Indonesia ‘Gagap’ Memasuki Perang Dagang Global Amerika Serikat

Saguling Kabupaten Bandung Barat – Babak baru klaim Presiden Trump atas keberhasilannya dalam negosiasi dengan Presiden Prabowo Subianto, mendapat reaksi sejumlah pihak yang menilai ini langkah blunder membuat bumi Indonesia diserahkan sepenuhnya untuk dieksploitasi Paman Sam. Sementara Indonesia masih dibebani pajak tinggi 19% saat Neraca Perdagangan Indonesia Surplus. HM Ali Moeslim kembali menyoroti kebijakan tersebut dalam sebuah catatan yang cukup tajam, sekaligus mengingatkan Pemerintahan Prabowo Subianto tentang bentuk penjajahan gaya baru dalam bentuk perang dagang global dengan tema : Indonesia ‘Gagap’ Memasuki Perang Dagang Global Amerika Serikat. Ali Moeslim mengajak kita membandingkannya dengan Politik Perdagangan Luar Negeri Dalam Islam. Tarif Dagang Adalah Daya Tawar Negara, Catatan Kritis Kesepakatan Indonesia Dan Amerika Serikat There Is No Such Free Lunch KAUM MUSLIM terpecah menjadi lebih dari lima puluh negara negara kecil yang terserak membentang luas dari bagian utara Prancis sampai ke bagian selatan yakni Madagaskar, membentang dari bagian barat yakni Maroko sampai bagian timur yakni Merauke. Negeri-negeri muslim tersebut kini sebagian besarnya tidak lagi dijajah secara fisik oleh para penjajah seperti Inggris, Prancis, Belanda, Spanyol, Italia maupun USA, namun saat mereka para penjajah itu pergi, mereka menyimpan atau memelihara para penguasa negeri negeri muslim tersebut untuk “menjamin” kepentingan mereka para penjajah itu tetap berjalan di negeri “jajahan” yang ditinggalkannya, “there is no such free lunch” (tidak ada makan siang gratis). Nampak jelas Indonesia “gagap” memasuki babak perang dagang global yang diinisiasi oleh Donald Trump sejak kembali menjabat sebagain presiden USA mulai januari 2025, kemudian pada april 2025 mengumumkan kebijakan “liberation Day tariff” menyasar 20 negara di dunia termasuk Indonesia. Sungguh mencengangkan di tengah surplusnya perdagangan Indonesia dengan USA pada periode awal tahun ini (Januari – Pebruari 2025) justru tarif dagangnya naik menjadi 32%, walaupun akhirnya diturunkan menjadi 19% tapi dengan syarat syarat. Kado Pahit 80 Tahun Kemerdekaan Indonesia Sejumlah syarat disebutkan oleh Donald Trump dengan bangga seolah memperlihatkan kemenangannya (Amerika Serikat) atas Indonesia, dia menyebut sebagai bagian dari perjanjian, Indonesia harus membeli energi AS senilai US$15 miliar, produk pertanian Amerika senilai US$4,5 miliar, dan 50 pesawat Boeing. Bukan hanya pelepasan cadangan devisa secara signifikan dalam ratusan trilyun, kesepakatan tarif ini sangat tidak berimbang. Bagi Indonesia, hal ini bak’ kado pahit bagi 80 tahun kemerdekaan Indonesia dari penjajahan fisik, jatuhnya harga diri bangsa ke titik 0. Sementara bagi USA semakin menegaskan watak asli dari sistem ekonomi kapitalis. Negara kaya semakin kaya, negara miskin semakin melarat. Dalam paradigma sistem ekonomi kapitalisme, tarif ekspor/impor adalah bea cukai yang posisinya sama dengan pajak, bahkan sama-sama menjadi sumber utama kas negara (APBN). Keberadaan bea cukai dan pajak tidak ubahnya lahan bisnis penguasa terhadap rakyatnya. Ini menggambarkan hubungan rakyat dengan penguasa benar-benar seperti penjual dan pembeli. Dalam konteks perdagangan luar negeri (antarnegara), keberadaan tarif ekspor/impor bisa digunakan negara yang kuat untuk menekan negara yang lebih lemah. Timbangan Syariah Dalam Perdagangan Global Bagaimana timbangan Syariah Islam dalam perang dagang global? Sebelumnya mesti difahami bahwa ada perbedaan perdagangan dalam negeri dan luar negeri Perdagangan dalam negeri adalah aktivitas jual beli antar individu dalam umat umat yang sama, aktivitas berikut tidak perlu campur-tangan negara, negara memberikan pengarahan umum agar setiap individu terikat dengan hukum syariah, aturan dan sanksi akan diterapkan terhadap pelanggaran sebagaimana sanksi dalam pelanggaran muamalah yang lain. Perdagangan luar negeri adalah aktivitas jual antar bangsa dan umat, baik perdagangan antar dua negara maupun antar dua individu yang masing masing berasal dari negara yang berbeda beda. Negara secara mutlak harus campur tangan terhadap komoditas perdagangan dan pelaku bisnisnya secara rinci. Negara akan mengatur mana komoditas yang boleh “dikeluarkan” dan mana yang dicegah untuk dikeluarkan. Negara juga akan mengatur siapa warga negara asing yang boleh masuk dengan izin, berapa lama dan aktivitas saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Syaikh Taqiyuddin na-Nabhani menjelaskan tentang politik perdagangan luar negeri dalam Islam, termasuk di dalamnya terkait cukai atau usr sebagai berikut; Dalam kitab Muqadimah Ad-Dustur dijelaskan;“Perdagangan luar negeri berlaku menurut kewarganegaraan pedagang, bukan berdasarkan tempat asal barang dagangan. Pedagang yang berasal dari negara yang sedang berperang (at-tujjaar al-harbiyyuun) dilarang mengadakan aktivitas perdagangan di negeri kita, kecuali dengan izin khusus untuk pedagangnya ataupun barang dagangannya. Pedagang yang berasal dari negara yang terikat perjanjian (at-tujjaar al-mu’ahiduun) diperlakukan sesuai dengan teks perjanjian antara kita dan mereka. Para pedagang yang berasal dari warga negara (Khilafah) dilarang mengekspor bahan-bahan yang diperlukan negara (Khilafah), termasuk bahan-bahan yang akan memperkuat militer, industri dan perekonomian musuh. Para pedagang yang berasal dari warga negara (Khilafah) tidak dilarang mengimpor barang yang hendak mereka miliki. Dikecualikan dari hukum-hukum ini, negara yang antara kita dan penduduknya terjadi peperangan secara langsung, seperti Israel, maka ia diperlakukan sebagai negara kafir harbiy f’il[an] pada semua hubungan dengan negara tersebut, baik hubungan perdagangan maupun non perdagangan”. Paradigma perdagangan luar negeri negara Islam (Daulah Islam) itu khas dan berbeda secara prinsip dengan paradigma kapitalisme. Negara Islam akan membangun aktivitas perdagangannya secara mandiri dan berpihak kepada kemaslahatan Islam dan kaum muslimin, tidak sama sekali berpihak pada peningkatan kekayaan nasional sembari melakukan eksploitasi pada negara lain sebagaimana Trump mengeluarkan kebijakan tarif dalam kerangka Make America Great Again. Tapi, demi Islam rahmatan lil aalamiin.** Penulis : HM Ali Moeslim (seorang Penulis dan Pembimbing Haji & Umroh) Foto Istimewa : Kolase ilustrasi Editor : Thamrin Humris

Read More

Tarif Dagang Adalah Daya Tawar Negara, Catatan Kritis Kesepakatan Indonesia Dan Amerika Serikat

Cimahi – 1miliarsantri.net: Kesepakatan perdagangan antara Amerika dan Indonesia yang diklaim oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump melalui media sosial miliknya Truth Social, mengejutkan berbagai pihak baik dalam maupun luar negeri. Ada yang memuji diplomasi Presiden RI Prabowo Subianto, namun ada juga yang menyesalkan kesepakatan tersebut yang disinyalir merugikan posisi Indonesia. Berikut, 1miliarsantri.net menyajikan sebuah catatan kritis yang ditulis oleh HM Ali Moeslim dalam perspektfi Islam dengan judul : “Tarif Dagang Adalah Daya Tawar Negara.” Kesepakatan Perdagangan Indonesia dan Amerika Serikat BENAR sebuah ungkapan “the beggars can’t be chooshers”, pengemis tidak bisa menjadi pemilih, berarti bahwa seseorang yang berada dalam posisi yang dibutuhkan atau meminta sesuatu dari orang lain tidak boleh pilih-pilih atau menuntut tentang apa yang mereka terima. Mereka harus berterima kasih atas apa pun yang ditawarkan kepada mereka. Baca juga : Presiden Prabowo Tegaskan Proyek Giant Sea Wall Akan Tetap dimulai Dengan Kekuatan Nasional Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Selasa (15/7) mengklaim telah mencapai kesepakatan perdagangan dengan Indonesia.Kesepakatan ia klaim tercapai setelah berbicara langsung dengan Presiden Prabowo Subianto. Satu-satunya detail yang diungkapkan Trump tentang kesepakatan tersebut adalah AS hanya akan mengenakan tarif impor atas produk Indonesia sebesar 19%, turun dari 32% sebelumnya. Tarif 19% Tidak Gratis Dinikmati Indonesia Namun, tarif 19 persen itu tidak gratis untuk bisa dinikmati Indonesia. Ada beberapa syarat yang harus dipatuhi Indonesia bila ingin menikmati tarif itu; Di sini kita bisa menilai, betapa lemahnya “daya tawar” Indonesia di mata Amerika Serikat. Daya tawar sebuah negara itu tidak muncul begitu saja, namun lahir dari usaha keras terukur membangun stabilitas dan integritas dalam negeri. Rasulullah Memelihara Dan Menjaga Urusan Kaum Muslimin Bagaimana dulu Rasulullah SAW mendirikan dan membangun stabilitas dan integritas negara Islam Madinah? Kita tahu Beliau berkedudukan sebagai kepala negara, Qadli dan Panglima Militer. Beliau memelihara dan menjaga berbagai urusan kaum Muslim dan penduduk lainnya, menyelesaikan perselisihan-perselisihan di antara mereka. Jadi, sejak tiba di Madinah, Beliau mendirikan Daulah atau Negara Islam. Negara tersebut dijadikan pusat pembangunan masyarakat yang berdiri di atas pondasi yang kokoh yakni aqidah dan syariah, di antaranya dengan membuat Piagam Madinah. Madinah saat itu merupakan pusat persiapan kekuatan yang cukup untuk melindungi negara dan menyebarkan dakwah. Setelah seluruh persoalan stabil dan terkontrol, Beliau mulai menghilangkan rintangan-rintangan fisik yang menghadang di tengah jalan penyebaran Islam. Rasulullah SAW bersabda; إِنَّ اللهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الْكِتَابِ أَقْوَامًا، وَيَضَعُ بِهِ آخَرِينَ “Sesungguhnya Allah akan memuliakan suatu kaum dengan kitab ini (Al Quran) dan menghinakan yang lain.” Kondisi dalam negeri Madinah menjadi stabil, terutama setelah guncangan hebat yang dirasakan oleh penduduk Madinah atas kekalahan kaum muslimin dalam perang Uhud. Stabilisasi dan integralisasi tercapai “hanya” dalam waktu 5 tahun. Baca juga : Etika Pergaulan dalam Islam: Panduan Bijak di Era Modern Rasulullah SAW Melakukan Hubungan Luar Negeri Tahun ke 6 Rasulullah SAW melakukan hubungan luar negeri yakni dengan mengirim surat kepada para Raja yang besar yang menguasai beberapa belahan dunia, surat-surat tersebut dikirimkan setelah Nabi Muhammad SAW kembali dari Perjanjian Hudaibiyah. Tujuan utama pengiriman surat adalah untuk mengajak para penguasa dan raja-raja untuk memeluk agama Islam. Beberapa tokoh yang menerima surat dari Nabi Muhammad SAW antara lain; Heraclius (Kaisar Romawi Timur), Khosrau II (Kaisar Persia), Najasyi (Raja Habasyah), Muqauqis (Raja Mesir), Al-Harits bin Abi Syimr al-Ghassani (Gubernur Suriah), Munzir bin Sawa al-Tamimi (Penguasa Bahrain), dari sinilah tergambar bahwa hubungan luar negeri negara Islam itu adalah dakwah. Khalifah Umar bin Khatab pernah menanyakan tarif dagang atau cukai kepada para saudagar di madinah yang berdagang (ekspor) yang diterapkan oleh negara luar di luar wilayah kekhalifahan. Khalifah bertanya kepada para saudagar Muslim yang mendatangi negara Etiopia, tentang berapa banyak negara tersebut mengambil pajak dari mereka. Mereka menjawab, “Mereka mengambil 10 dari dagangan kami.” Mendengar jawaban ini, Khalifah Umar menyuruh kepada para pegawainya untuk menarik pajak 10% dari barang dagangannya non-Muslim. Khalifah Umar juga bertanya kepada Utsman bin Hanif, “Berapa banyak orang kafir harbi mengambil dagangan jika kalian sampai ke negara mereka?” Jawab dia, “10%.” Mendengar jawaban ini, Khalifah Umar menginstruksikan kepada para pejabatnya untuk menarik pajak 10% atas barang dagangannya non-Muslim. Pemberlakuan Cukai Untuk Barang-Barang Ekspor dan Impor Diterapkan Khalifah Dalam Buku The Great Leader of Umar bin Al Khathab, Dr. Muhammad Ash-Shalabi menuturkan bahwa pemberlakuan cukai untuk barang-barang ekspor dan impor zaman Khalifah Umar telah diterapkan. Nama petugas penarik cukai adalah Al-‘Asyir. Pajak model ini belum ada pada masa Nabi Muhammad SAW. dan Khalifah pertama Abu Bakar. Sebab, masa tersebut adalah masa penyebaran dakwah, jihad di jalan Allah dan proses pendirian Negara Islam. Pada masa Umar bin al-Khaththab, wilayah Negara Islam semakin bertambah luas ke arah Barat maupun ke arah Timur. Sehingga pertukaran barang Negara Khilafah dengan yang lain adalah merupakan suatu tuntutan. Hal ini harus dimanfaatkan untuk kepentingan umat. Khalifah Umar bin aI-Khaththab memiliki ide untuk menerapkan pajak atas barang yang masuk ke Negara Islam. Sebagaimana halnya negara-negara non-Islam menerapkan pajak terhadap para pedagang Islam yang datang ke tempat mereka. Tujuan lain dari Khalifah Umar adaIah untuk melakukan perlakuan yang sama, hal ini disampaikan kepada para sahabat, para sahabat setuju, maka cukai dari kaum kafir adalah ijma’.*** Penulis : HM Ali Moeslim (Penulis dan Pembimbing Hajj & Umroh) Foto istimewa Editor : Thamrin Humris

Read More

Chelsea Juara Dunia FIFA 2025, Bungkam Paris Saint-Germain 3-0 Disaksikan Presiden AS

New Jersey, USA – 1miliarsantri.net: Presiden Amerika Serikat Donald Trump menjadi saksi pertandingan Final Perdana FIFA Club World Cup 2025 yang mempertemukan Chelsea FC asal Inggris dengan Paris Saint-Germain, di MetLife Stadium, New Jersey, Amerika Serikat, Minggu 13/7/2025 waktu setempat. Chelsea yang diasuh coach Enzo Maresca langsung tancap gas mengejutkan PSG. Gempuran pasukan London Biru itu menyulitkan pembunuh raksasa Real Madrid di Final perdana Piala Dunia Antar Klub FIFA 2025, yang disaksikan Presiden FIFA dan Presiden AS. Brace Palmer Bukti Solidnya Skuad Chelsea Bermain luar biasa sejak peluit dibunyikan, skuad Chelsea yang dimotori Cole Palmer, didukung Defender: Marc Cucurella, Levi Colwill, Trevoh Chalobah, Rece James dan Malo Gusto. Kemudian Lini Tengah ada Enzo Fernandez dan Moises Caicedo menjadi trio creator mematikan bersama Palmer. Serta Ujung Tombak Pedro Neto dan Joao Pedro yang menyumbang satu gol kemenangan Chelsea. Palmer kejutkan seisi MetLife Stadium dengan 2 gol dalam interval delapan menit, dengan proses dan penempatan yang sama di sudut sempit kanan gawang Paris Saint-Germain, yang sulit dijangkau Gianluigi Donnarumma. Gol-Gol Chelsea Dalam Laga Final 5 Kemenangan Beruntun termasuk laga Final dini hari waktu Indonesia Barat bukti kuatnya karakter bermain The Blues Chelsea, rotasi pemain dan strategi permainan dengan pola 4-2-3-1 menghadapi PSG yang ditukangi Luis Enrique dengan formasi 4-1-2-3, membuahkan 3 gol tanpa balas di babak pertama. Gol Pertama dan Kedua Palmer, gol pertama dicetak Palmer menit ke 22 dan gol keduanya dalam tempo delapan menit menunjukan dia benar-benar menikmati partai final. Dia menggila dengan kedua gol tersebut serta satu assist, dan merebut Golden Ball. Gol Ketiga, Striker dicetak striker Chelsea asal Brasil, Joao Pedro menit ke 43′ menunjukan produktivitas pemain muda The Blues dalam laga final yang disaksikan jutaan penonton dunia. Skuad Chelsea benar-benar luar biasa.*** Penulis dan Editor : Thamrin Humris Foto istimewa tangkapan layar fifa.com | Sumber: berbagai sumber

Read More

Arab Saudi Angkat Koper, Kalah 0-2 Lawan Meksiko Di Gold Cup 2025

Glendale, Arizona – 1miliarsantri.net: Langkah Arab Saudi terhenti di Perempat Final Piala Emas Concacaf 2025, kalah 0-2 dari Meksiko, berlangsung Sabtu di Stadion State Farm di Glendale, Arizona, AS, Minggu dini hari waktu Indonesia. The Green Falcons sebelumnya berhasil menjadi runner-up Grup D Gold Cup 2025 bersama Amerika Serikat, Haiti, Trinidad & Tobago. Mereka berhasil mendapatkan point 4 dari tiga pertandingan yang dilakoni dengan 1M-1K-1S. Baca juga: Piala Dunia Antar Klub FIFA 2025, ‘Chelsea Menang Lawan Benfica’ Dalam Drama 4,5 Jam Debut Arab Saudi Terhenti Di Perempat Final Di fase grup, Arab Saudi berhasil mengalahkan Haiti 1-0, namun mereka harus mengakui keunggulan Amerika Serikat 0-1 dan puas bermain imbang 1-1 dengan Trinidad & Tobago pada laga terakhir Grup D. Debut Saudi dihentikan oleh Mexico, yang berhasil mengoleksi gol ke-200 di Piala Emas Concacaf. “El Tri” julukan Meksiko membalikkan keadaan saat menghadapi tim non-Concacaf di Piala Emas (M4-S1-K3). Mereka juga mengakhiri tiga kekalahan beruntun melawan tim dari luar konfederasi dalam kompetisi tersebut (kalah dari Afrika Selatan dan Kolombia pada tahun 2005, dan Qatar pada tahun 2023). Head To Head Arab Saudi vs Meksiko The Falcon dan EL Tri secara head to head telah berjumpa sebanyak 6 kali, Meksiko mendominasi dengan hasil 5 kemenangan, dan 1 kali hasil imbang. Rekor head-to-head lengkap antara Arab Saudi dan Meksiko Meksiko mengukuhkan dominasinya atas Arab Saudi dengan 2 gol tanpa balas, diawali gol Gol Alexis Vega menit 49, dan yang menyesakkan adalah gol bunuh diri Abdullah Madu (Arab Saudi, menit ke-81).*** Editor : Thamrin Humris Foto istimewa: screenshot youtube concacaf.com | Berbagai sumber

Read More

Perang Iran vs Israel Ancam Jalur Pasokan Minyak Dunia Melalui Selat Hormuz

Timur Tengah – 1miliarsantri.net: Konflik Iran-zionis Israel yang dipicu serangan terhadap fasilitas nuklir Iran menjadi ancaman serius terhadap pasokan minyak dunia, jika Iran melakukan langkah serius menutup Selat Hormuz. Mengapa Selat Hormuz Penting? Selat Hormuz (bahasa Arab: مضيق هرمز—Madīq Hurmuz,bahasa Persia: تنگه هرمز—Tangeh-ye Hormoz), adalah selat yang memisahkan Iran dengan Uni Emirat Arab, dan menjadi salah satu urat nadi perekonomian dunia. https://1miliarsantri.net/berita-dunia/iran-vs-israel-siapa-lebih-unggul-dalam-kekuatan-militer/ Selat yang terletak di antara Teluk Oman dan Teluk Persia, merupakan rute minyak penting. Menurut U.S. Energy Information Administration, setiap hari 15 kapal tanker yang membawa 16.5 hingga 17 juta barel minyak bumi melewati selat ini. https://1miliarsantri.net/edutekno/3-hari-mempererat-ukhuwah-catatan-santri-dh-dari-muqoyyamah-kubro-jaisyul-quran-2025/ Pada titik tersempit, lebar Selat Hormuz hanya mencapai 54 km. Selat ini merupakan satu-satunya jalur untuk mengirim minyak keluar Teluk Persia. Setiap hari, sekitar seperlima pasokan minyak dunia melewati jalur air sempit di perbatasan selatan Iran. Jalur ini merupakan salah satu rute perdagangan terpenting bagi industri energi – dan salah satu yang paling rentan jika konflik Iran dan Israel yang diikuti campur tangan Amerika Serikat berlangsung lama.*** Editor : Thamrin Humris Berbagai sumber | Foto Kolase Istimewa : Wikipedia dan Google Maps

Read More

Arab Saudi Tumbang Di Kandang Amerika Serikat 0-1, Bukti Timnas Indonesia Lebih Baik…?

Austin, Amerika Serikat – 1miliarsantri.net: Arab Saudi lagi-lagi harus menelan kekalahan, kali ini negara teluk itu tumbang di kandang Amerika Serikat dalam perhelatan Gold Cup 2025. Hasil minor ini membuat kekuatan sepak bola Asia kembali menjadi sorotan. Kekalahan Arab Saudi dari pasukan Paman Sam dengan skor tipis 0-1 dalam laga Gold Cup 2025 yang digelar di Austin, membuat luka baru setelah Arab Saudi tumbang di Jakarta. Hasil minor yang diderita Arab Saudi tentu saja mengejutkan banyak pihak, mengingat as-Suqūr al-Khoḍur, “Elang Hijau” merupakan salah satu tim kuat di kawasan Asia, yang menjadi langganan Piala Dunia. Superioritas Timnas Indonesia Hasil minor yang dialami The Green Falcons ini justru semakin mengukuhkan superioritas Tim Nasional Indonesia. Bagaimana tidak? Skuad Garuda baru saja mencatatkan kemenangan gemilang 2-0 atas Arab Saudi dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia pada November 2024 lalu di Jakarta. Jalannya pertandingan antara Indonesia melawan Arab Saudi di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta sangat menarik, permainan terbuka selama 2×45 menit, seakan menyaksikan tim-tim besar dunia bertanding. Kemenangan Indonesia atas Arab Saudi tersebut bukan hanya sekadar keberuntungan semata. Timnas Indonesia tampil solid dan mampu mendikte permainan. Bahkan berhasil membobol gawang lawan dua kali tanpa balas. Performa gemilang Marselino Ferdinan dan kolega kala itu menunjukkan level permainan Indonesia yang terus meningkat pesat. Amerika Serikat Hanya Menang 1-0 Jika dibandingkan dengan hasil yang diraih Amerika Serikat, yang hanya mampu menang tipis 1-0 atas Arab Saudi di kandang sendiri, jelas terlihat bahwa Indonesia memiliki catatan yang lebih baik. Kemenangan 2-0 di kandang sendiri atas tim sekuat Arab Saudi menjadi bukti nyata bahwa sepak bola Indonesia telah melangkah maju dan mampu bersaing dengan tim-tim papan atas Asia lainnya. Tentu, Gold Cup dan Kualifikasi Piala Dunia memiliki atmosfer dan konteks yang berbeda. Namun, fakta bahwa Indonesia mampu meraih kemenangan dengan skor yang lebih meyakinkan atas Arab Saudi dibandingkan Amerika Serikat menjadi indikasi yang kuat bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk terus berkembang dan menjadi kekuatan baru di kancah sepak bola internasional. Meskipun menang melawan Arab Saudi, banyak catatan yang harus diperbaiki Tim Pelatih yang dipimpin oleh Patrick Kluivert untuk menjalani pertandingan penting pada Kualifikasi Ronde ke-4 Piala Dunia 2026. Kemenangan Indonesia atas Arab Saudi pada November lalu harus menjadi pelecut semangat bagi seluruh elemen sepak bola Tanah Air. Dengan terus bekerja keras, meningkatkan kualitas pemain, dan membenahi segala kekurangan, bukan tidak mungkin Indonesia akan semakin disegani di level Asia, bahkan dunia. Hasil minor Arab Saudi atas Amerika Serikat sekali lagi membuktikan bahwa Indonesia memiliki kualitas yang lebih baik dan berada di jalur yang benar untuk meraih kejayaan di masa depan. Keberhasilan Indonesia mengalahkan Arab Saudi dengan skor 2-0 menjadi simbol penting kebangkitan identitas timnas Indonesia dalam cabang olahraga sepak bola, dan hasil ini membuat Indonesia secara kualitas meninggalkan Thailand dan Vietnam.*** Penulis dan Editor : Thamrin Humris

Read More