Umat Muslim Afrika Menjaga Al Qur’an Tertua yang Ditulis Imam Indonesia

Jakarta — 1miliarsantri.net : Umat Muslim Cape Town menjaga Al-Qur’an berusia lebih dari dua abad di sebuah masjid di distrik bersejarah Bo Kaap. Al-Qur’an tertua di Afrika Selatan itu ditulis rapi dengan tangan oleh imam asal Indonesia. Imam ini diasingkan oleh Belanda ke ujung selatan Afrika. Para peneliti percaya bahwa Imam Abdullah ibn Qadi Abdus Salaam, yang dikenal sebagai Tuan Guru, menulis Al-Quran berdasarkan ingatannya. Saat itu ia diasingkan dari Pulau Tidore ke Cape Town sebagai tahanan politik pada tahun 1780. Imam Abdullah menjalani pengasingan akibat bergabung dalam gerakan melawan penjajah Belanda. Al-Qur’an ini ditemukan di dalam kantong kertas di loteng Masjid Auwal oleh para pekerja bangunan saat membongkar dan merenovasi masjid di pertengahan 1980-an. “Loteng itu sangat berdebu, sepertinya tidak ada seorang pun yang pernah berada di loteng itu selama lebih dari 100 tahun. Pekerja bangunan juga menemukan sekotak teks keagamaan yang ditulis oleh Tuan Guru,” kata anggota komite masjid, Cassiem Abdullah, kepada BBC, dikutip Selasa (29/08/2023). Al-Qur’an yang tidak dijilid, terdiri dari halaman-halaman lepas, tanpa nomor halaman, ditemukan dalam kondisi baik. Kerusakan, robek bagian tepi, hanya dijumpai di beberapa halaman pertama. Tulisan kaligrafi Arab yang dibuat dari tinta hitam dan merah pun masih terbaca jelas dan kondisinya masih sangat baik. Tantangan terbesar bagi komunitas Muslim setempat dalam melestarikan artefak yang berasal dari tahun 1694 ini adalah memastikan bahwa semua halaman yang terdiri dari 6.000 ayat Al-Quran ditempatkan dalam urutan yang benar. Tugas ini dilakukan oleh mendiang Maulana Taha Karaan, ketua ahli hukum Dewan Peradilan Muslim di Cape Town, bersama beberapa ulama setempat. Proses penyelesaian penjilidan halaman-halaman Al-Qur’an itu memakan waktu hingga tiga tahun lamanya. Saat ini Al-Qur’an tersebut dipajang di Masjid Auwal, yang didirikan oleh Tuan Guru pada 179 sebagai masjid pertama di Afrika Selatan. Teks berharga ini hampir tiga kali dicuri. Sehingga komunitas setempat mengamankannya dalam kotak anti api dan peluru 10 tahun yang lalu. Penulis biografi Tuan Guru, Shafiq Morton, percaya bahwa cendekiawan tersebut kemungkinan besar mulai menulis salinan pertama dari lima salinannya saat ditahan di Pulau Robben – tempat ikonik anti-apartheid Nelson Mandela juga dipenjarakan dari tahun 1960an hingga 1980an – dan terus dilakukan hingga pembebasannya. Sebagian besar salinan ini diyakini ditulis ketika ia berusia antara 80 dan 90 tahun. Pencapaiannya terbilang luar biasa karena bahasa Arab bukanlah bahasa pertamanya. Menurut Morton, Tuan Guru dipenjara di Pulau Robben dua kali. Pertama dari tahun 1780 hingga 1781 ketika dia berusia 69 tahun, dan terakhir antara tahun 1786 dan 1791. “Saya percaya salah satu alasan dia menulis Al-Quran adalah untuk membangkitkan semangat para budak di sekitarnya. Dia menyadari bahwa jika dia menulis salinan Al-Quran, dia bisa mendidik umatnya lewat Al-Quran dan sekaligus mengajari mereka martabat,’ kata Morton. “Kalau kita lihat di arsip, kertas yang dipakai Belanda mirip sekali dengan yang dipakai Tuan Guru. Mungkin kertasnya sama. Penanya dibuatnya sendiri dari bambu dan tinta hitam dan merahnya mudah diperoleh dari pemerintah kolonial,” lanjutnya. Dosen sejarah Islam Afrika Selatan, Syekh Owaisi, melakukan penelitian ekstensif pada Al-Quran dengan tulisan tangan di Cape Town itu. Ia yakin Tuan Guru termotivasi oleh kebutuhan untuk melestarikan Islam di kalangan tahanan dan budak Muslim di wilayah itu yang merupakan koloni Belanda. “Ketika mereka sedang mengajarkan Alkitab dan mencoba untuk mengubah agama para budak menjadi Muslim, Tuan Guru sedang menulis salinan Al-Quran, mengajarkannya kepada anak-anak dan menyuruh mereka untuk menghafalkannya. Ini menceritakan kisah ketahanan dan ketekunan. Ini menunjukkan tingkat pendidikan orang-orang yang dibawa ke Cape Town sebagai budak dan tahanan,” sambungnya. Tuan Guru juga menulis buku berbahasa Arab setebal 613 halaman berjudul Ma’rifat wal Iman wal Islam (Ilmu Iman dan Agama) berdasarkan hafalan. Buku yang merupakan panduan dasar keyakinan Islam itu, telah digunakan selama lebih dari 100 tahun untuk mengajarkan umat Muslim di Cape Town tentang keyakinan mereka. Kondisinya masih bagus dan dimiliki oleh keluarga Rakiep, keturunan Tuan Guru. Sementara replikanya disimpan di perpustakaan nasional di Cape Town. “Dia duduk dan menuliskan segala hal yang dia ingat tentang agama Islam dan dia menggunakannya sebagai teks untuk mengajar orang lain,” kata Syekh Owaisi. Dari lima mushaf Al-Qur’an tulisan tangan Tuan Guru, tiga masih bisa dipertanggungjawabkan. Selain satu yang ada di masjid Auwal, dua lainnya milik keluarga, termasuk cicitnya. Sedikitnya 100 replika telah diproduksi. Di mana salah satunya diserahkan untuk perpustakaan masjid Al-Aqsa, situs suci ketiga dalam Islam, di Yerusalem. Sedangkan beberapa lainnya diberikan kepada pejabat yang berkunjung. Pada Mei 2019 Ganief Hendricks, pemimpin partai politik Muslim di Afrika Selatan, Al Jama’ah, menggunakan salah satu replikanya untuk dilantik sebagai anggota parlemen. Belanda tidak menyadari bahwa dengan membuang Tuan Guru ke Afrika bagian selatan, menjadi katalisator penyebaran Islam ke wilayah ini. Kini umat Islam di wilayah tersebut sekitar 5 persen dari populasi Cape Town yang berjumlah 4,6 juta jiwa. “Ketika dia datang ke Cape, Tuan Guru mengamati bahwa kondisi Islam sangat buruk sehingga dia punya banyak pekerjaan yang harus diselesaikan,” kata Morton. Masyarakat tidak benar-benar mendapatkan teks apa pun – mereka menjadi Muslim lebih karena ingatan budaya dibandingkan hal lainnya. “Saya berpendapat bahwa Alquran pertama yang ditulisnya adalah alasan mengapa komunitas Muslim bertahan dan berkembang menjadi komunitas terhormat yang kita miliki saat ini,” pungkasnya. (yan) Baca juga :

Read More

Peristiwa Ketika Kaum Musyrik Tidak Berdaya Menghadapi Umar bin Khattab

Yogyakarta — 1miliarsantri.net : Fase dakwah yang dilakukan Nabi Muhammad SAW di Makkah tidaklah mudah. Kebanyakan Muslimin ketika itu berasal dari golongan yang miskin atau kawula biasa. Sementara itu, musyrikin Quraisy menguasai pemerintahan kota itu sehingga leluasa mengekang syiar agama Islam. Dalam situasi demikian, Rasulullah SAW pernah memanjatkan doa, “Ya Allah, kuatkanlah Islam dengan salah seorang dari (kedua ini), Amr bin Hisyam (Abu Jahal) atau Umar bin Khattab.” Belakangan tersingkap jelas bahwa Allah SWT mengabulkan munajat tersebut. Adapun lelaki yang dikehendaki-Nya untuk menerima hidayah adalah yang tersebut akhir. Ada beragam riwayat tentang masuk Islamnya Umar bin Khattab. Yang paling populer adalah kisah tentang pria dari Bani Adi itu hendak membunuh Rasulullah SAW dengan sebilah pedang. Dalam perjalanan, ia dicegat seorang kawannya yang ternyata telah berislam. Lantas, temannya itu berkata bahwa beberapa orang terdekat justru sudah menyatakan iman kepada Nabi SAW. Termasuk di antara mereka adalah saudara perempuan Umar, Fatimah. Maka lelaki berbadan tinggi-besar itu tidak jadi menuju ke rumah Rasul SAW, melainkan kediaman saudarinya itu. Singkat cerita, Umar mengamuk hingga menampar wajah Fatimah. Menyesali perbuatannya, ia lalu meminta mushaf Alquran yang sedang dipegang saudarinya itu. Lembaran itu ternyata memuat surah Thaha. Setelah membacanya, Umar dirundung keharuan yang begitu hebat. Hatinya tersentuh sehingga seketika menyatakan komitmen berislam. Itu kisah pertama. Namun, ada pihak yang meragukan kesahihan riwayat tersebut. Sejarawan Mesir Muhammad Husain Haekal, misalnya, lebih yakin terhadap cerita lain, yakni bahwa Umar masuk Islam karena secara tidak sengaja mendengarkan Rasulullah SAW. Saat itu, beliau sedang membaca sebuah ayat Alquran di dekat Ka’bah. Apa pun versinya, yang pasti adalah keislaman Umar menjadi salah satu peristiwa yang paling menentukan dalam sejarah. “Islamnya Umar bin Khattab adalah suatu pembebasan. Sebelum Umar memeluk Islam, kami tak dapat shalat di Ka’bah. Setelah dia menjadi Muslim, diperanginya mereka (orang-orang musyrik) sampai mereka membiarkan kami. Maka kami pun dapat melaksanakan shalat,” kata salah seorang sahabat, Abdullah bin Ma’sud. Sejak hari pertama menjadi Muslim, Umar memang tidak gentar. Langsung saja ia mengabarkan keimanannya pada seluruh warga Makkah. Caranya dengan menyuruh seorang yang paling “ringan” lisannya di seantero kota tersebut. Waktu itu, Jamil bin Ma’mar bagaikan media sosial pada masa kini. Apa saja yang didengar orang ini, pasti segera disiarkannya kepada sebanyak-banyaknya orang. Maka Umar sengaja memberi tahu keislamannya kepada Jamil. Seketika, si juru berita lari, lantas naik ke bukit Makkah, sembari berteriak, “Wahai Quraisy! Umar telah menjadi murtad!” Mendengar seruan itu, Umar naik pitam. Baginya, kata-kata Jamil telah memelintir fakta. Yang benar bukan bahwa dirinya murtad—berbalik dari kebenaran. Justru dia sudah berpaling dari sikap Jahiliyah, yakni menyembah berhala, dan kembali pada Islam sebagai jalan tauhid. “Bohong! Tetapi yang benar adalah saya sudah masuk Islam dan bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan bahwa Muhammad hamba dan Rasul-Nya,” sanggah Umar. Tak lama kemudian, area Ka’bah menjadi ramai. Orang-orang kafir berkumpul untuk mengecek kebenaran kabar islamnya salah seorang tokoh Quraisy. Umar sendiri yang menghadapi hujan pertanyaan dari mereka. “Ya mulai saat ini saya adalah pengikut Rasulullah Muhammad!” katanya tegas. Orang-orang terkesima. Awalnya, mereka hanya berani berdiri. Namun, ketika jumlahnya dirasa kian banyak, kaum musyrikin ini mulai mencaci-maki Umar. Bahkan, akhirnya mereka mengeroyok sang sahabat Nabi yang berjulukan al-Faruq itu. Seorang diri, Umar menghadapi mereka. Tiap pukulan dan tendangan dibalasnya dengan tinju yang lebih keras lagi. Begitu seterusnya hingga sore tiba. Lucunya, para pengeroyok itu kelelahan, sedangkan Umar masih berdaya dengan tenaga dan semangat yang semakin membara. Akhirnya, muncul seorang tua dari kejauhan. Dialah al-As bin Wail. Tokoh senior dari Bani Sahm itu berusaha melerai perkelahian ini. Katanya, “Islamnya Umar adalah urusannya sendiri. Dia masuk Islam atas pilihannya sendiri! Siapapun tidak berhak mencampuri hal itu!” Ucapan tersebut sebenarnya bukan pembelaan kepada Umar lantaran dirinya telah berislam. Al-As semata-mata ingat bahwa klannya sudah sejak lama menjadi sekutu Bani Adi, kabilah tempat al-Faruq berasal. Karena itu, hanya atas dasar fanatisme kesukuan ia melindungi Umar. Peristiwa pada sore itu menjadi kabar hangat keesokan harinya. Kaum Muslimin amat kagum pada keberanian dan kekuatan al-Faruq. Baru beberapa jam menjadi Muslim, semangatnya untuk menegakkan kebenaran di tengah kaum fasik sudah muncul dan dibuktikan langsung. (mif) Baca juga :

Read More

Sebanyak 31 Pimpinan NII Insyaf dan Kembali Kepada NKRI

Bandung — 1miliarsantri.net : Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memimpin upacara ikrar janji setia 31 mantan pimpinan Negara Islam Indonesia (NII) yang insyaf dan ingin kembali kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Menurut Gubernur yang akrab disapa Emil ini, kemarin sekitar 31 orang pejabat struktural NII yang sudah insyaf melakukan komitmen kembali setia pada NKRI. Dilakukan upacara, kemudian mereka memberikan testimoni apa adanya. “Memang NII masih nyata. Versi mereka, polanya pengumpulan dana. Makanya jangan kaget kalau Al-Zaytun punya anggaran sampai belasan triliun, aset dimana-mana,” terang Emil kepada awak media, Senin (28/08/2023). Emil mengatakan, pejabat NII yang insyaf tersebut mengaku menyesal dan mereka akan mengajak struktur lain untuk melakukan hal yang sama. “Setelah saya posting dengan nomor yang tertera, ada sekitar 15 orang yang mengontak menyatakan ingin kembali ke NKRI dan minta perlindungan. Sukarela enggak ada paksaan. Saya tidak bisa buka identitasnya karena mereka akan mengalami banyak permasalahan sosial,” paparnya. Jadi, menurut Emil, pihaknya memonitor saja secara khusus melalui BIN, BNPT dan Kesbangpol. “Masih banyak versi mereka. Markasnya di situ (Al Zaytun) Panji Gumilang yang memerintahkan pengumpulan dana,” katanya. Saat ditanya alasan pejabat NII tersebut insyaf kembali ke NKRI, Emil menjelaskan, mereka instaf setelah mengetahui itu tidak sebaik mereka bayangkan. “Panji dituntut tiga perkara, selain pelecehan agama, korupsi dan pencucian uang,” sambungnya. Emil pun mengimbau pada semua masyarakat agar melawan semua yang memberikan narasi tawaran, godaan, mengubah ideologi Pancasila menjadi ideologi lain-lain. (den) Baca juga :

Read More

Turki Mengutuk Keras Penyerangan Bom Molotov Masjid di Siprus Yunani

Ankara — 1miliarsantri.net : Kementerian Luar Negeri Turki mengutuk keras serangan pembakaran terhadap Masjid Koprulu Haci Ibrahim Aga di kota Limassol di pemerintahan Siprus Yunani pada Sabtu (26/08/2023). Diberitakan sebuah bom molotov dilemparkan saat malam hari yang merusak pintu dan dinding tempat ibadah umat Islam itu. “Serangan keji ini merupakan tambahan dari tindakan masa lalu terhadap masjid-masjid berbeda di Pemerintahan Siprus Yunani,” ujar Kementerian Luar Negeri Turki dalam sebuah pernyataan dikutip dari Anadolu Agency. Menurut situs berita Siprus Yunani Philenews melaporkan, bahwa bom molotov dilemparkan ke masjid. Sementara penyiar Antenna mengklaim bahwa petasan diluncurkan ke masjid tersebut, menyebabkan kerusakan ringan. Turki mendukung penuh pernyataan Kementerian Luar Negeri Republik Turki Siprus Utara (TRNC) mengenai masalah ini. “Sebagai contoh terbaru dari meningkatnya Islamofobia di seluruh Eropa, serangan ini tidak hanya menargetkan umat Islam tetapi juga menunjukkan sekali lagi betapa seriusnya ancaman terhadap nilai-nilai kemanusiaan kita,” lanjutnya. Menurut Kementerian Luar Negeri Turki, pada sisi lain, kebencian dan intoleran terungkap dalam serangan tersebut. Peristiwa itu dinilai menunjukkan betapa tersingkirnya beberapa segmen komunitas Siprus Yunani dari pemahaman hidup bersama dalam perdamaian, ketenangan, dan toleransi dengan warga Muslim Siprus Turki. “Memberikan bukti tambahan bahwa visi dua negara dari pihak Siprus Turki merupakan satu-satunya model realistis untuk penyelesaian masalah Siprus,” isi pernyataan itu. Siprus telah terperosok dalam perselisihan selama puluhan tahun antara Siprus Yunani dan Siprus Turki. Meskipun ada serangkaian upaya diplomatik oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mencapai penyelesaian yang komprehensif. Turki sepenuhnya mendukung solusi dua negara di pulau Siprus. Solusi ini berdasarkan kesetaraan kedaulatan dan status internasional yang setara antara kedua negara. Sebuah bom molotov dilemparkan ke sebuah masjid di kota Limassol di Siprus Yunani di Siprus Selatan. Serangan ini terjadi di malam hari dan merusak pintu dan dindingnya. Menurut media Siprus Yunani dan Kantor Berita Turki-Siprus (TAK) saluran berita resmi Republik Turki Siprus Utara (TRNC), serangan ini menargetkan Masjid Koprulu Haci Ibrahim Aga. Sedangkan situs berita Siprus Yunani Philenews melaporkan, bom molotov dilemparkan ke gedung tersebut, sementara penyiar Antenna mengklaim bahwa petasan diluncurkan ke masjid tersebut, menyebabkan kerusakan ringan. Sebagaimana melaporkan, polisi Siprus Yunani telah melancarkan operasi untuk mengidentifikasi dan menangkap individu atau kelompok yang melakukan serangan tersebut. Insiden tersebut telah terekam dalam rekaman kamera keamanan. Menurut beberapa laporan, tulisan “Islam tidak diterima bagi para imigran” dilukis dengan cat semprot di dinding masjid sebelum serangan. Presiden Siprus Turki Ersin Tatar mengutuk serangan itu. Menurut pihak berwenang TRNC, serangan dilakukan sekitar pukul 01.10 waktu setempat pada Sabtu (26/08/2023). “Dalam menghadapi serangan terhadap aset sejarah, agama, dan budaya kita, saya menekankan perlunya segera membawa pelakunya ke pengadilan. Saya ingin menggarisbawahi bahwa serangan yang sudah ketinggalan zaman tersebut menimbulkan ancaman bagi seluruh umat manusia dan merusak perdamaian dunia,” kata Tatar dalam sebuah pernyataan dikutip dari Anadolu Agency. Perdana Menteri Unal Ustel juga mengecam serangan tersebut. Dia menyebutnya sebagai serangan terhadap saudara dan saudari Muslim yang tinggal di Siprus Selatan. “Dan secara umum terhadap seluruh dunia Islam,” ujarnya. (source : anadolu) Baca juga :

Read More

Menko PMK : Pemerintah Mulai Mengkaji Larangan Haji Lebih Dari Satu Kali

Jakarta — 1miliarsantri.net : Baru-baru ini Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Menko PMK) Muhajir Effendy mewacanakan agar pemerintah mulai mengkaji larangan haji lebih dari satu kali. Artinya jika sudah berangkat haji ke tanah suci, maka tidak boleh berangkat haji lagi. Komnas Haji memahami semangat dan konteks yang melatarbelakangi gagasan tersebut. Akan tetapi jika kebijakannya nanti dalam bentuk larangan secara eksplisit, maka perlu ada kajian komprehensif dari aspek syariah maupun perundang-undangan. Karena keduanya saling terkait seperti dua sisi mata uang. “Dari perspektif syariat Islam tidak ada riwayat larangan haji lebih dari satu kali. Bahwa Rasulullah SAW selama hidupnya haji hanya sekali itu benar, namun tidak ada riwayat yang tegas (sharih) melarang umat Islam haji lebih dari sekali,” ungkap Mustolih Siradj, Ketua Komnas Haji dan Umrah melalui keterangan tertulis kepada media, Minggu (27/08/2023). Dari aspek hukum positif, lanjutnya, pelarangan berhaji lebih dari satu kali berpotensi melanggar HAM dan konstitusi. Hak beribadah menurutnya adalah bagian hak yang paling asasi bagi setiap warga negara. Pada saat yang sama negara bisa dianggap terlalu jauh mencampuri urusan privat sehingga kebijakan ini nantinya bisa menciptakan resistensi. Persoalan haji berkali-kali sesungguhnya ada pada tataran moral-etika. Oleh sebab itu, Komnas Haji mengusulkan jalan tengah yang lebih logis dan moderat yakni haji lebih dari satu kali tidak perlu secara eksplisit dilarang. Akan tetapi harus ada aturan tegas jeda waktu panjang bagi yang sudah berhaji untuk pergi ke tanah suci lagi yang baru diperbolehkan minimal setelah 20 atau 30 tahun. “Hal ini untuk memberikan keadilan dan kesempatan kepada masyarakat lain yang belum pernah haji,” terangnya. Dengan rerata antrean haji saat ini sudah sampai 20 tahun setiap wilayah bahkan lebih, dari segi usia sudah tidak memungkinkan melaksanakan haji lagi untuk yang kedua apalagi ketiga. Ini bentuk larangan halus yang dikemas dalam bentuk lain tanpa perlu menabrak aturan syariat maupun konstitusi. Kebijakan jeda haji semacam ini sebenarnya sudah dibuat oleh Kementerian Agama melalui Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 29 Tahun 2015 sebagaimana tertuang dalam Pasal 3 ayat 4 yang mengatur pendaftaran haji regular dengan memberikan jeda mendaftar haji bagi yang sudah ke tanah suci baru bisa setelah 10 tahun kemudian. “Sampai hari ini aturan ini cukup konsisten dilaksanakan oleh Kemenag dan cukup efektif menekan upaya masyarakat berhaji berkali-kali,” ungkapnya. Ke depan jangkauan aturan jeda daftar haji ini harus diperluas bukan hanya diterapkan pada haji regular tetapi juga kepada calon jemaah haji khusus maupun yang menggunakan visa mujamalah (haji furoda). Bila perlu ada klausul sanksi tegas bagi yang melanggar dan oknum yang turut membantu. “Selain itu, aturan tersebut perlu dinaikkan levelnya dari PMA diadopsi menjadi undang-undang supaya lebih kuat dan mengikat, terlebih revisi UU Haji dan Umrah sudah mulai dibahas di DPR dan masuk prolegnas prioritas,” pungkasnya. (yan) Baca juga :

Read More

Rasulullah SAW Menganjurkan Agar Selalu Bertobat Kepada Allah

Yogyakarta — 1miliarsantri.net : Setiap Muslim dianjurkan untuk senantiasa bertobat kepada Rabb nya. Terdapat sejumlah keutamaan bagi mereka yang bertobat. Di antaranya adalah hadits riwayat Abu Hurairah RA. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu dia berkata, aku mendengar Nabi ﷺ bersabda: إنَّ عَبْدًا أصابَ ذَنْبًا – ورُبَّما قالَ أذْنَبَ ذَنْبًا – فقالَ: رَبِّ أذْنَبْتُ – ورُبَّما قالَ: أصَبْتُ – فاغْفِرْ لِي، فقالَ رَبُّهُ: أعَلِمَ عَبْدِي أنَّ له رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ ويَأْخُذُ بهِ؟ غَفَرْتُ لِعَبْدِي، ثُمَّ مَكَثَ ما شاءَ اللَّهُ ثُمَّ أصابَ ذَنْبًا، أوْ أذْنَبَ ذَنْبًا، فقالَ: رَبِّ أذْنَبْتُ – أوْ أصَبْتُ – آخَرَ، فاغْفِرْهُ فقالَ: أعَلِمَ عَبْدِي أنَّ له رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ ويَأْخُذُ بهِ؟ غَفَرْتُ لِعَبْدِي، ثُمَّ مَكَثَ ما شاءَ اللَّهُ، ثُمَّ أذْنَبَ ذَنْبًا، ورُبَّما قالَ: أصابَ ذَنْبًا، قالَ: قالَ: رَبِّ أصَبْتُ – أوْ قالَ أذْنَبْتُ – آخَرَ، فاغْفِرْهُ لِي، فقالَ: أعَلِمَ عَبْدِي أنَّ له رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ ويَأْخُذُ بهِ؟ غَفَرْتُ لِعَبْدِي ثَلاثًا، فَلْيَعْمَلْ ما شاءَ “Sesungguhnya seorang hamba melakukan suatu dosa –atau beliau bersabda: berbuat dosa- lalu ia berkata, ”Wahai Rabb-(ku), aku telah melakukan (dosa) maka ampunilah aku.” Rabb-nya berfirman, ”Apakah hamba-Ku mengetahui bahwa ia memiliki Rabb yang (mampu) mengampuni dosa dan (mampu pula) menyiksa (karena dosa yang telah dilakukan)nya? Aku telah mengampuni (dosa) hamba-Ku.” Lalu berhentilah ia (dari melakukan dosa hingga waktu yang) dikehendaki oleh Allah SubhanahuwaTa’ala. Kemudian ia melakukan dosa, atau berbuat dosa, (lagi) lalu dia berkata, ”Wahai Rabb-(ku), aku telah berbuat atau melakukan (dosa) yang lain maka ampunilah dosa(ku).” Rabb-nya berfirman, ”Apakah hamba-Ku mengetahui bahwa ia memiliki Rabb yang (mampu) mengampuni dosa dan (mampu pula) menyiksa (karena dosa yang telah dilakukan)nya? Aku telah mengampuni (dosa) hamba-Ku.” Lalu berhentilah ia (dari melakukan dosa hingga waktu yang) dikehendaki oleh Allah subhanahuwata’ala. Kemudian ia melakukan dosa, atau berbuat dosa, (lagi) lalu ia berkata, ”Wahai Rabb-(ku), aku telah berbuat atau melakukan (dosa) yang lain maka ampunilah dosaku.” Rabb-nya berfirman, ”Apakah hamba-Ku mengetahui bahwa ia memiliki Rabb yang (mampu) mengampuni dosa dan (mampu pula) menyiksa (karena dosa yang telah dilakukan)nya? Aku telah mengampuni (dosa) hamba-Ku tiga kali, maka silahkan ia melakukan apa yang dikehendakinya.” (HR Bukhari Juz 6: 7068, lafaz ini miliknya dan Muslim Juz 4) (yus) Baca juga :

Read More

Makam Gatotkoco di Temukan di Wilayah Malang Raya, Jalur Antara Cangar Mojokerto dan Kota Batu

Surabaya — 1miliarsantri.net : Di wilayah Malang Raya, tepatnya di kawasan Cangar yang menjadi jalur penghubung Batu-Mojokerto tersimpan sebuah misteri yang menggemparkan. Tak jauh dari jalur yang terkenal sepi dan cukup berbahaya tersebut terdapat dua makam kuno yang berbentuk panjang. Makam yang panjangnya mencapai tiga meteran itu lokasinya tersembunyi di atas jurang. Karena berada di area hutan, di sekeliling makam yang dikeramatkan oleh warga sekitar ini banyak ditemui tanaman anggrek liar yang menambah indah pemandangan sekitar. Pemandangan semacam ini memang wajar karena kawasan tersebut memang berada di Taman Hutan Rakyat Raden Suryo yang berada di lereng Gunung Welirang. Selain itu, di dekat makam tersebut juga tumbuh sebuah pohon besar yang menjulang tinggi. Konon, menurut kepercayaan warga sekitar, dua sosok yang terkubur di bawah dua makam keramat ini dipercaya adalah Raden Gatotkaca dan istrinya. Sebagaimana diketahui, Gatotkaca adalah seorang tokoh dalam kisah Mahabharata. Ia merupakan keturunan Bima, tokoh pewayangan yang menjadi anggota Pandawa Lima. Gatotkaca digambarkan sebagai sosok pria yang memiliki kekuatan luar biasa, hingga disebut-sebut memiliki otot seperti kawat dan tulang bagaikan besi. Sulit dipercaya memang karena tak diketahui secara pasti apakah benar Gatotkaca yang dimaksud adalah tokoh pewayangan yang selama ini kita ketahui. Selain itu, menurut kisahnya, di makam kuno di kawasan Cangar ini dulunya tertancap dua pusaka sakti milik Gatotkaca. Tak ada yang mampu memegang pusaka tersebut. Entah benar atau tidak, saat ini pusaka tersebut tak bisa diketahui di mana keberadaannya. Informasi tersebut diperoleh dari sebuah video yang diunggah di kanal YouTube MEGALUH TV pada tanggal 28 Januari 2023. “Ini ada makam orang sakti. Masyarakat mengatakan ini makam Raden Gatotkaca dan istrinya,” ujar pria di dalam video tersebut. Uniknya, dua makam yang dikeramatkan ini masih sering dikunjungi para peziarah yang berasal dari masyarakat sekitar dan para ahli spiritual. Hal ini dapat dilihat dari dupa yang menancap di sebelah batu nisan makam tersebut. (tin) Baca juga :

Read More

Nasehat Imam Ghazali Terkait Pekerjaan Yang Dilakukan dengan Sungguh-sungguh

Jakarta — 1miliarsantri.net : Bekerja dengan sungguh-sungguh untuk memenuhi kebutuhan diri dan keluarga adalah bagian dari ibadah. Sehingga dengan cara ini seorang Muslim bisa dikata akan dapat menjaga kehormatannya dan tidak menjadi orang yang meminta-minta dan membebani orang lain. Imam Al Ghazali dalam kitab Bidayat al-Hidayah bahkan menjelaskan bahwa ketika seorang Muslim tidak mampu masuk dalam kategori kelompok para menuntut ilmu yang mengamalkannya dan mengajarkannya kepada orang lain, dan tidak juga mampu masuk kategori kelompok orang ahli dzikir yang mengamalkan dzikir secara konsisten, serta tidak juga mampu masuk dalam kategori orang yang mendermakan hasil usahanya untuk kemaslahatan umat dan syiar Islam, maka paling minimal hendaknya masuk dalam kategori kelompok orang yang menyibukan hari-harinya dengan bekerja untuk memenuhi setiap kebutuhan hidupnya dan keluarganya. Dengan begitu seorang Muslim akan terhindar dari meminta-minta pada orang lain dan menjadi beban orang lain. Selain itu bila tidak sanggup masuk pada kategori ahli ilmu, ahli dzikir, atau dermawan, maka hendaknya minimal memastikan keamanan dan keselamatan Muslim lainnya dari diri sendiri. Maksudnya memastikan agar jangan sampai diri kita sendiri menyakiti Muslim lainnya dengan lisan atau dengan perbuatan. Dan minimal jangan sampai melakukan maksiat-maksiat. Dengan itu semua, maka seorang hamba meski tidak masuk derajatnya golongan as sabiqun (derajatnya para kekasih Allah) paling tidak akan masuk derajatnya Ashabul Yamin, yakni golongan kanan yang selamat dunia dan akhirat) أن لا تقوى على ذلك ، واشغلت بحاجتك اكتسابا على نفسك وعلى عيالك ، وقد سلم المسلمون منك وأمنوا من لسانك ويدك ، وسلم لك دينك ، إذ لم ترتكب معصية ، فتنال بذلك درجات أصحاب اليمين ، إن لم تكن من أهل الترقي إلى مقامات السابقين ، وهذه أقل الدرجات في مقامات الدين ، Artinya: “Bila engkau tidak kuat itu semua (seperti disebutkan pada pembahasan sebelumnya yakni untuk menuntut ilmu dan mengamalkan serta mengajarkannya, berdzikir, dan mencari nafkah yang sebagian hasilnya diberikan untuk kemaslahatan umat, membantu perjuangan dakwah dan lainnya), maka sibuklah engkau dengan mewujudkan hajatmu sendiri karena usaha atas dirimu sendiri dan untuk keluargamu. (Dengan itu) sungguh telah memastikan selamat orang-orang Muslim darimu, dan aman setiap Muslim dari lisanmu dan tanganmu, dan selamat agamamu karena engkau tidak melakukan maksiat. Maka engkau akan memperoleh dengan itu semua derajatnya Ashabul Yamin (golongan kanan, yakni kaum yang baik dan selamat dunia akhirat) bila tidak masuk ahli yang menaiki ketingkatan as sabiqun. Ini (orang yang bekerja untuk hajatnya) adalah sedikit-sedikitnya derajat dalam kedudukan agama. (yan) Baca juga :

Read More

Setiap Muslim Pasti Menginginkan Meninggal Secara Husnul Khotimah

Surabaya — 1miliarsantri.net : Seluruh umat muslim pasti mendambakan diakhir hidupnya akan meninggal dalam keadaan Husnul Khotimah, salah satu karunia terindah yang diberikan Allah SWT kepada hamba-Nya yakni menutup kehidupan dengan kebaikan. Pengasuh pesantren Tunas Ilmu Purbalingga sekaligus dosen Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyyah Imam Syafi’i Jember, Ustaz Abdullah Zaen Lc,MA mengatakan tidak heran bila semua orang berharap mendapatkan karunia istimewa tersebut. “Hal yang terkadang belum disadari oleh banyak orang adalah bahwa husnul khatimah itu harus diupayakan, bukan didapatkan secara cuma-cuma, atau sekedar dengan penantian belaka,” terang Ustadz Abdullah kepada 1miliarsantri.net, Ahad (27/08/2023). Ustadz Abdullah menjelasakan beberapa bentuk ikhtiar untuk meraih husnul khatimah, di antaranya pertama merutinkan kebaikan dan mengistiqamahkannya dalam kehidupan. Sebab kita tidak tahu kapan malaikat maut datang mencabut nyawa. “Jika kita sudah terbiasa rutin melakukan amal saleh, maka potensi untuk wafat saat sedang melakukan amal saleh itu terbuka lebar,” kata dia sembari mengutip hadits Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda: «أَحَبُّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا، وَإِنْ قَلَّ» “Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah yang rutin dilakukan, sekalipun itu sedikit.” (HR Bukhari (no 6464) dan Muslim (no 783) dari Aisyah radhiyallahu ‘anha). Hadits di atas bukan sedang melarang kita beramal banyak-banyak, namun sedang mengajak untuk mulai beramal dengan kadar yang kita mampu sekalipun sedikit, lalu berupaya untuk merutinkannya. “Setelah terbiasa, baru kemudian tingkatkan volumenya. Sebab orang yang baru mulai beramal, lalu dia memaksakan diri langsung banyak, biasanya akan kaget, merasa keberatan dan mungkin kapok. Akibatnya malah bakal dia tinggalkan,” lanjutnya. Maka rutinkanlah menghadiri pengajian, menunaikan sholat lima waktu, berbakti kepada orang tua, bertutur kata baik, membaca Alquran, serta amal-amal saleh lainnya. “Semoga saat diwafatkan Allah SWT, kita sedang menjalankan kebaikan itu,” ucap Ustadz Abdullah mendoakan. Imam Ibn Katsir rahimahullah (w 774 H) menjelaskan, “Barang siapa yang memiliki suatu kebiasaan; niscaya ia berpotensi untuk wafat saat menjalankan kebiasan tersebut”. Kedua, berusaha sekuat tenaga untuk menghindari keburukan, terlebih menjadikannya sebagai suatu kebiasaan. Sekecil apapun keburukan tersebut. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berpesan: «إِيَّاكُمْ وَمُحَقَّرَاتِ الذُّنُوبِ، فَإِنَّهُنَّ يَجْتَمِعْنَ عَلَى الرَّجُلِ حَتَّى يُهْلِكْنَهُ» “Jauhilah dosa-dosa yang dianggap remeh. Sungguh bila itu menumpuk, niscaya bakal membinasakan pelakunya.” (HR Ahmad (no 3818) dari Ibn Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dan isnadnya dinilai baik oleh al-‘Irâqiy) Sebab orang yang terus menerus melakukan maksiat, maka dia berpeluang untuk dicabut nyawanya saat tengah menjalankan maksiat tersebut. Na’ûdzu billâh min dzâlik. Baik maksiat itu dilakukan terang-terangan di depan khalayak, ataupun dilakukan secara sembunyi-sembunyi di kamar sendiri. Baik itu dosa yang dikerjakan oleh anggota tubuh kita seperti mata, telinga, mulut, tangan dan kaki. Ataupun dosa yang tersimpan di dalam hati, semisal riya, iri, sombong dan lain-lain. Ustadz Abdullah mengaku, Memang tidak ada manusia biasa yang suci dari dosa. Namun Muslim tertuntut untuk berupaya maksimal menjauhinya. Dengan cara menjauhi orang, tempat, acara dan benda yang berpotensi menyeret kita kepada maksiat. Menurut dia, jika sudah berusaha maksimal menjauhi dosa, tapi tetap saja terjerumus, maka solusinya adalah bersegera untuk menebusnya dengan taubat dan amal saleh. “Lakukan saat itu juga, tanpa ditunda-tunda. Sebab kita ‘berkejaran’ dengan malaikat maut. Bila kita bergegas untuk bertaubat dan beramal saleh, lalu saat itu nyawa kita dicabut, maka semoga itu pertanda husnul khatimah. Sebab aktivitas terakhir kita sebelum mati, ad alah tobat dan amal saleh, bukan maksiat,” pungkad Ustadz Abdullah. (har) Baca juga :

Read More

MUI Berharap Para Dai dan Kiai Dapat Menjadi Filter Agar Umat Tidak Terpecah Belah Saat Perhelatan Pemilu Mendatang

Jakarta — 1miliarsantri.net : Menjelang perhelatan Pemilihan Umum (Pemilu) di tanah air, Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ahmad Zubaidi mengingatkan peranan dai dan pengurus masjid sangat penting dalam menjaga ukhuwah di tahun politik. Hal ini mengingat masjid adalah tempat ibadah dan sebagai tempat dakwah. Dia berharap, Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) harus bisa memilih dai-dai yang berwawasan wasathiyah, sehingga para dai tersebut dapat menyatukan umat. “Kalau tidak karena nikmat Allah SWT kemungkinan bangsa Indonesia sudah terpecah belah karena friksi Pilpres 2019, tetapi alhamdulillah karena nikmat Allah SWT bangsa Indonesia yang kala itu terpolarisasi dua kutub yang sangat berseberangan, dapat bersatu kembali, dan mudah-mudahan bangsa Indonesia terus menjadi dewasa sehingga gelaran politik tidak akan memecahbelah bangsa,” ujarnya. Menurutnya, tugas para dai dan DKM untuk menjadikan masjid sebagai payung besar umat Islam yang dapat menaungi semua golongan, bukan malah memecah persatuan umat yang sudah terjalin saat ini. Sementara itu Pengurus Badan Penanggulangan Ekstrimisme dan Terorisme MUI Pusat Irjen Pol (Pur) Hamli, mengingatkan para dai dan DKM agar tetap mewaspadai gerakan ekstremisme dan terorisme atas nama agama di tahun politik ini. Mereka kelihatan tidak ada, tetapi sebenarnya jaringannya masih ada, dan dapat meletup kapan saja. “Ektremisme atas nama agama sudah memasuki berbagai kalangan, bahkan ada juga di lingkungan kementerian dan lembaga, seperti yang tertangkap di bekasi kemarin, karena itu para dai dan DKM harus waspada. Mereka bisa saja hadir dalam bentuk provokasi maupun adu domba,” tegas Hamli. Menanggapi maraknya para kyai dan dai yang dilibatkan dalam perhelatan Pemilu mendatang, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH M Cholil Nafis mengatakan, Peran dai dalam menjaga ukhuwah persatuan dari politik identitas dan pecah belah umat sangat dinantikan. Dai boleh saja berpolitik. Namun, dia mengigatkan agar para dai waspada dsn menjauhi kepentingan politik tertentu yang mendekatinya. Kiai cholil menyampaikan, sebagai manusia, semua bebas berpolitik, termasuk dai. Namun, kata dia, jangan sampai peran dai dalam berpolitik membuatnya lupa tugasnya sebagai dai untuk menjaga persatuan dan persaudaraan umat. “Dai boleh saja berpolitik, boleh saja jadi jurkam, tapi ingat dalam berkampanye harus tetap jaga ukhuwah umat. Jangan sampai memecah belah umat dengan politik identitas,” ujar Kiai Cholil dalam keterangan tertulis Minggu (27/08/2023). Dia pun juga berpesan kepada para dai agar tidak salah dalam memahami istilah politik identitas dan identitas politik. Menurutnya, politik identitas adalah salah cara yang menggunakan suatu identitas untuk memecah belah umat. Sedangkan identitas politik merupakan hak yang melekat kepada tiap seseorang. “Politik identitas itu tidak boleh, karena politik identitas ini memecah belah umat dengan narasi politik kebencian baik dari segi suku, ras maupun agama. Adapun identitas politik itu adalah hak kita semua, kita boleh punya identitas kepartaian, identitas agama atau lainnya,” pungkasnya. (rid) Baca juga :

Read More