Khazanah Pesantren

Khazanah Pesantren, Dari Kitab Kuning ke Ruang Siber

Malang – 1miliarsantri.net : Di antara menara-menara surau dan riuhnya lodak santri, khazanah pesantren telah lama menjadi benteng keilmuan Islam tradisional seperti kitab kuning, sorogan, bandongan, bahkan bahtsul masail. Kini, khazanah pesantren menghadapi era baru saat kitab kuning tak lagi terbatas di ruang kelas atau mushala, tetapi meluas ke jaringan siber (digital). Transformasi ini tidak hanya tentang digitalisasi teks atau arsip, namun tentang bagaimana nilai-nilai luhur pesantren tetap hidup dan relevan di zaman yang makin serba cepat dan layar menyala. Digitalisasi sebagai Wujud Kontemporer Khazanah Pesantren Khazanah pesantren sangat identik dengan kitab kuning, karya ulama klasik yang ditulis dalam bahasa Arab atau campuran Arab-Pegon, menyimpan ajaran tafsir, fikih, ushul, akhlak, dan tasawuf. Kini perubahan zaman membawa khazanah pesantren ke ruang siber. Pemerintah lewat Kementerian Agama (Kemenag) menginisiasi proyek seperti aplikasi Tarkib Digital, repository kitab kuning Nusantara, dan platform “Rumah Kitab” sebagai media pembelajaran online berbasis kitab kuning. Inovasi-inovasi ini membuktikan khazanah pesantren tidak stagnan, tetapi adaptif terhadap kebutuhan generasi kekinian yang ingin belajar agama lewat gadget. Pengajian kitab kuning secara daring sudah praktis dan menjangkau santri di pelosok, memungkinkan khazanah pesantren tetap menyala walaupun tanpa bangunan fisik. Tantangan Memelihara Khazanah Pesantren di Era Siber Tidak semua hal dalam digitalisasi khazanah pesantren berjalan mulus. Ada tantangan keilmuan, seperti kitab kuning kadang dipotong-potong atau disederhanakan agar cocok dengan format digital singkat, sehingga kedalaman teks atau konteks tradisional terabaikan. Ada pula tantangan teknis, yaitu akses internet di daerah terpencil masih bermasalah, koleksi kitab kuning asli belum semuanya terdigitalisasi, dan ada kendala hak cipta atau sanad ilmu. Selain itu, khazanah pesantren di ruang siber berpotensi kehilangan suasana spiritual pengajian tradisional seperti tatap muka, wudu, suasana kitab, bertanya langsung ke kiai. semua ini yang sulit diganti oleh layar. Peluang Memperkuat Khazanah Pesantren ke Depan Meskipun ada tantangan, ada pula peluang besar agar khazanah pesantren makin berkembang di ruang siber. Salah satunya dengan mengembangkan pendidikan pesantren hybrid, kombinasi tatap muka kitab kuning dan pendalaman digital melalui video, aplikasi, dan forum online. Metode blendedlearning ini memungkinkan pelestarian tradisi sekaligus penyebaran ilmu yang lebih luas. Selain itu, khazanah pesantren bisa diperkuat dengan peningkatan literasi digital bagi santri dan kiai, memahami cara menulis konten daring yang akurat, memilih teks yang sahih, dan menjaga sanad ilmu. Para pengelola platform digital pesantren dapat memberi pelatihan, membuat portal digital yang interaktif, menyediakan naskah digital serta audio kitab kuning dengan kualitas baik. Terakhir, peluang kolaborasi antar pesantren, lembaga pendidikan Islam, dan pemerintah sangat penting. Dukungan infrastruktur, misalnya internet cepat, server repository naskah, dan regulasi perlindungan teks tradisional, akan memperkuat posisi khazanah pesantren di Indonesia sebagai warisan budaya dan ilmu yang bernilai tinggi. Khazanah pesantren, dari kitab kuning ke ruang siber, bukan hanya soal memelihara teks lama dalam format baru. Lebih dari itu, khazanah pesantren adalah jembatan yang menjaga agar tradisi keilmuan, spiritualitas, dan karakter santri tidak hilang dalam gelombang digitalisasi. Dengan khazanah pesantren terus dijaga dengan kesungguhan, adaptasi inovatif, dan penghormatan terhadap nilai-nilai tradisi, warisan ilmu yang disimpan di pesantren akan tetap hidup dan relevan bagi generasi mendatang khazanah pesantren. Penulis : Ramadani Wahyu Foto Ilustrasi Editor : Iffah Faridatul Hasanah dan Toto Budiman

Read More
Dari Seribu Rupiah Menuju Sejahtera

Dari Seribu Rupiah Menuju Sejahtera: Donasi sebagai Jalan Bersama

Malang – 1miliarsantri.net : Donasi, meski kecil nilainya, namun memiliki kekuatan besar dalam membentuk wajah kesejahteraan umat. Di tengah kesenjangan ekonomi yang masih tinggi, semangat memberi tidak harus menunggu kaya. Donasi sekecil seribu rupiah bisa menjadi jalan bersama yang menghubungkan satu kebutuhan dengan satu kepedulian. Ketika dilakukan secara kolektif, kontribusi kecil itu bisa mengubah kehidupan membiayai pendidikan, memenuhi kebutuhan pangan, bahkan memulai usaha kecil bagi mereka yang tertinggal secara ekonomi. Donasi adalah bentuk solidaritas di tengah masyarakat yang ingin tumbuh dan pulih bersama. Donasi merupakan praktik sosial yang tidak membedakan status, usia, atau kemampuan ekonomi, semua orang bisa terlibat. Dalam tradisi Islam, zakat dan sedekah menekankan pentingnya berbagi. Namun di luar aspek keagamaan, donasi juga tumbuh sebagai gerakan sosial yang menghubungkan orang yang memiliki dengan yang membutuhkan melalui skema kolaboratif, seperti crowdfunding atau program infak harian. Inklusivitas donasi menjadi fondasi penting dalam membangun kesejahteraan bersama. Ketika seluruh elemen masyarakat merasa punya ruang untuk berkontribusi, maka upaya membangun kehidupan sosial yang lebih setara menjadi lebih mungkin tercapai. Donasi Mikro: Kecil Nilainya, Besar Dampaknya Fenomena donasi mikro menunjukkan bahwa jumlah bukan satu-satunya ukuran dampak. Seribu rupiah yang disumbangkan oleh satu orang mungkin terasa kecil, tetapi jika dilakukan oleh sejuta orang, maka nilainya menjadi luar biasa. Konsep ini telah diadaptasi oleh banyak platform digital yang memfasilitasi donasi mikro, seperti Kitabisa atau BenihBaik. Beberapa inisiatif donasi bahkan sengaja menggunakan pendekatan mikro untuk mendekatkan donasi ke kelompok muda atau masyarakat berpenghasilan rendah. Misalnya, program “uang kembalian untuk kebaikan” di minimarket, yang menyulap receh menjadi program bantuan kesehatan, pendidikan, dan pangan. Donasi kecil ini berhasil menciptakan efek psikologis bahwa setiap orang bisa berdampak, sekecil apa pun kontribusinya. Donasi dan Pemberdayaan Ekonomi Umat Lebih dari sekadar bantuan langsung, donasi juga bisa dimanfaatkan sebagai instrumen pemberdayaan ekonomi. Lembaga-lembaga sosial mulai mengarahkan dana donasi untuk modal usaha mikro, pelatihan kerja, hingga pembentukan koperasi berbasis komunitas. Pola ini membuat penerima donasi tidak hanya bertahan dari krisis, tetapi punya kesempatan untuk tumbuh dan mandiri. Dalam konteks Indonesia, pendekatan ini telah dilakukan oleh beberapa lembaga filantropi Islam, seperti Dompet Dhuafa dan Rumah Zakat. Mereka mengelola donasi dalam bentuk program ekonomi berkelanjutan, yang memberikan pelatihan dan alat kerja kepada ibu rumah tangga, petani, hingga santri produktif. Donasi dan Transformasi Pendidikan serta Kesehatan Kontribusi donasi terhadap sektor pendidikan dan kesehatan tak bisa dikesampingkan. Donasi menjadi salah satu sumber pembiayaan beasiswa, pembangunan perpustakaan, hingga bantuan teknologi belajar. Di bidang kesehatan, donasi menolong pembiayaan operasi, pengobatan, serta pembangunan fasilitas kesehatan di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar). Banyak kisah inspiratif muncul dari program-program donasi di bidang ini. Anak-anak dari keluarga pra-sejahtera yang mendapatkan beasiswa dari donasi bisa melanjutkan pendidikan tinggi. Pasien kronis yang tidak mampu membayar operasi dapat terbantu berkat solidaritas publik. Donasi mengubah cerita putus asa menjadi harapan. Donasi sebagai Gerakan Kolektif Menuju Indonesia Sejahtera Donasi sejatinya adalah gerakan kolektif. Dalam konteks negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, potensi donasi di Indonesia sangat besar. Namun tantangannya bukan hanya soal jumlah, melainkan bagaimana mengelola, mendistribusikan, dan mengukur dampaknya secara sistemik. Dengan infrastruktur digital yang berkembang, generasi muda juga menjadi aktor penting. Mereka aktif dalam kampanye, membuat konten edukatif, hingga menginisiasi gerakan donasi mandiri. Donasi menjadi bukan hanya tindakan memberi, tetapi juga gerakan membangun masa depan bersama. Donasi, sekecil apa pun, jika dikelola bersama dan dilakukan secara konsisten, mampu membentuk struktur sosial yang lebih adil dan manusiawi. Donasi menjadi jalan bersama yang menghubungkan yang memiliki kelebihan dengan yang membutuhkan uluran tangan. Penulis : Ramadani Wahyu Foto Ilustrasi Editor : Iffah Faridatul Hasanah dan Toto Budiman

Read More

Transformasi Digital Sekolah Langkah Penting Menuju Pendidikan Masa Depan

Malang – 1miliarsantri.net : Dalam percakapan publik saat ini, transformasi digital sekolah sering kali dipahami semata-mata sebagai pengadaan perangkat keras seperti laptop, proyektor, atau koneksi internet. Pandangan ini mengerdilkan makna transformasi itu sendiri. Padahal, transformasi digital dalam pendidikan bukan sekadar sebagai alat atau perangkat, tetapi menyangkut perubahan menyeluruh dalam ekosistem belajar. Seperti halnya cara guru mengajar, cara siswa belajar, cara sekolah dikelola, hingga bagaimana teknologi menjadi katalis peningkatan mutu pendidikan. Transformasi Digital : Dari Pengadaan Menuju Perubahan Budaya Pengadaan perangkat memang penting, tetapi transformasi digital sejati baru terjadi ketika sekolah membangun budaya yang mendukung pemanfaatan teknologi secara bermakna. Transformasi ini menuntut semua elemen sekolah, dari kepala sekolah, guru, staf administrasi, hingga siswa untuk mengadopsi pola pikir baru. Budaya digital berarti menjadikan teknologi sebagai bagian dari proses berpikir, bukan sekadar alat presentasi. Guru perlu merasa nyaman bereksperimen dengan pendekatan baru dalam mengajar, siswa diajak lebih aktif dan kolaboratif, serta pimpinan sekolah perlu membuka ruang untuk inovasi. Tanpa ini, semua perangkat hanya akan menjadi simbol tanpa substansi. Transformasi Digital dan Peran Guru sebagai Agen Perubahan Guru adalah jantung dari transformasi digital. Tidak cukup hanya melatih mereka mengoperasikan perangkat, namun juga penting mengembangkan kompetensi pedagogi digital. Transformasi digital juga menuntut guru untuk adaptif dan menjadi pembelajar sepanjang hayat. Mereka harus diberi ruang untuk salah, didorong untuk mencoba pendekatan baru, dan didukung dalam proses peningkatan kapasitas. Tanpa pelatihan berkelanjutan dan komunitas belajar, transformasi digital bisa berhenti hanya sebagai jargon dalam dokumen perencanaan. Baca juga : Tantangan Dan Solusi Transformasi Digital Sekolah Infrastruktur dan Kebijakan yang Mendukung Transformasi Digital Di luar manusia, aspek teknis seperti infrastruktur juga menjadi kunci transformasi digital. Sayangnya, banyak sekolah yang belum memiliki jaringan internet stabil, perangkat yang memadai, atau bahkan teknisi untuk pemeliharaan. Oleh karena itu, perlu komitmen jangka panjang dari pemerintah, baik pusat maupun daerah, untuk menjamin keberlangsungan dukungan infrastruktur. Lebih dari itu, regulasi juga harus mendukung. Misalnya, kebijakan tentang keamanan data siswa, kurikulum yang adaptif terhadap perkembangan teknologi, serta insentif bagi guru yang berhasil menerapkan pembelajaran digital secara efektif. Transformasi Digital dalam Kurikulum dan Proses Belajar Penerapan transformasi digital yang sejati menuntut perubahan dalam cara menyusun dan menyampaikan kurikulum. Bukan hanya mengganti buku dengan tablet, atau papan tulis dengan layar proyektor, melainkan menghadirkan pendekatan pembelajaran yang lebih partisipatif, personal, dan kontekstual. Blended learning, flipped classroom, dan penggunaan multimedia interaktif harus menjadi bagian integral dari proses belajar. Kurikulum perlu memberi ruang bagi siswa untuk mengembangkan literasi digital, berpikir kritis, kolaborasi daring, dan kemampuan memecahkan masalah dalam dunia digital. Baca juga : Bukan Sekadar Online: Menggali Makna Digitalisasi Pendidikan Di Sekolah Kita Keterlibatan Komunitas dan Evaluasi Berkelanjutan Salah satu fondasi penting dari keberhasilan transformasi digital adalah keterlibatan komunitas sekolah secara utuh. Orang tua, siswa, guru, dan pihak pengelola sekolah harus memahami arah perubahan dan turut serta dalam prosesnya. Transparansi dan komunikasi terbuka mengenai tujuan transformasi digital akan membangun rasa memiliki. Selain itu, perlu ada evaluasi rutin yang bukan hanya berfokus pada jumlah perangkat yang dimiliki, tetapi pada kualitas pembelajaran yang dihasilkan, motivasi siswa, dan kesejahteraan guru. Transformasi digital dalam pendidikan adalah proses jangka panjang yang membutuhkan visi, kolaborasi, dan konsistensi. Ia bukan proyek satu kali yang selesai saat perangkat tiba, melainkan perjalanan membangun ekosistem pendidikan yang lebih adaptif, setara, dan relevan dengan tuntutan zaman. Ketika seluruh unsur sekolah bersinergi, dari perencanaan, pelatihan, kebijakan, hingga evaluasi barulah transformasi digital akan melahirkan perubahan yang substansial. Transformasi digital bukanlah tujuan akhir, tetapi jalan menuju pendidikan yang membebaskan dan memberdayakan.(***) Penulis : Ramadani Wahyu Editor : Iffah Faridatul Hasanah dan Toto Budiman Foto Ilustrasi

Read More

Nathan Tjoe-A-On, Andalan Willem II di Liga 2 Belanda dan Harapan Baru Timnas Indonesia

Nathan Tjoe-A-On tampil penuh saat Willem II menang 2-1 atas Vitesse di Eerste Divisie. Simak kiprah bintang Timnas Indonesia yang jadi andalan di Belanda Jakarta – 1miliarsantri.net: Pemain Indonesia di era PSSI dengan ketuanya Erick Thohir seaat ini terus memberikan kontribusi positrif bagi klub yang mereka bela. Kabar membanggakan datang dari kancah sepak bola Eropa. Pemain Timnas Indonesia, Nathan Tjoe-A-On, kembali menunjukkan perannya sebagai andalan klub Willem II di kompetisi Liga 2 Belanda (Eerste Divisie). Dalam laga terbaru, Nathan dipercaya tampil penuh kala Willem II menaklukkan Vitesse dengan skor 2-1. Performa solid sang bek kiri berusia 22 tahun itu membantu klub meraih kemenangan penting sekaligus menjaga posisi di papan atas klasemen. Willem II Tempel Ketat Persaingan Promosi Nathan buktikan kontribusi positifnya untuk Willem II. Hasil positif melawan Vitesse membuat Willem II kini mantap bertengger di posisi lima klasemen sementara Eerste Divisie. Dengan kompetisi yang masih panjang, peluang mereka untuk bersaing memperebutkan tiket promosi ke Eredivisie tetap terbuka lebar. Pelatih Willem II menaruh kepercayaan besar kepada Nathan, baik sebagai bek kiri maupun gelandang bertahan. Kontribusinya dalam menjaga lini pertahanan serta membantu transisi serangan menjadi faktor penting dalam performa stabil tim. Jadwal Terdekat Willem II Bagi para penggemar yang ingin mengikuti perjalanan Nathan bersama Willem II, berikut jadwal pertandingan berikutnya: Dua laga ini akan menjadi ujian konsistensi Willem II sekaligus kesempatan bagi Nathan untuk kembali membuktikan kualitasnya di level klub. Harapan Baru untuk Timnas Indonesia Menit bermain yang diperoleh dalam kiprah Nathan Tjoe-A-On di Belanda tidak hanya mengangkat nama Willem II, tetapi juga memberikan dampak positif bagi Timnas Indonesia. Dengan menit bermain yang konsisten, Nathan semakin matang dalam hal pengalaman, visi bermain, dan ketenangan di lapangan. Hal ini tentu menjadi modal berharga ketika ia kembali dipanggil memperkuat Garuda di laga-laga internasional. Banyak pihak berharap, performa apiknya di Belanda bisa menular saat membela Timnas Indonesia, terutama menghadapi pertandingan penting di kualifikasi maupun turnamen regional. Konsistensi Di Liga Eropa Bukti Kualitas Pemain Indonesia Performa Nathan Tjoe-A-On bersama Willem II menjadi bukti nyata bahwa pemain Indonesia mampu bersaing di kompetisi Eropa. Dengan konsistensi permainan dan dukungan klub, Nathan tidak hanya menjadi andalan di Belanda, tetapi juga harapan baru bagi kebangkitan sepak bola Indonesia di level internasional.*** Penulis : Thamrin Humris Editor : Thamrin Humris Sumber : Willem II FC, Wikipedia, Bing.Com Foto Istimewa

Read More

Ustadz Abdul Somad Tekankan Toleransi Di Mabes Polri, Perkuat Sinergi Ulama dan Polri

Jakarta – 1miliarsantri.net: Ada yang istimewa di Mabes Polri dengan kehadiran Ustadz Abdul Somad, da’i internasional yang dikenal dengan sapaan UAS memberikan ceramah di Mabes Polri, menekankan pentingnya toleransi beragama, penguatan mental, dan hubungan harmonis antara Polri dan masyarakat. UAS menyampaikan pesan penting tentang toleransi beragama dalam ceramahnya di Markas Besar (Mabes) Polri, Jakarta Selatan, Jumat (26/9/2025). Dalam kesempatan tersebut, UAS menegaskan bahwa menjaga toleransi adalah kunci untuk memperkuat persatuan di Indonesia. Pentingnya Kekuatan Mental dan Amanah Dalam Menjalankan Tugas Pada kesempatan itu, selain menyoroti tentang toleransi, ustad yang pernah mengenyam pendidikan di Mesir dan Maroko juga mnenekankan pentingnya kekuatan mental dan amanah dalam menjalankan tugas. Sebagai tokoh agama, ia mengajak seluruh anggota Polri untuk tetap berpegang pada nilai-nilai kejujuran dan integritas dalam pengabdian kepada masyarakat. “Saya menyampaikan sesuai dengan kapasitas saya sebagai guru, dosen, dan pendidik. Mudah-mudahan apa yang kami lakukan hari ini bisa memperkuat hubungan Polri dengan masyarakat,” terangnya. Kapolri: Kegiatan Ini Untuk Perkuat Sinergi Polri-Ulama Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyambut baik kegiatan ini. Menurutnya, seluruh jajaran kepolisian — mulai dari Polda, Polres, Polsek, hingga Bhabinkamtibmas — mengikuti acara tersebut secara serentak. Ia menegaskan bahwa doa dan nasihat dari para ulama seperti UAS sangat penting untuk menjaga amanah yang diemban oleh Polri. “Kita berdoa agar NKRI tetap terjaga di tengah perbedaan yang ada, sehingga toleransi dan persatuan tetap menjadi bingkai kokoh NKRI,” pungkas Kapolri.*** Penulis : Thamrin Humris Editor : Thamrin Humris Sumber : FRIC Banten Foto istimewa

Read More

Foto Udara Pelabuhan Gaza Sebelum dan Sesudah Agresi: Bukti Kehancuran yang Tak Bisa Disembunyikan

Foto Bukti Kehancuran Pelabuhan Gaza, Suara yang Lebih Jujur dari Propaganda Gaza, Palestina – 1miliarsantri.net: Foto udara Pelabuhan Gaza sebelum dan sesudah agresi menjadi saksi bisu kehancuran. Khaled Safi menyerukan agar dunia menyebarkan kebenaran dan menyingkap propaganda penjajah Israel. Kehancuran Gaza-Palestina, Suara yang Lebih Jujur dari Propaganda Zionis Israel Khaled Safi, influencer Palestina, kembali mengingatkan dunia bahwa apa pun yang dilakukan penjajah untuk mempercantik citranya, fakta kehancuran Gaza tidak bisa disembunyikan. Dalam unggahan terbarunya, ia membagikan foto udara pelabuhan Gaza sebelum dan sesudah agresi, sebagaimana ditulis Free Palestine. Sebarkan kebenaran dan singkap kepalsuan propagandanya. Kehancuran Gaza berbicara lebih keras daripada semua retorika mereka dan lebih jujur ​​daripada semua klaim mereka.” dikutip dari t.me/freepalestine. Mengungkap Kepalsuan Propaganda Khaled Safi menegaskan bahwa dunia harus terus mengungkap kebenaran. Foto-foto seperti ini penting untuk: Seruan untuk Dunia Foto udara pelabuhan Gaza sebelum dan sesudah agresi adalah bukti visual yang tak terbantahkan tentang penderitaan rakyat Gaza. Seperti kata Khaled Safi, kehancuran ini lebih jujur daripada semua klaim propaganda. Dunia harus terus menyuarakan kebenaran, mendukung keadilan, dan tidak membiarkan tragedi ini terlupakan. Kehancuran Gaza bukan sekadar berita. Ini adalah realitas kemanusiaan yang harus disaksikan dunia. Setiap foto, setiap bukti, adalah panggilan untuk bertindak—agar genosida berhenti dan Palestina bisa hidup merdeka.*** Penulis : Thamrin Humris Editor : Thamrin Humris Sumber : Channel WhatsApp Free Palestine Foto : Abdallah El Hajj

Read More

Krisis Kemanusiaan Gaza: Penghancuran dan Blokade Sistemik dan Masif

65 ribu warga Gaza tewas, rumah sakit hancur, bayi tanpa inkubator. Kesaksian parlemen Italia bongkar strategi kelaparan yang disengaja. Dunia ditantang: sampai kapan hanya diam tanpa beraksi? Suara Saksi Mata di Tengah Krisis Sistemik Italia, Palestina – 1miliarsantri.net | KRISIS kemanusiaan di Gaza bukan sekadar deretan angka statistik. Ia adalah kisah manusia, penuh luka dan kehilangan, yang terkuak melalui kesaksian seorang anggota parlemen Italia di hadapan majelisnya. Pidato tersebut mengguncang ruang sidang: bukan hanya karena deskripsinya yang memilukan, tetapi juga karena keberaniannya mengungkap pola kebijakan yang disengaja—bukan sekadar “dampak sampingan perang.” Kesaksian ini menyingkap tiga dimensi utama yang saling berkaitan: penghancuran infrastruktur sipil, blokade bantuan kemanusiaan, dan kelumpuhan institusi internasional. Tiga pilar inilah yang menopang analisis, sekaligus memperlihatkan wajah krisis yang jauh melampaui tragedi lokal—ia adalah ujian moral bagi dunia internasional. Infrastruktur Sipil: Target yang Disengaja Rumah sakit, sekolah, jaringan air, hingga kamp pengungsian adalah fondasi kehidupan masyarakat. Namun di Gaza, fondasi ini nyaris seluruhnya diruntuhkan. Kesaksian itu menyebut: 90% fasilitas kesehatan hancur, sekolah-sekolah rata dengan tanah, jaringan air tak lagi mengalir, bahkan kamp pengungsi ikut menjadi sasaran serangan. Akibatnya, penyakit yang bisa dicegah berubah menjadi penyebab kematian massal. Luka ringan bisa berakhir tragis karena ketiadaan fasilitas medis. Dari catatan parlemen Italia, lebih dari 65.000 warga sipil telah terbunuh. Namun yang lebih mengerikan: jumlah kematian tak langsung akibat runtuhnya layanan kesehatan dan sanitasi diprediksi melampaui korban serangan bom itu sendiri. Kelaparan sebagai Senjata Perang Kesaksian yang paling mencengangkan datang dari perbatasan Rafah. Seorang anggota parlemen Italia menceritakan bagaimana ia melihat konvoi truk bantuan sepanjang 15 kilometer dihentikan. Barang-barang yang ditolak masuk sungguh mencengangkan: kasur, inkubator bayi, hingga obat bius. Blokade ini bukan masalah logistik, melainkan keputusan politik yang disengaja. Dan dampaknya langsung terasa pada nyawa manusia: Barang Bantuan yang Diblokir Implikasi Kemanusiaan Langsung Kasur / Matras Pengungsi tidur di lantai dingin, rentan hipotermia, penyebaran penyakit meningkat. Inkubator Bayi Bayi prematur kehilangan akses perawatan kritis, angka kematian neonatal melonjak. Bahan Anestesi Operasi darurat dilakukan tanpa bius, melahirkan praktik medis yang kejam dan tidak manusiawi. Ketika barang-barang yang jelas bersifat kemanusiaan dianggap “ancaman,” maka jelas tujuannya bukan lagi keamanan, melainkan penghukuman kolektif. Asimetri Konflik yang Tak Terbantahkan Banyak pihak menyebut konflik ini sebagai “perang.” Namun kesaksian parlemen Italia menolak istilah itu. Bagaimana mungkin menyebutnya perang, jika di satu sisi ada “tentara paling kuat dan canggih di dunia,” sementara di sisi lain ada warga sipil tak bersenjata yang dibombardir tanpa henti? Penghancuran fasilitas kesehatan hingga penolakan inkubator bayi tidak bisa dianggap “pertempuran seimbang.” Ia adalah ekspresi asimetri kekuatan yang brutal. Dalam konteks ini, aturan hukum yang berlaku bukan sekadar hukum perang tradisional, melainkan Konvensi Jenewa Keempat—yang mewajibkan kekuatan pendudukan melindungi rakyat sipil, bukan memusnahkannya. Seruan untuk Akuntabilitas Pidato itu lalu bergeser dari narasi penderitaan menjadi seruan politik: dunia internasional harus berhenti sekadar mengecam dan mulai bertindak nyata. Pertanyaan retoris yang ditujukan kepada Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni, mengena di jantung persoalan: “Apa batas maksimal Anda? Kapan waktunya Anda akan mengatakan ‘ya’ untuk sanksi?” Pertanyaan itu menunjukkan absurditas situasi: puluhan ribu nyawa melayang, namun tindakan nyata dari komunitas global masih sebatas pernyataan. Kesaksian ini menuntut bukan sekadar sanksi simbolis terhadap individu, tetapi sanksi menyeluruh terhadap pemerintah yang mengkoordinasikan kebijakan penghukuman kolektif tersebut. Dari Kesaksian ke Imperatif Global Kesaksian anggota parlemen Italia ini mengubah cara kita memandang krisis Gaza. Ia menyingkap bahwa penderitaan bukanlah bencana alam, melainkan hasil strategi yang terencana. Dari penghancuran infrastruktur hingga penggunaan kelaparan sebagai senjata, semua menunjukkan pola yang jelas. Satu kesimpulan muncul: komunitas internasional tak lagi bisa bersembunyi di balik retorika. Ada imperatif moral sekaligus strategis untuk bertindak. Implementasi sanksi menyeluruh terhadap pemerintah Israel menjadi langkah mendesak—bukan demi politik, tetapi demi kemanusiaan itu sendiri. Krisis Gaza bukan sekadar tragedi regional; ia adalah cermin global. Apa yang dipilih dunia hari ini akan menentukan wajah peradaban kita esok: apakah berani menegakkan nilai kemanusiaan universal, atau membiarkan suara saksi mata terkubur di balik puing-puing. (***) Penulis: Abdullah al-Mustofa Editor: Toto Budiman Sumber: Kanal Youtube Aljazeera Mubasher Foto: Kanal Youtube AlJazeera Mubasher, Plan International, ABC News

Read More

Jakarta Pusat Job Festival 2025: Temukan Peluang, Wujudkan Masa Depan Gemilang

Peluang Kerja Melalui Job Fair Virtual dan Job Festival Offline Jakarta Pusat – 1miliarsantri.net: Dalam rangka mengurangi angka pengangguran sekaligus meningkatkan layanan penempatan tenaga kerja, Suku Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi Kota Administrasi Jakarta Pusat akan menggelar Jakarta Pusat Job Festival 2025. Mengusung tema “Temukan Peluang, Wujudkan Masa Depan Gemilang”, acara ini diselenggarakan secara hybrid, sehingga para pencari kerja dapat mengikuti baik secara daring maupun luring. Wali Kota Jakarta Pusat, Arifin dalam video singkat yang tersebar dimedia sosial mengajak para pencari kerja untuk menghadiri Jakarta Pusat Job Festival pada 30 September – 1 Oktober 2025. Arifin mengatakan, “job festival ini dibuka dari jam 10 pagi hingga jam 4 sore, dengan menghadirkan 36 perusahaan serta ribuan lowongan pekerjaan untuk berbagai kalangan usia, termasuk disabilitas. Semuanya gratis dan terbuka untuk umum.” Rangkaian Kegiatan Jakarta Pusat Job Festival 2025 Job Fair Virtual– 25 September – 8 Oktober 2025– Melalui situs resmi: jobfair.kemnaker.go.id Job Festival Offline– 30 September – 1 Oktober 2025– Gedung Pertemuan PertaminaJl. Cempaka Putih Tengah XX B No.20B, RT.3/RW.6, Kelurahan Cempaka Putih Timur, Kecamatan Cempaka Putih, Kota Administrasi Jakarta Pusat. Perusahaan yang terdaftar hingga saat ini ada 10 perusahaan, dengan kebutuhan tenaga kerja sebanyak 309, jabatan sebanyak 41, sebagaimana dikutip dari laman Kementerian Tenaga Kerja. Informasi Selengkapnya Untuk update terbaru mengenai Jakarta Pusat Job Festival 2025, masyarakat dapat memantau akun resmi Instagram @sudin_naker_jakpus, Sudin Naker JakPus. Kegiatan ini diharapkan dapat mempertemukan perusahaan dengan pencari kerja secara langsung maupun online, serta membuka peluang kerja seluas-luasnya bagi masyarakat Jakarta Pusat dan sekitarnya. Jangan lewatkan kesempatan emas ini untuk menemukan karier impian Anda! Ikuti terus informasi lowongan kerja (loker) lainnya melalui rubrik Info Loker 1miliarsantri.net. Penulis : Thamrin Humris Editor : Thamrin Humris Foto : Kemenaker.Go.Id

Read More

Rangkaian Peringatan Hari Santri Nasional Resmi Dibuka Menteri Agama, Ini Makna Logo Hari Santri Nasional 2025

Menteri Agama Secara Resmi Membuka Rangkaian Hari Santri 2025 di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur. Jombang – 1miliarsantri.net: Rangkaian peringatan Hari Santri Nasional 2025 telah secara resmi dibuka oleh Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, di Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur, 22 September 2025. Dalam kesempatan pembukaan rangkaian peringatan Hari Santri Nasional 2025, Menteri Agama juga mengungkapkan rencana pemerintah terkait penguatan pondok pesantren. Kemenag akan menghadirkan Eselon I untuk menggantikan Eselon II dalam mengurus pondok pesantren. “Selama ini pondok pesantren diurus eselon II. Insya Allah, dalam waktu tidak lama lagi akan keluar ketetapan untuk menjadikannya diurus oleh satu eselon I tersendiri,” ujar Menag Nasaruddin Umar di Jombang, Jawa Timur, Senin (22/9/2025). Kemandirian Pesantren dan Kuatnya Pesantren Menunjukan Kekuatan Bangsa Nasarudin mengatakan, pesantren sejak dulu dikenal mandiri. “Kemandirian ini tidak boleh hilang. Namun, bukan berarti pemerintah lepas tangan. Buktinya, kita punya Undang-Undang Pesantren dan sekarang sedang dalam proses penguatan kelembagaan,” dikutip dari Kemenag.Go.Id Lebih lanjut Menag menambahkan, pemilihan Ponpes Tebuireng sebagai lokasi pembukaan Hari Santri 2025 penuh makna. “Di sinilah dimulai Resolusi Jihad yang kemudian menjadi cikal bakal Hari Santri. Tahun ini kita mengenang satu dasawarsa pengakuan negara terhadap santri,” terang Nasarudin. “Kalau pesantren kuat, bangsa ini juga akan kuat,” tegas Menag. Logo Hari Santri Nasional Mengusung tema besar, “Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia”, logo ini merepresentasikan tekad santri untuk tetap berada di garda terdepan menjaga bangsa, sekaligus menatap jauh ke cakrawala global. Pitra Cakrawala, Logo Hari Santri Nasional diberi nama “Pita Cakrawala.” Pita, adalah simbol ikatan yang menyatukan keberagaman menjadi satu kesatuan yang indah. Sementara itu, Cakrawala adalah lambang keluasan pandangan dan batas tak bertepi. Santri adalah Pita Cakrawala: Ikatan yang menguatkan bangsa, perjalanan yang tak pernah berhenti, pandangan luas yang menuntun langkah menuju masa depan. Penjelasan lengkap bisa diakses melalui: LOGO HARI SANTRI NASIONAL 2025. Ikuti terus artikel 1miliarsantri.net dalam rangkaian Hari Santri Nasional 2025, dengan tajuk #SantriIndonesiaMenyapaDunia Penulis : Thamrin Humris Editor : Thamrin Humris Foto istimewa Kemenag

Read More

Adab First: Cultivating Character Through Language

Bondowoso – 1miliarsantri.net : “Knowledge without adab is like fire without light.” This powerful adage reminds us that knowledge by itself may burn intensely—but without the light of character, it may also consume and blind. How, then, can we pursue a foreign language—especially English—without losing the essence of Islamic etiquette? In today’s interconnected world, English opens doors: access to higher education, broader career opportunities, and platforms for global da‘wah. Yet fluency alone is hollow if it lacks moral grounding. Before we master grammar and vocabulary, we must plant our roots in adab—principles that guide how we speak, listen, and express ourselves. The Case for “Adab First” The Prophet ﷺ declared seeking knowledge as a duty for every Muslim. But scholars emphasize an important caveat: adab must precede and accompany knowledge. The Qur’ān commands: “And say, ‘My Lord, increase me in knowledge.’” (20:114) This invocation reveals more than a desire to learn; it signals humility, reverence, and awareness of our dependence on Allah. In our journey to master English, adab serves as a safeguard—protecting our faith, preserving our identity, and ensuring our manners grow alongside our language skills. In a world that often equates fluency with status, adab ensures our words bear dignity and purpose. Embodying Adab in English Learning To let adab become second nature in your language learning, incorporate the following principles:  Your first lesson must be planted in the heart. You learn not just for scores, jobs, or prestige—but as a means to benefit others, spread knowledge, and serve a higher cause.  When choosing expressions, avoid slang or idioms that clash with Islamic values. Favor words that reflect respect, honor, and dignity in every context.  Whether online or face to face: greet kindly, listen intently, and offer feedback with humility. Our manners shape the tone of learning spaces.  Engage with positive aspects of Western culture—innovation, diversity, creativity—but reject harmful elements gently and thoughtfully.  Let your English be used to motivate, uplift, and encourage. Avoid ridicule, gossip, or mockery. May each sentence become a small act of worship. Practical Steps to Learn English with Adab Transforming these ideals into habit requires strategy: See English as an amanah (trust) from Allah, not a burdensome task. This shifts learning from obligation to privilege. Start your word bank with Islamic terms—mercy, guidance, gratitude—so that new language stays anchored in your beliefs.  Take part in English-language da‘wah groups, write blog posts on Islamic themes, or converse online in uplifting ways. Choose media—books, lectures, podcasts—that reinforce noble character. Block or discard content that degrades values. Overcoming Challenges Learning with adab is not without its trials. Solution: Balance your exposure by following Muslim creators who model adab in English communication. Solution: Use filters, set clear boundaries, and replace harmful input with beneficial material. Solution: Find mentors—Muslim or native speakers—who prioritize eloquence with integrity. Let them guide your articulation. A Call to Reflect and Act Adab is the illuminating force that perfects knowledge. If English is suffused with etiquette, it becomes an instrument for da‘wah, influence, and upliftment—not mere communication. Let us strive not only to speak English—but to grace it with adab in every phrase. May Allah purify our intentions and beautify our speech. “O Allah, beautify our words with adab and use our tongues in what pleases You.” Begin your English journey grounded in respect, humility, and purpose—and may it benefit many souls. Writer: Glancy Verona Editor: Abdullah al-Mustofa Ilustrasi by AI

Read More