersyukur, meski sempat terkendala jaringan internet dan listrik di beberapa titik, semuanya dapat diatasi dengan baik. Ini menunjukkan bahwa sistem dan SDM pesantren sudah sangat siap,” tuturnya. Perjuangan para semifinalis berikutnya akan berlangsung di Pesantren As-’Adiyah Sengkang, Wajo, Sulawesi Selatan, pada 1–7 Oktober 2025. Pemilihan lokasi ini bukan kebetulan. As-’Adiyah dikenal luas sebagai pusat keilmuan Islam di kawasan timur Indonesia. Pesantren ini memiliki sejarah panjang dalam melahirkan ulama dan cendekiawan Muslim. Tidak heran bila dijadikan tuan rumah babak puncak MQK Internasional. Baca juga: Gelombang Startup Indonesia: Fintech dan Agritech Memacu Revolusi Ekonomi Digital Delapan Cabang Lomba yang Dipertandingkan Santri putra maupun putri akan beradu kemampuan dalam delapan majelis lomba, yaitu: Setiap cabang menguji keahlian santri di bidang yang berbeda, mulai dari fiqh, hadis, tafsir, hingga bahasa Arab. Sekretaris Ditjen Pendis, M. Arskal Salim GP, menegaskan bahwa MQK bukan sekadar perlombaan. Menurutnya, ajang ini menjadi ruang aktualisasi bagi santri sekaligus mengokohkan peran pesantren di kancah global. Cek Daftar 108 Semifinalis Nah, inilah yang paling ditunggu: daftar 108 semifinalis MQK Internasional 2025 sudah bisa kamu lihat di tautan resmi panitia. [Klik di sini untuk cek daftar lengkap semifinalis MQK 2025] Apakah Nama Kamu Ada Di Dalamnya? Apapun hasilnya, perjalanan MQK tahun ini menjadi bukti nyata bahwa santri tidak hanya menguasai kitab kuning, tapi juga mampu beradaptasi dengan tantangan zaman. Dari 10 ribu pendaftar hingga tersaring menjadi 108 orang, perjuangan ini menunjukkan semangat santri Indonesia untuk terus mengukir prestasi. Kalau kamu atau temanmu termasuk di dalam daftar, selamat! Kalau belum, jangan patah semangat. Ingat, satu kompetisi tidak menentukan segalanya. Baca juga: Bisnis Halal Indonesia 2024-2030: Dari UMKM Pesantren ke Pusat Industri Global! Penulis: Satria S Pamungkas Editor: Glancy Verona

Read More