Tren Donasi Online Saat Bencana: Antara Cepat, Transparan, dan Tantangan Hoaks

Bogor- 1miliarsantri.net : Beberapa menit setelah berita gempa atau banjir besar terjadi, lini masa media sosial langsung dipenuhi tautan donasi. Ada yang datang dari lembaga resmi, komunitas relawan, hingga individu yang bergerak spontan. Fenomena donasi online bencana kini sudah menjadi kebiasaan baru masyarakat Indonesia, oleh karena langkah-langkahnya yang cepat, mudah, dan bisa dilakukan hanya dengan beberapa kali klik di layar ponsel.
Salah satu daya tarik utama donasi online adalah kecepatannya. Ketika gempa melanda Cianjur pada 2022, misalnya, sejumlah platform crowdfunding melaporkan dana miliaran rupiah terkumpul hanya dalam hitungan hari. Ribuan orang dari berbagai daerah bisa ikut berdonasi tanpa harus hadir langsung di lokasi bencana.
Kekuatan donasi online juga terlihat dari peran komunitas. Relawan muda bisa menggalang dana melalui Instagram atau TikTok, lalu menyalurkannya ke korban yang membutuhkan. Kecepatan ini membuat bantuan darurat, seperti makanan, selimut, dan obat-obatan, bisa segera sampai di lokasi. Bagi korban, setiap jam sangat berarti dan donasi online menjawab kebutuhan itu.
Baca juga: Mengapa Zakat Perlu Dikeluarkan, Bagaimana Konsepnya dalam Ekonomi Islam?
Transparansi dan Akuntabilitas

Meski cepat, donasi online hanya bisa bertahan jika ada kepercayaan. Banyak platform kini menekankan transparansi yang mana menampilkan jumlah donasi masuk, laporan penyaluran, hingga dokumentasi langsung dari lapangan. Contohnya, beberapa lembaga mengunggah video distribusi bantuan agar publik bisa melihat bahwa dana benar-benar sampai pada korban.
Transparansi seperti ini bukan hanya menjaga kepercayaan donatur, tapi juga memotivasi lebih banyak orang untuk ikut berdonasi. Melihat bukti nyata bahwa bantuan tersalurkan, publik merasa yakin dan terdorong untuk berbagi lagi di momen bencana berikutnya.
Baca juga: Shalat Subuh: Awal Hari yang Menentukan Keberkahan Hidup
Tantangan Hoaks dan Penyalahgunaan
Namun, tren positif ini tidak lepas dari tantangan. Di balik semangat berbagi, muncul pula oknum yang menyalahgunakan kepercayaan publik. Pernah ada kasus tautan donasi palsu yang menyebar di WhatsApp dengan mengatasnamakan lembaga besar. Ada pula individu yang menggalang dana secara personal namun tidak jelas penyalurannya.
Hoaks seperti ini merugikan dua pihak sekaligus yakni korban bencana yang seharusnya menerima bantuan, dan masyarakat yang akhirnya kehilangan kepercayaan untuk berdonasi. Karena itu, penting bagi donatur untuk selalu mengecek kredibilitas penggalangan dana, memastikan lembaga atau komunitas yang bergerak memiliki rekam jejak yang jelas.
Donasi online saat bencana adalah wujud nyata kepedulian masyarakat yang makin adaptif dengan perkembangan zaman. Cepat, praktis, dan bisa menjangkau siapa pun yang ingin membantu. Namun, kecepatan itu harus diimbangi dengan transparansi dan kewaspadaan terhadap hoaks.
Pada akhirnya, menjadi donatur cerdas berarti tidak hanya memberi, tetapi juga memastikan bahwa setiap rupiah yang kita salurkan benar-benar sampai kepada mereka yang membutuhkan.
Penulis : Salwa Widfa Utami
Foto Ilustrasi AI
Editor : Iffah Faridatul Hasanah dan Toto Budiman
Eksplorasi konten lain dari 1miliarsantri.net
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.


