Pentingnya Membentuk Akhlak Mulia Dalam Dunia yang Penuh Tantangan

Situbondo – 1miliarsantri.net : Di tengah maraknya informasi yang tidak ada habisnya, teknologi yang semakin canggih, dan godaan di mana-mana, ada satu hal yang tidak pernah ketinggalan zaman. Yaitu pengaplikasian akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari. Akhlak mulia ibarat kompas yang selalu menunjukkan arah meskipun sedang berada di tengah badai kehidupan. Tidak peduli kamu siapa atau dari latar belakang apa, memiliki akhlak mulia akan membuat hidup jauh lebih tenang, dihargai orang lain, dan pastinya lebih bermakna. Kalau dipikir-pikir, banyak orang sukses secara materi, tapi hidupnya tidak bahagia karena mengabaikan nilai-nilai akhlak. Sebaliknya, ada orang yang mungkin hidup sederhana, tapi dihormati banyak orang karena selalu menjaga sikap, tutur kata, dan kejujuran. Nah, di sinilah pentingnya membentuk akhlak mulia, apalagi di zaman yang penuh tantangan seperti sekarang ini. Mengapa Akhlak Mulia Itu Penting? Di dalam kehidupan sehari-hari, akhlak mulia bisa menjadi modal sosial yang membuka pintu rezeki, pertemanan, dan peluang. Bahkan menurut agama, akhlak mulia merupakan salah satu ukuran utama kemuliaan seseorang. Nabi Muhammad sendiri diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia. Akhlak mulia mencakup banyak hal mulai dari kejujuran, rendah hati, menghormati sesama, sampai sabar dalam menghadapi setiap masalah. Kalau semua orang punya bekal ini, hubungan antarmanusia akan lebih damai. Bayangin saja, kalau semua orang tidak gampang marah, tidak suka menipu, dan bisa menghargai perbedaan, dunia ini akan jauh lebih adem. Selain itu, akhlak mulia juga menentukan bagaimana orang lain memandang kita. Kadang orang tidak akan ingat apa yang kita katakan, tapi mereka akan selalu ingat bagaimana kita memperlakukan mereka. Dan percaya deh, nama baik itu tidak bisa dibeli dengan uang. Di dunia yang penuh tantangan saat ini, membentuk akhlak mulia memang butuh kesadaran penuh. Kita tidak bisa berharap sifat ini muncul begitu saja tanpa usaha. Berikut beberapa langkah yang bisa kita coba, yaitu: Pertama, Mulai dari niat yang tulus. Kalau kita mau berubah jadi pribadi yang lebih baik, niat itu harus kuat. Tidak cuma untuk kelihatan baik di mata orang, tapi karena memang mau jadi orang yang bermanfaat. Kedua, Biasakan hal kecil yang baik setiap hari. Seperti membalas chat dengan sopan, mengucapkan terima kasih, atau membantu orang tanpa pamrih. Hal-hal kecil ini akan membentuk kebiasaan yang lama-lama jadi karakter kita. Ketiga, Pilih lingkungan yang mendukung. Percaya atau tidak, lingkungan itu mempunyai pengaruh besar terhadap akhlak. Jika sering berkumpul dengan orang yang positif, kita akan ikut terbawa positif juga. Sebaliknya jika lingkungannya toxic, kita bisa ikut terpengaruh ke arah yang tidak baik. Dan yang terakhir, jangan lupa evaluasi diri. Tidak ada manusia yang sempurna, tetapi jika kita ada kemauan untuk terus memperbaiki diri, akhlak mulia akan semakin kuat dalam diri kita. Baca juga : akhlak islami Mempunyai akhlak mulia itu seperti investasi jangka panjang. Mungkin tidak akan langsung kelihatan hasilnya, tapi efeknya akan luar biasa. Orang akan lebih percaya, lebih nyaman untuk berinteraksi, dan kita juga akan lebih damai dalam hati. Orang yang mempunyai akhlak mulia biasanya lebih mudah melewati masalah. Bukan karena masalahnya hilang, tapi karena dia punya kesabaran, kebijaksanaan, dan cara pandang yang positif. Dan yang paling penting, akhlak mulia bisa menjadi warisan yang kita tinggalkan. Anak, keluarga, atau orang di sekitar akan mencontoh apa yang kita lakukan. Di dunia yang penuh tantangan ini, akhlak mulia merupakan pegangan hidup yang tidak boleh kita lepas. Dia bukan sekadar teori, tapi panduan nyata untuk menghadapi setiap situasi dengan bijak dan hati yang tenang. Tidak peduli zaman berubah secepat apa, akhlak mulia akan selalu relevan dan dibutuhkan. Jadi, yuk kita mulai dari diri sendiri, membiasakan hal-hal kecil yang baik, dan menularkannya ke orang lain. Karena pada akhirnya, akhlak mulia yang akan menentukan bagaimana kita dikenang. Akhlak yang baik bukan hanya menjadi bekal untuk meraih ridha Allah, tetapi juga kunci untuk menciptakan kehidupan yang harmonis, penuh kasih sayang, dan saling menghargai. Oleh karena itu, membiasakan diri untuk berperilaku terpuji harus menjadi prioritas dalam setiap langkah kehidupan, agar kita tidak hanya menjadi pribadi yang dihormati manusia, tetapi juga dicintai oleh Sang Pencipta. (***) Penulis : Iffah Faridatul Hasanah Editor : Toto Budiman Foto : Ilustrasi Ai

Read More

Pulau ‘Kunti-Ciletuh Geopark’ Keindahannya Menarik Hati, Apa Kabarnya Kini?

Pulau Indah Dan Mempesona Kini Tertutup Bagi Wisatawan Sukabumi – 1miliarsantri.net: Pulau Kunti (Kuntilanak-red) merupakan nama sebuah tanjung kecil yang berada di kawasan Ciletuh Geopark-Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Spot wisata yang indah untuk menikmati panorama, snorkeling, dan melihat terumbu karang. Meskipun namanya terdengar menyeramkan, Pulau Kunti masuk dalam kawasan konservasi dan tidak boleh dimasuki manusia untuk menjaga ekosistem dan mendukung status geopark-nya. Ciletuh Geopark yang menyimpan indah dan mistisnya Pulau Kunti kembali mendapatkan predikat “GREEN CARD” untuk status keanggotaan UNESCO Global Geopark, bersama Geopark Caldera Toba dan Geopark Rinjani. Keistimewaan Pulau Kunti Pulau Kunti di kawasan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu, Sukabumi, bukan sekadar destinasi wisata biasa—ia menyimpan jejak geologi purba, legenda lokal, dan pesona alam yang memikat. Berikut beberapa keunikan yang membuatnya istimewa: Warisan Geologi Purba, Pulau Kunti sebenarnya bukan pulau, melainkan tanjung yang terbentuk dari proses subduksi lempeng tektonik jutaan tahun lalu. Batuan di sana berusia sekitar 55–65 juta tahun, menjadikannya salah satu geosite utama di Geopark Ciletuh. Fenomena Alam Yang Mistis, “Kunti” berasal dari gema suara mirip tawa Kuntilanak yang muncul saat ombak besar menghantam rongga-rongga batuan. Suara ini menyerupai tawa kuntilanak, sehingga memunculkan kesan mistis yang melekat pada namanya. Pemandangan Eksotis dan Ekosistem Laut, Pulau ini menawarkan terumbu karang yang indah dan air laut jernih, cocok untuk snorkeling dan diving. Di sekitarnya terdapat satwa eksotis seperti elang Jawa dan rusa, menjadikannya bagian dari kawasan suaka margasatwa. Akses Menantang dan Petualangan Seru, Untuk mencapainya, pengunjung harus menempuh jalur ekstrem dengan tanjakan dan turunan curam sejauh ±40 km dari pusat Sukabumi. Namun, pemandangan sepanjang perjalanan dan di lokasi sangat memuaskan bagi pencinta alam dan petualangan. Jika tertarik berkunjung ke Pulau Kunti berada di ujung semenanjung area Gunung Badak, kawasan Hutan Suaka Margasatwa Cikepuh atau Cagar Alam Cibanteng, dengan keindahan pasir putih, serta deretan karang sisa lava gunung api, persiapkan rencananya dengan matang, selamat berlibur.** Penulis : Thamrin Humris Editor : Thamrin Humris Foto istimewa UNESCO Global Geopark dan Tangkapan layar YouTube AMANRUPIGOY

Read More

Meneladani Sifat-sifat Nabi Muhammad SAW dalam Kehidupan Sehari-hari

Gresik – 1miliarsantri.net : Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir yang diutus Allah untuk menyempurnakan agama Islam. Banyak perjuangan yang dilakukan beliau dalam menyiarkan ajaran islam. Berbagai perlawanan dari kaum Kafir Quraisy menentang ajaran yang dibawa nabi. Mereka lebih percaya dengan bangunan yang diciptakan sendiri, yaitu berhala. Tetapi Nabi Muhammad SAW tidak pernah menyerah dalam perjalanannya. Begitu luas kesabaran yang dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW. Sampai beliau, tidak ada sedikit niat untuk membalas perilaku buruk dari orang-orang disekitarnya. Tabiat baik yang selalu dilakukannya patut kita contoh dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun sebagai manusia, seringkali kita melakukan kesalahan dan tidak bisa meniru secara penuh tabiat nabi. Namun kita perlu mengenal sifat-sifat yang dimiliki nabi dan membiasakan sejak dini dalam keseharian. Mengenal Sifat-sifat Nabi Muhammad Begitu banyak sifat baik yang dimiliki Nabi Muhammad SAW, namun yang paling utama dan sering diperdengarkan ada empat. Menurut H. Tuaini (Kanwil Kemenag Kalteng, 2023) sifat-sifat terpuji nabi yang dapat dijadikan suri tauladan, yaitu: Shiddiq (Jujur) Shiddiq berarti jujur, kejujuran Nabi Muhammad dalam berdagang, membuatnya menjadi orang terpandang. Beliau selalu menyatakan kondisi barang yang dijual kepada pembeli, tanpa menutup kecacatan sedikitpun. Sehingga akad jual beli terjadi dengan penuh kejujuran dan tidak ada kerisauan antar penjual dan pembeli. Sebagai contoh dalam kehidupan sehari-hari, jika kita melakukan kesalahan mengolah data dalam bekerja, maka harus segera melakukan perbaikan dan mengakui kesalahan atas perbuatan yang telah dilakukan. Jangan sampai menutupi kesalahan dan menimbunnya sampai berlarut-larut. Karena kebohongan sekali, dapat menuntut kebohongan lainnya. Apalagi sampai menyalahkan teman disekitarnya. Pentingnya kejujuran dalam bertindak, sehingga orang akan terbiasa berperilaku jujur dan menindak sesuatu yang salah atau kebohongan. Amanah (Dapat Dipercaya) Dapat dipercaya atau amanah, nabi dipercaya untuk menyiarkan agama islam pada zaman jahiliyah. Pada saat itu, masyarakat masih menyembah berhala dan masih mempercayai benda-benda mati tersebut memiliki roh atau kekuatan. Datangnya misi islam yang dibawa nabi, tentunya mendapat perlawanan dari masyarakat. Karena mereka sudah terbiasa dengan ajaran yang mereka anut, tiba-tiba muncul ajaran baru. Nabi tidak tinggal diam, beliau terus menyebarkan agama islam dari cara yang sembunyi-sembunyi sampai bisa secara terang-terangan dan memiliki banyak pengikut. Sehingga nabi dapat dipercaya dalam menyelesaikan misinya. Contoh saat ini, jika kita diberi amanah sebagai panitia dalam perayaan Maulid Nabi oleh atasan, maka kita jalankan tugas yang diberikan sampai tuntas. Jangan sampai kabur dari tanggung jawab yang telah diterima. Jika terdapat halangan, maka bisa didelegasikan kepada rekan lainnya, namun kontrol tanggung jawab tetap dipegang. Sehingga mencerminkan sifat dapat dipercaya. Fathonah (Cerdas) Cerdas arti dari fathonah, kecerdasan nabi terlihat sejak kecil. Beliau berpikir kritis, tidak gegabah dalam mengambil keputusan. Meskipun beliau memiliki kecerdasan, namun tidak pernah sombong atas apa yang bisa dilakukannya. Kesuksesannya dalam berdagang tidak lepas dari kecerdasan beliau dalam strategi perdagangan. Giat belajar dan haus akan ilmu dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, untuk meneladani sifat ini. Tidak hanya cerdas secara intelektual, namun juga cerdas emosional. Jadi belajar mengatur emosi dan menyalurkannya dalam sesuatu yang positif. Berpikir kritis dan berdiskusi tentang sesuatu yang pernah dilihat atau dibaca juga dapat dilakukan untuk mengasah kecerdasan seseorang. Baca juga : pentingnya-evaluasi-diri-seorang-muslim-kunci-meningkatkan-iman-dan-amal/ Tabligh (Menyampaikan) Tabligh yaitu menyampaikan, ini berkaitan dengan penyampaian firman Allah. Nabi Muhammad mendapat wahyu dari Allah melalui malaikat jibril, mengenai ajaran islam. Setelah nabi mendapatkan wahyu tersebut, dibagikan kepada umat islam pada masa itu. Jadi apa yang diperintah Allah, kebenaran ajaran Allah, selalu nabi sampaikan kepada umatnya. Pada zaman sekarang ini, seperti seorang guru yang menyampaikan ilmu kepada murid-muridnya. Ia mengajarkan sesuatu yang benar dan menjelaskan sesuatu yang salah agar tidak dilakukan. Ini juga bisa kita lakukan, jika mendapatkan kebenaran ilmu dan disebarkan kepada teman-teman sekitar untuk melakukan hal yang baik. Jadi sifat-sifat nabi yang dapat diteladani dalam kehidupan sehari-hari yaitu shiddiq, amanah, fathonah, dan tabligh. Meskipun sifat utama yang dimiliki Nabi Muhammad SAW terpaparkan empat. Namun kita patut meneladani sifat-sifat lainnya yang dimiliki nabi, seperti adil, rendah hati, bijaksana, dan masih banyak lagi. Meneladani sifat-sifat Nabi Muhammad ﷺ adalah jalan mulia untuk mendekatkan diri kepada Allah dan menghidupkan cahaya iman dalam keseharian kita. Dengan kelembutan tutur kata, keteguhan sabar, dan kasih sayang kepada sesama, beliau telah menunjukkan bahwa akhlak adalah inti dari keimanan. Semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba yang mampu mengikuti jejaknya, menebarkan kebaikan di mana pun berada, dan kelak digolongkan sebagai umat yang mendapat syafaatnya. Allahumma shalli ‘ala Sayyidina Muhammad wa ‘ala ali Sayyidina Muhammad.(***) Penulis : Zubaidatul Fitriyah Editor : Iffah Faridatul Hasanah Sumber foto : AI Sumber : Kanwil Kemenag Kalteng, (2023) ‘Empat Sifat Teladan Nabi Muhammad SAW untuk Dicontoh’, 7 Oktober. Tersedia di: https://kalteng.kemenag.go.id/kanwil/berita/519768/Kabag-TU-Empat-Sifat-Teladan-Nabi-Muhammad-SAW-Untuk-Dicontoh- (Diakses: 29 Agustus 2025).

Read More

Yuk Pahami Awas Keliru! Bolehkah Al-Qur’an Digital dibuka Tanpa Memiliki Wudhu?

Gresik – 1miliarsantri.net : Al-qur’an adalah kalam Allah yang indah. Mushaf, al-qur’an terjemahan bahkan al-qur’an digital merupakan beberapa bentuk al-qur’an yang ada. Pada masa digitalisasi ini, membuat aplikasi al-qur’an digital lebih diminati kalangan muda. Karena aksesnya yang mudah, tidak memakan tempat penyimpanan yang besar, dan juga mudah dibawa. Membaca kitab suci umat islam ini, dianjurkan untuk berwudhu terlebih dahulu. Karena menjaga kesucian diri untuk melantunkan bacaan di dalamnya. Tetapi, jika al-qur’an yang kita bawa adalah versi digital, apakah tetap harus berwudhu atau diperbolehkan tanpa wudhu?. Melihat secara fisik keduanya berbeda, namun isi di dalamnya tetap sama. Apakah perbedaan tersebut akan berpengaruh dalam tata cara memegang, membuka dan membaca al-qur’an. Lantas apa yang membedakan al-qur’an digital dengan mushaf? Mari mengenal lebih dekat tentang al-qur’an digital. Apa yang Dimaksud Al-Qur’an Digital? Al-qur’an digital merupakan aplikasi dalam gawai yang menyajikan tulisan ayat-ayat al-qur’an. Tampilan ayat al-qur’an digital sesuai dengan apa yang ada di versi cetak. Untuk versi digital tidak lagi berbentuk buku, melainkan ayat yang bergulir ke bawah menyesuaikan ukuran layar gawai. Pengguna dapat membacanya berdasarkan surat atau juz yang sudah dikelompokkan dalam aplikasi. Dalam versi digital terdapat fitur bacaan latin, tentunya memudahkan pengguna baru yang ingin membaca al-qur’an, tetapi belum lancar membaca huruf arab. Tidak hanya itu, pengguna juga bisa mempelajari arti dari ayat yang dibaca melalui terjemahan al-qur’an, mendengarkan murotal, melihat jadwal sholat, dan menentukan arah kiblat dalam satu aplikasi al-qur’an digital. Sedangkan mushaf adalah ayat al-qur’an murni yang dibukukan. Sehingga di dalamnya tidak ada huruf latin ataupun terjemahan. Semua dalam tulisan arab, maka perlakuan antara memegang dan membaca mushaf dengan al-qur’an digital terdapat perbedaan.  Hukum Memegang dan Membuka Al-Qur’an Digital Tanpa Wudhu Menurut ustadz Adi Hidayat dalam saluran Channel Hikmah (2018) diperbolehkan untuk memegang atau membuka al-qur’an digital tanpa berwudhu. Namun, untuk memegang mushaf dianjurkan (diutamakan) berwudhu terlebih dahulu. Tetapi jika tidak memiliki wudhu tetap boleh. Meskipun tetap diperbolehkan, alangkah baiknya kita sebagai umat muslim tetap menjaga wudhu sebelum membuka al-qur’an baik digital ataupun mushaf. Al-qur’an digital dan mushaf itu berbeda dalam media perantaranya. Jika mushaf adalah lembaran yang tersusun dalam bentuk kitab atau buku dan hanya ayat al-qur’an saja di dalamnya. Maka al-qur’an digital yang disentuh adalah gawai (smartphone, tablet, laptop) dan di dalamnya terdapat ayat al-qur’an, tulisan latin, terjemahan, dan tajwid. Apabila aplikasi al-qur’an digital tersebut kita tutup, maka sudah beralih fungsi menjadi gawai penyedia berbagai aplikasi yang akan digunakan pengguna. Dari perbedaan tersebut, kita tidak diperbolehkan membawa mushaf ke tempat yang tidak suci, seperti kamar mandi. Sedangkan smartphone boleh dibawa ke mana saja. Hukum Membaca Al-Qur’an Digital Tanpa Wudhu             Membaca al-qur’an tanpa wudhu juga diperbolehkan dan tetap dianggap sah, dengan berwudhu lebih baik daripada tidak, pungkas ustadz Adi Hidayat dalam Channel Hikmah (2018). Sehingga tidak ada larangan untuk membaca al-qur’an digital tanpa memiliki wudhu. Apabila ingin membaca al-qur’an saat berada di tengah perjalanan tanpa berwudhu, diperbolehkan. Tetapi jika berada di suatu tempat yang terdapat akses air bersihnya, sebaiknya berwudhu. Karena membaca kalam Allah dalam keadaan menjaga kesucian diri sangat dianjurkan dan lebih baik.             Berwudhu menjadi salah satu adab dalam membaca al-qur’an. Maka perlu diperhatikan, meskipun tidak wajib. Selain itu, dalam membaca al-qur’an, sebaiknya menggunakan pakaian yang sopan, bersih dan menghadap ke arah kiblat. Membaca al-qur’an digital tanpa berwudhu tetap diperbolehkan, yang tidak boleh adalah saat seorang perempuan muslim memiliki hadats besar (haid). Hal tersebut dilarang, karena orang haid tidak dalam kondisi suci. Sehingga tidak diperbolehkan untuk sholat ataupun membaca al-qur’an.              Jadi hukum memegang, membuka dan membaca al-qur’an digital tanpa berwudhu diperbolehkan dan tetap sah. Namun yang lebih baik, jika dalam kondisi memiliki wudhu. Karena membaca kalam Allah yang suci, seyogianya kita juga dalam kondisi yang suci atau terhindar dari hadats kecil dan besar. (**) Penulis : Zubaidatul Fitriyah Editor : Toto Budiman dan Iffah Faridatul Hasanah Sumber foto : https://share.google/WkPmurdPIcDx9H9zh Sumber : Channel Hikmah. (2018). Membaca Al Qur’an dari HP? Ustadz Adi Hidayat, LC., MA. 18 Maret 2018. Tersedia di: https://youtu.be/V3zLURIExFA?si=kdBHiwxDqKoE4XWM (Diakses: 26 Agustus 2025).

Read More

Pentingnya Evaluasi Diri Seorang Muslim, Kunci Meningkatkan Iman dan Amal

Bekasi – 1miliarsantri.net : Manusia diberikan waktu 24 jam dalam sehari, tidak kurang dan tidak lebih. Namun, pada setiap amal yang dikerjakan, seringkali manusia merasa masih memiliki kekurangan dalam banyak hal. Disinilah pentingnya evaluasi diri bagi seorang muslim. Dikarenakan, ada yang mengisi waktunya dengan keburukan, bahkan ada juga yang tidak mengisi harinya dengan kebaikan apapun. Oleh sebab itu, evaluasi diri seorang muslim sangat penting untuk dilakukan, mengingat semua amalan di dunia yang kelak akan dihisab di akhirat kelak. Maka ada baiknya evaluasi diri atau menghisab diri sendiri dilakukan terlebih dahulu, sebelum kelak hari hisab itu datang dilaksanakan pada waktunya. Berikut kutipan Fudhail bin Iyadh dalam buku Dahsyatnya Evaluasi Diri Seorang Muslim, ” Barang siapa yang menghisab dirinya sebelum dihisab, maka hisabnya akan ringan pada hari kiamat kelak, ia akan mampu menjawab semua pertanyaan, dan ia akan mendapatkan tempat kembali yang sangat baik. Barangsiapa yang tidak menghisap dirinya sendiri, maka penyesalannya akan abadi, ia akan merasakan siksaan yang berkepanjangan, dan kesalahan-kesalahannya akan menuntunnya menuju kesia-sian dan kecelakaan. Orang yang pintar adalah orang melihat dirinya sendiri, kemudian mengevaluasi dan mencelanya, beramal untuk apa yang akan terjadi setelah kematian, sibuk dengan aibnya dan berusaha memperbaikinya.” Pentingnya Evaluasi Diri Seorang Muslim dalam Islam Setiap muslim telah ditunjukkan dua jalan oleh sang pencipta-Nya, yaitu jalan  ketakwaan dan jalan kefujuran (jalan kemaksiatan). Jika bisa memilih, maka semua muslim pasti ingin menempuh jalan pertama. Namun, dalam perjalanan seringkali muncul banyak godaan yang membuat hati menyimpang. Evaluasi diri menjadi solusi bagi setiap jiwa yang sedang tersesat dalam kemaksiatan ataupun keburukan lainnya. Evaluasi diri membentengi diri setiap muslim untuk merenungi hari-hari yang telah dijalani, apakah sudah diisi dengan ketaatan atau sebaliknya, membiarkan diri dipenuhi dengan kemungkaran kepada Allah SWT. Tidak melakukan evaluasi diri berarti meninggalkan sesuatu yang penting dalam diri, yaitu perbaikan hati. Akibatnya, diri akan mudah dipengaruhi oleh bujuk rayu setan, bujukan berbuat maksiat, jauh dari ketaatan, suka melakukan kebatilan dan tidak peduli dengan amal kebajikan. Ibn al-Qayyim al-Jauziyah-Rahimahullah, dalam kitab ighatsatulLahfan min Mashayidisy Syaithan, mengatakan, ”Meninggalkan evaluasi dan terus menerus meninggalkannya, menganggap remeh semua masalah dan selalu seperti ini akan mengantarkan menuju kehancuran. Ini adalah keadaaan orang-orang yang tertipu oleh dunia. Mereka memejamkan matanya dari efek-efek yang diakibatkan oleh nafsunya dan terus menjalankan keinginannya serta tidak mau meminta maaf, sehingga dirinya meremehkan evaluasi dan tidak melihat akibat yang akan terjadi. Jikalah sudah begitu, maka melakukan perbuatan dosa menjadi hal yang mudah baginya, dan ia akan susah membebaskan diri darinya walaupun sudah menyadarinya. Sebagaimana diketahui, menjaga lebih mudah dari mengobati, begitu juga halnya dengan meninggalkan sesuatu yang disenangi dan sudah menjadi kebiasaan.” Faedah Evaluasi Diri bagi Seorang Muslim Beberapa faedah atau manfaat yang akan didapatkan bagi muslim yang gemar mengevaluasi diri, diantaranya adalah: 1. Mengenal aib diri sendiri, saat dimana seorang muslim merenung dan memikirkan diri sendiri maka akan terbukalah ingatan-ingatan lama yang memperlihatkan jumlah kesalahan serta kronologi kejadiannya. 2. Bertobat dan menyesal, setelah mengetahui kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat, menuntun diri untuk menyesali dan membuka jalan bertobat kepada Allah. 3. Merasa menyesal di hadapan Allah 4. Mengenal kemuliaan Allah, setelah bertobat dan menyadari bahwa Allah tidak langsung memberikan azab bagi setiap kesalahan yang diperbuat, sebaliknya Allah tetap membukakan pintu tobat dan pengampunan, maka saat inilah seorang muslim menyadari kemuliaan Allah. 5. Zuhud, membuat diri menjauhi dan membebaskan diri dari sifat tercela seperti ujub dan sombong. 6. Menjadi pribadi yang lebih baik, dengan lebih taat menjalankan perintah Allah dan bersungguh-sungguh meninggalkan larangannya. Jenis-jenis Evaluasi Diri dalam Islam Evaluasi diri terbagi menjadi dua, diantaranya adalah: Evaluasi sebelum beramal, yang artinya adanya proses perenungan terlebih dahulu, mengenai kemampuan diri untuk melakukannya. Setelah itu, proses evaluasi diri baru akan dilakukan. Contoh: Apakah seorang mampu mengerjakan sholat malam atau tidak? Berapa rakaat mampu melakukannya? Apakah mampu menjaga shalat Dhuha? Apakah bisa membaca Al-Quran satu juz dalam sehari atau tidak? Evaluasi sesudah beramal, yang terdiri dari beberapa jenis yaitu pertama mengevaluasi diri dalam ketaatan yang belum dikerjakan secara maksimal. Kedua, mengevaluasi diri dalam suatu amalan yang seharusnya meninggalkannya lebih baik daripada mengerjakannya. Ketiga, mengevaluasi diri terhadap hal mubah yang dikerjakan. Pada akhirnya, evaluasi diri bagi seorang muslim bukan sekadar merenung atas kekurangan, melainkan upaya untuk kembali mendekat kepada Allah dengan hati yang lebih bersih dan niat yang lebih tulus. Setiap kesalahan adalah pengingat bahwa kita manusia yang lemah, namun setiap kesempatan untuk memperbaiki diri adalah tanda kasih sayang Allah yang tak pernah putus. Semoga dengan muhasabah, kita senantiasa diberi kekuatan untuk memperbaiki langkah, meluruskan niat, dan menjalani hidup dengan penuh ketaatan serta harapan akan ridha-Nya. (**) Sumber : Sati, Pakih. 2012. Dahsyatnya Evaluasi Diri Seorang Muslim. Surakarta: Ziyad Visi Media Sumber foto : https://alwaie.net/ibrah/muhasabah-diri/ https://islamic-center.or.id/muhasabah-akhir-tahun/ https://www.daaruttauhiid.org/harap-dan-takut-kepada-allah/ Penulis: Gita Rianti D Pratiwi Editor : Toto Budiman dan Iffah Faridatul Hasanah

Read More

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Jadi Momen Paling Dinanti Umat Muslim Sedunia

Bekasi – 1miliarsantri.net : Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan salah satu perayaan paling bersejarah dalam agama Islam. Maulid Nabi, atau dalam bahasa Arab disebut Milad, berarti “hari lahir”, yang berarti peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Sebagai salah satu momen paling dinanti umat muslim sedunia, Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan salah satu tradisi penting dalam Islam. Di mana umat muslim merayakan kelahiran Nabi Muhammad ke dunia sebagai rahmat bagi seluruh alam semesta. Maulid Nabi bukan hanya sekadar peringatan sejarah, tetapi juga sebuah momen untuk meningkatkan rasa cinta dan penghargaan terhadap Nabi serta mendalami ajaran-ajarannya yang luhur. Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW juga memiliki makna spiritual dalam kehidupan umat Islam, diantaranya sebagai bentuk merefleksikan ajaran-ajaran Nabi, kebijaksanaan dan teladan hidupnya. Peringatan ini juga menjadi momen untuk mendalamkan rasa cinta dan kasih sayang kepada Rasulullah sebagai utusan Allah. Sejarah Peringatan Maulid Nabi Tradisi peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pertama kali dilakukan oleh seorang penguasa Muslim bernama Muzhaffaruddin Al-Kaukabri pada awal abad ke-7 Hijriyah. Ia adalah Raja Irbil, yang wilayahnya kini merupakan bagian dari Irak. Persiapan untuk peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini dilakukan dengan sangat meriah dan penuh dedikasi. Sejak tiga hari sebelum hari peringatan, ribuan kambing dan unta disembelih untuk hidangan para hadirin yang akan menghadiri perayaan tersebut. Para ulama, mulai dari zaman Sultan Al-Muzhaffar dan seterusnya hingga saat ini, menganggap peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sebagai suatu hal yang baik dan bermakna serta melihatnya sebagai momen penting untuk memahami, merenungkan serta meningkatkan rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW. Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Indonesia Peringatan Maulid Nabi di Indonesia diwarnai dengan berbagai kegiatan oleh berbagai kalangan Masyarakat. Beberapa cara perayaan melibatkan pembacaan puisi-puisi pujian kepada Nabi, ceramah agama, serta pawai atau karnaval yang menggambarkan kehidupan dan ajaran Nabi Muhammad. Namun, dalam semua variasinya, esensi dari peringatan ini tetap sama yaitu untuk merayakan kehadiran Nabi Muhammad SAW di dunia, merenungkan ajarannya, dan memperkuat rasa persaudaraan di antara umat Muslim. Peringatan Maulid Nabi menurut tradisi Sunni jatuh pada tanggal 12 Rabiulawal dalam penanggalan Hijriyah. Sedangkan menurut tradisi Syiah, peringatan ini jatuh pada tanggal 17 Rabiulawal. Sementara itu pada tahun 2025, Maulid Nabi yang merupakan Hari lahir Nabi besar Muhammad SAW, akan jatuh pada bulan September tepatnya pada tanggal 5 September 2025. Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah kesempatan bagi umat Islam untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, mengenang ajaran Nabi Muhammad SAW, serta meningkatkan semangat kebersamaan dan kepedulian terhadap sesama. Ada banyak kegiatan yang dapat dilakukan untuk memperingati Maulid Nabi. Kegiatan-kegiatan tersebut bertujuan agar umat Islam dapat lebih memahami dan mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah 10 contoh kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang dapat dijadikan referensi Maulid Nabi Muhammad 12 Rabiul Awal tahun 2025: 1. Majelis Dzikir dan Sholawat Bersama Salah satu kegiatan utama dalam  peringatan Maulid adalah mengadakan majelis dzikir dan sholawat bersama. Dalam kegiatan ini, umat berkumpul untuk bersama-sama mengingat dan memuji Nabi Muhammad SAW melalui dzikir dan sholawat. 2. Tausyiah dan Ceramah Agama Kegiatan tausyiah dan ceramah agama diadakan untuk memberikan pemahaman lebih dalam tentang kehidupan, ajaran, dan akhlak mulia Nabi Muhammad SAW. Ustadz atau ulama akan memberikan pengajaran dan penjelasan yang mendalam tentang betapa agungnya sosok Nabi Muhammad SAW. 3. Pentas Seni Islami Pentas seni Islami menjadi cara kreatif untuk merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW. Para peserta dapat menampilkan seni seperti drama, tari, musik, atau puisi yang mengangkat tema tentang kehidupan dan ajaran Nabi Muhammad SAW. 4. Lomba-lomba Islami Lomba-lomba Islami seperti lomba adzan, lomba tilawah Al-Quran, dan lomba ceramah keagamaan sering diadakan untuk menguji pengetahuan agama dan ketrampilan umat terkait Islam. Ini juga menjadi ajang meningkatkan semangat berkompetisi dengan sehat. 5. Pawai Ta’aruf Pawai ta’aruf adalah kegiatan di mana umat Islam berjalan bersama membawa spanduk atau tanda yang memperkenalkan diri dan kelompok mereka. Pawai ini diisi dengan dzikir, sholawat, dan semangat kebersamaan dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. 6. Kajian Islam dan Diskusi Keagamaan Kajian Islam dan diskusi keagamaan menjadi kegiatan yang memungkinkan para peserta untuk membahas topik-topik keagamaan terkini, isu-isu sosial, dan hal-hal yang terkait dengan ajaran Nabi Muhammad SAW. 7. Bakti Sosial dan Kemanusiaan Dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, umat juga sering mengadakan kegiatan bakti sosial, seperti mengunjungi panti asuhan, memberikan bantuan makanan kepada yang membutuhkan, atau mengadakan pengobatan gratis sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama. 8. Kegiatan Khusus Anak-anak Kegiatan khusus untuk anak-anak juga sering diadakan dalam peringatan Maulid. Ini bisa berupa ceramah khusus, pentas seni anak, lomba mewarnai, atau kegiatan edukatif lain yang disesuaikan dengan pemahaman anak-anak tentang kehidupan Nabi Muhammad SAW. 9. Doa Bersama dan Zikir Tidak ketinggalan, umat Islam juga melakukan doa bersama dan zikir untuk memohon keberkahan, keselamatan, dan kebahagiaan bagi seluruh umat manusia serta meneladani ajaran Nabi Muhammad SAW. 10. Pameran dan Bazar Islami Pameran dan bazar Islami adalah kegiatan di mana umat dapat memamerkan dan menjual produk-produk Islami, seperti buku-buku keagamaan, pakaian muslim, makanan halal, dan berbagai barang-barang lain yang berkaitan dengan Islam. (*) Sumber: Berbagai sumber Penulis: Gita Rianti D Pratiwi Foto Ilustrasi AI Editor : Toto Budiman dan Iffah Fariddatul Hasanah

Read More

Mitos dan Doa Tolak Bala di Bulan Safar, Amalan untuk Melindungi Diri

Malang – 1miliarsantri.net : Dalam kalender Hijriah, bulan Safar sering mendapat perhatian khusus dari sebagian umat Islam di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Safar bulan kedua setelah Muharam, sering dikaitkan dengan berbagai mitos, khususnya tentang datangnya bala atau kesialan. Keyakinan ini diwariskan turun-temurun, meski tidak semuanya memiliki dasar yang kuat dalam ajaran Islam. Di sisi lain, tradisi masyarakat yang berkembang justru melahirkan beragam praktik keagamaan, seperti doa tolak bala, shalat sunnah, hingga sedekah bersama. Praktik ini menjadi bagian dari khazanah Islam Nusantara, yang menarik untuk ditelusuri makna historis maupun religiusnya. Dalam sebagian tradisi, bulan Safar dianggap sebagai waktu turunnya berbagai musibah, penyakit, atau peristiwa buruk. Pada hari tertentu di bulan safar, ada anggapan bahwa bala diturunkan ke muka bumi, sehingga masyarakat melakukan berbagai ritual doa dan sedekah untuk menangkalnya. Doa Tolak Bala di Bulan Safar, untuk menjaga keselamatan dan kesejahteraan Meski anggapan tentang kesialan bulan Safar ditolak, tradisi membaca doa tolak bala tetap hidup dalam masyarakat. Bagi sebagian umat, doa bukan sekadar ritual simbolis, melainkan bentuk permohonan perlindungan kepada Allah SWT dari segala keburukan yang mungkin menimpa. Nah, berikut ini beberapa doa yang sering dibaca pada bulan Safar antara lain: 1. Doa Nabi Muhammad SAW: “Allahumma inni a’udzu bika min al-barashi, wal-jununi, wal-judzami, wa sayyi’il-asqam.” (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari penyakit belang, gila, kusta, dan segala penyakit buruk lainnya). 2. Doa Selamat dan Tolak Bala: “Bismillahil ladzi la yadurru ma’asmihi syai’un fil-ardhi wa la fis-sama’i wa huwa sami’ul alim.” (Dengan nama Allah yang bersama nama-Nya tidak ada sesuatu pun yang membahayakan di bumi dan di langit, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui). Selain berdoa, sebagian masyarakat juga melakukan shalat sunnah empat rakaat di hari rabu terakhir bulan safar dengan niat memohon keselamatan. Tak hanya itu, ada pula tradisi sedekah bersama hingga membaca surat Yasin tiga kali dengan doa khusus. Doa pertama, yaitu memohon panjang umur, kedua memohon dijauhkan dari musibah, ketiga memohon kecukupan rezeki. Antara Mitos dan Spiritualitas di Bulan Safar Kepercayaan terhadap mitos di bulan Safar sering kali dipandang sebagai bentuk sinkretisme antara budaya lokal dan ajaran Islam. Beberapa ulama tradisional bahkan menilai bahwa meski secara teologis mitos tersebut memang tidak berdasar, ritual doa dan sedekah yang tumbuh darinya justru dapat memperkuat spiritualitas dan solidaritas sosial. Ulama seperti Ibnu Rajab al-Hanbali secara jelas menolak keyakinan bahwa bulan Safar memiliki nasib buruk khusus. Dalam karya beliau Lathā’iful Maʿārif, Ia menegaskan bahwa bulan Safar tidak berbeda dengan bulan lainnya, kesialan maupun kebaikan bisa terjadi kapan pun, tanpa tergantung bulan tertentu. Pandangan ini selaras dengan hadis Nabi saw.:“Tidak ada penyakit menular (secara mutlak), tidak ada kepercayaan buruk pada bulan Safar.” (HR. Bukhari dan Muslim) . Lembaga seperti MUI secara tegas menyatakan bahwa keyakinan semacam itu perlu diluruskan. Mereka menegaskan bahwa tidak ada dalil syar’i yang melarang menikah atau memulai usaha pada bulan Safar karena dianggap sial. Ulama kontemporer seperti Syaikh Shalih al-Fauzan juga menyatakan bahwa menganggap bulan Safar membawa musibah adalah bentuk syirik kecil dan merusak akidah. Di sisi lain, dalam tradisi Islam Nusantara, muncul pemaknaan yang lebih fleksibel: mitos tersebut memang tidak diakui secara tekstual, tetapi praktik doa, sedekah, dan ikhtiar spiritual tetap dianggap sebagai ekspresi nilai spiritual dan sosial masyarakat Islam Nusantara. Di banyak daerah Indonesia, doa tolak bala di bulan Safar biasanya dilakukan secara berjamaah di masjid atau mushala. Warga berkumpul membaca doa, tahlil, atau manaqib, lalu menutupnya dengan makan bersama. Di Aceh, terdapat tradisi kenduri tolak bala, yakni makan bersama setelah membaca doa di bulan Safar. Di Jawa, dikenal tradisi slametan Rabu Wekasan, yang diisi dengan pembacaan doa keselamatan. Sedangkan di Madura, masyarakat biasa menggelar acara serupa di rumah-rumah dengan menghadirkan tetangga sekitar. Tradisi ini menunjukkan bagaimana doa dan kebersamaan dipandang sebagai cara menangkal mara bahaya. Meski berakar pada mitos, praktik tersebut tetap memberikan nilai sosial, yakni mempererat persaudaraan dan kepedulian antarwarga. Pada akhirnya, bulan Safar tidak bisa dipandang semata sebagai bulan penuh kesialan. Bagi umat Islam, setiap bulan adalah sama-sama ciptaan Allah dan memiliki potensi keberkahan. Yang lebih penting adalah bagaimana menjadikan momentum ini sebagai pengingat untuk memperbanyak doa, memperkuat ikatan sosial, dan meningkatkan kualitas ibadah. Dengan demikian, doa tolak bala di bulan Safar dapat dipahami bukan karena mitosnya, tetapi sebagai ekspresi keimanan dan kebersamaan umat. Penulis : Ramadani Wahyu Foto Ilustrasi Editor : Iffah Faridatul Hasanah

Read More

Rabu Wekasan: Hari Sial atau Tradisi Islam Nusantara?

Malang – 1miliarsantri.net : Bagi sebagian masyarakat Muslim di Jawa, kedatangan Rabu terakhir di bulan Safar kerap menimbulkan rasa was-was. Hari itu dikenal dengan sebutan Rabu Wekasan, yang dalam keyakinan sebagian orang diyakini sebagai hari turunnya berbagai musibah. Namun, di sisi lain, ada pula yang melihatnya sebagai bagian dari kekayaan tradisi Islam Nusantara yang sarat makna spiritual. Benarkah Rabu Wekasan adalah hari sial, atau sekadar tradisi kultural yang dibalut ajaran Islam? mari kita kupas bersama. Istilah Wekasan berasal dari bahasa Jawa, berarti “penghabisan” atau “terakhir”. Rabu Wekasan merujuk pada Rabu terakhir bulan Safar dalam kalender Hijriah. Beberapa teks Arab klasik menyinggung bahwa Safar kerap dikaitkan dengan masa ujian, perjalanan, atau penyakit. Dalam kitab al-Azkar karya Imam Nawawi, disebutkan bahwa sebagian masyarakat Arab pra-Islam meyakini Safar sebagai bulan sial karena diyakini banyak musibah terjadi. Mereka menghindari bepergian, menikah, bahkan memulai usaha di bulan tersebut. Kepercayaan ini berasal dari tradisi jahiliah. Namun, ditegaskan oleh Nabi Muhammad SAW bahwa hal itu keliru. Dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah bersabda: “Tidak ada thiyarah (takhayul buruk), tidak ada adwa (penularan tanpa izin Allah), tidak ada haamah (burung pertanda maut), dan tidak ada Safar.” (HR. Bukhari dan Muslim). Meski demikian, secara historis bulan Safar tercatat sebagai bulan yang cukup rawan. Misalnya, beberapa perang besar dalam sejarah Islam seperti Perang Bi’r Ma’unah (4 H) dan Perang Khandaq (5 H) terjadi pada bulan Safar. Beberapa sumber klasik seperti Tarikh at-Tabari dan Sirah Ibnu Ishaq mencatat bahwa perjalanan-perjalanan militer Nabi dan para sahabat banyak dilakukan di bulan ini, sehingga masyarakat kala itu mengasosiasikan Safar sebagai bulan “bergeraknya bala tentara” atau “masa ujian”. Di sisi lain, dalam literatur sufi dan tasawuf, bulan Safar dipahami secara simbolis sebagai periode “pembongkaran” atau pembersihan jiwa dari sifat buruk. Beberapa tarekat menyebut Safar sebagai momentum untuk muhasabah dan memperbanyak zikir tolak bala. Tradisi ini berkembang pesat di kawasan Asia Selatan dan kemudian ikut memengaruhi budaya Islam di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Dengan latar belakang historis dan kultural seperti ini, tak heran jika masyarakat Muslim Jawa kemudian mengembangkan interpretasi lokal terhadap bulan Safar. Mereka memadukan nilai-nilai Islam dengan budaya lokal, dan menjadikan Rabu terakhir bulan ini (Rabu Wekasan) sebagai waktu yang penting untuk berdoa, sedekah, dan memohon perlindungan dari segala bala. Rabu wekasan, Antara Keyakinan dan Kekhawatiran Sebagian masyarakat meyakini Rabu Wekasan sebagai hari yang penuh risiko. Pandangan ini biasanya didasarkan pada cerita turun-temurun yakni musibah besar kerap datang di bulan Safar. Karena itu, doa bersama, sedekah, dan pembacaan surat Yasin atau shalawat dilakukan sebagai bentuk ikhtiar menolak bala. Di sejumlah daerah Jawa Timur, Jawa Tengah, hingga Madura, Rabu Wekasan dirayakan layaknya perayaan kecil, masyarakat berkumpul di masjid atau mushala, membaca doa khusus, lalu menutupnya dengan makan bersama. Praktik ini memperlihatkan bagaimana tradisi keagamaan bertransformasi menjadi medium sosial yang memperkuat solidaritas warga. Rabu Wekasan dalam Perspektif Islam Nusantara Islam Nusantara dikenal lentur dalam merangkul budaya lokal. Doa-doa dan amalan Rabu Wekasan dapat dilihat sebagai bentuk lokalitas yang diberi ruh keislaman. Tradisi ini mungkin tidak ditemukan di tanah Arab, tetapi tumbuh subur di Jawa, Madura, dan sebagian Sumatera, selaras dengan semangat dakwah Wali Songo yang memadukan Islam dengan kearifan lokal. Berikut ini tradisi Islam Nusantara saat Rabu Wekasan tiba. 1. Shalat Sunah Tolak BalaSalah satu amalan yang umum dilakukan saat Rebo Wekasan adalah melaksanakan shalat sunah dua rakaat yang diniatkan untuk memohon perlindungan dari bala. Di beberapa tempat, seperti Banten dan Cirebon, shalat ini biasanya dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 06.00–07.00. Lalu, jamaah akan duduk bersama untuk makan bareng atau membawa bekal dari rumah masing-masing. 2. Pembagian Air KembangDi wilayah seperti Serang, Rebo Wekasan juga diwarnai dengan ritual pembagian air kembang. Air ini merupakan campuran air biasa dengan bunga-bunga tertentu, seperti melati atau kenanga, yang telah didoakan sebelumnya oleh tokoh agama atau sesepuh kampung. Kadang-kadang air ini juga dilengkapi dengan secarik kertas berisi rajah (tulisan Arab) yang dipercaya membawa perlindungan. Masyarakat biasanya menyimpan air ini di rumah, atau digunakan untuk mandi, sebagai simbol penolak bala. 3. Haul dan Wisata ReligiDi beberapa daerah seperti Tegal, Rebo Wekasan juga menjadi momentum untuk melaksanakan haul atau peringatan wafat tokoh-tokoh agama. Misalnya, di Bukit Sitanjung, warga mengunjungi makam Mbah Panggung, ulama yang dianggap berjasa dalam penyebaran Islam. Kegiatan ini kerap diiringi hiburan rakyat dan ziarah massal, sehingga selain sebagai bentuk penghormatan, juga menjadi bagian dari wisata religi tahunan yang memperkuat tradisi Islam lokal. 4. Tirakatan dan Doa BersamaDi Gresik dan beberapa wilayah Jawa Timur, masyarakat menyambut Rebo Wekasan dengan tirakatan, yakni malam renungan dan doa bersama. Kegiatan ini dilakukan di rumah-rumah, langgar, atau masjid dengan mengisi malam dengan dzikir, tahlilan, dan pembacaan doa keselamatan. 5. Kirab Air SalamunTradisi khas juga dapat ditemukan di Desa Jepang, Kecamatan Mejobo, Kudus. Setiap tahun pada malam Rebo Wekasan, warga menggelar Kirab Air Salamun. Air Salamun adalah air suci yang diambil dari sumur peninggalan seorang wali. Dalam kirab ini, air dibawa dalam prosesi arak-arakan yang diikuti oleh masyarakat sambil memanjatkan doa keselamatan. Kirab ini juga dilengkapi dengan gunungan hasil bumi dan pertunjukan budaya, mencerminkan semangat gotong royong dan kearifan lokal. 6. Pembagian Air SalamunSetelah prosesi kirab, air Salamun akan dibagikan kepada masyarakat yang hadir. Banyak warga yang membawanya pulang untuk disimpan atau diminum, karena air ini diyakini membawa keberkahan dan dapat digunakan untuk pengobatan. Kepercayaan ini telah mengakar sejak lama dan menjadi bagian penting dari identitas spiritual masyarakat setempat. Tak hanya ritual keagamaan, kegiatan ini juga mempererat hubungan sosial antarwarga, karena diselenggarakan secara gotong-royong. Penulis : Ramadani Wahyu Foto Ilustrasi Editor : Iffah Faridatul Hasanah

Read More

Perempuan Wajib Waspadai 4 Jenis Nyeri Haid Demi Kesehatan Reproduksi

Jakarta – 1miliarsantri.net: Setiap perempuan pasti pernah atau sering merasakan nyeri haid. Terkadang nyeri haid atau dismenore sering dianggap sebagai “penderitaan” bulanan yang wajar bagi perempuan. Kram perut, pegal di punggung, hingga suasana hati yang kurang baik seolah menjadi paket lengkap yang harus diterima. Sahabat perempuan 1miliarsantri.net jangan meremehkan dan memandang semua nyeri haid itu sama ya!. Ada batas tipis antara nyeri normal dan nyeri yang merupakan sinyal bahaya dari tubuh. Nyeri Haid Normal “Dismenore Primer”​Jenis nyeri haid ini adalah nyeri haid normal (dismenore primer) biasanya muncul 1-2 hari sebelum menstruasi dan mereda setelah 2-3 hari pertama. Nyeri ini disebabkan oleh kontraksi rahim untuk meluruhkan lapisannya. Nyeri Haid Tak Tertahankan Diseratai Gejala Lain “Dismenore Sekunder”Namun, jika nyeri yang Anda rasakan terasa tak tertahankan, semakin memburuk dari waktu ke waktu, atau disertai gejala lain yang tidak biasa, ini bisa menjadi tanda dismenore sekunder. Jenis nyeri ini disebabkan oleh adanya masalah medis pada organ reproduksi. Buat kaum hawa, mengenali perbedaan nyeri haid adalah langkah pertama untuk melindungi aset terpenting : kesehatan reproduksi. Jangan abaikan sinyal tubuh kamu. 4 Jenis Nyeri Haid Yang Wajib Diwaspadai Hati-hati ya, nyeri haid itu tidak selalu normal. Jika kamu sering merasa sakit luar biasa saat haid, bisa jadi itu pertanda masalah besar. 1.Nyeri Haid yang Menjalar ke Punggung & Kaki: Waspadai gejala Endometriosis Nyeri haid jenis ini ditandai dengan rasa nyeri yang menjalar dari perut bawah ke punggung dan paha bagian belakang bisa jadi gejala endometriosis. Biasanya disertai haid yang deras nyeri saat berhubungan intim dan kadang susah hamil. 2.Nyeri Haid Disertai Diare atau Sembelit: patut waspada bisa jadi ini Endometriosis Usus Jika saat haid kamu merasa mulas berlebihan, diare bahkan sulit BAB, bisa jadi jaringan endometrium tumbuh di saluran pencernaan. 3.Nyeri Haid yang Tak Kunjung Hilang Meski Minum Obat: Waspadai Adenomiosis atau Kista Ovarium. Jika mengalami nyeri haid jenis ini, meskipun sudah minum obat nyeri atau pereda nyeri, apalagi jika perut bagian bawah terasa berat atau penuh, sebaiknya segera periksa ke dokter. 4.Nyeri Haid + Keputihan Abnormal & Haid Tidak Teratur: Waspadai Infeksi atau Mioma Kalau nyeri haid disertai keputihan berbau, gatal, atau haid tidak teratur, bisa jadi ada infeksi panggul atau mioma uteri (tumor jinak rahim). Jangan Anggap Remeh, Dengarkan Tubuh Anda ​Tubuh Anda sangat cerdas dalam memberikan sinyal ketika ada sesuatu yang tidak beres. Nyeri adalah salah satu sinyal paling jelas. Mengabaikan nyeri haid yang abnormal sama saja dengan mengabaikan potensi masalah kesehatan serius yang dapat berdampak jangka panjang pada kesuburan dan kualitas hidup Anda. ​Jika Anda mengalami salah satu dari empat jenis nyeri yang disebutkan di atas, jangan ragu dan jangan menunda. Segera konsultasikan dengan dokter spesialis kandungan (obgyn). Mendiamkan masalah tidak akan membuatnya hilang. Dengan pemeriksaan yang tepat, Anda bisa mendapatkan diagnosis yang akurat dan penanganan yang dibutuhkan untuk kembali sehat. Hubungi pusat layanan kesehatan terdekat untuk langkah pencegahan, konsultasikan dengan tenaga kesehatan yang kompeten dan tidak perlu malu. Menjaga kesehatan reproduksi adalah investasi terbaik untuk masa depanmu.** Penulis : Thamrin Humris Editor : Thamrin Humris Foto ilustrasi

Read More

Dari Udara Menjadi Kehidupan: Ma Hawa, Inovasi Air Bersih, dan Inspirasi bagi Santri

Surabaya – 1miliarsantri.net: Di tengah padang pasir yang tandus, ketika air adalah barang langka yang lebih mahal dari emas, lahirlah sebuah terobosan bernama Ma Hawa. Bukan dari sumur, bukan dari laut, melainkan dari udara—sebuah teknologi yang berhasil memanen kelembapan atmosfer untuk menghasilkan air minum murni. Bagi masyarakat Teluk, konsep ini awalnya terdengar seperti kisah fiksi ilmiah. Namun, berkat visi dan kerja keras para insinyur di Abu Dhabi, air dari udara kini menjadi kenyataan—sekaligus menjawab krisis air bersih yang menghantui kawasan gurun. Botol yang Menyimpan Cerita Sains Sekilas, kemasan Ma Hawa tampak sederhana: botol kaca berukuran 250 ml hingga 750 ml. Namun di baliknya, tersimpan perjalanan panjang sains dan teknologi. Udara ditarik masuk, disaring melalui nano-keramik, diubah menjadi uap, dikondensasikan, lalu dimurnikan dengan filtrasi karbon. Setelah itu, disterilisasi menggunakan cahaya UV dan diperkaya dengan mineral esensial. Hasilnya adalah air dengan pH seimbang, bebas natrium, tanpa mikroba, dan diklaim lebih murni daripada air pegunungan. Jawaban atas Krisis Air Global Air bersih adalah isu abadi di kawasan Teluk. Desalinasi memang memberi solusi, tetapi membutuhkan energi besar dan menghasilkan limbah yang merusak ekosistem laut. Di sinilah Ma Hawa tampil sebagai alternatif: air dari udara—sumber daya yang selalu ada, kapanpun dan di manapun. Setiap liter yang dihasilkan berarti mengurangi ketergantungan pada air tanah yang langka dan desalinasi yang mahal. Teknologi ini bukan hanya bisnis, tetapi juga ikhtiar menyelamatkan masa depan. Dari Rumah, Komunitas, hingga Kemanusiaan Keunggulan Ma Hawa tidak berhenti di botol. Mereka menghadirkan berbagai perangkat, dari GENNY untuk rumah tangga yang bisa menghasilkan 30 liter per hari, hingga GEN-L berskala industri yang memproduksi ribuan liter. Bahkan tersedia MOBILE BOX, unit portabel yang bisa dipasang di kendaraan—sebuah solusi praktis di tengah perjalanan gurun. Tak hanya untuk pasar premium, teknologi ini juga dibawa ke daerah pengungsian dan wilayah terdampak bencana melalui kerja sama dengan lembaga kemanusiaan. Dengan satu mesin, sebuah komunitas terpencil bisa memiliki akses air bersih tanpa harus menempuh perjalanan berjam-jam. Menjaga Bumi, Menyelamatkan Kehidupan Ma Hawa tidak hanya memproduksi air, tetapi juga menghadirkan paradigma baru: teknologi berkelanjutan. Energi terbarukan, botol kaca yang bisa dipakai ulang, hingga distribusi yang lebih sederhana—semuanya dirancang untuk memangkas jejak karbon sekaligus mengurangi sampah plastik. Meski belum menjadi solusi total, teknologi atmospheric water generation (AWG) ini adalah tambahan penting dalam portofolio solusi air global. Bagi sebagian orang, Ma Hawa adalah simbol kemewahan baru. Namun lebih dari itu, ia adalah laboratorium berjalan yang menunjukkan bahwa sains dapat mengubah udara menjadi kehidupan. Pelajaran Bagi Santri: Inovasi sebagai Jalan Pengabdian Dari kisah Ma Hawa, santri dapat belajar bahwa inovasi teknologi bukan sekadar alat duniawi, tetapi juga wasilah ibadah dan pengabdian kepada umat. Di tengah krisis global—baik air, pangan, energi, maupun lingkungan—santri memiliki peluang besar untuk berkontribusi. Beberapa inspirasi yang bisa diangkat dan dikembangkan di pesantren: 1.Teknologi Ramah Lingkungan, Santri bisa meneliti dan mengembangkan alat sederhana berbasis energi terbarukan untuk kebutuhan masyarakat pesantren maupun desa. 2.Riset Kecil untuk Dampak Besar Tak harus besar—mulai dari inovasi penyaringan air sederhana, pengolahan sampah organik di pesantren, hingga teknologi tepat guna untuk pertanian umat. 3.Membangun Ekonomi Kreatif Pesantren Dengan memanfaatkan e-commerce dan media sosial, santri bisa mengembangkan produk halal—mulai dari kuliner, fesyen muslim, hingga karya seni Islami—yang memberdayakan masyarakat sekitar pesantren. 4.Pengembangan Media Dakwah Interaktif Santri dapat merancang podcast, animasi, atau aplikasi pembelajaran Al-Qur’an yang interaktif, sehingga dakwah tidak hanya bersifat satu arah, tetapi juga partisipatif dan menyenangkan. 5.Pelopor Literasi Data dan Informasi Di era banjir informasi, santri bisa menjadi penjaga filter kebenaran, melawan hoaks dengan riset sederhana, lalu menyajikannya dalam bentuk artikel, infografik, atau video edukasi. 6.Konsultan Etika Digital Santri bisa berperan dalam memberi panduan adab bermedia sosial—bagaimana mengunggah, berkomentar, hingga mengonsumsi konten—dengan dasar nilai-nilai akhlak karimah. 7.Santripreneur Teknologi: Wirausaha yang Membumikan Nilai Qur’ani Santri bisa merintis startup teknologi—dari fintech syariah, aplikasi kesehatan umat, hingga agrotech halal—sebagai bentuk dakwah bil-hal. 8.Santri dan Krisis Energi Dunia: Inovasi Hijau dari Pesantren Mengangkat gagasan pesantren sebagai pusat penelitian energi terbarukan berbasis wakaf, dengan kontribusi santri dalam riset biogas, panel surya, hingga micro-hydro. 9.Internet of Things (IoT) ala Pesantren Menggagas penerapan teknologi Internet of Things (IoT) di lingkungan pesantren dan masyarakat sekitar, melalui konsep Smart Pesantren, Smart Masjid, dan Smart Farming. 10. Pesantren dan Startup Pendidikan: Menyatukan Kitab Kuning dan Kelas Virtual Menggagas bagaimana santri bisa membangun edtech Islami yang menggabungkan pembelajaran kitab klasik dengan teknologi virtual classroom. Khatimah Bagi santri, ini adalah cermin bahwa inovasi adalah bagian dari jihad intelektual: menghadirkan solusi, bukan hanya bagi diri sendiri, tapi juga untuk umat dan kemanusiaan. Seperti seteguk Ma Hawa yang segar dari udara, semoga dari pesantren lahir karya yang memberi kehidupan bagi dunia. Penulis : Abdullah al-Mustofa Editor : Thamrin Humris Sumber : MA HAWA Foto tangkapan layar : MA HAWA

Read More