Kesaktian dan Kedigdayaan Ki Ageng Selo, Cicit Raja Brawijaya V

Yogyakarta — 1miliarsantri.net : Cicit Raja Majapahit Brawijaya V, Ki Ageng Selo, dikenal sebagai sosok sakti. Ia selalu memakai ikat kepala, yang hingga dikini masih disimpan di Desa Selo, Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten Grobogan.
Pada waktu masih remaja, dengan tangan kosong ia bisa mengalahkan banteng dalam sekali hantam. Kemudian ia juga bisa menangkap petir yang sering mengganggu petani.
“Kepada siapa saja yang mempunyai niat jelek kepada Ki Ageng Selo, jika Ki Ageng Selo menarik tunggul wulung dari kepalanya kemudian dikebutkan di muka orang yang berniat jahat, seketika sang penjahat menjadi buta,” tulis T Wedy Utomo.
Tunggul wulung adalah nama ikat kepala Ki Ageng Selo. Tapi tidak ada yang bisa menceritakan bagaimana bentuk ikat kepala itu.
Pun tak ada yang tahu sebesar besar ukurannya. Untuk warna, dipastikan berwarna hitam, karena wulung –yang berasal dari bahasa Jawa– hitam.
Jika ikat kepala Aji Saka ketika dibuka bisa melebar menutupi Pulau Jawa, tidak ada cerita demikian mengenai ikat kepala Ki Ageng Selo. Aji Saka adalah tokoh legenda yang menjadi Raja Medang Kamulan di wilayah Grobogan.
Ia meminta sebidang tanah seluas ikat kepalanya. Permintaan itu ia ajukan kepada RaJa Medang Kamulan sebelumnya, sewaktu Aji Saka pertama kali datang di Medang Kamulan.
Setelah dibuka, ternyata ikat kepala itu terus melebar, menutup Pulau Jawa. Raja Medang Kamulan yang memegangnya ketika harus mengukir bidang tanah dengan ikat kepala itu akhirnya terlempar ke laut selatan.
Namun, ikat kepala Ki Ageng Selo berbeda dengan ikat kepala Aji Saka. Ki Ageng Selo tidak bisa menggunakan ikat kepalanya untuk mendapatkan kekuasaan.
Yang mendapatkan kekuasaan justru cucunya. Sutowijoyo, sang cucu, mendirikan Kerajaan Mataram, tapi juga tidak dengan menggunakan ikat kepala warisan kakeknya.
Ikat kepala Ki Ageng Selo tetap disimpan di Selo. Kotak yang digunakan untuk menyimpan ikat kepala itu dikunci rapat. Tidak ada yang berani membukanya.
Jadi, tidak ada yang tahu bagaimana kondisi ikat kepal itu sekarang. “Mungkinkah telah begitu hancur dimakan ngengat?” tanya T Wedy Utomo.
Atau masih utuh karena kesaktiannya? “Atau barangkali hanya tinggal dongeng saja,” lanjut T Wedy Utomo.
T Wedy Utomo bercerita, masyarakat Desa Selo percaya, jika ada yang berani membuka kotak itu, si pembuka kotak akan buta. Bagaimana bisa tahu yang berani membuka kotak akan buta?
Cerita ini pada 1980-an masih beredar di Selo. Menurut T Wedy Utomo, pernah ada tiga orang mengalami buta mendadak setelah nekat membuka kotak itu.
Ini juga cerita yang dicatat T Wedy Utomo. Pada 1948-1949 pernah ada tentara KNIL yang ingin memiliki ikat kepala itu.
Ia ingin memiliki kesaktian dengan ikat kepala itu sehingga akan selamat dalam setiap peperangan. Saat rumah tempat menyimpan kotak itu sednag kosong, si tentara KNIL masuk lewat atap rumah.
“Hai, jangan dekati aku. Awas aku tembak kau. Mana tunggul wulung yang kuambil tadi,” teriak Parmo kepada teman-temannya.
Pada saat kejadian itu, penduduk Tawangharjo pulang dari bergerilya. Teman-teman Parmo kocar-kacir.
“Sedangkan Parmo akhirnya menjadi korban kekonyolannya sendiri,” lanjut T Wedy Utomo. (yud)
Baca juga :
- Santri Ponpes Al Imam Berlaga Hingga Grand Final Olimpiade Sains Pelajar 2025 Kabupaten Kediri
- Arab Saudi Perketat Aturan Haji Terkait Larangan Visa Selain Visa Haji, Ini Penjelasan Kemenag
- 212.242 Jamaah Reguler Lunasi Biaya Haji Jelang Penutupan
- Pemerintah Arab Saudi Larang Jamaah Tanpa Visa Haji Masuk Makkah, Simak 4 Aturan Terbaru
- Arab Saudi Terapkan Aturan Baru Jelang Persiapan Haji 2025, Travel Umroh Wajib Tahu