Mauidhoh Hasanah, Sebuah Catatan Tentang Orang Yang Bersabar Dan Dicukupkan Pahala Tanpa Batas

Bekasi – 1miliarsantri.net: Sahabat Fillah Diah Dewi Wiharti, menggoreskan sebuah catatan dengan tema ‘Mauidhoh Hasanah’, dengan judul “Hanya Orang Yang Bersabar Akan Dicukupkan Pahala Tanpa Batas.” Teruntuk saudaraku, Maha Suci Allah yang telah menciptakan rasa bahagia dan rasa sedih. Dua hal yang akan selalu menyertai manusia di dunia hingga ujung kehidupan di akhirat kelak. Allah Azza wa Jalla melarang kita bersedih, وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS. Ali ‘Imran: 139). Sesungguhnya kesedihan di dalam hati dan lemahnya badan hanyalah akan menambah musibah dalam jiwa. Tidak seharusnya seorang muslim itu bersikap lemah dan bersedih hati, karena mereka adalah orang-orang yang paling tinggi keimanannya dan harapan mereka terhadap balasan dari Allah Azza wa Jalla sangat besar. Maka tidak sepantasnya seorang Mukmin yang mengharapkan balasan akhirat dan juga dunia yang telah dijanjikan oleh Allah Azza wa Jalla, untuk bersedih dan lemah. (Taisiru Karimir-Rahman). Kecewa, Sedih Dan Tersakiti Adalah Ketetapan Allah Bukanlah kita tidak boleh bersedih hati atas sesuatu yang telah digariskan-Nya kepada kita, merasa kecewa dan tersakiti, bahkan hal itu adalah sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah Azza wa Jalla. Dalam sebuah potongan hadits, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ثم يرسل إليه الملك فينفخ فيه الروح، ويؤمر بأربع كلمات: بكتب رزقه، وأجله، وعمله، وشقي أم سعيد “…Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan dia diperintahkan untuk menetapkan empat perkara: menetapkan rizkinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan dan kebahagiaannya…” Bukan berarti seorang hamba itu dipaksa untuk menjalani takdir ini, tetapi hal itu menunjukkan bahwa keilmuan Allah Azza wa Jalla itu mencakup segalanya, termasuk kebahagiaan dan kesedihan seorang hamba. Semuanya telah diketahui oleh Allah Azza wa Jalla, dan Allah Azza wa Jalla tidak akan menyia-nyiakan hamba-Nya yang bertaqwa… (Syarah hadits ar Ba’in). Tertawa Dan Menangis Allah berfirman dalam Al-Qur’an, Surah An-Najm: 40-44: وَأَنَّهُ هُوَ أَضْحَكَ وَأَبْكَى وَأَنَّهُ هُوَ أَمَاتَ وَأَحْيَا Syaikh Sa’di menjelaskan ayat tersebut dalam tafsir Taisiru Karimir-Rahman bahwa Allah Azza wa Jalla lah yang menjadikan sebab seseorang itu tertawa dan juga menangis, yaitu kebaikan dan keburukan, kebahagiaan dan kesedihan serta kegalauan dan kesedihan. Dan Allah Azza wa Jalla mempunyai hikmah yang sempurna di dalamnya. Jadikanlah semua itu sebagai cambuk hati untuk lebih mendekatkan diri kepada Rabb yang hati kita itu berada di antara jari-jemari-Nya. Tetap bersabar dengan kesabaran yang indah dalam setiap perkara yang dihadapi, karena Allah Azza wa Jalla tidak akan menyia-nyiakan hamba-Nya yang bersabar dan akan memberikan balasan yang manis atas kesabarannya.. . Sebagaimana dalam firman-Nya, dalam Surah Az-Zumar, ayat 10, قُلْ يَا عِبَادِ الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا رَبَّكُمْ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ وَأَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةٌ إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَاب “Katakanlah, ‘Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Rabb-mu’. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Bumi Allah itu luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” Syaikh As Sa’di mengatakan, bahwa ini berlaku umum untuk semua jenis kesabaran. Kesabaran atas takdir Allah Azza wa Jalla sehingga tidak marah dengan apa yang terjadi. Kesabaran atas maksiat dengan tidak melakukannya dan kesabaran dalam ketaatan kepada-Nya dengan menunaikannya… Allah Azza wa Jalla menjanjikan (dan janji Allah Azza wa Jalla itu akan teringat) kepada orang-orang yang sabar dengan balasan yang tiada batas, artinya tidak ada batasan dan ukuran. Hal tersebut dikarenakan keutamaan dan kedudukan sifat sabar di sisi Allah Azza wa Jalla dan hal itu selalu ada dalam setiap perkara…(Tafsir Taisiru Karimir-Rahman). Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa menambatkan hati kepada Allah Azza wa Jalla, Dzat Penggenggam Kebahagiaan, Kesedihan dan Pengabul Doa untuk meraih ridha-Nya…Aamiin Ya Rabb.** Sumber : Goresan pena Sahabat Fillah Diah Dewi Wiharti. Ditulis ulang oleh : Oom Komariah Editor : Thamrin Humris Gambar ilustrasi

Read More

Bukan Sekadar Membantu ‘Catatan Santri’ Dibalik Suksesnya Haflah At-Takrim 2025 Ponpes Darul Hijrah Se-Jawa Timur

Pasuruan – 1miliarsantri.net: Zufar Rauf Budiman, Sekretaris OSDHA Darul Hijrah 2, mengisahkan sebuah catatan dibalik suksesnya ‘Haflah At-Takrim 2025 Ponpes Darul Hijrah Se-Jawa Timur. Yang Tak Terlihat Dan Tak Terdengar Ada yang tak terlihat di layar proyektor, dan yang tak terdengar di mikrofon. Tapi justru merekalah yang memastikan Haflah At-Takrim 2025 berjalan sebagaimana mestinya, ‘Tim Sukses OSDHA – Organisasi Santri Darul Hijrah.’ Sebanyak 35 santri dari berbagai divisi terlibat langsung, dari pengaturan kursi, sound system, MC, dokumentasi, tamu undangan, konsumsi, gladi, hingga pengamanan teknis panggung. Semua dilakukan dengan satu niat menghormati para hafizh dan hafizhah yang akan diwisuda juga pastinya karena Allah ta’ala. Persiapan tak mudah. Kami menghadapi perubahan teknis, tekanan waktu, bahkan sempat merasa kurang dihargai karena segalanya serba mendadak. Tapi di situlah kami belajar tentang adab dalam berorganisasi dan makna ikhlas dalam amanah. Bangga Menjadi Bagian Dari Proses Kami tak meminta nama kami disebut, tapi kami bangga menjadi bagian dari proses. Kami tak sempat duduk menikmati acara, tapi kami tahu “kami sedang melayani generasi Qur’ani.” Enam MC bertugas membawakan rangkaian acara dalam tiga bahasa; untuk sesi pra acara serta kirab, Zufar Rauf dan Thufail Ubidillah, untuk sesi acara utama Balthazar Farsad dan Maqdis Daromi, dan untuk sesi closing Laits Ubaid dan Ilham Asy’ari. Dan untuk MC off stage serta koordinator MC dibawahi langsung oleh ustadz Ahmad Mubarok. Balthazar Farsad, mengungkapkan bahwa, “Ustadz Mubarok hanya menyiapkan naskah untuk pra acara, opening, dan closing. Tapi beliau tetap mendampingi di lapangan.” Untuk sesi isi acara hingga pra-penutupan, “saya menyusun dan mencetak ulang teks secara improvisasi dengan persetujuan beliau, termasuk menulis bagian tambahan saat acara sedang berlangsung.” Sesi Parade Sebelum acara resmi dimulai, sesi Parade Qur’an menghadirkan 10 santri pembaca Juz 30. Bacaan mereka menggema syahdu, menjadi pembuka yang menggugah dan mengingatkan ruh utama pondok ini: Qur’an adalah fondasi segalanya. Menariknya, 10 santri tersebut pula yang kembali tampil dalam sesi menyanyikan Lagu Indonesia Raya dan Mars Hidayatullah sebagai paduan suara. Suara mereka mantap, kompak, dan penuh semangat. Kami tahu ini bukan acara terakhir. Tapi ini akan jadi kenangan panjang. Hari ketika kami belajar bahwa pengabdian bukan dimulai dari panggung utama, tapi dari niat di balik layar. Semoga langkah kecil kami menjadi amal yang besar di sisi Allah. Dan semoga tahun-tahun mendatang akan lahir lagi para penggerak baru, yang lebih baik dan lebih siap.** Ditulis oleh: Zufar Rauf Budiman, Sekretaris OSDHA DH 2 | Salah satu MC Haflah At-Takrim 2025. Editor : Thamrin Humris

Read More

Urgensi Kolaborasi, Bersabar Dan Adaptif Dalam Melayani Tamu Allah

Penulis : Ahmad Mujab (PPIH Kloter Embarkasi Surabaya 2025) Surabaya – 1miliarsantri.net: Realitas yang harus diterima dan dilaksanakan Pelaksanaan Haji 2025 ini para pemangku kepentingan di tanah air diharuskan beradaptasi dengan peraturan baru Kementrian Haji Arab Saudi yang mengharuskan one kloter one syarikah yang saat ini layanan haji Indonesia dihandle oleh delapan syarikah, tidak seperti haji sebelumnya yang dilayani oleh satu syarikah saja. Yang tentunya itu semua demi memberikan pelayanan yang terbaik untuk tamu-tamu Allah ketika berada di Madinah, Makkah dan titik puncaknya adalah layanan di ARMUZNA. Menerima realitas dan bersabar atas apa yang terjadi adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam diri seorang Mukmin sebagaimana pesan Luqman Alhakim kepada putranya di dalam Surat Luqman Ayat 17. Adaptip Dalam Segala Perubahan Momen krusial seperti ini tidak waktunya untuk mencari siapa yang salah, siapa yang bertanggung jawab, akan tetapi bagaimana kita semua bisa beradaptasi dengan situasi dan kondisi yang ada, karena keberangkatan jama’ah haji Indonesia sudah berlangsung dari tanggal 1 Mei 2025. Contoh sifat adaptip yang didalamnya adalah bagian dari sifat Taqwa dan yang didalamnya pula terkandung kesabaran luar biasa yang harus dilakukan kita, semua sudah dicontohkan panutan kita dalam berhaji yaitu Wanita hebat yang hidup ribuan tahun lalu yaitu Sayyidah Hajar istri Nabi Ibrahim Alaihissalam. Bagaimana beliau bisa beradaptasi dengan situasi yang genting, ditinggal di tempat yang tandus, tidak ada siapapun, tanpa diberitahu alasan yang jelas oleh suami tercinta tapi dengan kesabaran, beliau menerima keadaan yang ada dan berusaha untuk beradaptasi dengan realitas yang terjadi. Apa yang terjadi kemudian Allah membukakan keberkahan luar biasa bagi dia dan keluarganya, bagaimana Allah kasih air didekatnya, bagaimana kemudian tanah gersang yang ditinggali kemudian menjadi perkampungan yang tumbuh luar biasa dan keturunannya yang kelak menghuni kota makkah mendapatkan keberkahan-kebarkahan yang luar biasa pula sebagaimana do’a Suami tercinta beliau Nabi Ibrahim Alaihisalam. Ketulusan Dalam Berkhidmah Memang bagi teman-teman yang saat ini berkhidmah sebagai petugas haji 2025 termasuk para Kiai yang memiliki KBIHU dibuat kaget luar biasa, karena info one kloter one syarikah diinfokan disaat pramanifes (praman) sudah terbentuk, bahkan karu dan karom juga sudah tertata rapi, maka dengan gerak cepat Kementrian Agama yang menahkodai urusan haji melakukan perombakan ulang demi penyesuaian peraturan baru tersebut. Ketulusan semua yang melayani Tamu Allah diuji dimomen yang krusial seperti ini, semua dituntut untuk bisa beradaptasi dengan kondisi apapun, dan ketulusan melayani para Tamu Allah benar-benar diuji, tidak marah, tidak kecewa dan lain sebagainya. Patut kita renungkan bersama bahwa kita dituntut untuk menunaikan Haji ini dengan ketulusan dan hanya karena Allah Subhanahu Wata’ala sebagaimana di dalam Al-Qur’an Surat Albaqoroh ayat 196. Gerak Cepat Untuk Kebaikan Bersama Dalam Pelayanan Yang Pofesional Patut kita semua ajungi jempol ketika Kementrian Agama gerak cepat segera berdiskusi dengan pemilik KBIHU untuk merespon situasi terbaru, sehingga muncul kesepakatan antar KBIHU untuk tetap melayani jama’ah dengan baik walaupun lintas KBIHU. MasyaAllah, Komitmen bersama yang muncul disaat kolaborasi dibutuhkan. Tentunya gerak cepat harus diiringi dengan profesionalitas yang tinggi. Kolaborasi Untuk Kebaikan Semua Pada saat penulis hadir dalam manasik KBIHU yang rencana awal satu kloter bersama-sama, para kiai dan bunyai menekankan betul kepada jama’ahnya untuk siap mandiri, dan menguatkan bahwa mereka akan tetap dipantau dan dibimbing dan didampingi oleh petugas kloter karena pada dasarnya KBIHU dibentuk untuk membantu pemerintah dalam memudahkan pelayanan tamu-tamu Allah, sehingga beliau-beliau sadar akan pentingnya berkolaborasi dengan semua pihak termasuk dengan Petugas Kloter yang akan mendampingi dan melayani jama’ah mereka yang terpisah dari pembimbing KBIHU itu sendiri. Karena pada dasarnya kolaborasi dalam kebaikan apalagi pelayanan Haji adalah anjuran yg ditekankan oleh Allah Subhanahu Wata’ala dalam Surat Almaidah ayat 2. Titik Balik Bagi Para Pelayan Tamu Allah Saat ini semua sedang diuji, Kementarian Agama yang menjadi penanggung jawab perhajian di Indonesia untuk gerak cepat menyesuaikan dengan kebijakan one kloter one syarikah. Teman-teman KBIHU harus tulus dan Ihlas melepas sebagian jama’ahnya tanpa ada pendampingan dari pembimbing KBIHU itu sendiri. Para jama’ah dituntut untuk berihtiar mandiri dalam proses ibadah ditanah suci walaupun sebenarnya mereka harus tetap tenang karena pada dasarnya dalam satu kloter masih ada empat petugas kloter yang terdiri dari satu ketua kloter, satu pembimbing ibadah dan dua petugas kesehatan. Bagi para petugas perubahan yang ada sekarang harus menjadi momentum dan titik balik dengan memberi rasa aman dan nyaman bagi KBIHU maupun jama’ahnya bahwa mereka akan tetap terlayani dengan baik karena pada dasarnya dalam satu kloter masih ada Karom dan Karu yang ikut bahu membahu dan berkolaborasi demi kebaikan bersama. Bekal Terbaik Adalah Taqwa Itulah penguat kita semua, jama’ah, petugas, KBIHU harus saling bersinergi untuk kemabruran haji bersama, bukan waktunya untuk mencari kambing hitam, bukan waktunya mencari siapa yang salah, bukan waktunya untuk marah, bukan waktunya saling menyalahkan, kebersamaan akan diuji disaat momen-momen krusial seperti sekarang. Itu yang harus kita tanamkan bagi diri kita sendiri selaku petugas maupun ke Jama’ah, apa yang kita terima sekarang adalah bagian dari proses untuk bertamu ke rumahNya, sudah sepantasnya tamu menerima sambutan apa yang diberikan, hidangan apa yang diberikan. InsyaAllah kalau tamu sopan, tamu ridho dan Ikhlas apa diberikan Sang Pemilik Rumah, semua akan ada keberkahan didalamnya. Labbaik Allahumma Hajjan “Aku memenuhi panggilanmu Ya Allah”, Itulah yang semestinya kita masukkan didalam relung hati semua, bahwa kita ini dipanggil oleh Sang Maha Agung. Kita patut malu bagaimana dalam satu riwayat cucu Rasulullah Sayyid Hasan RA melakukan haji dua puluh kali dari Madinah ke Makkah dengan berjalan kaki, kita patut malu bagaimana pendahulu kita berhaji naik kapal berbulan-bulan di lautan, itu semua tidak sebanding dengan layanan yang kita terima saat ini. Ketulusan Menjadi Puncak Haji Semua hanya bisa berusaha, semua hanya bisa berihtiar sebaik mungkin untuk melayani tamu-tamu Allah, Kementrian Agama, Petugas Haji, pemilik KBIHU semua memiliki tujuan yang sama yaitu berusaha semaksimal mungkin untuk kemabruran Jama’ah Haji Indonesia. Terima kasih untuk Jama’ah Haji Indonesia, terimakasih Kementrian Agama, terima kasih Petugas Haji Indonesia dan terimakasih KBIHU dan terimakasih untuk semua. Yuk bergandeng tangan bersama, berkolaborasi untuk kesuksesan dan kemabruran Jama’ah Haji Indonesia. بسم الله، توكلنا على الله ولا حول ولا قوو الا بالله العلي العظيم Surabaya, Selasa 13 Mei 2025. Ahmad Mujab (Petugas Pembimbing Ibadah Embarkasi Surabaya 2025).*** Editor : Toto Budiman dan…

Read More