Mahfud MD : Jejak Perjuangan Mbah Hamid Pasuruan, Wajib Kita Ikuti dan Dipertahankan

Pasuruan — 1miliarsantri.net : Budaya pesantren saat ini sudah tumbuh secara egaliter di Indonesia. Umat Islam maju dan berkembang, tidak ada gejala Islamophobia, dan ini adalah salah satu hasil perjuangan Al-Arif Billah Al-Magfurlah KH. Abdul Hamid dari Pasuruan, Jawa Timur. Demikian uraian yanfg disampaikan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD, saat menghadiri dan memberikan sambutan acara Haul ke-42 Al-Magfurlah KH. Abdul Hamid Bin Abdullah bin Umar di Pondok Pesantren Salafiyah, Pasuruan, Jawa Timur, Senin (25/09/2023). Ratusan ribu jamaah dari berbagai daerah di seluruh wilayah Indonesia hadir di haul KH Abdul Hamid. Tampak hadir juga Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf, Sekjen PBNU yang juga Walikota Pasuruan, Saifullah Yusuf, Menteri BUMN Erick Thohir, serta para Kyai dan Ulama Pondok Pesantren Salafiyah. Ketua Umum PBNU, KH. Yahya Cholil Staquf, dalam sambutannya menyebut penting untuk diingat ketika kita menghormati haul KH Andul Hamid yang merupakan seorang wali, adalah Nahdlatul Ulama. Jamiyah NU adalah karunia luar biasa, belum pernah dalam sejarah ada ulama mengorganisir diri secara independen seperti NU, sepanjang sejarah peradapan umat manusia ini belum pernah terjadi. Menurut Yahya, NU adalaah organisasi ulama yang berpikir tentang peradaban. Kemuliaannya pasti luar biasa karena disitu dikumpulkan ulama solihin di kalangan ahlus sunnah wal jamaah. Jangan sampai lepas dari NU. Sedangkan Menko Polhukam Mahfud MD, memandang Indonesia merdeka, kaum muslim maju, orang Islam hidup seperti saat ini, semua karena Indonesia merdeka yang ikut melahirkan adalah para ulama, termasuk santri-santri dari Kyai Hamid. “Kyai Hamid adalah salah seorang ulama besar, tokoh besar pesantren yang telah melahirkan puluhan ribu santri yang mengisi dan memajukan Republik Indonesia ini,” terang alumnus Pesantren Al-Mardiyah, Waru, Pamekasan, Jawa Timur ini. Mahfud menambahkan, saat ini di Indonesia sudah tumbuh budaya pesantren. Jaman dulu menurutnya, Panglima TNI tidak ada sholat secara terbuka, dulu sembunyi-sembunyi karena malu dan takut. Sekarang di markas-markas TNI dan Polri, dan di rumah pimpinan Polri dan TNI, diadakan pengajian-pengajian. Budaya pesantren seperti ini sudah tumbuh secara alamiah dan egaliter. Ini menandakan tidak ada Islamophobia di Indonesia. “UU Pesantren, Universitas Islam Negeri, semua dikasih oleh pemerintah, pesantren sudah megah, ini juga salah satu perjuangan KH Abdul Hamid. Umat merasakan hidup di Indonesia, karena sesuai ajaran Kyai Hamid, yaitu apa? menjunjung persatuan, menghargai manusia, hidup sederhana, jangan jumawa, tegakkan kehidupan bernegara yang baik,” pungkasnya. (dit) Baca juga :

Read More

Ribuan Jamaah Nahdlatul Aulia Hadiri Istighotsah dan Doa Bersama Untuk Bangsa

Jakarta — 1miliarsantri.net : Menjelang perputaran Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, Ketua Umum Nahdlatul Aulia, KH Sjech Khatibul Umam Wiranu memimpin dan sekaligus mengajak doa bersama dalam Istighatsah di Stadion Madya Gelora Bung Karno Jakarta, Minggu (24/09/2023) Doa bersama dalam kegiatan Istigasah ini selain bertujuan untuk mengobati hati bangsa dan negara Indonesia menjelang Pemilu 2024, juga sekaligus dalam rangka memperingati hari lahir ke-17 Nahdlatul Aulia. “Nahdlatul Aulia hadir sebagai salah satu dari bagian perjuangan tauhid dan thoriqoh dan melengkapi dari organisasi-organisasi yang sudah ada, seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama,” terang Umam Wiranu. Dalam tausiyahnya, Umam Wiranu mengungkapkan Nahdlatul Aulia berarti kebangkitan para wali. “Nahdlatul Aulia ingin membangkitkan kembali jiwa-jiwa wali yang ada di setiap orang,” ujar KH Sjech Khatibul Umam Wiranu melalui pesan tertulis yang diterima 1miliarsantri.net, Senin (26/09/2023). Turut hadir tokoh ulama KH Said Aqil Siroj yang juga memberikan sambutannya pada kegiatan doa bersama dan Istighosah ini. KH Said Aqil Siroj menjelaskan bahwa gerakan thoriqoh merupakan revolusi spiritual, lebih dari revolusi mental. Doa bersama dalam kegiatan Istighotsah ini juga bertujuan agar kontestasi Pemilu 2024 berjalan kondusif. Dia, berharap kepada Presiden Jokowi maupun Presiden RI mendatang, serta seluruh masyarakat Indonesia untuk melakukan doa bersama untuk pertobatan sesuai dengan keyakinan masing-masing. Dia menjelaskan, alasan menggelar Istighosah di Gelora Bung Karno karena mengacu pada perjuangan Bapak Bangsa, The Founding Father dalam membangun pondasi tauhid dan thoriqoh. Pada tahun 1963 Bung Karno bersama rakyat Indonesia mengadakan Ganefo, Indonesia berani memerdekakan diri dari bangsa lainnya dengan mengadakan pesta olahraga. “Bangkitlah jiwanya, bangkitlah badannya,” imbuh dia. “Ini merupakan puncak perjalanan spiritual yang fokusnya kepada Allah,” tuturnya. Hadir sejumlah tokoh lain di antaranya, Direktur Deradikalisasi BNPT Brigjen Pol Ahmad Nurwahid, KH Ridwan Mukti, Wakil Ketua KPK, Nuril Ghufron, Sekda Kabupaten Cilacap, Awaludin Muri, Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta Ma’mun Murod, serta Juru bicara Presiden RI era Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Adhie Massardi. Istighotsah di Gelora Bung Karno yang digelar Nahdlatul Aulia dihadiri sekitar 8.000 jamaah dari berbagai daerah seperti Jabodetabek, Lampung, Bangkalan, Malang, Lumajang, Pati, Rembang, dan Semarang. (rid) Baca juga :

Read More

Dikecam Banyak Pihak, Grup K-Pop Kingdok Rombak Total Cover Albumnya Yang Mirip Al Qur’an

Jakarta — 1miliarsantri.net : Setelah mendapat kecaman keras dari berbagai pihak, karena cover albumnya yang kontroversial, grup K-pop Kingdom yang berada dalam naungan agensi GF Entertainment memutuskan untuk merombak total cover album barunya bertajuk History of Kingdom: Part VII JAHAN itu. Pihak GF Entertainment pun menyatakan penyesalannya. “Dengan penuh rendah hati menyampaikan penyesalan kami, dan menggunakan kesempatan ini untuk meyakinkan Anda bahwa kami berkomitmen mengambil langkah-langkah untuk mencegah insiden serupa terjadi di masa mendatang,” kata GF Entertainment dalam pernyataan resminya yang diunggah di akun official Kingdom, Senin (25/09/2023). Selain merombak total desain cover album, mereka juga akan menarik kembali seluruh 70 ribu eksemplar album yang sudah terjual. Bahkan mereka akan membuang semua album tersebut, serta akan melakukan penerbitan ulang. “Preorder untuk album baru Kingdom baru akan dimulai kembali pada 26 September 2023 pukul 11.00 (waktu Korea), dan perilisan resmi akan dilanjutkan sesuai jadwal semula pada 18 Oktober 2023,” ujar pernyataan resmi tersebut. Untuk diketahui, GF Entertainment mendapat kecaman setelah merilis cover album grup K-Pop Kingdom. Pasalnya, cover album itu dinilai mirip dengan cover Alquran. Kingdom memulai debutnya pada 2021 dengan judul lagu pertama mereka yang bertema raja. Setiap anggota grup diberi nama sesuai nama raja dari sejarah dunia. Seusai permintaan maaf dirilis, seluruh penggemar mengapresiasi Kingdom dan berharap kejadian serupa tidak terjadi lagi pada kemudian hari. Ada juga yang memberikan saran, jika suatu hari ingin membuat sesuatu dengan latar agama apapun itu, sebaiknya didiskusikan dulu dengan ahlinya. “Terima kasih atas permintaan maafnya!! Itu adalah kesalahan yang mahal, tapi menjadi pelajaran bagus untuk dipetik. Saya berharap ada diskusi mendalam dengan staf mengenai ikonografi dan teks menyoal keagamaan sebagai inspirasi, karena ada garis yang tidak boleh dilewati,” ungkap akun @everydayjia***. “Tolong lebih berhati-hati dan lakukan riset lebih banyak lagi untuk ke depannya,” tulis akun @fvla***. (lin) Baca juga :

Read More

Keistimewaan Para Wali-wali Allah

Yogyakarta — 1miliarsantri.net : Allah SWT memiliki wali-wali di dunia, orang yang menjadi wali-Nya memiliki keistimewaan tersendiri. Dan siapakah yang disebut sebagai wali Allah tersebut? Seperti dikutip dari Syarah 10 Hadits Qudsi Pilihan disusun Abu Hafizhah Irfan, Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : «إنَّ اللهَ قال: مَن عادى لي وليًّا فقد آذنتُه بالحرب، وما تقرَّب إليَّ عبدي بشيء أحب إليَّ مما افترضتُ عليه، وما يزال عبدي يتقرَّب إليَّ بالنوافل حتى أحبَّه، فإذا أحببتُه: كنتُ سمعَه الذي يسمع به، وبصرَه الذي يُبصر به، ويدَه التي يبطش بها، ورجلَه التي يمشي بها، وإن سألني لأعطينَّه، ولئن استعاذني لأُعيذنَّه، وما تردَّدتُ عن شيء أنا فاعلُه تردُّدي عن نفس المؤمن، يكره الموتَ وأنا أكره مساءتَه». “Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Barangsiapa yang memusuhi waliKu, maka Aku telah menyatakan perang dengannya. Tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai dengan apa yang telah Aku wajibkan kepadanya. Dan hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan nawafil (sunnah) hingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, maka Aku akan menjadi pendengarannya yang dengannya ia mendengar. (Aku akan menjadi) penglihatannya yang dengannya ia melihat. (Aku akan menjadi) tangannya yang dengannya ia memukul. (Aku akan menjadi) kakinya yang dengannya ia berjalan. Jika ia meminta kepada-Ku, niscaya Aku akan memberinya. Jika ia meminta perlindungan kepada-Ku, niscaya Aku akan melindunginya. Tidaklah Aku ragu untuk berbuat sesuatu seperti keraguan-Ku untuk mencabut nyawa seorang mukmin, ia membenci kematian sedangkan Aku tidak suka menyakitinya.” (HR. Bukhari Juz 5 : 6137) Disebutkan dalam hadits di atas, إنَّ اللهَ قال: مَن عادى لي وليًّا “Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Barangsiapa yang memusuhi waliKu.” Yang dimaksud wali Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah orang yang beriman dan selalu bertaqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hal ini sebagaimana yang Allah jelaskan di dalam Alquran. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, اَلَآ اِنَّ اَوْلِيَاۤءَ اللّٰهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَۚ اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَكَانُوْا يَتَّقُوْنَۗ “Ingatlah sesungguhnya wali-wali Allah tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tidak (pula) bersedih. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertaqwa.” (QS Yunus ayat 62-63) Iman adalah membenarkan dalam hati, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan anggota badan. Sedangkan yang dimaksud dengan taqwa adalah melakukan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, di atas cahaya petunjuk dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena mengharapkan pahala dari Allah ﷻ. Dan meninggalkan maksiat kepada Allah, di atas petunjuk dari Allah, karena takut hukuman dari Allah SWT. (Taisirul Karimir Rahman) Para wali-wali Allah senantisa bertaqwa kepada Allah SWT di mana pun mereka berada. Sebagaimana yang diperintahkan oleh Rasulullah SAW, beliau bersabda, “Bertaqwalah kepada Allah di mana pun engkau berada, iringilah perbuatan dosa dengan kebaikan niscaya akan menghapuskannya, dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik.” (HR. Tirmidzi). (mif) Baca juga :

Read More

Sekitar 1000 Pesantren Tolak Kampanye Politik dilingkungan Pesantren

Jakarta — 1miliarsantri.net : Mahkamah Konstitusi (MK) beberapa waktu lalu membolehkan penyelenggaraan kampanye politik di sekolah-sekolah dan fasilitas negara. Namun berbeda hal nya dengan seribu pesantren ini menyatakan penolakan terhadap kampanye yang dibolehkan tersebut. Seribu pengasuh pesantren tersebut berkumpul di Pesantren Al Muhajirin, Purwakarta, Jawa Barat pada 22-24 September 2024. Kehadiran para pengasuh pesantren itu bertujuan membahas isu-isu penting terkait penguatan kemandirian pesantren untuk stabilitas nasional dalam Halaqah Nasional Pengasuh Pesantren bertema Fiqih Siyasah: Penguatan Kemandirian Pesantren Untuk Stabilitas Nasional. Direktur Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M), KH Sarmidi Husna menyampaikan, Halaqah Nasional Pengasuh Pesantren yang berlangsung pada 22-24 September 2024 ini membahas sejumlah isu penting yang mencakup kemandirian pesantren, transformasi digital di pesantren, inkubasi bisnis pesantren, keadilan pajak bagi pesantren, serta masalah kebangsaan seperti etika politik kiai, pencegahan kekerasan berbasis agama, netralitas penyelenggara dan aparat dalam pemilu, stabilitas nasional, dan pengembangan wawasan kebangsaan melalui kurikulum pesantren. “Halaqah ini kita menghadirkan 1.000 pengasuh pesantren di Indonesia untuk membahas isu-isu aktual dan membangun silaturahmi antar pengasuh pesantren. Halaqah nasional ini juga memberikan kesempatan bagi pesantren-pesantren di seluruh Indonesia untuk berbagi pengalaman, mengeksplorasi inovasi baru, dan membangun jaringan yang kuat demi masa depan yang lebih baik,” terang Kiai Sarmidi, Ahad (14/9/2023). Pada kesempatan ini, Kiai Sarmidi menggarisbawahi tiga isu penting, yang perlu dibahas dan perlu dicarikan rumusan solusinya. Pertama, terkait pajak di pesantren. Karena pesantren selama ini memiliki kontribusi besar terhadap negara dalam mencerdaskan anak bangsa. Alih-alih mendapatkan reward dari pemerintah, justru pesantren malah dibebani dengan membayar pajak, baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Seringkali pesantren tiba-tiba mendapat tagihan pajak yang memberatkan, tanpa didahului sosialisasi dan edukasi. Dalam halaqah ini, para pengasuh pesantren meminta pemerintah pusat dan daerah untuk segera melakukan sosialisasi dan edukasi secara masif, sebelum melakukan pemungutan pajak pesantren. Termasuk memberikan keringanan pajak serta rekomendasi kepada pemerintah pusat dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak (Dirjen Pajak) untuk membentuk tax-center di pesantren. Sarmidi menjelaskan, yang kedua, tentang pentingnya transformasi digital di pesantren. Saat ini transformasi digital bukan lagi pilihan, tapi telah menjadi keharusan, sementara pesantren saat ini masih belum melek dunia digital. “Dalam halaqah ini, pesantren diharapkan lebih inisiatif dan adaptif terhadap proses transformasi digital. Di sisi lain, para pengasuh pesantren mendorong pemerintah untuk dapat memfasilitasi penguatan infrastruktur dan ekosistem digital di pesantren secara menyeluruh,” ujar Kiai Sarmidi. Kiai Sarmidi menambahkan, yang ketiga, penting dibahas dalam halaqan ini terkait perhelatan Pemilu 2024, di mana Mahkamah Konstitusi (MK) telah memutuskan bahwa fasilitas lembaga pendidikan boleh digunakan untuk kampanye, termasuk pesantren dengan izin dari penanggung jawab (pengasuh pesantren). Kiai Sarmidi menegaskan, dalam halaqah ini, para kiai melihat kampanye politik di pesantren akan berdampak negatif, mengingat kampanye di pesantren selalu untuk mendulang suara, bukan untuk pendidikan politik. Situasi ini menurut para pengasuh pesantren bisa menimbulkan gejolak dan ketegangan, baik antar pesantren, alumni pesantren maupun masyarakat secara luas. “Para pengasuh pesantren, karena itu, menolak pelaksanaan kampanye di lingkungan pesantren dengan mempertimbangkan madharat-nya jauh lebih besar daripada kemanfaatannya,” ujar Kiai Sarmidi. P3M menyampaikan bahwa pengasuh pesantren dari seluruh penjuru negeri dengan antusias mengikuti acara ini dengan harapan bahwa diskusi dan pemikiran yang disampaikan oleh pemimpin bangsa akan membantu mereka memahami peran pesantren dalam pembangunan nasional, kemandirian pesantren dalam aspek ekonomi, serta peran pesantren dalam menjaga stabilitas dan harmoni sosial di Indonesia. Di antara pembicara kunci yang hadir adalah Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD. Dalam halaqah ini, Mahfud MD menyampaikan fiqh siyasah atau fiqh politik bertema “Penguatan Kemandirian Pesantren untuk Stabilitas Nasional.” Mahfud MD menyampaikan, dari Pondok Pesantren Al-Muhajirin ini, mari semua menjadi muhajirin. Yakni orang-orang yang hijrah menuju Indonesia emas. “Indonesia emas itu dalam bahasa arabnya adalah baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur,” ujar Mahfud MD. Halaqah ini, juga dihadiri Dr. As’ad Said Ali (Mantan Waka BIN), KH Masdar Farid Mas’udi (Rais Syuriah PBNU), KH Dr Abun Bunyamin (Pengasuh Pesantren Al-Muhajirin), Prof Waryono (Direktur PD Pontren), Yon Arsal (Staf Ahli Kemenkeu RI), Dr. Mohammad Syukron Habibie (Senior Vice President BSI), Pipin Moh Saiful Arifin (Sekretaris Badan Ekonomi Syariah Kadin Indonesia), Dr Ir Mahfud (Sekretaris Dirjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan KLHK RI), KH Abdul Moqsith Ghazali (Katib Syuriah PBNU), Dr. Rumadi Ahmad, (Staf Khusus KSP Republik Indonesia). (rid) Baca juga :

Read More

Peringatan 100 Tahun Gontor Dimulai Dengan Sujud Syukur dan Khataman Massal

Ponorogo — 1miliarsantri.net : Serangkaian kegiatan dalam rangka 100 tahun Pondok Pesantren (Ponpes) Gontor akan digelar, diawali dengan kegiatan Sujud syukur sebagai tanda dimulainya rentetan kegiatan yang akan digelar pada Rabu, 27 September 2023 atau 12 Rabiul Awwal 1445. Acara sujud syukur akan digelar di Masjid Jami’ Gontor, kampus-kampus putra, UNIDA Gontor dan juga seluruh pondok alumni Gontor. “Sejak kesyukuran 50 tahun Gontor, acara peringatan dan kesyukuran Gontor selalu diawali dengan sujud syukur,” terang Ketua Umum Peringatan 100 tahun Gontor, Prof K.H. Hamid Fahmy Zarkasyi. Lebih lanjut Prof Hamid menjelaskan bahwa rentetan kegiatan 100 tahun berfokus pada menghasilkan karya monumental yang dapat diwariskan pada generasi berikutnya. “Setiap aspek kegiatan kami desain untuk melahirkan legacy bagi 100 tahun kedua Gontor,” ungkapnya. Peringatan puncak 100 Tahun Gontor akan dirayakan pada 2026 mendatang. Sementara sujud syukur ini menandai 100 tahun hijriyah berdirinya Gontor. “Adapun secara hitungan masehi, 100 tahun Gontor akan jatuh pada 2026,” kata Humas Gontor, Riza Ashari. Acara dijadwalkan akan dimulai pukul 08.30 WIB dengan beberapa sambutan dari pimpinan dan beberapa tokoh masyarakat. Dilanjutkan dengan shalat dzuhur berjama’ah serta sujud syukur. Kegiatan ini diikuti oleh 30.604 santri dari seluruh kampus, 1.015 tamu undangan, dan juga 483 pondok alumni. Tamu undangan yang dijadwalkan hadir dalam sujud syukur ini antara lain Wakil Rais ‘Aam PBNU sekaligus Ketum MUI, KH Anwar Iskandar, Ketua PP Muhammadiyah Bidang UMKM, Pemberdayaan Masyarakat dan Lingkungan Hidup sekaligus Waketum MUI, KH Anwar Abbas, Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, Wakil Gubernur Jatim Emil Dardak, serta Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Qur’an (LPMQ) Abdul Aziz Sidqi. Sedangkan di kampus Gontor Putri, sujud syukur akan dilaksanakan esok harinya pada Kamis, 28 September 2023 yang akan dihadiri oleh dijadwalkan dihadiri oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. Dua hari sebelumnya, Senin, 25 September 2023, Jam’iyyatu-l- Huffazh Gontor akan melaksanakan sima’an Al-Qur’an 30 juz di masjid jami’ hingga Selasa siang. Kemudian dilanjutkan dengan khataman yang diikuti oleh seluruh santri sebagai bentuk rasa syukur atas usia 100 tahun Gontor. Santri akan dibimbing langsung oleh tiap wali kelas dan akan mengkhatamkan Al-Qur’an satu kali. Salah satu rentetan kegiatan sujud syukur terdapat seremoni awal penulisan mushaf Gontor oleh Al-Ustadz Muhammad Nur, dengan simbolis penulisan lafadz “basmalah” oleh Sheikh Belaid Hamidi. Targetnya, penulisan Mushaf ini akan diselesaikan sebelum puncak peringatan 100 tahun Pondok Modern Darussalam Gontor. (gung) Baca juga :

Read More

Bisnis Karpet Yang Ditekuni Mulai Dari Nol, Sekarang Beromzet Miliaran Rupiah

Bekasi — 1miliarsantri.net : Ibarat pepatah mengatakan, jika sudah rejeki, tak akan lari kemana. Usaha dan kerja keras tidak akan mengkhianati hasil. Ungkapan tersebut sepertinya tepat disematkan pada pengusaha muda, Heru Purnomo pemilik HJ Karpet. Heru mengawali bisnis karpetnya sejak tahun 2011. Ia memulainya dari nol hingga kini memiliki omzet miliaran rupiah. Sebelum memulai usahanya, Heru sempat menjadi karyawan di salah satu perusahaan di Jakarta selama 13 tahun. Namun, keinginannya untuk menjadi seorang pengusaha, mendorong Heru untuk mulai merintis bisnis. “Saya mulai usaha dari apa yang kita punya dan kita bisa. Saya mulai dari menjual sprei, payung, daster. Bahkan saya pernah mengawali dengan kacang goreng,” ungkap Heru kepada 1miliarsantri.net, Minggu (24/09/2023). Pria yang berdomisili di Bekasi ini mengungkapkan dulu dirinya pernah ikut multi level marketing (MLM) sebelum masuk dunia bisnis seutuhnya. Dalam prosesnya tersebut, Heru mulai mengenal karpet. Kemudian, ia mencoba memadukan sistem MLM dengan karpet dan memasarkannya lewat katalog. “Kami mulai memasarkan karpet melalui katalog. Kenapa? Karena saat itu saya benar-benar nggak punya modal,” terang Heru. Ia pun mencoba menjual karpet ke beberapa lingkaran pertemanan lewat katalog. Respons positif tak kunjung didapat Heru. Namun, kondisi tersebut tak mematahkan semangatnya. “Dalam bisnis itu kita harus mencoba. Kalau ini gagal, kita coba lagi. Ternyata kita gagal karena tidak fokus,” lanjutnya. Hingga akhirnya Heru mendapat pesanan pertama sebanyak empat karpet dengan nilai Rp1,6 juta dibayar dengan kredit. Kemudian, permasalahan baru timbul karena Heru tak memiliki modal untuk membeli karpet. Ia pun lantas mencoba sistem bagi hasil. “Dari hasil keuntungan karpet itu, sekitar Rp700.000, saya bagi menjadi 20 persen untuk jasa jual, 40 persen untuk pengelola, dan 40 persen untuk pemodal,” jelas Heru. Ia pun menawarkan sistem tersebut pada pembeli pertama. Di mana sang pembeli ditawarkan keuntungan 60 persen untuk jasa jual dan pemodal sementara Heru mendapat 40 persen. Inilah cikal bakal bisnis Heru yang diawali tanpa modal sama sekali. Usaha Heru makin dikenal orang saat dirinya mulai berjualan lewat internet. Bahkan, nama HJ Karpet langsung muncul saat orang mengetik kata “karpet” di mesin pencarian. Pesanan mulai banyak berdatangan, mulai dari Aceh hingga Papua. Heru akhirnya memberlakukan sistem keagenan agar bisnisnya makin menyebar. Seiring itu, Heru berani mengakuisisi pabrik karpet. Saat ini pria yang tergabung dalam Himpunan Pengusaha Nahdliyin ini memiliki beberapa cabang di Indonesia dengan 150 karyawan. “Saya yakin semua orang, semua pebisnis pemula, itu pasti di awal bicara masalah modal. Padahal setelah kita jalani, modal bukanlah utama. Yang utama adalah keberanian mengubah mental. Dari mental miskin menjadi mental kaya. Mental menerima jadi mental memberi,” pungkasnya. (fat) Baca juga :

Read More

China Luncurkan Al Qur’an Versi Mereka Dengan Menggabungkan Islam dan Konghucu

Jakarta — 1miliarsantri.net : Pemerintah China baru-baru ini berencana membuat Al-Quran versi mereka dengan menggabungkan ajaran Islam dan Konghucu. Seperti diberitakan Radio Free Air, dikutip Minggu (24/09/2023), Al-Quran versi China tersebut merupakan bagian dari upaya “sinisasi” terhadap Islam. Sinisasi sendiri diartikan sebagai proses modifikasi sesuatu sesuai dengan budaya China. Upaya sinisasi Islam ini sudah desain sejak 2018. Pada 2018, Institut Pusat Sosialisme China, bagi dari Kelompok Kerja Front Persatuan Partai Komunis, menyusun 32 poin sinisasi tiga agama monoteistik utama di China, yaitu Protestan, Katolik, dan Islam, yang akan diterapkan selama lima tahun ke depan. Namun, pada akhir Juli lalu, sejumlah pejabat pemerintah dan akademisi China bertemu di Urumqi untuk membahas penerapan sinisasi Islam di Xinjiang. Dalam pertemuan tersebut, seperti dilaporkan kantor berita Xinhua, rencana sinisasi Islam belum berjalan signifikan. “Islam membutuhkan lebih banyak rekayasa,” kata mereka. Terkait itu, China merasa perlu berbuat lebih untuk menyatukan Islam dengan Konfusianisme. Demi mencapai tujuan tersebut, pemerintah China merasa perlu untuk merilis Al-Qur’an dan Hadist berbahasa Mandarin yang diterjemahkan dan diberi anotasi selaras dengan “semangat zaman.” “Mensinisasi Islam di Xinjiang harus mencerminkan aturan sejarah tentang bagaimana masyarakat berkembang, melalui konsolidasi kekuatan politik, pengamanan masyarakat, dan konstruksi budaya,” kata Wang Zhen, profesor di Institut Sosialisme Pusat Tiongkok. Pemimpin Partai Komunis China (PKC) sekaligus Presiden China, Xin Jinping sempat menyinggung sinifikasi agama di tahun 2015. Dia menyebutkan Sinicizing Islam secara khusus pada tahun 2017. PKC sudah lama memandang agama Islam sebagai ancaman. Selama beberapa dekade, PKC kerap menganiaya umat Muslim, seperti etnis Uyghur dan Hui. Namun kini, setelah kampanye yang oleh AS disebut sebagai genosida, partai tersebut praktis menghapus praktik publik Islam di Xinjiang yang tidak diawasi secara langsung oleh AS. “Tujuan akhir dari Sinicisasi adalah untuk memungkinkan adanya pengawasan yang lebih besar,” kata David Stroup, dosen Studi Tiongkok di Universitas Manchester. “Mereka ingin mengendalikan segalanya.” Kini mereka mencoba mengatasi kekusutan dalam versi baru Islam yang diharapkan dapat mengikat Muslim Tiongkok, termasuk Muslim Uyghur, kepada negara. Rencana 32 Poin Rencana 32 poin Islam menyoroti “masalah-masalah di beberapa bidang yang tidak dapat diabaikan,” menurut terjemahan bahasa Inggris yang diselenggarakan oleh China Law Translate. Rencana tersebut menyoroti “masalah di beberapa daerah yang tidak bisa diabaikan”. Menurut rencana tersebut, beberapa tempat di China telah “dipenuhi dengan ideologi ekstremis.” Masjid-masjid meniru arsitektur asing, umat Muslim mengenakan pakaian asing, dan label halal pada makanan diterapkan secara berlebihan. “Beberapa meniadakan ideologi tradisional Islam China,” tulis rencana tersebut seperti dikutip RFA. PKC akan memperkuat personel keagamaan untuk “menjelaskan dengan benar” Al-Quran dan Hadist versi terjemahan baru. Terjemahan ini akan “Menggunakan Konfusianisme untuk menafsirkan kitab suci”. Penafsiran itu merujuk pada kumpulan terjemahan dan tulisan Islam dalam bahasa Cina Dinasti Qing, yang dikenal di kalangan sarjana Barat sebagai Kitab Han, yang menggunakan konsep Konfusianisme untuk menguraikan teologi Islam. Teks-teks tersebut diproduksi di Tiongkok bagian timur, tidak pernah diedarkan di wilayah Uyghur, dan tidak diakui dalam tradisi Islam Uyghur. “PKT mengidentifikasi ini sebagai satu-satunya praktik keagamaan yang benar di Tiongkok,” kata Stroup. “Menggunakan pembingkaian seperti ini, untuk menyelaraskan Islam dengan Konfusianisme, menyelaraskan Islam dengan tradisi Tiongkok, adalah pembacaan sejarah yang sangat selektif.” Selain terjemahan bahasa Mandarin, partai tersebut sedang mempertimbangkan terjemahan Al-Qur’an Uyghur yang baru dan berbahasa Sinicized. Banyak Muslim Uyghur menyukai terjemahan bahasa Arab-Uyghur tahun 1980-an yang ditulis oleh ulama Muhammad Salih. Namun toko buku berhenti menyediakannya sekitar tahun 2010. Mereka menggantinya dengan terjemahan kelompok yang banyak dikritik, yang dijual seharga 1.000 yuan. Salih meninggal dalam tahanan polisi pada 2018 dalam usia 82 tahun. “Waktu selalu berubah, masyarakat selalu membaik, sehingga pemahaman kita terhadap kitab-kitab klasik seperti Al-Qur’an juga harus berubah,” kata Profesor Universitas Peking, Xue Qingguo, menurut laporan Xinhua pada konferensi Urumqi. (wink/AP) Baca juga :

Read More

Jumlah TPQ dan Madrasah Diniyah Semakin Bertambah dan Sangat Penting Manfaatnya Mengurangi Gawaiholic pada Anak

Jakarta — 1miliarsantri.net : Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hodri Arief menjelaskan aturan lima hari sekolah sepintas memberi kesempatan untuk belajar full day dan ada dua hari di rumah. Aturan ini tampak tidak punya dampak negatif, tetapi karena full day selama lima hari maka tidak menyisakan waktu untuk belajar di Madrasah Diniyah yang biasanya dilaksanakan pada sore hari. “Dari pertimbangannya menjadi jelas mengapa aturan lima hari sekolah berdampak langsung pada KBM Madrasah Diniyah,” terang nya kepada 1miliarsantri.net, Sabtu (23/09/2023). Meski kebijakan ini berlangsung jumlah madrasah diniyah dan TPQ terus meningkat. Namun menurut Kyai Hodri kita tidak bisa membaca atau memahami semakin banyaknya Madrasah Diniyah dan TPQ akan serta merta mampu meningkatkan kualitas Pendidikan Islam. “Kita juga perlu melihat aktivitas dan prilaku anak-anak kita di luar madrasah, seperti gawaiholic (kecanduan gagdet) yang sangat banyak menyita waktu, perhatian, dan konsentrasi anak-anak kita,” sambungnya. Ini artinya, Madrasah Diniyah dan TPQ hanya salah satu faktor dalam pendidikan. Faktor lain yang sangat penting saat ini justru peran orangtua dalam menemani anak-anak saat bermain gawai, tidak hanya mengarahkan mana yang boleh dan mana yang tidak, tetapi juga alokasi waktu yang harus tepat. Dari sini kita bisa melihat “kontestasi” antara perangkat teknologi informasi dengan KBM Madrasah Diniyah dan TPQ. Karena hal ini juga sekolah Islam terpadu semakin diminati. Kemungkinan menyatukan, atau menggabungkan pola sekolah terpadu dengan Madrasah Diniyah bisa saja. “Tetapi ada segmen-segmen yang terkadang susah dipertemukan. Misalnya, Madrasah Diniyah secara umum menjadikan turats sebagai sumber belajar, sementara di sekolah terpadu belum tentu demikian,” imbuhnya. Sebelumnya Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama NU untuk menolak menerapkan kebijakan lima hari sekolah dalam sepekan. NU selama ini telah memiliki sekian banyak Madrasah Diniyah yang menanamkan pendidikan karakter dan mengajarkan dasar-dasar keagamaan yang moderat. “Sedangkan jika kebijakan lima hari sekolah tersebut diterapkan maka proses pendidikan di Madrasah Diniyah tersebut tidak akan maksimal atau terancam,” pungkasnya. (rid) Baca juga :

Read More

Mahasiswa Unesa Merubah Pelepah Pisang Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Jual Tinggi

Surabaya — 1miliarsantri.net : Tim Program Kreatifitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) merubah pelepah pisang yang dianggap sampah, dapat ditemukan di berbagai tempat dan berakhir sebagai limbah menjadi produk kerajinan tangan yang memiliki nilai jual tinggi. Tim PKM-K yang terdiri dari 5 mahasiswa tersebut antara lain Fatmah Lailatul Zahroh (Pend. Teknik Mesin), Rizdana Galih Pambudi (Pend.Teknik Mesin), Edwin Fitkirana (Pend. Teknik Mesin), Mochammad Hildad Ajiban (Pend. Teknik Mesin), dan Wulan Mel Sandy (Pend. Akuntansi). Mereka dibimbing oleh Dr. Yunus, M.Pd. Di tangan mereka, pelepah pisang berubah menjadi vas bunga, kotak pensil, kotak tisu hingga tas jinjing dan lain-lain. Produk tersebut bisa menjadi hiasan di rumah pun bisa menjadi bingkisan atau cinderamata bagi yang berkunjung ke Surabaya atau Jawa Timur pada umumnya. Ketua tim, Fatmah Lailatul Zahroh mengatakan, selain misi lingkungan, di balik produk yang mereka lahirkan itu juga mengandung misi pengenalan budaya. Dengan kata lain, produk tersebut dilengkapi dengan atribut (gambar) tradisi-budaya Jatim seperti Tari Reog Ponorogo, Remo, Karapan Sapi Madura, Tari Gandrung dan Tari Tiban. “Pengguna produk ini sekaligus bisa memperluas pengetahuan tentang budaya,” ucapnya. Dia menambahkan, gambar ikon budaya Jatim yang ada di produk tersebut berbasis augmented reality (AR) yang dikombinasikan dengan aplikasi ‘Gedebog IDN: Pengenalan Budaya’ yang juga mereka rancang. Aplikasi yang sudah tersedia di Play Store itu terdiri dari sejumlah fitur seperti kamera scan yang jika diarahkan kepada gambar yang ada di permukaan produk, secara otomatis aplikasi akan menampilkan informasi visual 3D terkait budaya tersebut. Misalnya yang scan gambar Reog Ponorogo, maka visual 3D Reog akan muncul dengan gerakan tarian dan musik khas Reog. Dosen pembimbing, Yunus, menambahkan, aplikasi itu juga memuat penjelasan yang mendalam tentang asal-usul, makna, dan sejarah budaya tersebut. Dengan cara ini, customer atau wisatawan bisa belajar, memahami dan menghargai warisan budaya Jawa Timur. Dia mengapresiasi dan mendukung penuh ide mahasiswa bimbingannya itu. Sebab, dapat mengenalkan budaya unggulan masyarakat Jatim kepada masyarakat luas, utamanya pelancong dari berbagai negara lain. Inovasi ini juga dapat mengatasi persoalan limbah pelepah pisang yang banyak dikeluhkan. “Ini bagian dari konsep dan solusi pengelolaan limbah untuk lingkungan berkelanjutan,” ungkapnya. Dia melanjutkan, limbah pelepah pisang banyak di Indonesia. Terlebih di berbagai perkebunan, banyak dan sampai menumpuk. Selama ini, memang banyak yang berusaha mengolah limbah pelepah pisang, seperti menjadi campuran pupuk organik, pakan ternak alami hingga keripik. “Itu belum cukup sebagai solusi untuk mengatasi persoalan limbah pisang ini. Dibutuhkan inovasi lain agar limbah ini bisa bermanfaat dan berdaya jual. Para mahasiswa kami cari solusi, riset dan akhirnya memutuskan membuat kerajinan tangan yang berdaya jual dengan misi kebudayaan,” pungkasnya. (har)

Read More