Para Tokoh Penggagas Lahir nya Boedi Oetomo

Surabaya – 1miliarsantri.net : Pergerakan Budi Utomo merupakan organisasi yang dibentuk oleh beberapa mahasiswa STOVIA (School tot Opleiding van Indiische Artsen) pada 20 Mei 1908 di Jakarta. Sejumlah tokoh penggagas dan pendorong terlahirnya Budi Utomo, di antaranya adalah Dr Soetomo, Seoradji Tirtonegoro, dan Goenawan Mangoenkoesoemo. Lahirnya Budi Utomo juga tidak lepas dari peran dr. Wahidin Soedirohusodo. Untuk mengampanyekan gagasan mengenai bantuan dana bagi pelajar berprestasi yang tidak mampu sekolah, dr. Wahidin Soedirohusodo kerap berkeliling kota-kota besar di Jawa. Berikut ini adalah tokoh penggagas dan pendorong lahirnya Budi Utomo yang dikutip dari laman Kebudayaan Kemdukbud dan beberapa sumber lainnya. Pada awal pembentukan organisasi, Soetomo menjadi ketua Budi Utomo. Kemudian susunan kepengurusan organisasi dirombak dalam Kongres Pertama Budi Utomo pada Oktober 1908. Dalam kongres tersebut, ketua Budi Utomo yang ditetapkan adalah Tirtokusumo yang saat itu adalah bupati Karanganyar. Pada 27 Desember 1961 Soetomo ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Pada awal pembentukan organisasi, Soelaiman menjadi wakil ketua Budi Utomo. Setelah Kongres Pertama Budi Utomo, jabatan wakil ketua organisasi ini diduduki oleh dr. Wahidin Sudirohusodo. Kemahirannya itu dimanfaatkan untuk mendukung perkembangan awal Budi Utomo melalui tulisan-tulisannya. Gondo Soewarno menegaskan agar Budi Utomo menjadi pelopor bagi Algemeen Javaancshe Bond (Persatuan Seluruh Jawa). Ia adalah pendiri sekaligus penggerak organisasi Budi Utomo yang sangat dekat dengan Soetomo. Saking dekatnya, ketika Goenawan meninggal pada 1929, Tjipto menyebut bahwa Soetomo telah kehilangan “dalang”-nya. Raden Angka termasuk di antara tokoh intelektual yang tidak terjun ke kancah perjuangan dan pergolakan politik. Semasa hidupnya, Raden Angka mengabdikan diri sebagai dokter rakyat dan pendidik. Pada masa revolusi fisik, M Saleh bahu-membahu bersama rakyat mempertahankan kemerdekaan dengan caranya yakni sebagai dokter di Probolinggo, Jawa Timur. Ia memiliki peran penting dalam melakukan pendekatan dengan bupati-bupati untuk mendukung organisasi Budi Utomo. Usulan tersebut disampaikan Soeradji dan Soetomo kepada dr. Wahidin Soedirohoesodo saat mengunjungi STOVIA. Kemudian, nama Boedi Oetomo atau Budi Utomo dipilih dan dijadikan nama resmi perkumpulan para pelajar STOVIA. Dalam organisasi Budi Utomo, ia berperan sebagai komisaris (Pembantu Umum) bersama komisaris-komisaris lainnya. (fq)

Read More

Sholat Tahajud Para Sahabat

Jakarta – 1miliarsantri.net : Sebagian orang mungkin tidak pernah menyangka bahwa keajaiban sholat tahajud terbukti bukan sekadar isapan jempol. Banyak hikmah dan fadilah yang diperoleh seorang hamba saat berkhalawat dengan Tuhannya. Kisah Tahajud yang dilakukan para Sahabat dan beberapa orang Saleh ditulis dengan indah dalam buku Mukjizat Sholat Malam karangan Sallamah Muhammad Abu Al Kamal. Salah satu yang dilakukan oleh Umar bin Khattab misalnya, saat hendak melakukan tahajud, Umar bin Khattab kerap membangunkan anggota keluarganya sambil membacakan ayat Alquran Surat Thaha ayat 132. وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا ۖ نَحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ “Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan sholat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.” Umar, seorang khalifah yang memiliki kekuasaan yang membentang dari jazirah Arab hingga ke Mesir kerap menyibukkan malam-malamnya dengan tahajud. Dia bahkan berkata, “Sekiranya bukan karena tiga hal, aku tidak ingin hidup lebih lama, yaitu berjihad di jalan Allah, bersusah payah pada malam hari, dan berkumpul dengan orang banyak untuk mendapat nasihat-nasihat terbaik, seperti mengambil buah-buah terbaik.” Berbeda pula dengan Umar bin Abdul Aziz, salah satu penguasa Muslim paling sukses di zamannya pun tak kendor sholat tahajud. Kesaksian tahajud Umar disampaikan istrinya, Fathimah binti Abdul Malik, kepada Al Mughirah ibn Hakim. “Hai Mughirah, saya tahu bahwa kadang-kadang di antara manusia ada orang yang lebih rajin sholat dan puasa daripada Umar. Akan tetapi, saya tidak pernah melihat orang yang dekat kepada Tuhannya seperti kedekatan Umar. Setelah sholat Isya pada akhir waktu, dia merebahkan diri di atas tempat sujud. Dia berdoa dan menangis hingga tertidur. Kemudian, dia bangun, lalu berdoa dan menangis hingga tertidur. Demikian seterusnya hingga Subuh.” ( Al Zuhd karya Ibn Hanbal). Umar bin Abdul Aziz punya mushala khusus di tengah rumahnya. Tidak seorang pun boleh memasukinya. Di sana, pada akhir malam dia mulai bermunajat hingga terbit fajar. Fathimah pun pernah dibuat sedih saat mendapati Umar sedang gundah usai membacakan sebuah ayat pada malam ketika dia sholat. “Pada hari itu, manusia seperti anai-anai bertebaran dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan.” Sang Amirul Mukminin pun menjerit. “Oh betapa buruknya keadaanku pada Subuh ini. Kemudian, dia duduk dan merebahkan diri. Dia mulai bersikap dingin kepada istrinya. Umar bin Abdul Azis melanjutkan perkataannya. “Celaka aku! Bagaimana aku pada hari manusia seperti anai-anai yang bertebaran dan gunung-gunung seperti bulu-bulu yang dihamburkan.” Dia pun jatuh seperti mayat hingga terdengar suara azan Subuh. Fathimah, istrinya, kerap berderai air mata saat mengingat kejadian itu. (tah)

Read More

Jamaah Haji Indonesia Kloter 1 Sudah Siap Disambut Petugas PPIH

Jakarta – 1miliarsantri.net : Keberangkatan jamaah haji Indonesia ke Arab Saudi Kloter pertama, keseluruhan akan mendarat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA Madinah) pada Rabu 24 Mei 2023. Setidaknya ada 16 kloter yang akan datang pada 24 Mei 2023. Sebanyak 6.383 jamaah yang berangkat dari delapan embarkasi, yaitu: Jakarta – Pondok Gede (JKG), Jakarta – Bekasi (JKS), Solo (SOC), Makassar (UPG), Aceh (BTJ), Kualanamu/Medan (KNO), Batam (BTH), dan Surabaya (SUB). “Kloter pertama Embarkasi Jakarta – Pondok Gede atau JKG 01 akan tiba perdana di Madinah pada pukul 06.20 waktu Arab Saudi (WAS). Disusul SOC 01 pada pukul 09:15 WAS, UPG 01 pukul 10.20 WAS, dan BTJ 01 pukul 11:20 waktu Arab Saudi,” kata Ketua PPIH Arab Saudi Subhan Cholid dalam keterangan Pers nya, Selasa (23/05/2023). Subhan menambahkan, persiapan sudah dilakukan empat hari sebelum kedatangan jamaah. Petugas PPIH Daerah Kerja (Daker) Bandara dan Daker Madinah, sudah tiba di Arab Saudi sejak 20 Mei 2023. Ada dua sektor di Daker Bandara yang secara bergiliran akan memberikan layanan 24 jam dalam menyambut kedatangan jemaah haji Indonesia. Sementara di Madinah, ada lima sektor wilayah perhotelan, satu sektor Bir Ali, dan satu sektor khusus Masjid Nabawi yang juga siap memberikan pelayanan, pembinaan, dan pelindungan kepada jamaah. Saat ini sudah disiapkan 91 hotel di Madinah yang tersebar pada lima sektor. Ada 11 perusahaan yang sudah kontrak di bawah naungan Naqabah (Organda Saudi). Ada 8 – 10 bus yang disiapkan untuk mengantar setiap kloter yang tiba di Madinah, disesuaikan dengan jumlah rombongan. Satu rombongan antara 40-45 jemaah. “Mereka akan menempati Hotel Grand Plaza Badr Al-Maqam dan Al-Madinah Concorde di Sektor 1, serta Abraj Taba Company di Sektor 2,” terang Subhan. Berikut data 19 Kloter yang akan tiba di Madinah pada 24 Mei 2023: Jamaah haji Indonesia sebelum nya akan berada di Madinah sekitar sembilan hari. Mereka akan menjalani ibadah Arbain. Yaitu, salat berjamaah selama 40 waktu di Masjid Nabawi dan beberapa kegiatan lain nya. Selama di Madinah, jamaah juga akan mendapat layanan katering, tiga kali makan sehari. Subhan memastikan bahwa PPIH Arab Saudi telah melakukan kontrak kerja sama dengan 21 perusahaan penyedia katering jamaah haji Indonesia. Mereka diharuskan menyediakan layanan katering bercita rasa masakan nusantara. “Kita sudah lakukan konsolidasi dengan 21 dapur katering beserta para juru masaknya. Kita teguhkan komitmen mereka untuk memberikan layanan terbaik bagi jamaah. Sudah dilakukan juga demo menu jemaah bercita rasa Indonesia,” pungkasnya. (punk)

Read More

Berbagai Petuah Karya Syekh Nawawi al Bantani Yang Selalu Menguatkan Keimanan

Jakarta – 1miliarsantri.net : Para alim ulama dari masa ke masa hingga sekarang ini selalu menghadirkan nasihat-nasihat maupun petuah-petuah yang memberikan penyegaran serta menambah keimanan. Tak sedikit dari mereka menuliskan berbagai petuah bijaknya dalam berbagai karya. Buah penanya lalu menjadi “abadi” lantaran dibaca dan bahkan dirujuk masyarakat luas dari generasi ke generasi. Syekh Nawawi al-Bantani lewat karya nya Al-Futuhat al-Madaniyah fii asy-Syu’ab al-Imaniyah memuat banyak hikmah yang mengajarkan kepada masyarakat tentang penguatan akidah dan akhlak karimah. Tak hanya berupa penjelasan atas ayat-ayat Alquran dan hadis, kitab ini kaya akan kisah inspiratif. Dengan begitu, pembaca menjadi mudah mafhum akan pentingnya iman yang kokoh dalam mengarungi kehidupan. Terlebih lagi, penjelasan Syekh Nawawi sangat kental akan nuansa tasawuf yang menyentuh hati. Wajar saja, karena di antara rujukan kitab ini adalah An-Niqayah karya Imam as-Suyuthi serta Futuhat Makkiyah karya Syaikh al-Akbar Muhyiddin Ibnu ‘Arabi. Keduanya merupakan sosok yang amat dihormati, khususnya di kalangan salik tasawuf. Bagian awal kitab Al-Futuhat al-Madaniyah menjelaskan tentang ubudiyah, baik yang wajib maupun sunah dan hikmah di dalamnya. Ibadah tambahan merefleksikan eksistensi manusia sebagai pelengkap ciptaan Illahi. “Maka seharusnya Anda melaksanakan ibadah sunah, sebab itu adalah asal Anda,” tulis Syekh Nawawi. Adapun ibadah wajib adalah sebuah keniscayaan dalam kehidupan. Kewajiban merefleksikan kondisi Sang Pencipta yang harus ada (wajibul wujud). Melaksanakan ibadah wajib berarti mengakui keberadaan Allah, Zat Yang Maha Esa, kekuasaan-Nya, dan mengokohkan keimanan kepada-Nya. Syekh Nawawi kemudian menjelaskan sebanyak 78 hal yang wajib ada sebagai wujud keimanan. Semuanya merupakan refleksi dari rukun iman dan rukun Islam, serta sifat-sifat mulia yang menjadi bagian dari laku tasawuf. Contoh perangai sehari-hari termaktub dalam hal wajib nomor ke-17: “memenuhi semua akad yang dibuat.” Pergaulan sehari-hari tak lepas dari janji yang harus dipenuhi, seperti akad jual-beli, atau akad pernikahan yang dilakukan seorang pemuda yang hendak menggenapkan agamanya. Misal lainnya, adalah pentingnya memiliki sifat malu—ini dijelaskan pada poin nomor ke-19. Seorang Mukmin mengetahui bahwa Allah senantiasa mengetahui dan selalu melihat segala gerak yang dilakukannya. Orang beriman akan malu kepada Allah karena semua yang dikerjakannya akan dicatat dan dipertanggungjawabkan. “Menyayangi semua makhluk” juga menjadi bagian dari keimanan, seperti yang dijelaskan pada poin nomor ke-21. Sifat objek kasih sayang bukan hanya pada orang-orang seiman, tetapi siapapun dengan berbagai latar belakang. Semuanya berhak mendapatkan kasih sayang untuk mewujudkan kehidupan harmonis dalam kebersamaan. Kasih sayang juga menggambarkan pandangan kesatuan manusia dengan alam sekitar tempat mereka menjalani kehidupan. Dengan menyayangi alam, kehidupan menjadi lestari. Makhluk menjalani kehidupan di alamnya tanpa ada yang terganggu. Keseimbangan alam terjaga sehingga keanekaragaman hayati terhindar dari kepunahan. Seperti tampak pada judulnya, Al-Futuhat al-Madaniyah juga menjabarkan perihal kehidupan madani, baik dalam konteks keumatan maupun kebangsaan. Syekh Nawawi dalam karyanya ini menjelaskan beberapa akhlak yang berkaitan dengan kehidupan bernegara. Misalnya, mengemban kekuasaan dengan adil—tercantum pada poin ke-50. Dai asal Tanara, Banten, itu menegaskan, seorang pemimpin harus membuat keputusan dengan benar agar maslahat di tengah masyarakat. Menurut ulama kelahiran tahun 1813 Masehi tersebut, penting itu menghindari hawa nafsu yang hanya membawa seorang pemimpin pada kepentingan segelintir dan mengabaikan kemaslahatan luas. Kepemimpinan akan dipertanggungjawabkan di dunia maupun akhirat kelak. Masyarakat pun akan menilai, apakah pemerintahan berjalan dengan baik atau tidak. Allah juga akan mengganjar seorang amir yang amanah dengan pahala atau bahkan siksaan—bila ia berkhianat. Termasuk akhlak berbangsa adalah patuh kepada pemimpin (ulil amr). Meskipun pemimpin itu adalah seorang budak buruk rupa, masyarakat wajib menaatinya, selama apa yang diperintahkan adalah kebaikan. Dalam menjelaskan poin ke-51 ini, Syekh Nawawi menuliskan kisah seorang non-Muslim memasuki sebuah daerah. Ketika itu dia melihat masyarakat ramai berkerumun untuk menyaksikan pemimpin mereka datang. Orang tersebut ikut berkumpul. Ketika itu dia tercengang, karena pemimpin yang dimuliakan itu dulunya dia kenal sebagai budak. Sejak itu, dia menyadari bahwa Allah dengan kuasa-Nya mampu membolak-balik keadaan manusia. Dia kemudian mengikrarkan keimanan kepada Allah dan Rasulullah SAW. Secara tersirat Syekh Nawawi menjelaskan bahwa iman tak sekadar tertanam dalam hati atau sebatas kata-kata manis. Lebih dari itu, keyakinan harus terwujud dalam laku-kata yang terpuji, yang tidak menyakiti hati orang lain, mendukung kemajuan hidup, dengan dasar keimanan yang kokoh. Meski ditulis oleh intelektual yang hidup pada abad ke-19, kitab ini tetap menyuguhkan solusi yang relevan atas persoalan akhlak dan kepribadian Muslimin kini. Al-Futuhat al-Madaniyah menyegarkan pemahaman kita tentang aplikasi keimanan dalam kehidupan sehari-hari, dalam laku-kata kepada sesama makhluk, termasuk di dalamnya alam tempat semua makhluk tinggal. Dengan membaca kitab ini, seseorang dapat sedikit memahami akhlak tasawuf yang menjadi ruh pembentuk kepribadian Muslim taat kepada Sang Pencipta. Kitab ini juga mengarahkan pembacanya untuk memahami bagaimana bermuamalah kepada sesama. Yang lebih penting lagi, Syekh Nawawi juga mengajarkan akhlak berbangsa untuk mewujudkan kehidupan bermasyarakat yang adil, berdaulat, dan makmur. Ini menandakan sang alim mencintai negerinya dan ingin umat Islam di mana pun menjadi bagian dari perubahan kehidupan yang berkembang atau madani.

Read More

10 Kerajaan Islam di Nusantara Yang Pernah Mengalami Kejayaan

Jakarta – 1miliarsantri.net : Muncul nya Kerajaan Islam di Indonesia diperkirakan sudah ada sejak abad ke-13. Saat itu, muncul nya kerajaan-kerajaan Islam akibat lalu lintas perdagangan laut. Pedagang-pedagang Islam dari Arab, Persia, India, hingga Tiongkok berbaur dengan masyarakat Nusantara. Masuknya agama Islam ke Nusantara lewat perdagangan ini yang kemudian turut membawa banyak perubahan dari sisi budaya hingga pemerintahan. Salah satu penanda perubahan tersebut terlihat dari kemunculan kerajaan-kerajaan bercorak Islam. Keterlibatan kerajaan Islam di Indonesia ini juga berperan dalam menyebarkan ajaran Islam ke seluruh penjuru Indonesia. Di antara sekian banyak kerajaan Islam tersebut, berikut rangkuman kerajaan Islam pertama dan tertua di Indonesia beserta jejak peninggalannya yang masih bisa kita saksikan sampai hari ini. Tak heran, Perlak ramai dikunjungi pedagang Gujarat, Arab, dan Persia, sehingga komunitas Islam di wilayah ini berkembang pesat. Proses asimilasi dari hasil kawin campur pedagang Muslim dengan wanita pribumi banyak terjadi pada masa itu. Kerajaan Perlak berlangsung cukup lama. Raja pertama Kerajaan Perlak bernama Alaidin Sayyid Maulana Aziz Syah. Kemudian raja terakhir Muhammad Amir Syah mengawinkan putrinya dengan Malik Saleh. Malik Saleh inilah cikal bakal yang mendirikan Kerajaan Samudra Pasai. Bukti sejarah yang memperkuat Kerajaan Perlak yakni makam salah satu Raja Benoa–negara bagian Kesultanan Perlak–yang terletak di pinggir Sungai Trenggulon. Diyakini, batu nisan pada makam tersebut dibuat pada abad ke-11 M. Kerajaan Ternate berkembang paling masif dibanding kerajaan di Maluku lainnya lantaran sumber rempah-rempah yang begitu besar dan militer yang kuat. Saat itu, banyak saudagar yang datang untuk melakukan perdagangan di Kerajaan Ternate, di samping menyiarkan agama Islam. Setelah Sultan Mahrum wafat, diteruskan oleh Sultan Harun dan kemudian digantikan oleh putranya, Sultan Baabullah. Pada masa pemerintahan Sultan Baabullah, Kerajaan Ternate mencapai puncak kejayaannya. Usai Sultan Baabulah meninggal pada 1583, tampuk kekuasaan dialihkan pada putranya, Sahid Barkat. Sejarah peradaban Kerajaan Ternate yakni Masjid Sultan Ternate, Keraton Kesultanan Ternate, Makam Sultan Baabullah, dan Benteng Tolukko. Kerajaan yang terletak di Aceh Utara Kabupaten Lhokseumawe ini diketahui merupakan gabungan dari Kerajaan Pase dan Peurlak yang ada sebelumnya. Cukup banyak bukti arkeologis yang menunjukkan keberadaan Kerajaan Samudera Pasai. Antara lain makam raja-raja Pasai di kampung Geudong, Aceh Utara. Makam ini terletak di dekat pusat kerajaan Samudera, sekitar 17 km sebelah timur Lhokseumawe. Pada masa kejayaan, Samudera Pasai menjadi pusat perdagangan dengan komoditas utamanya lada. Banyak saudagar dari berbagai penjuru negeri yang datang berniaga, sebut saja dari India, Siam, Arab, Persia, hingga Tiongkok. Jejak peninggalan lain yakni ditemukannya dirham atau mata uang emas murni. Pada masa pemerintahan Sultan Malik At-Tahir, Kerajaan Samudera Pasai mengeluarkan dirham sebagai alat tukar secara resmi. Kerajaan ini runtuh pada 1521 akibat perebutan kekuasaan, perang saudara, dan diserang Portugis. Kerajaan Gowa kemudian mencapai puncak kejayaannya bersama Tallo menghegemoni perdagangan dan militer di timur Nusantara. Usai Gowa mengadopsi Islam sebagai agama resmi pada awal 1600-an, kerajaan kembar ini kemudian mendirikan Kerajaan Islam Makassar dengan raja pertamanya Sultan Alauddin. Kerajaan Islam Makassar ini gemar menyebarkan dakwah Islam. Masa puncak kejayaan Kerajaan Islam Makassar ini ialah pada saat pemerintahan Sultan Hasanuddin. Sultan Hasanuddin adalah cucu dari Sultan Alauddin. Tinggal di wilayah maritim membuat sebagian besar masyarakat Gowa bermata pencaharian sebagai nelayan dan pedagang. Masyarakat Gowa juga dikenal sebagai pembuat kapal Pinisi dan Lombo, yang hingga kini terkenal hingga mancanegara. Beberapa peninggalan Kerajaan Gowa masih ada yang utuh hingga saat ini dan menjelma menjadi tempat wisata yang dilindungi, seperti Masjid Tua Katangka, Istana Tamalate, Museum Balla Lompoa, Benteng Ford Rotterdam, dan Benteng Somba Opu. Mulanya, masyarakat Malaka belum memeluk Islam. Namun seiring perkembangan Islam menjadi bagian dari Kerajaan Malaka yang ditandai oleh gelar sultan yang disandang oleh penguasa Malaka pada 1455. Sultan Mahmud Syah adalah raja kedelapan sekaligus yang terakhir dari Kesultanan Malaka. Pemerintahannya berakhir akibat serangan Portugis pada 1511. Mahmud Syah sempat memindahkan ibu kotanya ke Bintan, namun kembali diluluhlantakkan Portugis. Peristiwa inilah yang menjadi awal mula invasi militer Eropa ke Nusantara. Peninggalan Kerajaan Malaka yang masih berdiri sampai sekarang antara lain Masjid Raya Baiturrahman Aceh, dan Masjid Agung Deli. Dari sinilah Cirebon tumbuh menjadi pusat penyebaran agama Islam di Jawa Barat. Kasultanan Cirebon pertama kali didirikan pada 1430 oleh Pangeran Walangsungsang yang dinobatkan sebagai Sultan Cirebon I. Kemudian pada 1479 Sultan Cirebon I menyerahkan jabatan dan kekuasaannya kepada Sunan Gunung Jati yang tidak lain ada keponakannya sendiri dan menjabat sebagai Sultan Cirebon II. Sultan atau penguasa Kerajaan Cirebon selanjutnya adalah Sultan Abdul Karim yang merupakan penguasa Kasultanan Cirebon terakhir sebelum terbagi menjadi dua yaitu kesultanan Kasepuhan dan kesultanan Kanoman. Peninggalan Kerajaan Cirebon yang paling terkenal yakni Keraton Kasepuhan Cirebon, Keraton Keprabon, Patung Harimau Putih, Bangunan Mande, dan Kereta Kasepuhan Singa Barong, dan Mangkok Kayu Berukir. Kemunculan Kerajaan Demak terjadi pada masa kemunduran Kerajaan Majapahit. Beberapa wilayah kekuasaan Majapahit memisahkan diri. Kerajaan ini tercatat memiliki 5 raja tersohor yang pernah berkuasa, seperti Raden Fatah, Pati Unus, Sultan Trenggono, Sunan Prawata, dan Arya Penangsang. Pada masa kejayaannya, Kerajaan Demak ini tak tersaingi. Kemunduran Kerajaan Demak dipicu oleh perang saudara antara Pangeran Surowiyoto dan Trenggono yang berujung saling bunuh untuk merebut takhta.Kemudian pada 1554, Kerajaan Demak runtuh akibat pemberontakan Jaka Tingkir yang berhasil mengalihkan pusat kekuasaan ke daerah Pajang dan mendirikan Kerajaan Pajang. Pemimpin yang paling terkenal di Kesultanan Banten adalah Sultan Agung Tirtayasa. Di bawah kekuasaannya, ia banyak memimpin perlawanan terhadap Belanda lantaran VOC menerapkan perjanjian monopoli perdagangan yang merugikan Kesultanan Banten. Islam menjadi pilar bagi Kesultanan Banten dan menempatkan ulama sebagai peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Inilah yang membuat tarekat dan tasawuf berkembang di Banten. Tradisi lain yang dipengaruhi perkembangan Islam juga dapat terlihat pada seni bela diri debus. Runtuhnya Kesultanan Banten salah satunya diakibatkan oleh perang saudara. Anak dari Sultan Ageng Tirtayasa, yakni Sultan Haji, berusaha merebut kekuasaan dari tangan sang ayah. Jaka Tingkir merupakan menantu Sultan Trenggono yang diberi kekuasaan di Pajang. Usai merebut kekusaan Demak dari Aria Penangsang, seluruh kekuasaan dan benda pusaka Demak dipindahkan ke Pajang. Jaka Tingkir mendapat gelar Sultan Hadiwijaya dan sekaligus menjadi raja pertama Kerajaan Pajang. Islam yang semula berpusat di pesisir utara Jawa (Demak) dipindahkan ke pedalaman membawa pengaruh yang besar dalam penyebarannya. Semasa pemerintahannya, politik dan agama Islam mengalami perkembangan. Kemudian Jaka Tingkir…

Read More

Buya Yahya : Orang Tua atau Wali Santri Harus Selektif Memilih Pondok Pesantren

Jakarta – 1miliarsantri.net : Pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah, Prof Yahya Zainul Maarif (Buya Yahya) menyampaikan, para orang tua harus benar-benar selekti dalam mencari pondok pesantren untuk putra atau putri tercinta. Menurut Buya Yahya, ada beberapa rambu yang perlu diketahui para orang tua atau wali santri. Pondok pesantren memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan pendidikan agama anak-anak kelak. “Pemilihan pondok pesantren yang tepat menjadi hal krusial. Rambu utama dalam memilih pondok pesantren adalah akidah yang benar yakni ahlus sunnah wal jamaah,” terang Buya Yahya. Akidah yang benar dan berlandaskan pada ahlus sunnah wal jamaah menjadi fondasi yang kokoh dalam pemilihan pondok pesantren. Pemahaman yang sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW dan generasi salafush shalih sangatlah penting. Salah satu hal yang sering menjadi pertimbangan orang tua adalah jarak antara rumah dan pondok pesantren. Buya Yahya menegaskan, jarak bukanlah masalah yang besar dalam memilih pondok pesantren yang tepat. Dia mencontohkan banyak santri dari berbagai daerah, baik dalam maupun luar negeri, dan mereka tetap merasa dekat dengan pondok pesantren yang mereka pilih. “Biarpun dekat, orang tua tetangga Pondok Al Bahjah tidak melihat anaknya setiap hari dan tetap mengikuti peraturan, kunjungan hanya dilakukan beberapa bulan sekali. Jadi, baik dekat maupun jauh, tidak ada masalah dengan Al Bahjah karena tidak dapat melihat anak setiap saat,” papar Buya Yahya. Selain itu, sisi penerapan akhlak juga menjadi faktor penting. Buya Yahya menekankan, pondok pesantren yang terlalu longgar dalam penerapan aturan dan peraturan dapat berdampak negatif pada perkembangan anak. “Jika pondok terlalu longgar, anak kita mungkin tidak akan menjadi lebih baik karena peraturan yang ada sebelumnya membantu mereka menjadi lebih baik,” tambahnya. Namun, yang terpenting adalah menjaga kerinduan untuk membawa anak pada kebaikan dan kemuliaan. Jarak yang jauh tidaklah menjadi halangan yang signifikan. “Jangan terlalu memikirkan jarak yang jauh, yang penting anak Anda selamat dan baik. Sekarang, jarak sudah hampir tidak memiliki arti. Semoga Allah memudahkan Anda untuk membawa Putri Anda pada kemuliaan yang sesungguhnya,” tutup Buya Yahya. (wink)

Read More

Suhu Makkah mencapai 44 Derajat Celcius, Jamaah Haji diminta Jaga Kesehatan

Makkah – 1miliarsantri.net : Sebanyak 489 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi diberangkatkan ke tanah suci, Sabtu pagi pukul 10.00 WIB (20/05/2023) yang sebelumnya diadakan acara pelepasan petugas di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta. Hadir dalam acara pelepasan, Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Hilman Latief, Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Sadzily, Irjen Kemenag Faisal Ali Hasyim, Staf Khusus Menteri Agama Ishfah Abidal Aziz dan Wibowo Prasetyo. Hadir pula jajaran Eselon II Ditjen PHU Kemenag Kakanwil Kemenag DKI Jakarta Cecep Khairul Anwar. Sebanyak 498 PPIH itu terdiri dari 100 petugas haji Daerah Kerja (Daker) Bandara, 248 petugas haji Daker Madinah, 12 petugas di Kantor Urusan Haji (KUH) Jeddah, serta 129 tenaga kesehatan. Saat ini para petugas sudah berada di Makkah dan mengabarkan kondisi serta cuaca kota Makkah terpantau panas dengan rentang suhu udara 35-44 derajat Celsius dari pagi hingga sore hari. Seperti di seputaran Hotel Manarat Almina Hotel, yang lokasinya berada tak jauh dari Kantor Daerah Kerja Makkah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi di kawasan Syisyah, Kota Makkah. Lokasi ini berjarak 3 Km dari Masjidil Haram. Cuaca di kawasan ini cenderung terik dan berangin. Sinar matahari terik menyengat kulit. Mata pun terasa perih dan silau jika tidak menggunakan kacamata. Dengan kondisi ini, para petugas menyarankan jamaah untuk nantinya menggunakan alat pelindung diri seperti topi, kacamata, payung, dan jangan lupa alas kaki. Jamaah agar selalu membawa tempat minum dan madu. Tujuannya adalah agar jamaah bisa menghindari dehidrasi dengan banyak minum. Petugas haji juga menyarankan banyak mengonsumsi vitamin ketika masih berada di tanah air, dianjurkan lebih menjaga kesehatan agar dapat melaksanakan semua aktifitas dan kegiatan haji mulai dari awal hingga akhir. (rid)

Read More

Pemerintah RI Menyiapkan Tambahan Kuota 15% Jamaah Per Provinsi

Jakarta – 1miliarsantri.net : Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama RI, Hilman Latief menyebut jamaah haji reguler cadangan memiliki kesempatan untuk melaksanakan haji tahun 2023 ini. Hal tersebut bisa terjadi jika jamaah calon haji sudah melakukan pelunasan Bipih dan kuota jamaah haji reguler belum terpenuhi. “Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah menambah jumlah jamaah cadangan dari awalnya diberlakukan secara merata sebesar 15 persen dari kuota masing-masing provinsi, menjadi dihitung secara proporsional,” terangnya dalam keterangan pers kepada media, Senin (22/5/2023). Berdasarkan ketentuan baru ini, bagi provinsi dengan sisa kuota masih cukup banyak maka jumlah cadangan yang diberi kesempatan melunasi mencapai 40 persen. Sementara, jika di provinsi yang lain sisa kuotanya tinggal sedikit, maka jumlah cadangan ditambah menjadi 20 persen. “Kuota cadangan setiap provinsi pada tahap perpanjangan ini kita hitung secara proporsional, dengan besaran prosentase dari 20% sampai 40%,” lanjutnya. Ada sembilan provinsi dengan kuota cadangan 20 persen. Mereka adalah Jambi, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, NTB, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara. “Sebanyak 12 provinsi memiliki kuota cadangan 25 persen, yaitu Aceh, Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Lampung, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Bangka Belitung, Banten, Gorontalo, Maluku Utara, serta Sulawesi Barat,” imbuhnya. Provinsi dengan kuota cadangan 30 persen adalah Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Bali, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Papua, Kepulauan Riau, Papua Barat dan Kalimantan Utara. Untuk Jawa Timur dan Maluku kuota cadangannya sebesar 35 persen dan DKI Jakarta mencapai 40 persen. “Jamaah yang melunasi biaya haji dengan status cadangan disebut akan diberangkatkan, jika sampai dengan penutupan seluruh tahapan pelunasan masih ada sisa kuota pada masing-masing provinsi. Jika mereka tidak bisa berangkat tahun ini, akan menjadi prioritas untuk keberangkatan tahun depan,” urai Hilman. Adapun jamaah cadangan yang berhak melunasi adalah mereka yang berada pada urutan nomor porsi berikutnya berdasarkan data SISKOHAT. Beberapa ketentuan yang harus dipenuhi adalah berstatus cicil aktif, belum pernah menunaikan Ibadah Haji atau sudah pernah menunaikan Ibadah Haji paling singkat 10 (sepuluh) tahun, serta berusia paling rendah 18 tahun pada tanggal 24 Mei 2023 atau sudah menikah. Bagi jamaah yang tidak memenuhi kriteria ini, maka disebut belum berhak melakukan pelunasan haji 1444 H. Ia pun meminta agar jamaah tidak tergiur jika ada pihak-pihak yang menjanjikan keberangkatan. Pembayaran setoran lunas Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) dilakukan pada BPS Bipih yang sama dengan setoran awal atau BPS Bipih pengganti. Untuk jadwal pelunasan Bipih reguler sendiri telah dibuka mulai 11 April dan berakhir Jumat (19/5/2023) lalu. “Apalagi yang meminta biaya pelunasan, dengan dalih mereka yang akan membayarkan ke bank. Hanya yang memenuhi kriteria yang berhak dan akan diterima proses pelunasannya saja yang siap diberangkatkan,” pungkasnya.

Read More

Habib Muhammad bin Husein Al Habsyi : Santri Harus Bisa Jadi Profesional

Solo – 1miliarsantri.net : Seorang santri yang sudah lulus dari pondok pesantren tak harus jadi kyai, jadi juru dakwah tapi santri harus bisa meniti karir di bidang profesional seperti dokter atau doktor dalam suatu bidang keilmuan. Hal tersebut merupakan keinginan Pendakwah asal Solo, Jawa Tengah, Habib Muhammad bin Husein Al-Habsyi. Menurut nya, para santri mempunyai peluang untuk meniti karir di bidang profesional, seperti menjadi dokter ataupun doktor. Profesionalisme di suatu bidang membuat dakwah lebih mudah diterima di tengah masyarakat luas. “Dengan begitu, seorang santri setelah lulus dari pesantren, bisa menjadi orang yang bermanfaat di tengah masyarakat. Menjadi orang yang bermanfaat itu ditandai dengan mempunyai ilmu untuk menyelamatkan diri, untuk menyelamatkan keluarga, dan selanjutnya untuk menyelamatkan orang lain,” terangnya kepada 1miliarsantri.net, Senin (22/05/2023). Habib Muhammad memberikan alasan mengapa seorang santri harus memiliki kriteria atau kapasitas tersebut. Terkadang, masyarakat lebih mau mendengarkan ucapan dari seorang dokter dibandingkan apa yang disampaikan oleh ustadz dan habib. “Santri tidak harus jadi kyai, bisa juga menjadi dokter. Mohon maaf, dokter kalau memberikan ceramah itu bahkan lebih didengarkan ucapannya dibandingkan apa yang disampaikan ustadz ataupun habib. Kalau dokter, ada pasiennya sakit, kemudian dikasih tahu ‘shalat ya, nanti kamu bakalan sembuh’. Beda kalau datang ke selain dokter, pasti bakalan dibantah,” tukas Habib Muhammad. Oleh karena itu, Habib Muhammad mengingatkan kepada para santri agar giat dalam mengaji dan memperdalam keilmuan nya ketika masih berada di pesantren, karena santri memiliki amanat untuk menyebarkan ilmu yang telah didapatnya. “Maka dari itu, kalian para santri-santri itu punya amanat. Kalian harus ngaji yang giat, kemudian harus mengajarkan ilmu yang telah didapat,” tutur Habib Muhammad. Habib Muhammad menekankan kepada para santri tentang pentingnya mengaji. Dia mengaku selalu menekankan hal tersebut setiap kali mengisi ceramah. Dia ingin para santri gemar menuntut ilmu dengan cara mengaji kepada para ulama ataupun kiai. “Saya kalau ceramah, terutama pas di desa-desa sering menyampaikan ‘Bapak-ibu, pengajian akbar itu bagus, namun jangan sampai lupa untuk tetap mengaji’. Kenapa? karena beribadah itu harus dengan ilmu, tidak bisa jika tanpa ilmu,” ujar Habib Muhammad. Dia menegaskan, semua pekara dalam kehidupan manusia membutuhkan ilmu. Bahkan bukan hanya perkara akhirat, tapi perkara dunia pun membutuhkan ilmu. Maka itu, setiap muslim diwajibkan untuk terus belajar. “Jangankan ibadah, nyetir pun ada ilmunya, makanya ada kurus setir mobil. Masak juga ada ilmu, makanya ada sekolah tata boga. Itu semuanya pakai ilmu,” pungkas Habib Muhammad. (zen)

Read More

Gagal Sholat Jumat Karena Tidak Adanya Khatib

Bekasi -1miliarsantri.net : Jumat pekan lalu heboh di sosial media sebuah masjid di wilayah Jatimakmur, Pondok Gede, Kota Bekasi gagal melaksanakan sholat Jumat dikarenakan tidak adanya khatib. Wal hasil para jamaah yang sudah hadir mengganti sholat Jumat dengan sholat Dzuhur berjamaah, pasal nya dari sekian jamaah juga tidak ada yang bersedia menjadi khatib. Sehari setelah terjadi gagalnya sholat Jum’at, Ketua DMI Kota Bekasi, Wakil Ketua DMI Kota Bekasi yang dihadiri Camat Pondok Gede, Bimbingan Massal Polri (Bimaspol), Bintara Pembina Desa (Babinsa), mendatangi lokasi dan bertemu Ketua DKM At Thoha didampingi Ketua RW dan RT setempat. Ketua DKM At Thoha, Ustadz Samsudin menyampaikan permohonan maaf atas gagalnya sholat Jum’at tersebut karena khotib utama yang dijadwalkan mendadak tidak bisa hadir atau berhalangan karena ada rapat di sekolah dan baru menghubungi Ustadz Haji Niin Abdul Ghani pada jam 11.45 sebagai Sekretaris DKM At Thoha. Kemudian, khotib cadangan Ustadz Ishak Ismail ada tugas mengiringi anak sekolah ke Yogyakarta, cadangan kedua, yaitu bendahara DKM sedang tugas sebagai security dan tidak bisa meninggalkan tempat tugas, sehingga terjadilah kekosongan imam dan khotib. Kejadian ini sudah kehendak Allah SWT, akan tetapi menyikapi permasalahan seperti tersebut perlu adanya sosialisasi dan edukasi tentang rukun khutbah Jum’at oleh DKM dan para tokoh agama atau memang sudah krisisnya tokoh agama di sekitar masjid tersebut. (aam)

Read More