Semarak Zakat Online, Bagaimana Hukumnya dalam Islam?

Gresik – 1miliarsantri.net : Mudah bayar zakat tanpa ribet saat ini bisa dilakukan dimana saja. Tidak hanya menjadi tempat perdagangan secara online, e-commerce juga menyediakan akses kepedulian untuk berbagi kepada orang-orang yang membutuhkan. Dengan fitur-fitur inovatif yang diluncurkan, salah satunya yaitu zakat. Melalui fitur tersebut, beberapa e-commerce di Indonesia ikut andil sebagai jembatan antara pemberi zakat dengan badan atau lembaga pengurus zakat untuk dikelola dan disalurkan kepada penerima. Seperti Shopee, Tokopedia, Bukalapak yang turut menyediakan fitur zakat dalam aplikasinya. Siapa yang tidak mengenal e-commerce, yang sudah memiliki banyak pengguna di Indonesia, tentunya memberikan kemudahan akses pembelian dan pembayaran segala produk dan jasa secara online. BAZNAS dan LAZ juga menyediakan pembayaran zakat online dalam portal lembaga dan bekerja sama dengan e-commerce. Lalu bagaimana hukum zakat online menurut islam, yang harus memenuhi syarat wajib dan sah dalam berzakat. Syarat Wajib Zakat dalam Islam Dalam berzakat terdapat ketentuan yang harus diperhatikan dan ditaati oleh seseorang yang akan menjalankannya. Beberapa syarat wajib orang yang mengeluarkan zakat dalam buku Panduan Zakat Praktis (Kementerian Agama Republik Indonesia, 2013)  yaitu: 1. Islam Salah satu dari enam agama yang diakui di Indonesia, dengan mayoritas penduduknya memeluk agama ini. Islam yang dimaksud yaitu orang yang memilih dan meyakini agama islam dan menjalankan ajaran di dalamnya. Seorang muallaf juga wajib mengeluarkan zakat, jika dikatakan mampu. 2. Merdeka Seseorang yang memiliki hak atas dirinya sendiri, bukan budak yang menjadi milik tuannya. Kepemilikan harta bisa menjadi hak pribadi dari kerja kerasnya yang telah dilakukan. 3. Baligh dan Berakal Seseorang yang telah mencapai usia dewasa dan bisa memahami atas harta yang dimiliki. Sehingga mereka bisa membedakan sesuatu yang baik dan tidak, menggunakan akal pikirannya. 4. Harta yang Wajib Dikeluarkan Kekayaan yang dimiliki seseorang dan mengalami perkembangan sampai batas nilai dan waktu tertentu. Zakat fitrah dan zakat mal telah membagi kekayaan apa saja yang terkena zakat. Jadi tidak semua harta yang dimiliki terkena wajib zakat. 5. Mencapai Nisab Batas nilai kekayaan yang wajib dikeluarkan. Setiap kekayaan memiliki nisab yang berbeda dan sudah diatur dalam ajaran Islam. Nisab yang telah ditetapkan baik dalam agama ataupun peraturan menteri agama adalah sama. Adanya ketentuan tersebut untuk mempermudah dan tidak memberatkan seorang wajib zakat. 6. Milik Penuh Harta yang dimiliki baik secara pribadi atau bersama-sama berada di pihak pemilik tanpa campur tangan pihak lain. Dalam artian harta tidak dalam kondisi disita, hilang atau belum dibagi. Milik penuh disini, bisa untuk perorangan ataupun badan usaha bersama dengan persetujuan semua pemilik usaha tersebut. 7. Mencapai Haul Harta yang dimiliki sudah ada satu tahun penuh, tanpa unsur kesengajaan untuk dikurangi. Yang diperhitungkan adalah akumulasi harta dalam satu tahun. Apabila dalam pertengahan mengalami penurunan, namun di akhir tahun kembali stabil bahkan meningkat, maka harta tersebut wajib dizakati. 8. Tidak Berhutang Tidak memiliki tunggakan yang belum terbayar. Jika masih memiliki hutang, maka harus melunasi hutangnya terlebih dahulu, sebelum menunaikan zakat. Baca juga : Memaksimalkan Potensi Zakat, Kemenag Susun Peta Jalan Zakat Menuju Indonesia Emas 2045 Syarat Sah Pelaksanaan Zakat       Selain syarat wajib, terdapat syarat sah dalam melaksanakan zakat. Kedua syarat ini harus dilaksanakan agar zakat yang dikeluarkan tetap sah. Menurut Kementerian Agama Republik Indonesia (2013) ada dua syarat sah pelaksanaan zakat yang dipaparkan dalam Panduan Zakat Praktis, yaitu: 1. Niat Dalam ajaran islam, niat menjadi syarat utama untuk mulai melakukan suatu ibadah. Niat dimulai dari hati dan diucapkan secara lisan. Zakat fitrah dan zakat mal yang dikeluarkan pribadi atau untuk keluarganya terdapat niat tersendiri yang sudah diajarkan dalam islam. 2. Tamlik Tamlik merupakan pemindahkan kepemilikan harta dari pemberi zakat (muzaki) kepada penerima zakat (mustahik). Pemberian zakat tidak boleh diberikan secara sembarangan. Karena sudah ditentukan terdapat delapan golongan yang berhak menerima zakat, yaitu fakir, miskin, amil, muallaf, riqab, gharim, sabilillah, dan ibnu sabil. Hukum Zakat Online dalam Islam Habib Husein Jafar dalam tayangan youtube Metro TV (2023) menjelaskan bahwa hukum zakat online itu diperbolehkan dan tetap sah, namun harus memilih orang yang paham agama atau lembaga zakat yang kredibel dan amanah. Sehingga penyaluran zakat tepat waktu dan sasaran sesuai dengan ajaran islam. Melalui BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional), LAZ (Lembaga Amil Zakat) atau lembaga penyalur zakat lainnya. Muzaki dapat memilih lembaga penyalur zakat sesuai dengan zakat apa yang akan ditunaikan dan fokus lembaga tersebut. Karena lembaga zakat ada yang berfokus pada anak yatim, dhuafa’, tahfidz qur’an, pemberdayaan keterampilan masyarakat, bantuan kepada warga Palestina, dll. Maka perlu meluruskan niat kepada siapa zakat yang akan dikeluarkan nantinya. Sehingga penyaluran zakat secara online, tidak salah lagi untuk memilih lembaga yang tepat. Hukum zakat online adalah sah, tetapi tetap memenuhi syarat wajib dan syarat sah dalam pelaksanaannya. Dengan memperhatikan kredibilitas individu, lembaga atau badan penyalur zakat, melalui portal penyalur zakat dan bukti penyaluran zakat. Sehingga zakat yang dikeluarkan tetap menjadi zakat, bukan berubah menjadi sedekah. (***) Sumber : Kementerian Agama Republik Indonesia. (2013). Panduan Zakat Praktis (Online). Tersedia di: https://jatim.kemenag.go.id (Diakses: 15 Agustus 2025). Metro TV. (2023). Ruang Ngaji – Hukum Bayar Zakat Online. 11 April 2023. Tersedia di: https://youtu.be/7jnGq9Wy6no?si=E6-_nQoTYxI1k2lt (Diakses: 24 Agustus 2025). Penulis : Zubaidatul Fitriyah Editor : Toto Budiman dan Iffah Faridatul Hasanah

Read More
korupsi dalam Islam

Teladan Mulia Nabi Memberantas Korupsi dalam Islam untuk Menegakkan Keadilan

Surabaya – 1miliarsantri.net: Beberapa bulan ini pemberitaan di sosial media maupun televisi diramaikan dengan kasus korupsi yang diluar nalar dan kemanusiaan. Bayangkan korupsi telah merajalela di birokrasi haji bahkan nahasnya di lembaga pendidikan yang seharusnya menjadi tempat lahirnya generasi berakhlak mulia. Tak bisa dipungkiri jika para pemimpin rakyat saja korupsi, maka tindakan itu bisa menyulut praktik serupa di lapisan masyarakat bawah. Korupsi akhirnya dianggap “biasa”, padahal sesungguhnya ia adalah penyakit yang menghancurkan keadilan. Di sinilah pentingnya kita menengok kembali teladan Nabi Muhammad. Bagaimana beliau bersikap tegas terhadap segala bentuk pengkhianatan amanah, bahkan sekecil jarum sekalipun. Semoga teladan beliau menjadikan pondasi bertindak adil dan  anti korupsi dalam dunia yang sedang tidak baik-baik saja. Korupsi dalam Pandangan Islam Dalam bahasa Arab, istilah yang mendekati korupsi adalah ghulul (penggelapan harta amanah). Allah berfirman: وَمَا كَانَ لِنَبِيٍّ اَنْ يَّغُلَّۗ وَمَنْ يَّغْلُلْ يَأْتِ بِمَا غَلَّ يَوْمَ الْقِيٰمَةِۚ ثُمَّ تُوَفّٰى كُلُّ نَفْسٍ مَّا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُوْنَ Artinya: Tidak layak seorang nabi menyelewengkan (harta rampasan perang). Siapa yang menyelewengkan (-nya), niscaya pada hari Kiamat dia akan datang membawa apa yang diselewengkannya itu. Kemudian, setiap orang akan diberi balasan secara sempurna sesuai apa yang mereka lakukan dan mereka tidak dizalimi. (Ali Imran:161) Yang perlu kita renungkan kembali bahwa perjalanan manusia tidak berhenti hanya di dunia. Manusia akan dikembalikan ke akhirat, entah itu neraka dan surga. Mungkin saat ini dunia, kejahatan kita tidak berdampak buruk, tapi jangan sampai menyesal jika di hari kiamat maupun akhirat semua perbuatan jahat akan dibalas dengan hal setimpal. Pada surat Ali Imran  menegaskan bahwa pengkhianatan terhadap amanah, sekecil apa pun, akan dimintai pertanggungjawaban. Baca juga: Bolehkah FOMO dalam Islam? Intip Hukumnya di sini Yuk Biar Lebih Bijak! Sikap Tegas Nabi terhadap Korupsi Bayangkan suasana saat itu, ketika kaum Muslim baru saja memenangkan peperangan di Khaibar. Rampasan perang yang terkumpul begitu banyak, lalu Rasulullah ﷺ menunjuk beberapa sahabat untuk membagi dan mengelola harta tersebut. Semua orang menunggu dengan sabar, karena mereka yakin Rasulullah ﷺ adalah teladan keadilan. Namun, dari sekian banyak sahabat yang diberi tugas, ada seorang bernama Ibnul Lutbiyah. Ia pulang membawa bagian untuk umat, tetapi juga menyimpan sebagian untuk dirinya. Ia beralasan, “Ini bukan bagian dari rampasan, melainkan hadiah pribadi yang diberikan kepadaku.” Ketika kabar itu sampai kepada Rasulullah ﷺ, wajah beliau berubah. Dengan suara lantang, beliau mengumpulkan kaum Muslimin dan bersabda: “Mengapa ada orang yang kami tugaskan, lalu ia berkata: ‘Ini untukmu, dan ini hadiah untukku?’ Mengapa ia tidak duduk saja di rumah ayah atau ibunya, lalu lihatlah apakah ia akan diberi hadiah atau tidak?” (HR. Bukhari dan Muslim) Suasana hening. Semua yang hadir memahami pesan Rasulullah ﷺ: seorang pemimpin atau pejabat publik tidak boleh mencampuradukkan amanah umat dengan kepentingan pribadi. Apa yang disebut “hadiah” itu sejatinya adalah bentuk korupsi. Nabi ﷺ tidak menutup mata, apalagi mencari alasan pembenaran. Beliau menegur dengan tegas di hadapan banyak orang, agar menjadi pelajaran bagi siapa pun yang diberi amanah. Bagi Rasulullah ﷺ, keadilan tidak boleh ditawar, meski pelakunya adalah sahabat dekat sekalipun. Sikap ini menunjukkan betapa seriusnya beliau menjaga integritas. Rasulullah ﷺ ingin memastikan bahwa masyarakat Muslim tumbuh dengan budaya jujur dan adil, bukan budaya kompromi terhadap kecurangan. Nabi Muhammad juga pernah bersabda “Barang siapa yang kami tugaskan untuk mengerjakan suatu urusan, lalu ia menyembunyikan jarum atau lebih, maka itu adalah ghulul (penggelapan). Ia akan datang pada hari kiamat dengan membawanya.” (HR. Muslim) Hadis ini menunjukkan betapa seriusnya Nabi menegaskan larangan terhadap segala bentuk korupsi, bahkan sekecil jarum sekalipun. Baca juga: Diangkat Dari Kisah Nyata! Ini Tantangan Tak Terduga Dalam Merawat Orang Tua Sakit! Refleksi Diri Korupsi adalah racun yang merusak sendi-sendi kehidupan. Rasulullah telah menunjukkan teladan, bahwa kejujuran dan ketegasan adalah kunci menjaga amanah. Mari kita renungkan, setiap rupiah yang dikorupsi bukan hanya merugikan negara, tetapi juga mengurangi hak orang miskin, jamaah haji, dan generasi muda yang haus pendidikan. Seperti cahaya Nabi yang tak pernah padam, semoga kita mampu menyalakan pelita kejujuran di hati sendiri. Sebab memberantas korupsi bukan hanya tugas hukum, melainkan juga jihad moral bagi setiap muslim. Penulis : Iftitah Rahmawati Editor : Thamrin Humris dan Ainun Maghfiroh Sumber foto: Ilustrasi

Read More
FOMO dalam Islam

Bolehkah FOMO dalam Islam? Intip Hukumnya di sini Yuk Biar Lebih Bijak!

Surabaya – 1miliarsantri.net: Pernahkah kamu merasa gelisah ketika tidak ikut tren yang sedang ramai dibicarakan? Misalnya, ketika semua temanmu sudah mengganti foto profil dengan latar tertentu, menghadiri konser viral, atau mencoba makanan yang sedang hits, lalu kamu merasa ada yang “kurang” dalam hidupmu? Fenomena inilah yang disebut FOMO (Fear of Missing Out). Dalam konteks kekinian, FOMO dalam Islam menjadi tema yang penting dibicarakan. Sebab, rasa takut tertinggal bisa menjadi jebakan yang melelahkan, tetapi juga dapat berubah menjadi dorongan positif bila diarahkan pada hal-hal yang benar. Hakikat FOMO dan Kaitannya dengan Kehidupan Sehari-hari Sebelum memahami lebih dalam, mari kita bahas terlebih dahulu apa itu FOMO. FOMO adalah singkatan dari Fear of Missing Out, yang artinya rasa takut tertinggal atau kehilangan momen yang dialami orang lain. Di era media sosial, FOMO semakin terasa karena hampir setiap saat kita melihat orang lain memamerkan pengalaman, pencapaian, atau tren terbaru. Dalam psikologi, FOMO sering disebut sebagai bentuk kecemasan sosial. Gejalanya mulai dari tidak bisa lepas dari ponsel, terus-menerus memeriksa notifikasi, hingga merasa minder saat tidak bisa mengikuti tren yang sedang ramai. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa membuat produktivitasmu menurun dan pikiran terasa penuh dengan hal-hal yang sebenarnya tidak terlalu penting. Namun, dalam pandangan Islam, FOMO tidak sekadar gejala sosial biasa. FOMO dalam Islam mengajarkan kita untuk memilah: mana yang termasuk kesia-siaan, dan mana yang bisa menjadi ladang amal. FOMO Sebagai Ancaman FOMO dalam Islam bisa menjadi ancaman jika rasa takut tertinggal itu hanya berhubungan dengan dunia dan kesenangan sesaat. Bayangkan, kamu rela begadang demi tidak ketinggalan live streaming artis, merasa iri saat melihat teman traveling ke luar negeri, atau bahkan stres karena tidak punya barang branded yang sama dengan orang lain. Islam menegaskan, sifat iri dan membandingkan diri secara berlebihan dapat merusak jiwa. Allah berfirman dalam Q.S. An-Nisa ayat 32: “Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain…” Ayat ini menegaskan bahwa kebiasaan membandingkan hidup dengan orang lain hanya akan membawa kegelisahan. Rasulullah ﷺ juga mengingatkan, iri hati dapat mengikis pahala seperti api yang melahap kayu bakar. Jadi, jika FOMO hanya membuatmu sibuk mengejar tren tanpa arah, ia justru menjadi sumber penderitaan. Baca juga: Udah Coba Belum? 7 Kebiasaan Sehat Islami Ini Bikin Hidup Kamu Lebih Bahagia Lho! FOMO Sebagai Motivasi Meski berbahaya, FOMO dalam Islam tidak selalu bernuansa negatif. Jika diarahkan dengan benar, FOMO bisa menjadi motivasi untuk berbuat baik. Misalnya, takut tertinggal dalam menuntut ilmu, merasa rugi jika melewatkan shalat berjamaah, atau ingin selalu terlibat dalam kegiatan sosial. Habib Jafar pernah menyebutkan, FOMO bisa menjadi energi spiritual bila diorientasikan pada amal shalih. Allah berfirman dalam Q.S. At-Taghabun ayat 16: “Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu.” Ayat ini mengajarkan kita untuk bersemangat mengikuti perkembangan, namun tetap dalam batas kemampuan dan ketakwaan. Dengan begitu, FOMO tidak lagi menjadi beban, melainkan dorongan agar kamu terus tumbuh dalam hal positif. Mengubah Pengalaman FOMO Menjadi Jalan Spiritual Ada banyak kisah nyata bagaimana FOMO bisa diarahkan pada kebaikan. Misalnya, saat seseorang melihat konten tentang jamaah umroh yang membagikan makanan di Tanah Suci, lalu timbul perasaan, “Aku juga ingin melakukan hal yang sama.” Rasa takut ketinggalan itu kemudian berubah menjadi semangat berbagi, hingga melahirkan kebahagiaan batin. Di sinilah letak perbedaannya. FOMO pada tren dunia sering kali hanya menghasilkan kelelahan, sementara FOMO dalam ibadah justru membawa kedamaian. Saat kamu merasa takut tertinggal dalam amal shalih, itulah tanda bahwa jiwa sedang diarahkan menuju ridha Allah. Baca juga: Yuk Cobain! Bisnis Sampingan (Side Hustle) Halal Ini Bikin Dompet Tebal Tanpa Takut Riba! Bijak Menyikapi FOMO dalam Islam Pada akhirnya, FOMO dalam Islam adalah pengingat bagi kita semua. Jika ia membuatmu sibuk mengejar dunia, maka hati akan lelah tanpa henti. Tetapi jika ia membuatmu takut tertinggal dalam kebaikan, maka itu adalah motivasi yang mendekatkanmu kepada Allah. Kamu tidak perlu ikut semua tren hanya demi pengakuan. Yang lebih penting adalah bagaimana memastikan diri tidak tertinggal dalam perjalanan menuju Tuhan. Karena ketenangan sejati tidak datang dari kepuasan dunia, melainkan dari ketulusan dalam berlomba-lomba melakukan kebaikan. Penulis : Iftitah Rahmawati Editor : Thamrin Humris dan Ainun Maghfiroh Sumber foto: Ilustrasi

Read More
merawat orang tua sakit

Diangkat Dari Kisah Nyata! Ini Tantangan Tak Terduga Dalam Merawat Orang Tua Sakit!

Surabaya – 1miliarsantri.net: Seiring usia lanjut, orang tua pasti mengalami penurunan kesehatan. Cepat atau lambat, setiap anak akan menghadapi situasi di mana mereka harus merawat orang tua yang sakit.  Sakitnya orang tua di usia senjabukan sekedar sakit ringan, tapi bisa berupa penyakit serius yang membutuhkan pendampingan penuh. Terkadang proses sembuh lama bahkan tak ada harapan untuk sembuh. Merawat orang tua sakit bukan sekadar tugas, tetapi perjalanan panjang yang sarat tantangan dari sisi emosional, finansial, waktu, hingga kesehatan mental.  Islam sendiri telah memberi pedoman agar anak tetap sabar dan berbakti selama merawat orang tua sakit. Hal itu juga karena merawat orang tua juga memiliki tantangan yang tidak main-main, seperti jenis tantangan yang akan kita jelaskan di bawah ini: 1. Ujian Kesabaran Menghadapi Orang Tua yang Rewel Saat sakit, orang tua sering kali menjadi lebih sensitif dan muncul sifat kekanak-kanakannya. Penulis pernah ada di posisi merawat bapak stroke setengah badan. Ada satu momen yang masih membekas, saat itu habis membersihkan rumah dan menyelesaikan deadline kerja (WFH), bapak minta makan. Lalu berusaha menyuapi makanan, karena bapak nggak sanggup makan sendiri. Tiba-tiba bapak ngomel karena makannya tidak hangat dan terasa tidak enak. Hingga akhirnya ketika suapan kedua, bapak menolak dan menumpahkan piring yang aku pegang. Jujur saat itu hati terasa ngilu, hembusan nafas amarah muncul, mata pun berair dan rasanya mau memecahkan piring. Tapi apa daya, hanya bisa membersihkan tumpahan itu. Dan langsung ke kamar untuk shalat, saat sujud baru bisa melampiaskan teriakan amarah karena lelah menghadapi rewelnya bapak. Untuk bisa mengendalikan emosi itu karena ingat firman Allah dalam surat  Al-Isra’ ayat 23: وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah engkau membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” Ayat ini menegaskan bahwa kesabaran dalam menghadapi sikap orang tua, bahkan ketika mereka rewel karena sakit adalah bagian dari ketaatan kepada Allah. 2. Tantangan Finansial yang Berat Tidak sedikit keluarga yang kesulitan dengan biaya pengobatan. Saat bapak di diagnosa stroke dan jantung lemah, dokter menyarankan operasi ring jantung dengan biaya ratusan juta rupiah.  Saat itu tidak memiliki BPJS, asuransi kesehatan atau tabungan. Hal itu membuat keluarga hanya bisa pasrah dan berdoa kepada Allah agar diberi keajaiban atau kemudahan. Atas izin Allah, bapak terlepas dari masa kritis itu. Walaupun tidak jadi operasi, Allah  masih diberi kesempatan hidup beberapa tahun. Sungguh Maha Besar Allah kepada hambanya yang lemah dan meminta pertolongan. Dari situ sebagai seorang anak mulai sadar untuk mengurus BPJS bahkan menyisihkan uang untuk tabungan darurat untuk kesehatan bapak.  Teringat Dulu orang tua masih sehat, ketika anaknya sakit, apapun dikorbankan orang tua. Kini giliran anak berjuang untuk kesembuhan orang tua, walau sungguh berat ujian ini. Rasulullah SAW bersabda:  “Cukuplah seseorang berdosa bila ia menelantarkan orang yang menjadi tanggungannya.” (HR. Abu Dawud) Hadis ini menegaskan pentingnya tanggung jawab anak, termasuk dalam aspek finansial. Kalau meniatkan kerja untuk orang tua, insyaallah ada saja rezeki datang tak disangka dan di waktu tak terduga. Baca juga: Wow Ini Daftar Masjid Terbesar di Dunia! No 1 Paling Indah! 3. Membagi Waktu Antara Studi, Bekerja dan Merawat Orang Tua Sakit Membagi waktu juga menjadi tantangan besar. Pernah suatu kali bapak masuk ICU tepat saat ujian praktik kuliah semester delapan. Tragedi itu membuat bimbang antara mengurus ayah atau menunda kuliah. Namun setelah shalat malam, muncul energi baru untuk menyelesaikan tugas di sela-sela kelelahan. Alhamdulillah tahun 2019 (sebelum covid)  bisa lulus kuliah tepat waktu dan bisa melihat bapak senyum bangga atas kelulusan anaknya. Dan ketika mulai berkarir pun setelah pulang kerja berusaha pulang tepat waktu, meminimalisir untuk nongkrong. Pulang kerja sibuk menyuapi, bersih-bersih, mengaji bareng dan mengajak ngobrol bapak agar tidak kesepian. Mungkin merawat orang tua membatasi aktivitas. Tapi hal itu lebih baik daripada menanggung rindu ketika orang tua tiada.  Rasulullah SAW pernah bersabda tentang pentingnya berbakti kepada orang tua bahkan dibanding jihad yang diriwayatkan di hadis HR. Bukhari dan Muslim. Seorang sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, amal apakah yang paling dicintai Allah?” Beliau menjawab, “Shalat tepat pada waktunya.” Ia bertanya lagi, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Berbakti kepada kedua orang tua.” Ia bertanya lagi, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Jihad di jalan Allah.” Hadis ini memberi gambaran bahwa mendampingi orang tua, bahkan saat kita sibuk dengan studi atau pekerjaan, tetap menjadi amal besar yang tidak boleh diabaikan. Baca juga: Me Time Ala Islam! Nggak Cuma Santai, Tapi Bisa Jadi Ladang Pahala! 4. Stres dan Kelelahan Menghadapi Keputusasaan Merawat Orang Tua Merawat orang tua sakit yang tak kunjung sembuh dapat menimbulkan kelelahan fisik dan mental.  Ada masa ketika bapak terlihat diam, putus asa, dan enggan melakukan terapi. Kondisi ini membuat keluarga yang merawat ikut kehilangan semangat. Pernah suatu kali, penulis memberanikan diri curhat melalui DM kepada Ayu Kartika Dewi, seorang aktivis toleransi yang juga mantan staf khusus Presiden Jokowi. Beliau terkenal   responsif dan friendly kepada followernya.  Waktu itu curhat seputar keputusasaan merawat bapak yang tak kunjung sembuh.  Beliau membalas DM dengan kalimat yang berhasil mengisi kekosongan hati penulis saat itu:  “Merawat orang tua yang menua dan sakit memang bukan urusan sederhana, apalagi jangka panjang. Kalau kamu dan Ibu lelah, coba gantian ‘cuti’ beberapa hari supaya ada jeda istirahat. Karena kita tidak bisa menuang dari teko yang kosong. Kita harus cukup kuat supaya bisa menopang orang lain.” Pesan ini membuka mata, bahwa kesehatan mental anak yang merawat juga harus dijaga. Rasulullah SAW sendiri pernah bersabda:  “Sesungguhnya tubuhmu punya hak atasmu.”(HR. Bukhari) Artinya, anak tidak boleh mengabaikan dirinya sendiri. Menjaga emosi, beristirahat, bahkan mencari waktu sejenak untuk mengisi ulang energi adalah bagian dari ibadah. Sebab, bagaimana mungkin bisa memberi semangat pada orang tua yang sakit kalau diri sendiri sudah kehabisan tenaga? Merawat orang tua sakit memang melelahkan, terasa seperti perjalanan panjang tanpa ujung. Namun dibalik letih itu, ada pelajaran berharga, tentang kesabaran yang ditempa, tentang cinta yang diuji,…

Read More

Bisnis Halal Indonesia 2024-2030: Dari UMKM Pesantren ke Pusat Industri Global!

Bondowoso – 1miliarsantri.net: Indonesia kini berada di persimpangan ambisi besar industri halal global. Dengan penduduk muslim terbesar di dunia dan jumlah UMKM yang melimpah, negeri ini memiliki potensi nyata untuk menjadi salah satu pusat industri halal dunia. Namun untuk itu, kesiapan regulasi, kapasitas produksi, branding, dan sinergi pemangku kepentingan harus dimantapkan. Tren Global yang Makin Kuat Laporan State of the Global Islamic Economy mencatat bahwa belanja konsumen Muslim global di sektor-sektor halal utama (makanan dan minuman, fesyen muslim, kosmetik, farmasi, pariwisata halal) mencapai sekitar USD 2,29 triliun pada 2022, dengan proyeksi terus tumbuh hingga USD 3,36 triliun pada 2028. (ANTARA News) Di sisi domestik, ekspor produk halal Indonesia dari Januari hingga Oktober 2024 tercatat senilai USD 41,42 miliar atau senilai sekitar Rp 673,90 triliun, dengan surplus perdagangan halal mencapai sekitar USD 29,09 miliar. Produk halal pangan dan minuman mendominasi (~81,16%) dari keseluruhan ekspor halal, disusul modest fashion, farmasi, dan kosmetik. (Ibai) Kekuatan UMKM dan Rantai Pasok UMKM di Indonesia menyumbang besar terhadap ekonomi nasional; banyak di antaranya bergerak di sektor makanan, fashion, dan kosmetik yang halal. Sertifikasi halal yang sudah melampaui 3,4 juta produk hingga 2023 membantu memberikan kepastian hukum dan kepercayaan konsumen. (Antara News) Pemerintah juga melakukan percepatan sertifikasi halal untuk UMKM melalui nota kesepahaman antara UMKM dan BPJPH. (ANTARA News) Ini penting agar banyak pelaku usaha kecil tidak tertinggal dalam persaingan internasional. Bahan baku lokal, tradisi kuliner, dan budaya Muslim di Indonesia juga menjadi modal unik “Made in Indonesia Halal” yang dapat dieksploitasi dengan tepat. Baca juga: Freedom Edge 2025 Jadi Sinyal Tandingan Blok Seoul–Tokyo–Washington Tantangan yang Masih Ada Walau potensi besar, hambatan praktis masih nyata: Strategi Pemerintah dan Inovasi Utama Pemerintah melalui BPJPH dan Kementerian Perdagangan telah melakukan beberapa langkah strategis: 1.    Percepatan proses sertifikasi halal dan penyederhanaan persyaratan untuk UMKM. (ANTARA News) 2.    Promosi internasional meningkat: optimasi perwakilan perdagangan di luar negeri, pameran ekspor halal, dan dukungan e-commerce ekspor. Data ekspor ke Australia misalnya naik 13,5% pada kuartal awal 2025 dibanding 2024. (Antara News) 3.    Kolaborasi lintas lembaga: UMKM, lembaga sertifikasi, pemerintah daerah, serta sektor swasta dan lembaga keuangan syariah untuk membangun ekosistem halal yang memadai. Relevansinya dengan Santri dan Pesantren Bagi santri dan pesantren di Indonesia, bisnis halal bukan sekadar pilihan ekonomi, tetapi juga medium pendidikan dan pemberdayaan umat. Pesantren dapat: Baca juga: Gelombang Startup Indonesia: Fintech dan Agritech Memacu Revolusi Ekonomi Digital Kesimpulan Data menunjukkan bahwa Indonesia sudah memiliki pondasi kuat untuk menjadi pusat industri halal dunia. Dominasi ekspor makanan dan minuman, upaya sertifikasi halal, dan potensi UMKM adalah modal nyata. Tapi agar visi ini terwujud, strategi harus komprehensif: mempercepat regulasi dan sertifikasi, memperkuat branding global, memfasilitasi inovasi dan diversifikasi sektor, dan melibatkan pesantren dan santri sebagai komponen penting dalam ekosistem halal. Penulis: Glancy Verona Editor: Abdullah al-mustofa Ilustrasi by AI

Read More

Gelombang Startup Indonesia: Fintech dan Agritech Memacu Revolusi Ekonomi Digital

Bondowoso – 1miliarsantri.net : Indonesia kini berada di persimpangan penting transformasi ekonomi: startup fintech dan agritech tumbuh pesat, mendorong inklusi, efisiensi, dan peluang baru bagi pelaku usaha maupun masyarakat. Namun, kesuksesan di tengah harapan tinggi ini juga dipengaruhi oleh sejumlah tantangan nyata yang harus dihadapi. Fintech: Akses Keuangan yang Meluas Laporan hasil survei SNLIK 2024 dari OJK dan BPS menyebutkan indeks inklusi keuangan Indonesia mencapai 75,02%, sementara literasi keuangan berada di angka 65,43%. (OJK Portal) Fintech berkontribusi besar dalam lonjakan akses tersebut, terutama lewat dompet digital dan pembayaran elektronik—membuka layanan keuangan formal bagi masyarakat yang sebelumnya tidak tersentuh oleh bank. Studi akademik memperkuat hal ini: penggunaan layanan pembayaran digital melalui fintech terbukti meningkatkan inklusi keuangan. Namun, masalah literasi digital dan keamanan transaksi masih jadi batu sandungan. (ResearchGate) Agritech: Solusi Riil, Tapi Dana Mengering Di sektor agritech, inovasi muncul dalam bentuk platform yang menghubungkan petani langsung ke pembeli, aplikasi informasi cuaca dan harga komoditas, serta layanan pembiayaan alternatif seperti peer-to-peer (P2P) untuk petani. Crowde adalah satu contoh startup yang memberikan akses modal dengan model pendanaan kolektif. (asiatomorrow.net) Namun pendanaan agritech telah mengalami penurunan tajam: dana yang masuk ke sektor ini anjlok dari sekitar US$377,6 juta pada 2022 menjadi hanya sekitar US$33,2 juta pada 2024. (Tech in Asia) Penurunan ini mengindikasikan bahwa meskipun potensi besar, agritech masih rentan terhadap ketidakpastian investor. Baca juga: Trump Sindir India dan Rusia Makin Dekat ke China Revolusi Perilaku dan Ekonomi Baru Perubahan perilaku konsumen juga tampak jelas. Penggunaan dompet digital dan transaksi online tumbuh, seiring penetrasi internet dan smartphone yang terus meningkat. (Trade.gov) Model bisnis tradisional pun terdorong berubah: bank, koperasi, dan lembaga keuangan konvensional harus beradaptasi dengan fintech untuk mempertahankan relevansi. Prediksi dari lembaga internasional menyebut potensi ekonomi digital Indonesia bisa bertambah besar bila transformasi terus berjalan: estimasi menambahkan US$2,8 triliun terhadap ekonomi jika infrastruktur dan regulasi mendukung hingga 2040. (Trade.gov) Tantangan Wajib Diredam Harapan ke Depan Dengan regulasi yang jelas dan proteksi yang kuat, fintech dan agritech mampu membuka lapangan kerja, memperkuat UMKM, dan memacu pertumbuhan ekonomi inklusif. Kolaborasi pemerintah, startup, investor, dan akademisi akan menjadi kunci menentukan apakah potensi besar ini dapat benar-benar menjadi kekuatan ekonomi nasional. Baca juga: Freedom Edge 2025 Jadi Sinyal Tandingan Blok Seoul–Tokyo–Washington Relevansi bagi Pengusaha Muslim Indonesia Bagi calon pengusaha maupun pengusaha Muslim Indonesia, geliat startup fintech dan agritech bukan sekadar peluang bisnis, melainkan juga ujian kepemimpinan moral. Di tengah derasnya arus digitalisasi, pengusaha Muslim dihadapkan pada tanggung jawab ganda: meraih keberhasilan ekonomi sekaligus menjaga integritas syariah. Pertumbuhan startup seharusnya tidak hanya diukur dari valuasi atau jumlah pengguna, tetapi juga dari seberapa besar nilai kejujuran, keadilan, keberlanjutan, dan keberkahan yang mampu diwujudkan. Dengan semangat itu, pengusaha Muslim dapat menjadi pionir dalam menciptakan ekosistem digital yang inklusif dan beretika, menghadirkan solusi nyata untuk kebutuhan masyarakat — mulai dari akses keuangan yang adil bagi UMKM hingga inovasi agritech yang membantu petani kecil. Lebih dari sekadar keuntungan, kontribusi tersebut akan meneguhkan Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam, sekaligus mengukuhkan posisi pengusaha Muslim Indonesia di panggung ekonomi global sebagai agen perubahan yang membawa visi, nilai, dan manfaat jangka panjang. Penulis: Glancy Verona Editor: Abdullah al-Mustofa Ilustrasi by AI

Read More

Freedom Edge 2025 Jadi Sinyal Tandingan Blok Seoul–Tokyo–Washington

Seoul – 1miliarsantri.net: Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serikat akan menggelar latihan militer trilateral Freedom Edge 2025 pada 15–20 September di wilayah udara dan laut tenggara Pulau Jeju. Fokus latihan mencakup operasi udara, angkatan laut, hingga skenario siber. Menurut Staf Gabungan Korsel (JCS), latihan ini merupakan bagian dari pertahanan kolektif untuk meningkatkan interoperabilitas dan kesiapan menghadapi ancaman nuklir dan rudal Korea Utara. JCS menegaskan latihan bersifat defensif sesuai hukum internasional, bukan persiapan operasi ofensif. Pernyataan bersama pejabat pertahanan Korsel, Jepang, dan AS menekankan pentingnya kerja sama trilateral menghadapi ancaman DPRK, menjaga kebebasan navigasi, serta mencegah perubahan status quo di Semenanjung Korea. Sorotan Regional dan Respons Korea Utara Freedom Edge 2025 adalah edisi ketiga latihan ini, sekaligus yang pertama di bawah Presiden Korsel Lee Jae-Myung. Lokasi Jeju dipilih karena strategis sebagai pengawasan potensi peluncuran rudal Korea Utara. Namun, Pyongyang mengecam keras rencana tersebut. Kim Yo Jong, saudara perempuan pemimpin Korea Utara, menilai latihan ini sebagai “pamer kekuatan sembrono” dan memperingatkan adanya konsekuensi serius. Pyongyang kerap menyebut latihan trilateral semacam ini sebagai “rehearsal invasi,” meski Seoul, Tokyo, dan Washington menegaskan sifatnya defensif. Bagi sejumlah analis, latihan ini juga merupakan respons diplomatik terhadap parade militer di Beijing yang baru-baru ini dihadiri pemimpin Korea Utara dan Rusia. Baca juga: Israel Klaim Menguasai 40% Kota Gaza Posisi Amerika Serikat dan Jepang Pentagon menegaskan bahwa Freedom Edge 2025 menunjukkan komitmen Washington mendukung sekutu dan menjaga stabilitas Indo-Pasifik. Jepang pun menegaskan kontribusinya dengan mengerahkan kapal perusak Aegis, jet tempur, dan unit siber untuk melatih pertahanan jaringan kritis. Meski detail jumlah pasukan dan alutsista belum diumumkan, latihan diperkirakan melibatkan jet tempur, kapal perang, simulasi pertahanan rudal, dan operasi siber. Makna Strategis Jangka Panjang Freedom Edge 2025 berakar pada Deklarasi Camp David 2023, yang memperkuat mekanisme konsultasi keamanan reguler antara ketiga negara. Latihan ini bukan sekadar drill militer, melainkan bagian dari arsitektur keamanan baru Indo-Pasifik. Bagi AS, latihan memperkuat posisinya menghadapi pengaruh Tiongkok. Bagi Korsel dan Jepang, latihan menegaskan payung pertahanan bersama termasuk dukungan aset strategis AS seperti bomber B-52 dan kapal induk. Namun, ada risiko spiral ketegangan. Pyongyang kemungkinan terus melihat latihan sebagai ancaman langsung. “Selama Korea Utara memandangnya sebagai rehearsal invasi, risiko eskalasi akan tetap ada,” jelas Dr. Shin Beom-chul dari Korea Research Institute for National Strategy. Baca juga: Trump Sindir India dan Rusia Makin Dekat ke China Kesimpulan Freedom Edge 2025 lebih dari sekadar latihan gabungan. Ia adalah pesan politik, strategi pertahanan, sekaligus simbol solidaritas tiga negara di tengah meningkatnya ketidakpastian kawasan. Dengan memperdalam kerja sama militer dan memperkuat efek deterrence, latihan ini menjadi salah satu fondasi penting arsitektur keamanan Indo-Pasifik ke depan. Penulis: Faruq Ansori Editor: Glancy Verona dan Toto Budiman Ilustrasi by AI

Read More

Trump Sindir India dan Rusia Makin Dekat ke China

Washington – 1miliarsantri.net: Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali melontarkan kritik keras kepada India dan Rusia. Melalui unggahan di platform Truth Social, ia menyinggung semakin eratnya hubungan kedua negara itu dengan China setelah pertemuan puncak Shanghai Cooperation Organization (SCO) di Tianjin bersama Presiden Xi Jinping. Trump menulis: “Looks like we’ve lost India and Russia to deepest, darkest China. May they have a long and prosperous future together!” Ucapan ini memicu spekulasi soal arah hubungan geopolitik Asia. Sindiran Trump dan Reaksi Diplomatik Unggahan Trump disertai foto Modi, Putin, dan Xi berjalan bersama. India memilih berhati-hati dengan hanya menyatakan “no comment”. Trump kemudian mengklarifikasi bahwa meski kecewa India membeli minyak dari Rusia, ia merasa hubungan pribadi dengan Narendra Modi tetap baik. China menanggapi dengan menyebut bahwa kerja sama Beijing dengan India dan Rusia “tidak ditujukan melawan pihak ketiga” melainkan demi kepentingan rakyat. Di kesempatan lain, Trump menyerang kebijakan Presiden Joe Biden yang dinilainya terlalu lemah menghadapi pengaruh China. Dalam pidato kampanye di Ohio, ia menyebut langkah Washington yang membiarkan India mempererat hubungan dengan Rusia dan China sebagai “kegagalan diplomasi terbesar dekade ini”. Baca Juga: Mulai September 2025, Wisatawan Asing Wajib Gunakan Aplikasi All Indonesia Media China dan Narasi Alternatif Pernyataan Trump dimanfaatkan media pemerintah China. Harian Global Times menyebut komentar Trump mencerminkan kepanikan AS. Beijing menegaskan inisiatif Belt and Road dan kerja sama energi trilateral sebagai pilihan rasional dengan manfaat ekonomi nyata, berbeda dari janji Barat. Narasi ini memperkuat strategi komunikasi China yang berusaha membingkai kemitraan mereka dengan India dan Rusia sebagai alternatif terhadap dominasi global Barat. Implikasi Geopolitik Komentar Trump memperlihatkan kekhawatiran AS terhadap kemungkinan poros baru China–Rusia–India. Namun sejumlah analis menilai pernyataan itu lebih bersifat retoris. India selama ini menjalankan kebijakan “strategic autonomy”, menjaga kemandirian dalam mengambil keputusan, termasuk urusan energi. Keputusan India membeli minyak Rusia dipandang memperlebar jarak dengan Barat. Sebagai reaksi, pemerintahan AS mengenakan tarif impor 50% terhadap India. Kritik dari pejabat lain seperti Peter Navarro juga menambah tekanan diplomatik. Meski begitu, India tetap menegaskan bahwa kebijakan energi adalah hak kedaulatan nasional. Rusia pun belum menanggapi langsung sindiran Trump. Sementara China memilih menekankan kerja sama win-win dan menolak kerangka konflik bipolar. Baca juga: Israel Klaim Menguasai 40% Kota Gaza Retorika atau Pergeseran Aliansi? Tulisan Trump tentang “kehilangan” India dan Rusia mencerminkan frustrasi Washington terhadap strategi diplomasi New Delhi dan Moskow, terutama dalam konteks perang Ukraina dan rivalitas AS–China. Namun tanpa perubahan kebijakan besar atau perjanjian strategis baru, klaim Trump lebih mungkin dianggap sebagai retorika politik daripada tanda nyata pergeseran aliansi. India menegaskan hubungan energinya dengan Rusia bukan berarti meninggalkan Barat. China pun berulang kali menyatakan tidak berambisi mendominasi global. Dengan demikian, sindiran Trump lebih mencerminkan dinamika komunikasi politik ketimbang realitas geopolitik yang sudah berubah secara permanen. Penulis: Faruq Ansori Editor: Glancy Verona dan Toto Budiman Ilustrasi by AI

Read More

Israel Klaim Menguasai 40% Kota Gaza

Gaza – 1miliarsantri.net: Militer Israel menyatakan telah menguasai 40% wilayah Kota Gaza dan berencana memperluas operasi, meski krisis kemanusiaan semakin parah. Juru bicara militer, Brigadir Jenderal Effie Defrin, menyebut kawasan Zeitoun, Sheikh Radwan, dan Tal al-Hawa kini berada di bawah kendali Israel. Menurutnya, operasi akan terus diperkuat hingga tujuan strategis seperti pembebasan sandera dan penghancuran infrastruktur Hamas tercapai. Klaim ini dipandang sebagai tonggak penting operasi militer Israel yang telah berlangsung berbulan-bulan. Namun, keterbatasan akses jurnalis internasional membuat klaim tersebut sulit diverifikasi. Foto satelit dan laporan lembaga kemanusiaan menunjukkan kerusakan parah pada jalan, fasilitas umum, serta pemukiman akibat serangan udara intensif. Eskalasi Operasi dan Krisis Kemanusiaan Operasi intens Israel menimbulkan konsekuensi kemanusiaan besar. Menurut PBB (OCHA), ratusan ribu warga Gaza mengungsi ke Khan Younis dan Rafah. Namun, tempat penampungan darurat penuh, kekurangan sanitasi, air bersih, dan makanan. WHO melaporkan hanya sebagian kecil rumah sakit di Gaza yang masih berfungsi dengan kapasitas terbatas karena minim listrik dan bahan bakar. Rumah sakit al-Shifa dan al-Quds mengalami kerusakan serius, memaksa ribuan pasien dipindahkan dalam kondisi darurat. Warga sipil menggambarkan situasi tidak terkendali. Blokade membuat banyak keluarga terjebak di zona pertempuran tanpa kepastian keselamatan. Baca Juga: Mulai September 2025, Wisatawan Asing Wajib Gunakan Aplikasi All Indonesia Respons Dunia Internasional Sekjen PBB António Guterres mendesak penghentian eskalasi untuk menyelamatkan warga sipil dan membuka akses bantuan. Uni Eropa melalui Josep Borrell menyerukan gencatan senjata segera serta penegakan hukum humaniter internasional. Amerika Serikat menyatakan tetap mendukung “hak Israel membela diri,” tetapi menekankan agar operasi meminimalkan korban sipil. Washington juga berjanji menyalurkan bantuan tambahan melalui badan-badan PBB. Sebaliknya, Qatar, Mesir, dan Turki mengecam keras serangan Israel yang disebut melanggar hukum internasional. Mereka mendesak Dewan Keamanan PBB mengambil langkah tegas untuk menghentikan operasi di kawasan padat penduduk tersebut. Dilema Perang Urban Penguasaan 40% Kota Gaza menyoroti dilema perang perkotaan. Israel menuduh Hamas menggunakan lingkungan padat sebagai basis pertahanan dan fasilitas bawah tanah. Namun, organisasi HAM menilai operasi besar-besaran di permukiman justru memperbesar risiko korban sipil. Human Rights Watch dan Amnesty International menegaskan meski ada peringatan evakuasi, kondisi lapangan membuat perpindahan massal tidak aman. Jalan rusak, transportasi terbatas, dan tidak ada zona aman yang benar-benar terlindung. Situasi ini menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas strategi militer Israel sekaligus mempertegas kebutuhan solusi diplomatik. Namun, upaya gencatan senjata belum menghasilkan hasil konkret. Israel bertekad melanjutkan operasi hingga seluruh jaringan Hamas dihancurkan. Baca Juga: Ukraina Dijanjikan Perisai Baru: 26 Negara Siap Pasang Badan, Mampukah Redam Ancaman Rusia? Kesimpulan Klaim Israel menguasai 40% Kota Gaza menandai fase baru konflik yang sudah menewaskan ribuan jiwa. Meski dianggap kemenangan strategis oleh Israel, verifikasi independen sulit dilakukan. Di sisi lain, krisis kemanusiaan semakin akut dengan jutaan warga terancam kekurangan pangan, air, dan layanan kesehatan. Dengan rencana perluasan operasi, dunia internasional menghadapi dilema besar: bagaimana menekan pihak bertikai untuk menghentikan eskalasi, sambil tetap memastikan perlindungan bagi warga sipil yang menjadi korban utama konflik ini. Penulis: Faruq Ansori Editor: Glancy Verona dan Toto Budiman

Read More
side hustle

Yuk Cobain! Bisnis Sampingan (Side Hustle) Halal Ini Bikin Dompet Tebal Tanpa Takut Riba!

Jakarta Timur – 1miliarsantri.net – Di tengah kondisi ekonomi yang makin sulit diprediksi, mengandalkan satu sumber penghasilan saja jelas tidak cukup. Harga kebutuhan pokok terus naik, biaya hidup dan pendidikan makin membengkak, sementara gaji sering kali stagnan bahkan terancam PHK. Maka, wajar kalau banyak orang mencari side hustle alias bisnis sampingan. Sayangnya, tidak semua peluang usaha sesuai syariat karena masih ada yang mengandung riba, spekulasi berlebihan, atau merugikan salah satu pihak. Namun buat kamu yang ingin tetap cuan tapi juga tenang secara hati, sekarang saatnya melirik side hustle halal. Lalu, kira-kira apa saja side hustle halal yang cocok dicoba untuk saat ini? Jawabannya ada pada penjelasan di bawah ini! 1. Jualan Produk Halal via Online Shop Kalau kamu suka dunia jualan, membuka toko online halal bisa jadi pilihan paling mudah. Ada berbagai macam produk halal yang bisa dijual, mulai dari makanan ringan, minuman herbal, skincare halal, sampai fashion muslim. Misalnya, kamu bisa jadi reseller hijab syar’i, jualan madu, atau camilan halal buatan sendiri. Modalnya kecil, tapi pasar potensialnya besar. Apalagi dengan dukungan media sosial seperti Instagram, TikTok Shop, atau marketplace, promosi jadi lebih mudah, efisien, dan tepat sasaran. 2. Jasa Desain & Konten Kreatif Buat kamu yang jago desain, copywriting, atau bikin konten, coba deh buka jasa freelance syariah-friendly. Maksudnya, kamu fokus ambil proyek dari bisnis halal atau UMKM syariah. Misalnya, desain feed Instagram untuk brand muslimah, bikin logo produk halal, atau nulis artikel tentang gaya hidup Islami. Selain menghasilkan uang, kamu juga bisa dapet kepuasan batin karena mendukung perkembangan ekonomi syariah. Baca juga: Terbukti Bikin Glowing! Ini Daftar Bahan Halal dalam Kosmetik yang Perlu Kamu Tahu! 3. Kursus Online Islami Kamu punya skill mengaji, public speaking, atau bahkan bisnis syariah? Nah, ini bisa sangat berpotensi jadi side hustle halal. Cukup bikin kursus online via Zoom atau platform e-learning, lalu buka pendaftaran dan mempromosikannya di media sosial. Sekarang banyak orang mencari kursus atau pembelajaran yang praktis, fleksibel, dan bisa diakses dari rumah. Jadi, peluang pasar kursus online Islami masih sangat luas. 4. Affiliate Produk Halal Affiliate marketing alias sistem komisi dari hasil promosi produk sudah booming  di berbagai daerah. Namun, untuk memastikan produk yang dijual halal, pastikan produk yang kamu promosikan sesuai syariat. Misalnya, kamu ikut program affiliate untuk buku Islami, produk herbal halal, atau aplikasi belajar mengaji. Selain mudah, cara ini juga hampir tanpa modal. Kamu cuma perlu rajin bikin konten review atau share link produk di media sosial, lalu komisi akan mengalir setiap ada yang beli lewat link kamu. Baca juga: Udah Coba Belum? 7 Kebiasaan Sehat Islami Ini Bikin Hidup Kamu Lebih Bahagia Lho! Kenapa Harus Side Hustle Halal? Mungkin banyak orang berpikir, “Kenapa sih repot-repot mikirin halal atau nggak? Yang penting cuan.” Nah, di sinilah mindsetnya harus diubah. Dalam Islam, rezeki yang halal itu bukan cuma soal uang masuk, tapi juga berkah yang bikin hati tenang. Usaha yang mengandung riba, penipuan, atau merugikan orang lain mungkin kelihatan cepat menghasilkan, tapi jangka panjangnya bisa bikin hidup susah. Sebaliknya, usaha syariah memang keliatan lebih hati-hati, tapi hasilnya lebih berkah dan insyaAllah membawa kebaikan. Di zaman sekarang, punya side hustle halal udah jadi solusi cerdas buat nambah penghasilan tanpa khawatir riba. Mulai dari jualan online, jasa kreatif, produk digital, kursus Islami, sampai affiliate produk halal, emua bisa dijalankan asal sesuai syariat. Jadi, kalau kamu ingin dompet tebal tapi hati tetap tenang, coba deh mulai sekarang pilih salah satu ide usaha syariah di atas. Ingat, rezeki bukan cuma soal banyaknya nominal, tapi juga soal berkah yang Allah SWT beri. Penulis: Vicky Vadila Muhti Editor : Thamrin Humris dan Ainun Maghfiroh Sumber foto: Ilustrasi

Read More