Sultan Baabullah Menguasai dan melakukan Syiar Dakwah nya di 72 Pulau Wilayah Kekuasaan

Ternate – 1miliarsantri.net : Salah satu tokoh sejarah Indonesia yang memiliki peran cukup penting dalam mengusir penjajah Portugis di tanah Maluku dan juga dijuluki penguasa 72 pulau ini dikenal sebagai pejuang yang gigih dan berani, memiliki semangat yang tinggi serta tak gentar melawan penjajah. Dia adalah Sultan Baabullah Datu Syah. Sultan Baabullah pernah memimpin Kesultanan Ternate pada periode 1570-1583 M. Masa itu disebut sebagai zaman keemasan dalam sejarah Kesultanan Ternate. Sebab, Sultan Baabullah berhasil menaklukkan Portugis. Semasa kepemimpinan nya, Kesultanan Ternate menguasai 72 jazirah yang membentang dari Mindanao di utara sampai kepulauan Nusa Tenggara di selatan, dari pantai timur dan utara Sulawesi sampai ke tenggaranya hingga ke bagian dekat dengan Seram yang berbagi wilayah dengan Tidore. Kesultanan Ternate juga dikenal dengan nama Kerajaan Gapi saat dipimpin oleh Sultan Baabullah pada abad ke-16. Selain sebagai penguasa setempat, Sultan Baabullah juga menjadi pendukung dan penyebar syiar Islam, menjadikan kesultanan ini sebagai salah satu mercusuar peradaban Islam di Nusantara. Selama masa pemerintahannya, Sultan Baabullah berjuang melawan kesewenangan Portugis di Maluku dan berhasil menaklukkan mereka, sehingga dianggap sebagai zaman keemasan dalam sejarah Kesultanan Ternate. Pada usia muda, pria kelahiran 10 Februari 1528 itu telah digembleng oleh para mubaligh dan panglima serta menduduki beberapa posisi strategis, termasuk jabatan kapita samudera. Sultan Baabullah menggagas perlawanan terhadap Portugis setelah ayahnya, Sultan Khairun Jamil, dibunuh dengan cara laknat di benteng Sao Paulo. Di situ dia mengaumkan sumpah soya-soya sumpah jihad habis-habisan untuk mengusir orang-orang yang telah berlaku laknat di Negeri Ternate dengan membunuh Khairun Jamil dengan pengkhianatan yang sangat memalukan. Setelah ayahnya dibunuh, Sultan Baabullah Datu Syah mengerahkan kira-kira 2.000 armada kora-kora dan 120.000 pasukan untuk menghantam seluruh benteng-benteng Portugis di nusantara timur. Ia memimpin armada-armada perangnya untuk menghancurkan seluruh benteng Portugis kecuali benteng tempat ayahnya dibunuh, yang dikepung selama 5 tahun. Tidak ada lagi monopoli yang dilakukan oleh orang Portugis sehingga Sir Prancis Drake Laksamana Agung Inggris sempat berkunjung ke Ternate pada 1579 dan bertemu dengan Babullah yang dia gambarkan suaranya lirih dan anggun tapi kalau sudah mengaung bagaikan singa. Dalam dakwahnya, Sultan Baabullah Datu Syah juga dikenal sebagai seorang yang sangat gigih dan berani. Ia tidak hanya memimpin perlawanan melawan penjajah Portugis, tapi juga mengajarkan nilai-nilai Islam kepada masyarakat setempat..Atas jasa-jasanya, pemerintah Indonesia memberikan gelar Pahlawan nasional kepada Sultan Baabullah pada 10 November 2020. Dia pun menjadi tokoh kedua dari Provinsi Maluku Utara yang menjadi pahlawan nasional, yakni setelah Sultan Nuku pada 1995. (nur)

Read More

Gus Baha : Kekuatan Politik dan Ekonomi Harus Dimiliki Orang Islam

Jakarta – 1miliarsantri.net : Ulama ahli tafsir Qur’an dan beberapa Kitab asal Rembang, Jawa Tengah, KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) menegaskan, umat Islam harus kuat secara ekonomi dan politik. Agar bisa menjalankan ajaran agama dengan aman dan nyaman, maka dua sektor tersebut perlu dikuatkan. Suami Ning Winda asal Pesantren Sidogiri, Pasuruan tersebut menyarankan kepada seluruh pemuda-pemuda Islam agar tidak bermalas-malasan. Umat Islam sebagai pemikul beban tanggung jawab generasi umat Islam di masa depan harus kuat secara ekonomi dan politik. “Karena ada hal yang tidak bisa diselesaikan dengan kalah, harus lewat kemenangan. Ketika menang secara ekonomi, maka bisa membuat aturan,” terang Gus Baha. Gus Baha mencontohkan, jika umat Islam menerima keadaan miskin dan kalah secara politik sebagai bentuk tawadhu dan qanaah tidak bisa diterapkan secara global. Itu karena ketika ada umat Islam sakit, butuh biaya beli obat dan rumah sakit, maka tdak akan bisa selesai dengan bersabar saja. “Terkadang sikap tawadhu dan miskin tidak menyelesaikan masalah kok. Semisal orang tua kita atau ada keluarga sakit, maka butuh biaya pengobatan. Masak bisa selesai dengan ucapan terima kasih atau Bismillah saja,” lanjut Gus Baha. Tawadhu dan miskin jangan dinikmati berlebihan sehingga rasa nyaman tersebut tidak menjadikan orang yang menang secara ekonomi dan politik. Umat Islam harus berada di posisi menang yakni kaya dan memiliki kekuasaan. “Menang itu baik, hanya saja jangan maksa dengan jadi teroris. Yang belum ditakdirkan menang secara ekonomi dan politik, jangan maksa. Tiru Wali Songo, caranya halus, tapi tepat sasaran,” tutur Gus Baha. Sikap tawadhu dan qanaah memang baik. Hanya saja sikap tersebut harus ditempatkan pada posisi yang tepat. Itu agar tidak merugikan umat Islam dan agama Islam khususnya. “Di Indonesia orang shalat nyaman, ngaji nyaman, tidak ada yang melarang. Sebab di antara ciri ridha Allah, agama dijadikan kuat. Posisi menang punya sisi penyebab datangnya ampunan Allah, karena membuat agama Allah bisa dilaksanakan dengan baik,” pungkasnya. (lim)

Read More

Kyai Azizi Hasbullah meninggal dunia

Jakarta – 1miliarsantri.net : Keluarga Besar Nahdlatul Ulama tengah berkabung karena kehilangan salah satu tokoh nya. Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Azizi Hasbullah wafat Minggu pagi (21/5/2023) karena sebelum nya mengalami kecelakaan lalu lintas di Tol Cipali KM 142 pada Sabtu (20/5/2023) dan sempat mendapat perawatan di RS Hasan Sadikin Bandung. Sedianya, Kiai asal Blitar Jawa Timur dan Ahli Fiqih ini hendak menghadiri Halaqah Fiqih Peradaban dan Bahtsul Masail di Pondok Pesantren Al-Muhajirin 2 Purwakarta bersama Wakil Rais Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Trenggalek KH Zahro Wardi. Semasa hidup, almarhum dikenal oleh banyak kerabat, sahabat dan segenap keluarga besar Nahdlatul Ulama sebagai sosok yang dikagumi banyak kalangan karena kealimannya dalam beberapa aspek. Seperti ilmu fiqih, ushul fiqih, aqidah, dan tasawuf. Pengasuh Pondok Pesantren Barran Selopuro Blitar, Jawa Timur ini merupakan ahli fiqih Nusantara yang inspiratif di kalangan para tokoh kiai yang lain. Sehingga tak ayal, kepergian almarhum meninggalkan kenangan yang sangat luar biasa. Kebanyakan para sahabat almarhum mengakui, kedalaman penguasaannya atas ilmu-ilmu syariat mendapatkan apresiasi luas dari kiai-kiai lain, termasuk di kalangan para masyayikh di Pondok Pesantren Lirboyo. Almarhum lebih banyak memberikan kajian kitab Tausyih ‘ala Ibnul Qasim karya Syekh Muhammad Nawawi Banten di Rumah Tua Lirboyo, hingga banyaj para sahabat dan kerabat nya yang mendapat inspirasi dan keteladanan secara terus-menerus mengaji, mengkaji, dan meng-upgrade study keilmuan Islam. Almarhum Kiai Azizi adalah sosok faqih yang terbuka, tegas dan luas dalam berdiskusi adu argumentasi dalam forum-forum bahtsul masail pesantren dan NU, seperti di Lirboyo, Forum Musyawarah Pondok Pesantren (FMPP) se-Jawa Madura, Bahtsul Masail Syuriyah PWNU Jawa Timur, dan forum-forum bahtsul masail PBNU.. Saat satu majelis seminar dan bedah buku seperti di Oku Timur Sumatera Selatan, Sampang dan Pamekasan Madura, dan yang terakhir di Mlangi Yogyakarta, kepiawaian santri kinasih KH Ahmad Idris Marzuki Lirboyo ini dalam menyajikan materi-materi berat dengan bahasa dan gaya bebas, juga membuat para audiens enggan beranjak dari majelis meski sudah menghabiskan waktu berjam-jam. (dris)

Read More

Beda Pandangan Sufi NU – Muhammadiyah

Jogjakarta – 1miliarsantri.net : Sufisme sebagai praktik spiritual keagamaan biasanya sangat lekat dengan kalangan muslim tradisional daripada yang modernis. Hal ini terjadi dikarenakan kalangan tradisionalis, baik dari kaum abangan maupun santri, sama-sama merujuk pada khazanah mistik klasik yang tetap dilestarikan hingga sekarang. Salah satu organisasi keagamaan yang memiliki gerakan sufisme khas nya adalah Nahdlatul Ulama (NU). NU adalah organisasi tradisional yang di dalamnya melakukan pembinaan terhadap ajaran sufisme sangat ditekankan, khususnya ajaran imam al-Ghazali. Boleh dibilang NU mampu menyelaraskan antara mistik Islam berhaluan Ghazalian dengan ajaran ilmu kalam Asy’ariyah-Maturidiyah, dan dalam hukum menganut salah satu dari keempat mazhab. Budayawan Nurcholish Madjid mengatakan, NU sangat memperhatikan masalah sufisme-tasawuf, hingga membentuk badan yang dinamakan Jam’iyyah Thariqah Mu’tabarah (Perkumpulan Tarekat Mu’tabarah). Muktamar NU di Situbondo 1984 menetapkan bahwa salah satu ketentuan tentang paham Ahlu al-Sunah wal Jama’ah adalah, dalam bidang tasawuf, mengikuti tarekat mu’tabarah dengan berpedoman kepada ajaran imam al-Ghazali, di samping kepada ajaran para tokoh kesufian Sunni yang lain”. NU di dalamnya kebanyakan beranggotakan kaum santri dan berkeyakinan bahwa unsur batin dari kehidupan keagamaan lebih penting daripada bentuk lahir. Namun, kesalehan luar merupakan ekspresi iman batin dan cara memperkukuh spiritual. Inilah yang tampaknya menjadi pegangan di kalangan santri yang begitu dekat dengan ajaran sufisme, bahkan sampai memiliki perkumpulan tarekat yang disepakati dan dilegalkan oleh NU sendiri. Bahkan, Clifford Geertz menafsirkan dimensi-dimensi ritual dan mistik kesalehan santri tradisional sebagai produk dari sintesis Islam dan agama Jawa pra-Islam. menurut pandanganya, santri tradisional hidup di dalam dunia yang menyendiri, yang sebagian besar terisolasi dari pusat-pusat “ortodoksi” Timur Tengah. Pandangan mereka mengenai Islam lebih bernuansa Jawa daripada Islam. Pandangan Geertz ini tampaknya kurang tempat dalam mengambarkan kondisi spiritual kaum santri. Memang kalangan santri tradisional sangat dekat dengan kultur Jawa, karena pesantren umumnya terpusat di Jawa. Tapi perkumpulan tarekat yang dimiliki oleh NU, yang di dalamnya santri berperan penting, bukanlah suatu hasil kompromi antara Islam dan mistik kejawen, tetapi lebih mengacu pada ajaran sufisme dari ulama-ulama Timur Tengah, seperti Syech Abdul Qadir al-Jilani dengan tarekatnya Qadiriyah. Di sini, praktik sufisme di kalangan santri memang tidak mengalami banyak perubahan, sebab ajaran sufisme di sini lebih dipahami sebagai alamilah keagamaan, bukan wacana akademis yang perlu dikembangkan secara lebih lanjut. Dengan demikian, wacana kontemporer sufisme di tubuh NU cenderung statis dan tidak mengalami perkembangan yang signifikan. Berbeda dengan NU, Muhammadiyah justru mengalami sedikit pergeseran dalam wacana sufisme. Meski di kalangan Muhammadiyah sendiri sufisme kurang begitu populer, tapi ada saat di mana tokoh-tokoh Muhammadiyah memiliki intensitas yang tinggi terhadap perkembangan ajaran sufisme dan membuat sebuah formulasi baru terhadap ajaran sufisme yang lebih disesuaikan dengan ajaran syariat yang ketat. Salah satu tokoh Muhammadiyah yang memiliki peranan penting dalam mewacanakan sufisme kontemporer di Indonseia adalah Hamka. Melalui bukunya berjudul Tasawuf Modern, beliau telah sungguh-sungguh menjadi peletak dasar bagi wacana baru sufisme di tanah air, wacana baru sufisme ini juga bisa disebut sebagai neo-sufisme. Neo-sufisme adalah wacana kontemporer tentang sufisme yang mencoba mencari keselarasan antara syariat dan hakikat, antara dimensi lahir dan batin, di mana pelopornya adalah Fazlur Rahman. Di dalam buku itu terdapat alur pemikiran yang cukup memberi apresiasi yang wajar kepada penghayatan sufisme atau esoteris Islam, namun sekaligus disertakan peringatan bahwa esoterisme itu harus tetap dikendalikan oleh ajaran-ajaran standar syariat. Apa yang dilakukan oleh Hamka di sini bukanlah pembaharuan praktik ajaran sufi, tetapi lebih pada wacana pembaruan sufi di Indonesia, yang dengannya, diharapkan setiap orang yang mempraktikkan ajaran sufi bisa lebih memperhatikan aspek-aspek syariat agar terjadi keseimbangan dan tidak berat sebelah. Sebagai ulama yang sangat mengenal pemikiran kaum pembaharu klasik seperti Ibn Taymiyah dan Ibn Qayyim al-Jauziyah, Hamka menunjukkan konsistensi pemikirannya dengan pemikiran tokoh-tokoh itu. Maka bukanlah suatu hal yang terjadi secara kebetulan bila Fazlur Rahman, menyebut kedua tokoh klasik itu sebagai perintis apa yang dinamakan sebagai neo-sufisme. Adalah jenis kesufian yang terkait dengan syariat, atau dalam wawacan Ibn Taymiyah, jenis kesufian yang merupakan kelanjutan dari ajaran Islam itu sendiri sebagaimana termaktub dalam al-Qur’an, dan tetap berada dalam pengawasan kedua sumber utama ajaran Islam tersebut, kemudian ditambah dengan ketentuan untuk tetap menjaga ketertiban dalam masyarakat secara aktif. Tapi perlu diingat bahwa wacana neo-sufisme yang dikembangkan Hamka ini bukan berarti menganggap bahwa praktik sufi yang dilakukan oleh kalangan tradisionalis seperti NU kurang menghargai syariat atau kurang Islami, sama sekali tidak demikian. Sebab, kalangan tradisional sendiri tetap menjadikan syariat sebagai hal yang paling dasar dalam Islam dan tak pernah lepas dari al-Qur’an dan Sunnah. Hanya saja, mungkin kalangan tradisionalis memiliki cara pandang yang berbeda terhadap ajaran sufisme tersebut sehingga tidak ada yang mesti disalahkan antara satu dengan yang lain. Jadi perbedaan signifikan antara sufisme di NU dan Muhammadiyah lebih pada wacana dan gerakan. Bila NU memahami sufisme lebih sebagai praktik amaliyah spiritual keagamaan – meski tidak mengesampingkan kajian secara ilmiah berbasis kitab kuning – maka Muhammadiyah lebih tertarik memahami sufisme pada tataran konseptual dan wacana akademis. Artinya, di Muhamamdiyah tidak memiliki perkumpulan tarekat sebagaimana di NU, hanya beberapa tokoh saja yang memiliki ketertarikan akademis, selebihnya mempraktikkan sufisme dalam kehidupan sehari-hari dalam sikap keagamaannya. Terlepas dari itu semua, bila ditarik secara garis besar maka wacana kontemporer sufisme di Indonesia boleh dibilang lebih cair daripada di masa-masa silam atau di belahan negara muslim lainnya. Dulu, berbagai pemberontakan terhadap kalangan sufi bisa dari latar belakang mana saja, baik para ulama fikih, kalam, filosof, dan masih banyak lagi. Sekarang ini, penolakan semacam itu sudah tidak ada lagi, paling banter penolakan itu biasanya dilakukan oleh kalangan Salafi-Wahabi yang ulama-ulamanya memang sangat getol menolak paham sufisme dan mistik Islam. Menurut mereka, sufisme tidak ada bedanya dengan kekafiran, bid’ah, dan para praktisinya adalah ahli neraka. (mad)

Read More

Cara Supaya Jamaah Haji Lansia tidak tersesat

Jakarta – 1miliarsantri.net : Pelaksanaan ibadah haji tahun 2023 gelombang pertama akan dijadwalkan mulai masuk masing-masing asrama haji embarkasi pada 3 Zulkaidah 1444 H/ 23 Mei 2023. Sehari berikutnya, para jamaah akan mulai diberangkatkan secara bertahap ke Madinah Al-Munawwarah untuk menjalani arbain (shalat berjamaah selama 40 waktu berturut-turut di Masjid Nabawi). Sedangkan untuk gelombang kedua, jamaah akan masuk asrama mulai 7 Juni 2023. Secara bertahap, mereka diberangkatkan ke Jeddah mulai 19 Zulkaidah 1444 H/ 8 Juni 2023. Pelaksanaan haji menjadi agenda rutin tahunan yang dlaksanakan, dan ternyata masih saja terdapat banyak jamaah haji yang tersesat atau terpisah dari rombongan. Setiap tahunnya ada saja laporan jamaah haji yang mengalami tersesat. Tidak hanya ketika berada di lingkungan Masjidil Haram bahkan saat perjalanan menuju hotel penginapan masing-masing. Mengangkat tema Haji Ramah Lansia, tahun ini ada sebanyak 67 ribu dari 210 ribu jamaah haji berusia lanjut atau 30 persen dari total kuota jemaah haji Indonesia. Tentunya, Pemerintah Indonesia sudah menyiapkan petugas layanan jamaah haji yang siap mendampingi jamaah lansia. Kementerian Agama Republik Indonesia melalui biro Bimbingan Pelaksanaan Haji memberikan beberapa tips bagi jamaah haji yang hendak berangkat tahun ini. Agar ibadah lancar dan tidak panik jika alami tersesat di tanah suci Makkah. Bagaimana cara menghindari hal ini?.7 Tips agar Tidak Tersesat saat Beribadah di Tanah Suci Karena baru pertama kali ke tanah suci, banyak jamaah haji yang sering tersesat karena terlalu bersemangat untuk beribadah dan kelelahan sehingga lupa di mana alamat hotelnya. Kartu ini sudah disediakan dari pihak hotel, sehingga jamaah tinggal membawanya. Di dalam kartu ini tercantum beberapa informasi seperti nama hotel, alamat, dan kontak yang bisa dihubungi sewaktu-waktu jika kita tersesat saat hendak kembali ke hotel. Pemerintah Indonesia sudah menempatkan petugas Indonesia di titik-titik vital. Mereka adalah petugas haji yang sudah terlatih dan siap membantu jamaah haji Indonesia dalam kondisi apapun dan kapanpun. Tindakan lainnya coba cari maktab atau hotel sekeliling dengan tenang dan seksama. Perhatikan mana hotel atau tempat yang ada berkibar bendera merah putih, masuk dan minta bantuan kepada petugas. Semoga jamaah haji yang tahun ini berangkat menjadi haji yang mabrur. (zsl)

Read More

Pengungsi Suriah dipersulit adanya Normalisasi Arab-Suriah

Berlin – 1miliarsantri.net : Sejumlah warga Suriah di pengasingan, khususnya kelompok warga yang berada di Jerman, terus berupaya agar hukum internasional suatu saat dapat menjerat Presiden Bashar al Assad sebagai penjahat perang. Secara bersamaan, saat ini Assad berada di arena KTT Liga Arab. ‘’Setiap warga Suriah yang menderita akibat rezim Assad bisa mengajukan tuntutan hukum. Meski seluruh dunia mendukung Assad, kami akan membawanya ke pengadilan,’’ujar Houaida Muhi Aldeen, (49) mantan tahanan politik yang kini tinggal di Prancis. Aldeen dan sejumlah rekan lainnya merupakan bagian dari jutaan warga Suriah yang harus meninggalkan tanah airnya akibat perang selama 12 tahun di Suriah. Mereka menyebut, diterima kembalinya Assad setelah diisolasi satu dekade lebih memang membuat frustrasi tapi tak mengejutkan. Saudi dan Qatar sendiri menjadi pendukung utama perlawanan bersenjata tersebut. Mempersenjatai kelompok perlawanan yang berperang untuk menggulingkan Presiden Assad yang mendapatkan dukungan dari Iran. Perang 12 tahun itu menewaskan sebanyak 350 ribu warga Suriah. Selain itu, lebih dari 14 juta warga Suriah meninggalkan rumah mereka. Hampir satu juta dari mereka kini menjadi pengungsi di Eropa. Normalisasi Arab-Suriah, ujar Aldeen, akan lebih menyulitkan pengungsi Suriah kembali ke kampong halamannya. ‘’Saya sampaikan dua yang kami anggap sebagai sumpah: Kami lebih baik mati daripada di bawah pemerintahan Assad. Kami tidak akan kembali ke Suriah selama Assad masih di sana,’’ tegas Aldeen. Anwar al-Bunni, pengacara yang membantu warga Suriah di Jerman menyampaikan, tujuan normalisasi ini menebarkan keputus asaan dan frustrasi bagi warga Suriah. Dia siap membantu warga Suriah di Jerman untuk mengajukan tuntutan kejahatan perang terhadap Assad. Al-Bunni menambahkan, catatan buruk demokrasi dan HAM para pemimpin Arab membuat Assad bisa kembali ke Liga Arab. Aksi massa oposisi pada 2011 di Suriah beralih rupa menjadi perlawanan bersenjata hingga melahirkan perang sipil. Maka bagi Akil Hosain (39), jurnalis Suriah di Prancis, Liga Arab merupakan simbol sebelum terjadinya Musim Semi Arab. ‘’Maka diterima kembalinya Assad bukan hal yang mengejutkan bagi kami,’’ terangnya. (dil)

Read More

Wanita ini Hobi Sedekah hingga Miliaran Rupiah

Surabaya – 1miliarsantri.net : Beberapa waktu lalu beredar video seorang pengusaha asal Surabaya yang gemar sedekah hingga mencapai miliaran rupiah. Seorang muslimah beberapa hari ini viral di media sosial karena salah satu aset nya diwakafkan adalah sebuah hotel untuk dijadikan sekolah. Sontak saja sosok wanita bernama Siti Aisyah yang memiliki seorang putra dan dua orang putri ini menjadi sorotan netizen karena kebiasaannya berbagi berbeda dari kebiasaan orang lain. Meskji berdomisili di Jakarta, namun dia mengaku menjalankan amanah orang tua nya lebih enak di Surabaya dan beberapa kota Jawa Timur lain nya dan merasa belum ada apa-apanya jika dibanding dengan ibu nya. “Hotel sudah diwakafkan juga. Mangkanya saya bilang, saya ini belum apa-apanya dibandingkan dengan ibu saya. Sekarang jadi sekolah Khadijah plus, ibu Khofifah (Gubernur Jawa Timur) yang nerima,” terang Aisyah. Pemilik resto Pecel Pincuk Surabaya didaerah Jemursari Surabaya yang juga ikut diwakafkan ini punya prinsip, dengan bersedekah dan rajin wakaf akan membuat hidup semakin bahagia. “Saya meyakini suatu teori kehidupan ini. Tapi saya tekankan, semakin kamu berbagi kamu semakin bahagia. Yang terpenting semua harus dilakukan atas dasar rasa ikhlas dan ketulusan hati. Sehingga, kebaikan pada nantinya juga akan selalu menghampiri,” tutur Aisyah. Hal ini dibenarkan Ketua Dai Muda Indonesia Jawa Timur (Jatim), Ahmad Fatoni. Fatoni menjelaskan jika bangunan itu sekarang dimanfaatkan untuk pesantren mahasiswa, untuk mencetak para dai muda, serta dijadikan kampus entrepreneur, guna membekali para dai muda, untuk meluruskan niat dakwah. Aisyah mengaku, kebiasaan bersedekah dan berwakaf didapat dari ajaran dan contoh kedua orang tuanya. Orang tuanya selalu menghajikan guru mengaji yang belum berhaji setiap tahun, sampai mewakafkah tanah dan harta. “Tanah di mana-mana, panggil…kasih. Anak-anaknya nggak ada yang dikasih (tanah). Anak harus berjuang, kata orang tua saya,” bebernya. Ia menegaskan, harta yang didapatnya itu merupakan titipan Allah untuk diberikan kepada yang membutuhkan. “Itu tugas kita. Allah menitipkan harta itu kan bukan buat beli kapal pesiar, tas Hermes (harga Rp1 miliar) walau bisa,” ungkap Aisyah. Aisyah juga mengaku tak punya alasan khusus mengapa sering mewakafkan hartanya yang mencapai miliaran rupiah. Ia meyakini, itu semua sudah jalan Sang Pencipta. Dia menularkan kebiasaan mulia ini kepada anak-anaknya. Hal itu terbukti, sang anak sempat meminta dirinya memberikan harta kepada seorang ustaz. Dia tak pernah merasa kehilangan harta meski kerap bersedekah dengan jumlah yang besar. Ia justru mendapatkan kebahagiaan karena selalu bisa berbagi segitu. “Itu menurut saya masih sangat kecil. Jadi rasa bahagia itu yang tidak ternilai dengan miliaran tadi, yang didatangkan oleh Allah. Setiap kita berbagi, bahagia itu selalu hadir,” sambung dia. Misalnya, ketika mewakafkan sebuah restoran yang nilainya puluhan miliar, dia mengakui hartanya senilai miliaran rupiah hilang, namun Aisyah merasa hartanya tidak pernah habis. “Kan sesuai janji Allah. Berbagi 1 diganti 10. Ada yang lebih dalam lagi Al Baqarah, 1 diganti 700 kali. Kenapa harus takut? Kenapa harus pelit di jalan Allah?,” terang Aisyah. Aisyah menuturkan daripada untuk belanja barang branded, dia memilih membelanjakan hartanya di jalan Allah. Aisyah mengumpamakan, jika harus memilih uang Rp1 miliar untuk membeli tas Hermes, maka justru akan menggunakan uang itu untuk membangun masjid. “Saya tidak punya tas branded, saya tidak punya. Sama sekali sekali tidak punya. Saya ingin dapat branded Allah saja, doakan,” ucap Aisyah. Ia kemudian menyinggung soal hotel yang diwakafkan untuk dijadikan sekolah. Siti Aisyah menceritakan, hotel yang dimaksud itu merupakan milik ibunya di Surabaya. Aisyah meyakini suatu teori kehidupan. Menurutnya, dengan bersedekah dan rajin wakaf akan membuat hidup semakin bahagia pula. “Tapi saya tekankan, semakin kamu berbagi kamu semakin bahagia,” tuturnya. Semua harus dilakukan atas dasar rasa ikhlas dan ketulusan hati. Sehingga kebaikan pada nantinya juga akan selalu menghampiri. Alasan yang menarik perhatian diungkap oleh Aisyah. Dia mengaku, motif utamanya mewakafkan hotel dan restorannya tersebut adalah rasa bosan memiliki banyak uang. “Saya bosan ustaz, banyak duit. Hahaha,” kelakarnya. “Dunia itu pasti akan kejar kita kata Allah. Itu adalah teori yang harus dipelajari, bagaimana agar bisa dikejar dunia. Di manapun saya berada, saya pegang apa, itu akan jadi duit,” tandas Aisyah. Siti Aisyah mengaku pernah gagal dengan pernikahan pertamanya. Namun kegagalan itu dijadikannya sebagai introspeksi diri dan bangkit. Menurutnya, kegagalan rumah tangganya itu karena ia tidak menjalani nasihat ibunya tentang kejujuran. “Ibu saya mendidik kejujuran diatas segala-galanya, itu terbukti di saya, rumah tangga pertama saya berantakan,” akunya. Setelah tiga tahun kemudian ia menikah lagi dan mengaku mendapatkan hidayah setelah dipanggil oleh ayahnya. “Ayah saya yang menekan saya, sini kamu, ini ayat Waman Yattaqillaha, Barang siapa bersungguh-sungguh akan diberi jalan keluar, diberi rezeki dari banyak penjuru. Tapi ada lanjutannya barang siapa kufur laknat Allah amat pedih, dengar itu remnya pakem,” pungkasnya. (zal)

Read More

Sebanyak 33 Warga Palestina terkena Nuklir Nyasar

Jakarta – 1miliarsantri.net : Serangan udara yang dilakukan secara bombardir oleh pasukan Angkatan Udara Zionis Israel di Jalur Gaza selama beberapa hari, mulai Selasa (9/5/2023) sampai Sabtu (14/5/2023) pekan lalu menyebabkan 33 warga Palestina meninggal dunia. Hal tersebut langsung mendapat respon Ketua Persatuan Ulama Palestina Diaspora, Syaikh Dr Ahed Abdul Atha. Dia menjelaskan serangan tersebut bermula sejak kematian Syaikh Khader Adnan pada Selasa pagi (2/5/2023). Syaikh Adnan melakukan mogok makan sebagai bentuk perlawanan terhadap penahanan administratif yang dilakukan zionis Israel. “Serangan Israel ke Gaza tidak bisa dihindari kasus Syekh Khadr Adnan. Syekh Adnan syahid di penjara Israel karena mogok makan selama 86 hari. Dia adalah salah seorang tokoh dan pemimpin di Tepi Barat yang dizalimi dengan aturan tahanan administratif,” ungkap Dr Ahed dikutip dari Al-JazeeraTV, Jumat (19/05/2023). Dr Ahed menambahkan, Syekh Adnan sudah 12 kali ditahan oleh Zionis Israel dan enam kali melakukan mogok makan pada tahun 2012, 2015, dan 2018. Selama masa penahanan itu, permintaan Syekh Adnan dikabulkan. Namun, mogok makan yang ketujuh, Syekh Adnan dibiarkan sampai meninggal dunia. “Enam kali mogok makan sebelum-sebelumnya, tuntutan beliau selalu dikabulkan oleh Israel. Karena di dunia internasional, Israel akan kena aib dan sanksi sosial secara internasional kalau sampai ada tahanannya meninggal gara-gara mogok makan dan sebabnya adalah penahanan administrative,” lanjut Dr Ahed. Tindakan Zionis Israel dengan membiarkan Syekh Adnan mogok makan hingga meninggal dunia mengundang reaksi dari kelompok Perlawanan di Jalur Gaza. Kelompok Perlawanan berniat memberi pelajaran kepada Zionis Israel atas semua kezaliman tersebut. “Israel tidak mau lagi tunduk pada perlawanan mogok makan. Artinya, kalau ini dibiarkan besok-besok kalau ada tahanan mogok makan, maka tidak ada lagi efek, orang akan terbiasa, tidak ada efek mogok makan lagi,” tutur Dr Ahed. Dr Ahed menjelaskan, tahanan administratif adalah penahanan tanpa kasus pidana maupun perdata. Orang yang ditahan secara administratif langsung ditahan tanpa dakwaan, tanpa dihakimi, dan tidak ada pengacara. “Penahanan ini menjadikan Syekh Khadr Adnan melawan dengan mogok makan. Mogok makan sudah dilakukan sudah lebih dari enam kali. Terakhir, beliau mogok makan sampai 86 hari. Beliau hanya minum dan makan garam selama 86 hari,” terangnya. Kelompok perlawanan di Jalur Gaza lalu menembakkan roket ke wilayah Israel. Namun, tembakan roket tersebut dibalas rentetan rudal. Awalnya, Zionis Israel hanya menarget rumah pimpinan Jihad Islam, kelompok perlawanan di Gaza. Sebagaimana diketahui, pada hari Rabu (10/5/2023), rudal yang ditembakkan menyasar rumah warga sipil. Hal itu menyebabkan 33 warga sipil meninggal dunia. Dr Ahed mengatakan, Zionis Israel tak peduli rudal-rudal tersebut membunuh warga sipil atau tokoh perlawanan. “Pada 9 Mei 2023, zionis Israel mengirim rudal ke rumah warga sipil, bukan ke markas perlawanan, yang menyebabkan 3 tokoh perlawanan syahid dan anak-anak, Wanita. Ada 33 orang syahid,” ungkap Dr Ahed. Ketika ditanya kapan perang di Palestina akan berakhir? Dr Ahed menjelaskan, konflik Palestina-Israel tidak akan berhenti sampai Palestina merdeka secara utuh. Artinya, Zionis Israel angkat kaki dari wilayah Palestina. “Tentu saja Ketika Palestina mendapatkan kemerdekaan secara utuh. Kalua kita tidak bergerak, maka akan terjadi pembantaian dan kezaliman-kezaliman lain. Ini harus disikapi oleh rakyat Indonesia dengan sikap yang seharusnya,” tutupnya. (har)

Read More

Penggunaan Robot AI Diharapkan Bisa Membantu Sisi Berdakwah

Yogyakarta – 1miliarsantri.net : Teknologi Artifical Inteligence (AI) merupakan teknologi mutakhir yang dapat berfungsi membantu berbagai pekerjaan manusia, terutama nantinya membantu dalam bidang dakwah. Hal tersebut disampaikan Ahli Robotik dan Dosen Teknik Elektro Universitas Gadjah Mada (UGM), Ahmad Ataka Awwalur Rizqi. Ahmad menambahkan, Artificial Intelligence saat ini merupakan teknologi yang baik kalau diberi data yang bagus. Maka dari itu, tugas dai milenial saat ini adalah berkontribusi dalam memberikan data sesuai syariat Islam dalam teknologi AI. “Contohnya, dalam hadith GPT data yang diberikan yaitu terjemahan hadis sehingga data yang dikeluarkan kurang pas,” kata Ahmad acara pelepasan Wisudawan periode April 2024 di Amphitarium Lt. 9 Kampus 4 Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Sabtu (20/5/2023). Terlepas dari plus minus yang ada, diharapkan AI ini dapat memberikan manfaat maslahat bagi banyak orang dan bisa menggunakan AI ini dengan cerdas, karena AI ini mirip dengan tools-tools manusia, misal pisau yang digunakan di dapur tapi ini bisa juga dipakai untuk kejahatan. “Melihat hal tersebut, tantangan penggunaan AI bertumpu pada data yang harus akurat. Jika datanya bias maka AI-nya akan bias juga,” sambungnya. Sementara, dari sisi peluang pengembangan, AI ini sangat bisa digunakan dalam berdakwah sebagai alat dalam menyebarkan informasi tentang agama Islam. “Peluangnya sangat besar sebagai alat bantu (asisten teknologi),” ucap Ahmad. Dia berhadap AI dapat digunakan dengan cerdas dan memberikan manfaat bagi banyak orang. Teknologi AI ibarat pisau, tergantung cara manusia menggunakan dan memanfaatkannya. (jim) .

Read More

Haedar Nashir : ‘Aisyiyah harus menjadi Garda terdepan

Sleman – 1miliarsantri.net : Sejumlah tokoh hadir menyampaikan doa dan harapan pada acara Resepsi Milad ke-106 ‘Aisyiyah, diantaranya Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla, Ketua DPR RI Puan Maharani dan termasuk Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Jumat (19/05/2023). Dalam kesempatan tersebut JK menaruh harapan agar ‘Aisyiyah terus meningkatkan bhakti dan pengabdiannya melalui berbagai program yang bermanfaat. Demikian pula Ketua DPR RI, Puan Maharani juga mengucapkan selamat milad kepada ‘Aisyiyah sebagai organisasi perempuan yang terdiri dari para perempuan hebat dan calon pemimpin yang akan terus merawat cita-cita Indonesia. Puan meyakini ‘Aisyiyah akan menjadi organisaasi modern dengan reputasi internasional yang disegani. Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir menyampaikan harapannya di usia baru PP ‘Aisyiyah. Haedar berharap agar ‘Aisyiyah menjadi harakah atau gerakan wasathiyyah, gerakan pembaharu, dan bersifat inklusif. Perempuan ‘Aisyiyah, dalam pandangan Haedar, harus melintas batas tanpa sekat ras, agama, dan golongan. “Kader ‘Aisyiyah harus menjadi garda depan praksis sosial dan pemberdayaan. Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah harus menjadi kanal bagi kebersamaan, kanal bagi komunitas agar rekat kembali, kanal bagi perbedaan tapi bisa merawat persatuan. Kita perlu punya pemahaman terhadap dinamika. Ada gesekan wajar tetapi harus ada resolusi, ada persatuan,” tegasnya. Pada akhir acara, dinyanyikan juga lagu Nasyiahku Sayang diiring biola. Lagu tersebut memiliki sejarahnya sendiri karena dinyanyikan oleh Fatmawati sebagai kader Nasyiah perempuan muda Muhammadiyah saat menjahit sang saka merah putih. Guna memperkuat sinergi, dalam kesempatan tersebut, berlangsung penandatanganan MoU antara Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah dan KPPA tentang Sinergitas Penguatan Kapasitas Perempuan dan Anak. (gir)

Read More