Sultan Baabullah Menguasai dan melakukan Syiar Dakwah nya di 72 Pulau Wilayah Kekuasaan

Ternate – 1miliarsantri.net : Salah satu tokoh sejarah Indonesia yang memiliki peran cukup penting dalam mengusir penjajah Portugis di tanah Maluku dan juga dijuluki penguasa 72 pulau ini dikenal sebagai pejuang yang gigih dan berani, memiliki semangat yang tinggi serta tak gentar melawan penjajah. Dia adalah Sultan Baabullah Datu Syah.
Sultan Baabullah pernah memimpin Kesultanan Ternate pada periode 1570-1583 M. Masa itu disebut sebagai zaman keemasan dalam sejarah Kesultanan Ternate. Sebab, Sultan Baabullah berhasil menaklukkan Portugis.
Semasa kepemimpinan nya, Kesultanan Ternate menguasai 72 jazirah yang membentang dari Mindanao di utara sampai kepulauan Nusa Tenggara di selatan, dari pantai timur dan utara Sulawesi sampai ke tenggaranya hingga ke bagian dekat dengan Seram yang berbagi wilayah dengan Tidore.
Kesultanan Ternate juga dikenal dengan nama Kerajaan Gapi saat dipimpin oleh Sultan Baabullah pada abad ke-16. Selain sebagai penguasa setempat, Sultan Baabullah juga menjadi pendukung dan penyebar syiar Islam, menjadikan kesultanan ini sebagai salah satu mercusuar peradaban Islam di Nusantara.
Selama masa pemerintahannya, Sultan Baabullah berjuang melawan kesewenangan Portugis di Maluku dan berhasil menaklukkan mereka, sehingga dianggap sebagai zaman keemasan dalam sejarah Kesultanan Ternate. Pada usia muda, pria kelahiran 10 Februari 1528 itu telah digembleng oleh para mubaligh dan panglima serta menduduki beberapa posisi strategis, termasuk jabatan kapita samudera.
Sultan Baabullah menggagas perlawanan terhadap Portugis setelah ayahnya, Sultan Khairun Jamil, dibunuh dengan cara laknat di benteng Sao Paulo.
Di situ dia mengaumkan sumpah soya-soya sumpah jihad habis-habisan untuk mengusir orang-orang yang telah berlaku laknat di Negeri Ternate dengan membunuh Khairun Jamil dengan pengkhianatan yang sangat memalukan.
Setelah ayahnya dibunuh, Sultan Baabullah Datu Syah mengerahkan kira-kira 2.000 armada kora-kora dan 120.000 pasukan untuk menghantam seluruh benteng-benteng Portugis di nusantara timur. Ia memimpin armada-armada perangnya untuk menghancurkan seluruh benteng Portugis kecuali benteng tempat ayahnya dibunuh, yang dikepung selama 5 tahun.
Tidak ada lagi monopoli yang dilakukan oleh orang Portugis sehingga Sir Prancis Drake Laksamana Agung Inggris sempat berkunjung ke Ternate pada 1579 dan bertemu dengan Babullah yang dia gambarkan suaranya lirih dan anggun tapi kalau sudah mengaung bagaikan singa.
Dalam dakwahnya, Sultan Baabullah Datu Syah juga dikenal sebagai seorang yang sangat gigih dan berani. Ia tidak hanya memimpin perlawanan melawan penjajah Portugis, tapi juga mengajarkan nilai-nilai Islam kepada masyarakat setempat.
.
Atas jasa-jasanya, pemerintah Indonesia memberikan gelar Pahlawan nasional kepada Sultan Baabullah pada 10 November 2020. Dia pun menjadi tokoh kedua dari Provinsi Maluku Utara yang menjadi pahlawan nasional, yakni setelah Sultan Nuku pada 1995. (nur)