Kedahsyatan Ayat Seribu Dinar, Benarkah Ampuh Memperlancar Rezeki buat yang Mengamalkan?

Bekasi – 1miliarsantri.net : Jika berbicara permasalahan kehidupan yang terkait kelancaran rezeki, maka umat muslim yang berpegang teguh pada Al Quran dan As Sunnah, senantiasa menjadikan rujukan sebagai syifa (obat, penawar dan juga pemberi solusi). Salah satu kepercayaan yang diyakini oleh umat muslim adalah mengamalkan kedahsyatan ayat seribu dinar, sebagai wirid atau amalan sehari-hari.
Fenomena yang tidak jarang terjadi adalah, banyak yang meyakini bahwa terdapat rahasia dibalik surah atau ayat tertentu yang dapat memancing hadirnya rezeki serta mendatangkan kemuliaan dan keberkahan bagi orang yang membacanya. Salah satu ayat Al-Quran yang dimaksud terdapat pada QS. At-Thalaq: 2-3, dan disebut oleh banyak kalangan sebagai ‘ayat seribu dinar’.
Fenomena amalan ayat seribu dinar yang merambah di media sosial secara tidak langsung memberikan dampak positif bagi banyak orang yang ingin mendapat kelimpahan rezeki dan keberkahan didalamnya. Tidak sedikit, amalan tersebut diyakini telah banyak memberikan keberkahan rezeki yang nyata pada mereka yang mengamalkannya.
Fenomena ini juga diperkuat dengan salah satu penelitian yang berjudul,’Living Qur’an tentang Pengamalan Ayat Seribu Dinar pada Pedagang di Pasar Aceh’, mendeskripsikan tentang praktik penggunaan QS. Al-Thalaq: 2-3 atau ayat seribu dinar dalam bentuk poster yang dilakukan oleh pedagang di pasar aceh, yang diyakini dapat memberikan kelancaran rezeki kepada para pedagang atau orang-orang yang menjalankan usaha lainnya.
Apa rahasia kedahsyatan dibalik amalan ayat seribu dinar?
Ayat seribu dinar merupakan bagian akhir dari ayat 2 dan keseluruhan ayat 3 dalam surah At-Thalaq. Ayat seribu dinar disebut juga sebagai amalan kekayaan yang jika diamalkan secara khusus dan terus menerus, maka akan mendatangkan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka sebelumnya.
Dibalik kepercayaan terhadap amalan ayat seribu dinar, salah satu literatur menyebutkan bahwa terdapat kisah di balik penamaan ayat seribu dinar. Kisah tersebut berkenaan dengan seorang pedagang yang bermimpi didatangi Nabi Khidir, yang mana di dalam mimpi tersebut Nabi Khidir menyuruh si pedagang untuk memberikan sedekah sebesar seribu dinar emas kepada fakir miskin.

Tidak disangka ternyata setelah sedekah tersebut ditunaikan, Nabi Khidir Kembali datang lewat mimpi pedagang itu dan mengajarkan ayat-ayat suci agar diamalkan setiap hari, demi menjaga diri dari malapetaka. Kemudian, setelah pedagang tersebut Kembali menunaikan amalan yang diajarkan oleh Nabi Khidir melalui mimpi, hasilnya terbukti.
Pada saat pedagang pergi berlayar ke tanah seberang dengan membawa harta kekayaan, di tengah laut kapal yang ditumpangi hancur diterjang badai, dan dialah satu-satunya orang yang selamat terdampar di daratan seberang bersama seluruh harta yang dibawa. Bahkan, ada juga kisah yang menyebutkan bahwa pedagang tersebut menjadi raja di tempat dimana ia terdampar, setelah rutin mengamalkan ayat-ayat tersebut.
Maka dari itu, kisah ini lah yang menjadi awal mula muncul nama ‘ayat seribu dinar’, dikarenakan ayat yang diajarkan oleh Nabi Khidir kepada si pedagang tersebut merupakan ayat kedua dan ketiga dari QS. At-Thalaq.
Tafsir QS. AT-Thalaq: 2-3 Terkait Memperlacar Rezeki
At-Thalaq merupakan surah ke-65 di dalam Al-Qur’an yang termasuk dalam kelompok surah Madaniyah. Surah ini terdiri dari 12 ayat dan dinamakan At-Thalaq karena sebagian besar ayat-ayatnya membahas mengenai masalah talak.
Beberapa pembahasan dalam surat ini diantaranya adalah mengenai talak dan iddah, kewajiban masing-masing antara suami dan istri pada masa talak dan iddah serta anjuran kepada orang-orang mukmin agar senantiasa bertakwa dan bertawakal kepada Allah dalam menjalani kehidupan.

Berikut ini penafsiran para mufassir mengenai surah At-Thalaq ayat 2-3:
1. Penafsiran Quraish Shihab
Quraish Shihab menuturkan bahwa jangan ada kesalahpahaman mengenai pernyataan bahwa banyak orang bertakwa yang kehidupan materialnya terbatas. Namun, yang perlu diingat bahwa ayat seribu dinar tidak menyatakan ‘akan menjadikannya kaya raya’.
Sehingga perlu diingat bahwa, rezeki itu tidak hanya dalam bentuk materi, namun juga dalam bentuk kepuasan dan ketenangan hati. Artinya, Quraish Shihab menegaskan bahwa rezeki yang dimaksud tidak selalu bersifat material, namun juga bersifat spiritual.
Hal ini juga tertuang dalam sabda Rasulullah: ‘Tidak ada yang menampik takdir kecuali doa, tidak ada yang menambah umur kecuali Kebajikan yang luas, dan sesungguhnya seseorang dihindarkan dari rezeki akibat dosa yang dilakukannya’ (HR.Ibn Majah, Ibn Hibban, dan Al-Hakim melalui Tsauban).
2. Penafsiran Ibnu Katsir
Ibnu Katsir menafsirkan ayat tersebut dalam artian barang siapa yang bertakwa kepada Allah dalam melaksanakan seluruh perintah-Nya dan menjauhi seluruh larangan-Nya, maka Allah akan membuatkan jalan keluar baginya serta memberikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.
Ibnu Katsir juga mengutip Riwayat Imam Ahmad dari ‘Abdullah bin ‘Abbas, bahwa suatu hari Rasulullah pernah bersabda:
“Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya engkau akan mendapatkan-Nya di hadapanmu. Jika engkau meminta, maka mintalah kepada Allah. Dan jika engkau memohon pertolongan, maka mohonlah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah, jika ummat ini bersatu untuk memberikan manfaat (kebaikan) kepadamu dengan sesuatu, niscaya mereka tidak akan memberikan manfaat kepadamu melainkan dengan sesuatu yang telah ditetapkan Allah bagimu.
Dan jika mereka bersatu untuk mencelakakanmu dengan sesuatu, niscaya mereka tidak akan bisa mencelakakanmu melainkan dengan apa yang telah ditetapkan Allah bagimu. Pena telah diangkat dan telah kering pula (tinta) lembaran-lembaran ini.”
Maka dari itu, tidak ada dalil pasti yang menyebutkan bahwa pengamalan QS. At-Thalaq : 2-3 sebagai suatu ikhtiar memperlancar rezeki. Namun, kedua mufassir tersebut hanya memberikan pemahaman bahwa ayat tersebut adalah bentuk seruan agar umat muslim senantiasa bertakwa dan bertawakal kepada Allah. (**)
Sumber:
Susanti, F, I. (2025). The Living Qur’an (Fenomena Amalan Ayat Seribu Dinar di Tiktok). Jurnal Ilmu Al-Quran dan Tafsir. 7(1), 69-84
Huda, N. (2019). Epistemologi Penafsiran Ayat ‘Seribu Dinar’ (at-Thalaq(65);2-3): Studi Komparasi Abdurra’uf as-Singkili dan M.Quraish Shihab. Jurnal Studi Islam. 15(1), 39-57
Penulis: Gita Rianti D Pratiwi
Foto Ilustrasi AI
Editor : Toto Budiman dan Iffah Faridatul Hasanah
Eksplorasi konten lain dari 1miliarsantri.net
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.