Sumber: Rencanamu.id

Wajib Tahu Perguruan Tinggi Bukanlah Pabrik: Menjaga Amanah Pendidikan dan Akhlak Generasi Emas

1miliarsantri.net: Perguruan tinggi negeri (PTN) di Indonesia kini tengah menghadapi kritik serius. Salah satu isu utama adalah kecenderungan kampus besar untuk merekrut mahasiswa baru dalam jumlah yang semakin banyak, seolah-olah perguruan tinggi adalah pabrik yang berorientasi pada kuantitas produksi. Padahal, esensi perguruan tinggi bukan sekadar mencetak lulusan massal, melainkan mendidik manusia paripurna yang berilmu, berakhlak, dan siap memimpin bangsa.

Read More

Membangun Ekosistem Gerakan Anak Muda Antikorupsi : Bootcamp Antikorupsi Nasional Sintesis KPK RI 2025

Jakarta – 1miliarsantri.net: Gerakan antikorupsi di Indonesia membutuhkan ekosistem yang kuat dan berkelanjutan. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI melalui Bootcamp Antikorupsi Nasional Sintesis 2025 menghadirkan ruang pembelajaran, kolaborasi, dan inovasi bagi generasi muda untuk memperkuat integritas bangsa. Program ini dirancang untuk menanamkan nilai kejujuran, transparansi, dan kepemimpinan etis sejak dini, sehingga anak muda dapat menjadi agen perubahan di lingkungannya masing-masing. Bootcamp Antikorupsi Nasional Sintesis KPK RI 2025 tidak hanya berfokus pada edukasi, tetapi juga pada praktik nyata melalui simulasi, diskusi interaktif, hingga pengembangan proyek berbasis komunitas. Anak muda dari berbagai daerah akan dibekali keterampilan dalam membangun jejaring antikorupsi, memperkuat advokasi publik, serta mengembangkan inovasi sosial berbasis integritas. Hal ini sejalan dengan visi KPK untuk membentuk masyarakat yang sadar hukum, bebas dari budaya koruptif, dan aktif menjaga tata kelola yang bersih. Dengan adanya bootcamp ini, KPK RI menegaskan pentingnya peran generasi muda dalam membangun masa depan Indonesia yang lebih transparan dan akuntabel. Kolaborasi lintas sektor, partisipasi aktif anak muda, serta dukungan ekosistem antikorupsi yang sehat menjadi kunci dalam menciptakan Indonesia yang berintegritas. Bootcamp Antikorupsi Nasional Sintesis 2025 diharapkan menjadi titik tolak lahirnya gelombang gerakan anak muda antikorupsi yang berkelanjutan dan berdampak nyata bagi bangsa. Membangun Ekosistem Gerakan Anak Muda Antikorupsi Korupsi merupakan salah satu hambatan terbesar bagi kemajuan bangsa. Dampaknya tidak hanya menghambat pertumbuhan ekonomi, tetapi juga merusak kepercayaan masyarakat terhadap institusi negara. Jika dibiarkan, korupsi akan melahirkan ketidakadilan sosial, memperlebar kesenjangan, serta menggerogoti moralitas bangsa. Karena itu, upaya pemberantasan korupsi bukan sekadar tugas aparat penegak hukum, tetapi juga tanggung jawab seluruh elemen bangsa. Dalam konteks ini, keterlibatan generasi muda menjadi sangat penting. Pemuda memiliki energi, kreativitas, idealisme, serta keberanian untuk menghadirkan perubahan. Mereka bukan hanya penerus bangsa, tetapi juga motor penggerak transformasi sosial. Dengan membangun kesadaran sejak dini, generasi muda dapat menjadi garda terdepan dalam menumbuhkan budaya antikorupsi di tengah masyarakat. Salah satu inisiatif strategis yang mendorong hal tersebut adalah Bootcamp Antikorupsi Nasional Sintesis 2025 (Sinergi Integritas Muda Indonesia). Kegiatan ini diselenggarakan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI bekerja sama dengan mitra strategis, termasuk GIZ, melalui format hybrid—online dan offline pada tanggal 07 Agustus – 12 September 2025. Tujuan utamanya adalah mencetak agen-agen muda antikorupsi yang memiliki komitmen, kapasitas, dan jejaring untuk berkontribusi nyata. Animo Masyarakat Terhadap Gerakan Anti Korupsi Animo masyarakat khususnya generasi muda usia 17-30 tahun terhadap program ini sangat tinggi Syarat keikutsertaan pun menekankan pentingnya integritas: peserta harus sehat secara fisik dan mental, aktif dalam kegiatan sosial, serta tidak pernah terlibat tindak pidana. Hal ini menegaskan bahwa menjadi pejuang antikorupsi memerlukan karakter yang kuat, bukan sekadar slogan. Tercatat sebanyak 2.227 anak muda dari seluruh Indonesia mendaftar, tetapi hanya 51 peserta terpilih dari 21 provinsi yang lolos seleksi ketat. Angka ini menunjukkan dua hal sekaligus: besarnya kepedulian generasi muda terhadap isu korupsi, sekaligus tingginya standar integritas yang harus dipenuhi untuk menjadi bagian dari gerakan ini. Bootcamp Sintesis 2025 didesain untuk membangun ekosistem gerakan antikorupsi berbasis milenial dan gen z melalui tiga pendekatan utama. Pertama, Penguatan Kapasitas Individu, yaitu membekali peserta dengan nilai-nilai integritas, wawasan kebangsaan, serta keterampilan advokasi. Kedua, Penciptaan Jejaring Kolaboratif, yang menghubungkan pemuda dengan komunitas, media, akademisi, NGO, serta berbagai pemangku kepentingan. Kolaborasi lintas sektor ini penting agar gerakan antikorupsi tidak berjalan sendiri-sendiri, tetapi saling menguatkan. Ketiga, Implementasi Aksi Nyata, yaitu mendorong peserta melaksanakan proyek dan inisiatif lokal di komunitas masing-masing. Dengan strategi tersebut, bootcamp ini tidak berhenti pada kegiatan seremonial, melainkan menjadi pintu masuk lahirnya gerakan berkelanjutan. Peserta diharapkan mampu menjadi role model yang membawa semangat integritas ke lingkungannya—baik di kampus, tempat kerja, organisasi masyarakat, maupun ruang-ruang publik lainnya. Dampak Bootcamp Antikorupsi Nasional Sintesis KPK RI 2025 Dampak yang diharapkan bukan hanya lahirnya individu berintegritas, tetapi juga terbentuknya kesadaran kolektif di kalangan anak muda. Kesadaran ini menjadi pondasi penting dalam membangun Indonesia yang bersih dan transparan. Korupsi hanya bisa dilawan jika ada sinergi antara individu, komunitas, dan tokoh bangsa. Karena itu, keterlibatan aktif pemuda menjadi salah satu kunci menuju transformasi bangsa. Pada akhirnya, Bootcamp Antikorupsi Nasional Sintesis 2025 tidak hanya memberikan pelatihan, tetapi juga meneguhkan pesan moral: bahwa perjuangan melawan korupsi adalah perjuangan panjang yang memerlukan keberanian, komitmen, dan kerja sama. Jika generasi muda mampu menanamkan nilai integritas sejak dini, maka masa depan Indonesia akan dibangun di atas fondasi keadilan dan kepedulian. Dengan keterlibatan seluruh tokoh bangsa, ditambah semangat pemuda yang berdaya, cita-cita Indonesia yang bersih, adil, dan berkeadilan bukanlah mimpi jauh. Inisiatif seperti Bootcamp Sintesis 2025 menjadi bukti bahwa perubahan dimulai dari langkah kecil, namun dampaknya dapat mengalir luas ke seluruh penjuru negeri. Masa depan bangsa Indonesia ada di tangan generasi muda yang berani berkata “Berantas Korupsi Kita Bisa” dan konsisten menjadikannya bagian dari gaya hidup serta budaya bangsa menuju Indonesia Emas 2045.** Penulis : Tubagus Saef Nurullah, S.H.,M.M. Profesional muda dengan latar belakang Hukum Ekonomi Syariah dan Manajemen. Foto Istimewa Editor : Thamrin Humris

Read More

Bahasa Politik: ‘Memaki dan Memuji sebagai Deskripsi Politik’ dalam Debat Rocky Gerung dan Mahasiswa S2 Hukum UGM

Memaki Dan Memuji Bukan Sekadar Emosi, Tetapi Cara Menggambarkan Kekuasaan, Nilai, Dan Identitas Dalam Politik Jakarta – 1miliarsantri.net : Deskripsi dalam politik, “pujian adalah penggambaran positif, sementara makian adalah penggambaran negatif. Keduanya sah dalam demokrasi, tapi punya muatan emosional dan politis. Memaki dan memuji dalam politik adalah cara menggambarkan kekuasaan, nilai, dan identitas, bukan sekadar emosi. Dalam dunia politik, kata-kata bukan sekadar suara yang terlontar tanpa makna. Memaki dan memuji, dua bentuk ekspresi yang sering muncul dalam wacana politik, sejatinya bukan hanya luapan emosi, melainkan strategi komunikasi yang sarat makna. Melalui bahasa, para aktor politik berusaha menggambarkan kekuasaan, meneguhkan nilai, sekaligus membentuk identitas. Kuliah Umum dengan narasumber Rocky Gerung – Akademikus & Filsuf Indonesia dan Dr. Yance Arizona – Ketua PANDEKHA FH UGM, sangat menarik untuk disimak dan menjadi rujukan akademis, dengan moderator Mayang Anggi Pradita (CLS FH UGM). Dalam diskusi publik yang dikutip dari mimbar bebas YouTube Pusat Kajian Konstitusi, Demokrasi dan HAM, Rocky Gerung menunjukkan bagaimana kritik dapat dibalik menjadi narasi baru yang menegaskan posisi dan norma. Pujian menciptakan legitimasi, sedangkan makian mendorong kritik dan perubahan. Bagi publik, penting menjaga etika bahasa, menyampaikan kritik berbasis fakta, memahami audiens, dan siap menerima balasan kritik. Rocky Gerung berbicara dalam forum terbuka “Notonagoro Public Lecture, dengan Tema Filosofi Negara dan Demokrasi”. Forum ini merupakan Kuliah umum menghadirkan pemikiran kritis tentang filsafat negara dan demokrasi, mengulas relevansinya dalam konteks sosial-politik Indonesia masa kini, berlangsung di Auditorium Gedung B, Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada (UGM). Mahasiswa S2 Mengkritisi Pemilihan Kata-Kata RG Yang Dinilai Tidak Pantas Sang Mahasiswa S2 Magister Hukum Bisnis dan Kenegaraan menganggap Rocky terlalu kontroversial. Dia mengingatkan bahwa RG terkenal dulu dengan “kitab suci fiksi seperti itu ya, dan banyak yang gagal paham, dan sudah diterangkan mereka itu salah-presumption fallacy,” meskipun tidak ada dalam kamus, ungkap Lintang. Diapun mengingatkan RG bahwa “di UGM memiliki buku pegangan “Relasi Sehat”, mohon maaf, jadi saya tidak sependapat dengan kata-kata umpatan, di UGM ada ke-UGM-manan, jadi mohon maaf “bodoh, dungu, body shaming” itu tidak boleh-tidak boleh-tidak boleh, saya tidak suka,” tegasnya mengkritik RG. Jawaban Rocky Gerung Terhadap Ketidaksetujuan Mahasiswa Hukum RG mengawali jawaban dan tanggapannya dengan pertanyaan, “Rencana DO semester berapa?” disambut tawa peserta kuliah umum tersebut. RG berkata, “saya terima kritikmu sejauh saya tidak pernah mengkritik manusia, yang saya bilang dungu itu adalah presiden bukan Jokowi.” RG melanjutkan, “yang saya bilang tolol Bahlil sebagai menteri,” dan disambut tepuk tangan hadirin. Lebih lanjut dia mengatakan, “seandainya saya hapus kata ‘dungu’ dari kamus, lalu kata ‘pintar’ artinya apa?” Rocky menerangkan, “semua kata itu ada pasangannya, ada pifurkasi.” “Dungu, disebut dungu karena kita memuliakan si pintar, pintar disebut pintar karena kita mengingat kedunguan, apa yang salah disitu?, dua-duanya ada deskripsi.” Ada lagi kata “Amok” (kejadian Pati) dan “Orang Utan” yang merupakan sumbangan dari Indonesia untuk perbendaharaan bahasa Inggris. Jadi dalam bahasa politk yang harus dilihat konteksnya apa, “Sopan santun adalah bahasa tubuh, pikiran yang disopan-santunkan itu namanya kemunafikan”, pungkas Rocky.*** Penulis : Thamrin Humris Editor : Thamrin Humris Foto : tangkapan layar YouTube PANDEKHA

Read More

4 Cara Efektif Agar Anak Terhindar dari Bullying, Orang Tua Wajib Tahu!

Bekasi – 1miliarsantri.net :  Bullying merupakan permasalahan serius yang dapat mempengaruhi kesehatan mental anak-anak. Bullying kerap kali dilakukan oleh berbagai kalangan mulai dari orang dewasa hingga anak-anak. Perilaku bullying yang ditunjukkan oleh seseorang biasanya disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya adalah seseorang yang merasa memiliki power atau kekuasaan. Dampaknya tidak hanya melukai fisik, tetapi juga bisa mengganggu kesehatan mental, rasa percaya diri, bahkan masa depan mereka. Karena itu, orang tua dan pendidik perlu membekali anak dengan kemampuan dan strategi untuk melindungi diri sekaligus menumbuhkan keberanian dalam menghadapi situasi sulit. Dengan memberikan bimbingan yang tepat, anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang tangguh, percaya diri, dan terhindar dari jerat bullying. Bullying merujuk pada beberapa kondisi, diantaranya menurut Randall menyebutkan bahwa bullying merupakan perilaku agresif yang dilakukan secara sengaja untuk menyebabkan ketidaknyamanan fisik maupun psikologis terhadap orang lain. Bullying juga merupakan tindakan yang tidak dapat dibenarkan dalam agama dan pergaulan sosial. Kondisi ini diperburuk dengan semakin luasnya penggunaan media sosial dan teknologi. Penggunaan media sosial dan teknologi yang kurang tepat dapat menumbuhkan perilaku bullying pada siapapun yang mudah terpengaruh oleh hal-hal buruk seperti bullying. Beberapa faktor diyakini menjadi penyebab terjadinya perilaku bullying diantaranya adalah faktor kepribadian, komunikasi interpersonal yang dibangun antara anak dengan orang tua serta peran kelompok teman sebaya dan lingkungan sekolah. Cyber Bullying yang Dipengaruhi oleh Perkembangan Teknologi Saat ini, kasus bullying seringkali ditemukan di lingkungan sekolah namun faktanya bullying tidak hanya terjadi di lingkungan sekolah namun juga di dunia maya, atau disebut juga dengan Cyber Bullying. Cyber Bullying merupakan bentuk dari bullying yang dipengaruhi oleh perkembangan teknologi, internet dan media sosial. Contoh dari Cyber Bullying seperti mengirim pesan yang menyakitkan atau menggunakan gambar, meninggalkan pesan voicemail yang kejam, menelepon secara terus menerus tanpa henti namun tanpa mengeluarkan perkataan apapun (silent calls), serta membuat website yang memalukan bagi korban bullying. Selain dalam konteks korban, perilaku bullying tentu juga melibatkan pelaku. Pelaku bullying tidak serta merta terbentuk tanpa adanya penyebab, contohnya pelaku bullying pada anak-anak. Seiring dengan perkembangan teknologi, bukan lagi menjadi hal yang sulit bagi anak-anak untuk mengakses tontonan yang secara tidak langsung memuat unsur bullying. Maka Sebagai orang tua, adalah penting untuk mengambil langkah-langkah yang efektif untuk melindungi anak-anak dari bullying. Berikut 4 cara yang efektif agar anak terhindar dari bullying 1. Tingkatkan Komunikasi Penting untuk menjaga komunikasi yang terbuka dan jujur dengan anak-anak. Dorong mereka untuk berbicara tentang pengalaman dan perasaan mereka. Sediakan waktu untuk mendengarkan tanpa menghakimi, sehingga anak-anak merasa nyaman berbagi tentang apa pun yang mereka hadapi, termasuk permasalahan bullying. 2. Ajarkan Keterampilan Sosial Mengajarkan anak-anak keterampilan sosial yang baik dapat membantu mereka menghadapi situasi bullying dengan lebih percaya diri. Berikan contoh bagaimana berbicara dengan sopan dan tegas, mengajukan pertanyaan ketika mereka merasa tidak nyaman, dan mengetahui kapan harus mencari bantuan orang dewasa. Baca juga : 5 Aplikasi Psikologi untuk Kesehatan Mental yang Semakin Terjaga 3. Pantau Aktivitas Online Saat ini, bullying juga dapat terjadi di dunia maya melalui media sosial dan platform online lainnya. Pantau aktivitas online anak-anak dan pastikan mereka menggunakan media sosial dengan bijaksana. Ajarkan mereka tentang pentingnya menjaga privasi dan tidak berbagi informasi pribadi dengan orang asing. 4. Dorong Ikatan Sosial yang Positif Membantu anak-anak memiliki ikatan sosial yang positif dengan teman sebaya dapat melindungi mereka dari bullying. Aktivitas ekstrakurikuler, klub, atau kelompok tertentu dapat menjadi tempat anak-anak menemukan teman-teman dengan minat yang sama dan membangun ikatan sosial yang positif. 5. Libatkan Sekolah dan Guru Jika anak Anda menghadapi bullying di lingkungan sekolah, jangan ragu untuk melibatkan pihak sekolah dan guru. Berbicaralah dengan guru atau kepala sekolah untuk mengetahui langkah-langkah yang diambil untuk mengatasi masalah bullying dan berikan dukungan pada anak. Menghindarkan anak dari bully adalah tanggung jawab bersama antara orang tua dan pihak sekolah. Maka dari itu penting terutama bagi orang tua untuk mengetahui cara efektif agar anak terhindar dari bullying. Semoga bermanfaat. (***) Penulis : Gita Rianti D Pratiwi Editor : Toto Budiman dan Iffah Faridatul Hasanah Sumber: Lusiana, S,N,E., & Arifin, S. (2022). Dampak Bullying Terhadap Kepribadian dan Pendidikan Seorang Anak. Jurnal Kariman, 10(2):337-349. Sumber foto: https://www.sman1tigonagari.sch.id/berita/detail/986559/penanggulangan-bullying-begini-caranya/ Sumber foto: https://www.halodoc.com/artikel/mengenal-cyberbullying-penyebab-dampak-dan-cara-mengatasinya?srsltid=AfmBOopj-moeIXD9nkRfg0nDWfnf5IzuSO3bgAzeupSGyATqd1VEZtLT Sumber foto: https://www.islampos.com/mempelajari-12-kesalahan-komunikasi-orangtua-terhadap-anak-231818/

Read More

Cara Menanamkan Nilai Etika Islami Dalam Dunia Digital, Tanggung Jawab Siapa?

Situbondo – 1miliarsantri.net : Di zaman serba online seperti sekarang, dunia digital sudah jadi bagian dari kehidupan sehari-hari kita. Mulai dari bangun tidur sampai menjelang tidur lagi, hampir semua aktivitas harian masyarakat modern bersinggungan dengan teknologi. Di sinilah muncul pertanyaan penting, bagaimana kita menjaga etika digital Islami dalam setiap interaksi? Dunia maya memang luas dan terbuka, tapi bukan berarti bebas tanpa aturan. Islam sendiri sudah memberi panduan yang relevan untuk kita terapkan, bahkan dalam kehidupan digital sekalipun. Kita tidak bisa memungkiri bahwa media sosial, aplikasi pesan, hingga forum diskusi punya dua sisi, yaitu bisa membawa kebaikan, tapi juga berpotensi menjadi sumber masalah. Untuk itu, sangat penting bagi kita memahami dan mempraktikkan etika digital islami, supaya aktivitas online kita tetap membawa manfaat, bukan mudarat. Bagaimana Cara Menanamkan Nilai Islami di Dunia Digital? Kalau bicara tentang etika digital islami, sebenarnya prinsipnya tidak jauh beda dengan kehidupan nyata. Apa yang tidak pantas dilakukan di dunia nyata, juga tidak pantas dilakukan di dunia maya. Bedanya, di dunia digital kita mempunyai kemudahan untuk berinteraksi tanpa tatap muka, yang terkadang membuat orang lupa menjaga adab. Salah satu langkah awal adalah niat. Sebelum posting, komen, atau share sesuatu, tanyakan ke diri sendiri “Apakah ini bermanfaat?” atau “Apakah ini akan membuat orang lain tersinggung?” Dalam Islam, kita diajarkan untuk berkata baik atau diam. Prinsip ini juga berlaku di media sosial. Berikut beberapa etika digital secara islami: 1. Menggunakan Media Sosial dengan Bijak Media sosial bisa menjadi ladang pahala, tapi juga bisa menjadi sumber dosa, tergantung bagaimana kita menggunakannya. Misalnya, menggunakan Instagram atau TikTok untuk berbagi konten inspiratif, tips islami, atau dakwah singkat adalah bentuk positif dari etika digital islami. Sebaliknya, mengunggah hal-hal yang mengundang ghibah, pamer berlebihan, atau bahkan mengundang fitnah, jelas bertentangan dengan nilai Islami. Kita juga perlu peka terhadap etika privasi. Jangan sampai membagikan foto atau informasi orang lain tanpa izin, apalagi yang bisa merugikan. Di dalam Islam, menjaga kehormatan orang lain sangat dianjurkan, bahkan dianggap sebagai salah satu bentuk ibadah. Dunia digital seharusnya menjadi sarana memperluas silaturahmi, bukan merusak hubungan antar manusia. Baca juga : Tantangan Dan Solusi Transformasi Digital Sekolah 2. Menjaga Adab dalam Komunikasi Online Interaksi di dunia maya sering membuat orang lebih berani berbicara kasar atau menyinggung orang lain. Padahal, etika digital islami menuntut kita untuk menjaga ucapan, bahkan dalam bentuk teks. Menulis komentar yang sopan, menghindari kata kasar, dan tetap menghargai perbedaan pendapat adalah wujud nyata dari akhlak Islami. Saat terlibat diskusi online, kita bisa berbeda pendapat tanpa harus menjatuhkan atau merendahkan orang lain. Rasulullah SAW mengajarkan bahwa perbedaan itu bisa menjadi rahmat selama disampaikan dengan cara yang santun. 3. Membawa Spirit Islami ke Setiap Aktivitas Digital Agar etika digital islami benar-benar tertanam di dalam diri, kita perlu mengintegrasikannya di setiap aktivitas online. Hal ini termasuk memilih konten yang kita konsumsi, cara kita berinteraksi, sampai ke niat kita saat membagikan sesuatu. Jika tujuannya baik, insyaAllah akan membawa manfaat untuk diri sendiri maupun orang lain. Baca juga : inovasi edutekno Kita juga bisa memulai dengan langkah kecil, seperti mengikuti akun-akun yang memberikan inspirasi yang positif, ikut komunitas yang membahas ilmu agama, atau berbagi kutipan Qur’an dan hadis yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Dunia digital bisa jadi sarana dakwah modern yang menjangkau banyak orang, asal digunakan dengan bijak. Pada akhirnya, etika digital islami bukan hanya menghindari hal yang buruk, tapi juga tentang menghadirkan suatu kebaikan. Dengan menjaga ucapan, menyebarkan kebaikan, menghormati privasi, dan menghindari hal-hal yang dilarang, kita bukan hanya menjaga nama baik diri sendiri, tapi juga menciptakan ruang digital yang sehat dan penuh berkah. Jika kita semua mulai menerapkan etika digital islami dari hal-hal kecil, insyaAllah akan membawa kebaikan dan bermanfaat bagi semua orang. Karena pada akhirnya, dunia digital hanyalah sebagai alat, dan kitalah yang menentukan apakah ia akan membawa pahala atau sebaliknya. (***) Penulis : Iffah Faridatul Hasanah Editor : Toto Budiman

Read More

Kabar Gembira bagi Santri Indonesia: Gerbang Ilmu di Singapore College of Islamic Studies (SCIS) Terbuka Lebar!

Singapura – 1miliarsantri.net : Bagi para lulusan lembaga pendidikan Islam di Indonesia, khususnya dari pesantren, kabar gembira datang dari Singapura. Singapore College of Islamic Studies (SCIS) — sebuah institusi pendidikan tinggi Islam Singapura yang dirancang dengan visi jauh ke depan, kini siap menjadi mercusuar keilmuan Islam modern. Dengan dibangunnya kampus baru di kawasan Rochor yang berdampingan dengan Singapore University of Social Sciences (SUSS), kesempatan untuk menempuh pendidikan tinggi Islam Singapura dengan pendekatan holistik semakin nyata. Dalam pidato National Day Rally 2025, Perdana Menteri Lawrence Wong menegaskan: “This way, students from both institutions can better interact with one another, enriching their campus lives. SCIS and SUSS will be housed in their own buildings, which will reflect their own unique identity and purpose.” Pernyataan ini menegaskan bahwa keberadaan SCIS bukan hanya sebatas menambah infrastruktur pendidikan, melainkan membangun ekosistem akademik yang inklusif, modern, dan selaras dengan kebutuhan zaman. Sumber foto: Mothership SCIS: Wujud Mimpi dan Visi Pendidikan Islam Masa Depan Pendirian SCIS merupakan puncak cita-cita komunitas Muslim Singapura: memiliki lembaga pendidikan tinggi Islam sendiri yang berdiri sejajar dengan universitas global. Selama ini, generasi muda muslim singapura banyak menempuh studi ke Mesir, Yordania, atau Timur Tengah. Kini, mereka memiliki rumah akademik yang kuat di tanah airnya, sekaligus berjejaring erat dengan pusat keilmuan dunia. SCIS didesain untuk mengintegrasikan tradisi Islam dengan konteks modern. Dengan kurikulum interdisipliner, mahasiswa bukan hanya mendalami Al-Qur’an, hadits, dan fatwa, tetapi juga ilmu sosial, hukum, psikologi, ekonomi, hingga teknologi. Model pendidikan semacam ini menegaskan bahwa Islam tidak terpisah dari realitas sosial, melainkan hadir sebagai solusi atas tantangan zaman. Peluang Kuliah Program Gelar Sarjana SCIS akan mulai menerima kohort perdana pada 2028. Program sarjana terapan selama empat tahun ditujukan untuk mencetak generasi baru Asatizah, ulama dan pendidik agama yang siap terjun ke masyarakat. Dua tahun pertama fokus pada ilmu-ilmu Islam dan sosial. Setelah itu, mahasiswa dapat memilih dua jalur besar: Menariknya, meski kursi utama ditujukan bagi siswa madrasah penuh waktu Singapura, SCIS juga membuka peluang bagi mahasiswa internasional dengan sertifikat setara. Artinya, lulusan pesantren Indonesia berpeluang besar untuk menjadi bagian dari angkatan perdana. Jalur Pascasarjana dan Pengembangan Profesional Selain sarjana, SCIS juga menghubungkan mahasiswa dengan program pascasarjana seperti Postgraduate Certificate in Islam in Contemporary Societies (PCICS) yang sudah berjalan sejak 2020. Lebih dari 350 siswa telah lulus dari program ini, yang menyeimbangkan ilmu agama dan sosial. Kemitraan internasional memperkaya jalur akademik ini. SCIS bermitra dengan Al-Azhar University, University of Jordan, National University of Singapore (NUS), hingga Dar al-Ifta al-Misriyyah. Bagi santri Indonesia, ini bukan sekadar kuliah di Singapura, melainkan pintu gerbang menuju dunia akademik global. Mengapa SCIS Pilihan Tepat bagi Santri Indonesia? Kelebihan Bagi Santri Indonesia Jika Kuliah di SCIS Selain manfaat umum di atas, ada kelebihan tambahan yang memperkuat alasan santri Indonesia memilih SCIS: Baca juga : Pesantren Sebagai Wadah Pembentukan Karakter Santri Penutup: Transformasi Pendidikan Islam Masa Depan Kehadiran SCIS adalah tonggak sejarah pendidikan Islam di Asia Tenggara. Ia melambangkan transformasi dari ketergantungan eksternal ke kemandirian lokal, dari pendidikan tradisional ke pendekatan interdisipliner yang kontekstual. Bagi santri Indonesia, kesempatan ini adalah pintu emas. Dengan fondasi akademik kuat, jejaring internasional, dan fasilitas modern, SCIS siap mencetak generasi ulama, cendekiawan, dan pemimpin Muslim yang bukan hanya pakar dalam ilmu agama, tetapi juga adaptif menghadapi kompleksitas global. Sebagaimana ditegaskan PM Lawrence Wong, kampus ini akan menjadi ruang pertemuan lintas budaya, ilmu, dan iman: “This way, students from both institutions can better interact with one another, enriching their campus lives.” Kini, saatnya santri-santri terbaik Indonesia menatap Singapura — bukan sekadar sebagai tetangga dekat, tetapi sebagai gerbang menuju masa depan Islam dan Muslim yang berkelas dunia. (**) Penulis : Abdullah al-Mustofa Editor : Toto Budiman Sumber : Majlis Ugama Islam Singapura Channel News Asia The Straits Times

Read More

3 Teknologi Pendidikan yang Mengubah Cara Santri Belajar di Era Digital

Bogor – 1miliarsantri.net : Di tengah gempuran arus digital, dunia pesantren tak lagi terpaku pada cara belajar tradisional. Kitab kuning masih dibaca, halaqah tetap berjalan, tapi kini ditemani teknologi pendidikan yang memperkaya cara santri menyerap ilmu. Transformasi ini bukan soal mengganti nilai-nilai lama, tapi soal beradaptasi dan memperkuat pendidikan dengan alat baru di era digital. Di banyak pesantren dan sekolah berbasis Islam, teknologi pendidikan mulai menjadi bagian dari proses belajar. Dari platform e-learning, video pembelajaran, sampai kecerdasan buatan (AI), semuanya membuka peluang baru bagi santri untuk belajar lebih luas dan mendalam. Berikut tiga teknologi pendidikan yang paling terasa dampaknya dalam dunia santri dan pendidikan Islam secara umum: 1. Platform E-Learning: Belajar Tanpa Batas Waktu dan Tempat   Dulu, proses belajar santri hanya terjadi di kelas atau halaqah. Kini, lewat platform e-learning seperti Google Classroom, Moodle, atau bahkan platform buatan pesantren sendiri, santri bisa mengakses materi kapan pun. Beberapa pesantren modern seperti Gontor, Al Hikam, atau Daarut Tauhiid sudah mulai mengembangkan sistem pembelajaran daring sendiri. Santri bisa mengulang materi tafsir, mendownload kitab dalam bentuk PDF, atau mengikuti ujian secara daring. Bahkan, jadwal kajian dan penugasan bisa dikontrol lewat ponsel. Hal ini tidak hanya membantu dalam fleksibilitas belajar, tetapi juga membentuk kemandirian belajar bagi santri. Mereka belajar mengatur waktu, memilih materi sesuai kebutuhan, dan bertanggung jawab atas proses belajar mereka sendiri. 2. Video Pembelajaran dan Konten Edukatif: Ulama di GenggamanDi era YouTube dan TikTok, belajar agama tidak hanya dari pengajian langsung. Banyak ustaz, kiai, bahkan pesantren kini aktif membagikan ceramah pendek, penjelasan istilah kitab, hingga tips menghafal Al-Qur’an dalam bentuk video. Contohnya, channel seperti Santri Gayeng, Ustadz Adi Hidayat, atau Buya Yahya banyak diakses oleh pelajar dan santri di seluruh Indonesia. Mereka menyampaikan materi secara ringkas, menarik, dan mudah diakses, cocok untuk generasi yang visual dan cepat bosan membaca panjang-panjang.        Konten ini tidak menggantikan pengajian langsung, tapi menjadi pendamping belajar yang sangat membantu, terutama saat santri belajar mandiri atau mengulang pelajaran di luar jam kelas. 3. Kecerdasan Buatan (AI): Asisten Belajar yang Siaga 24 Jam Mungkin terdengar futuristik, tapi AI sudah mulai masuk ke dunia pendidikan. ChatGPT, misalnya, bisa membantu menjelaskan ulang materi, meringkas kitab, atau menjawab pertanyaan secara instan. Tentu saja, santri tetap perlu bimbingan guru agar tidak salah paham, tapi teknologi ini bisa jadi penolong awal saat belajar mandiri. Beberapa startup edtech di Indonesia bahkan sedang mengembangkan aplikasi belajar Islam berbasis AI yang bisa menyesuaikan materi dengan tingkat pemahaman siswa.       Yang paling menarik, AI juga bisa digunakan untuk membuat soal latihan otomatis, menerjemahkan istilah Arab ke bahasa Indonesia, bahkan membaca teks dari gambar kitab. Baca juga : edutekno/aplikasi-ruangguru-solusi-edukasi-yang-dikemas-dalam-platform-digital/ Jangan Lupa: Teknologi Adalah Alat, Bukan Tujuan  Semua kemajuan ini sangat membantu, tapi tetap harus diiringi akhlak dan pemahaman. Santri tetap harus menjaga adab belajar, tidak menggantungkan segalanya pada mesin, dan tetap menghormati  guru sebagai sumber utama ilmu. Teknologi tidak boleh membuat manusia malas berpikir. Justru dengan alat-alat canggih ini, santri bisa lebih efisien, lebih terarah, dan lebih produktif, selama digunakan dengan niat dan cara yang benar.            Transformasi digital di dunia santri bukan ancaman, tapi peluang. Dengan hadirnya e-learning, konten edukatif, dan kecerdasan buatan, cara belajar jadi lebih dinamis dan menyenangkan. Generasi santri hari ini bukan hanya penerus ilmu agama, tapi juga pionir perubahan yang mampu berdiri di dua kaki: iman dan teknologi. Di tangan para santri yang berakhlak dan berpikiran terbuka, teknologi tak lagi menakutkan. Ia menjadi sahabat dalam menuntut ilmu dan alat untuk menebar kebaikan. (***) Penulis: Salwa Widfa Utami Foto Ilustrasi AI Editor : Toto Budiman dan Iffah Faridatul Hasanah

Read More

Aplikasi Ruangguru, Solusi Edukasi yang Dikemas dalam Platform Digital

Bekasi – 1miliarsantri.net : Perkembangan teknologi yang meningkat pesat, menciptakan berbagai peluang yang memungkinkan banyak kalangan mengakses informasi dengan mudah. Salah satu peluang tersebut adalah berupa perkembangan teknologi aplikasi ruangguru, dalam media pembelajaran di dunia pendidikan. Teknologi informasi yang menyentuh dunia pendidikan telah membuka berbagai peluang bagi perusahaan di Indonesia, salah satunya Ruangguru. Ruangguru merupakan perusahaan pengembangan teknologi digital yang telah memberikan peluang kepada lebih dari 150.000 guru yang menawarkan jasa di lebih dari 100 bidang pelajaran. Indonesia memiliki banyak sumber daya manusia yang memiliki potensi untuk berkembang dalam dunia pendidikan, salah satunya adalah  guru. Oleh sebab itu, ada banyak peluang yang dapat dikembangkan untuk memajukan perkembangan teknologi dalam dunia pendidikan, salah satunya menjadi mitra kerja perusahaan pembelajaran digital dengan bekal kemampuan mengajar yang baik. Ruangguru memberikan wadah bagi para guru yang mampu memberikan inovasi dalam pembelajaran interaktif secara online melalui video materi pembelajaran, pembahasan dan latihan dari berbagai mata pelajaran tiap-tiap tingkatan kelas. Tidak hanya itu, media Ruangguru juga memberikan kemudahan bagi guru dalam pengaplikasiannya. Kemudahan yang didapatkan tersebut antara lain, guru dapat memberikan tugas dan ujian kepada siswa dalam waktu dan tempat yang fleksibel serta dapat dilakukan secara online maupun offline. Guru juga dapat melakukan monitor terhadap hasil tugas yang dikerjakan oleh siswa secara langsung dan mudah, serta dapat mengevaluasi kemampuan siswa untuk setiap mata pelajaran secara otomatis. Tujuan Aplikasi Ruangguru Diciptakan Ruangguru menjadi perusahaan penyedia ’layanan pendidikan berbasis teknologi learning management system yang memberikan banyak kemungkinan bagi berbagai pihak yang berkaitan di bidang pendidikan seperti guru, siswa, pemerintah pusat dan daerah serta orang tua siswa untuk berinteraksi di dalam suatu platform digital yang dirancang secara komprehensif sehingga memungkinkan untuk digunakan lebih dari 2.000.000 siswa dan guru. Aplikasi Ruangguru tentu dibuat tidak tanpa tujuan, bahkan Ruangguru bertekad untuk menjadi mitra bagi pemerintah daerah guna memberikan pendidikan berkualitas melalui Sistem Manajemen Belajar (LMS). Pembuatan Aplikasi Ruangguru memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah: Produk-produk yang Ditawarkan di Ruangguru Ruangguru menjadi trend bimbingan belajar online dan offline terbesar, terlengkap dan telah terbukti di Indonesia. Ruangguru memberikan kemudahan dalam berbagai produk yang ditawarkan diantaranya sebagai berikut: Bagaimana, sangat efisien bukan? Kita bisa menjadikan Ruangguru sebagai salah satu platform belajar yang memadai dan menunjang pembelajaran. Semoga bermanfaat! Sumber artikel : Raudatussaadah., dkk. (2023).Pemanfaatan Media Ruang Guru Sebagai Salah Satu Platform Pendidikan Luar Sekolah. Jurnal Inspirasi Pendidikan (ALFIHRIS). 1(1), 190-195 Situs www.ruangguru.com Sumber foto: https://wiki.ambisius.com/aplikasi/ruangguru/sejarah-singkat Sumber foto: https://retizen.republika.co.id/posts/219235/proses-lahirnya-inovasi-kreatif-teknologi-digital-aplikasi-ruangguru-dan-pengaruhnya-dalam-implement Sumber foto: https://www.ruangguru.com/blog/layanan-customer-service-ruangguru Penulis: Gita Rianti D Pratiwi Editor : Toto Budiman, Iffah Faridatul Hasanah

Read More

5 Aplikasi Psikologi untuk Kesehatan Mental yang Semakin Terjaga

Bekasi – 1miliarsantri.net : Kesehatan mental menjadi salah satu isu penting yang kini menjadi fokus di banyak negara, termasuk Indonesia. Kesehatan mental tidak sama halnya dengan kesehatan fisik yang terlihat, oleh sebab itu ada banyak tolak ukur yang menjadi faktor kesehatan mental seseorang. Kemampuan seseorang dalam mengatasi tekanan hidup, menyadari potensi yang ada dalam diri, mampu belajar dan bekerja dengan baik serta memberikan kontribusi untuk sekitar menjadi salah satu tanda bahwa dirinya memiliki kesehatan mental yang baik. Tidak hanya itu, kesehatan mental yang baik juga akan sangat berpengaruh pada bagaimana seseorang dapat berinteraksi dan menjalin hubungan dengan orang lain. Seseorang dengan kesehatan mental yang baik juga dinilai mampu melakukan kontrol terhadap dirinya saat menghadapi berbagai permasalahan. Namun jika melihat situasi saat ini, ada banyak permasalahan baik dari segi ekonomi, keluarga maupun lingkungan maka tidak heran jika banyak orang yang mengalami masalah kesehatan mental. Tidak hanya orang dewasa, bahkan anak dengan usia sekolah pun berpotensi mengalami masalah kesehatan mental. Kesehatan mental dinilai masih tabu di kalangan masyarakat, apalagi adanya stigma yang seringkali membuat seseorang enggan untuk mengakui bahwa dirinya mengalami masalah mental membuat permasalahan kesehatan mental di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya. Bahkan angka bunuh diri remaja di Indonesia mengalami peningkatan pada beberapa tahun terakhir.  Dikutip dari situs bbc.com, disebutkan bahwa satu dari tiga anak usia 10 – 17 tahun di Indonesia disebut memiliki masalah kesehatan mental. Hubungan Psikologi dan Kesehatan Mental Jika berbicara mengenai kesehatan mental, maka ilmu yang akan selalu berkaitan adalah psikologi. Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang kesehatan mental. Sementara itu menurut ahli, psikologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang perilaku dan mental, yang mana perilaku yang dimaksud adalah perilaku yang dapat diobservasi, baik pada manusia maupun hewan, sedangkan mental mencakup sensasi, persepsi, memori, fikiran, mimpi, motivasi, emosi dan pengalaman-pengalaman subjektif seseorang. Berangkat dari hal tersebut, maka psikologi menjadi gerbang untuk mempelajari kesehatan mental secara lebih mendalam. Melalui psikologi, seseorang dapat mengetahui bagaimana seseorang dapat dikatakan sehat secara mental, apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi serta pencegahan apa yang dapat dilakukan agar tidak mengalami masalah pada kesehatan mental. Solusi Kesehatan Mental Masa Kini Seiring perkembangan teknologi yang semakin maju, ada banyak solusi yang ditawarkan dari setiap permasalahan, salah satu permasalahan terkait adalah kesehatan mental. Mengingat kesehatan mental seringkali memunculkan stigma buruk terhadap penderitanya, maka banyak orang memilih untuk menyimpan sendiri masalah kesehatan mental yang sedang dialami. Namun, teknologi yang saat ini sudah semakin merambah ke berbagai bidang salah satunya kesehatan mental menciptakan berbagai kemudahan bagi penggunanya. Salah satu aplikasi dalam bidang kesehatan yang kini hadir yaitu layanan telemedicine, yang merupakan layanan kesehatan berbasis teknologi, yang memberikan kesempatan bagi penggunanya untuk melakukan konsultasi jarak jauh dengan tenaga medis, tanpa harus bertatap muka secara langsung. Dikutip dari goodstats.id, pada tanggal 10 Oktober 2022 terdapat hasil survei yang dirilis oleh Populix yang menunjukkan bahwa terdapat beberapa aplikasi yang sering digunakan oleh masyarakat Indonesia dalam kaitannya dengan kesehatan mental. Berikut daftar 5 Aplikasi psikologi untuk Kesehatan Mental yang semakin terjaga: 1. What’s Up What’s Up merupakan aplikasi yang dapat membantu dalam mengatasi berbagai permasalahan kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, stress, anxiety dan lainnya. Aplikasi ini menggunakan dua metode strategis yaitu metode CBT (Cognitive Behavioral Therapy) dan ACT (Acceptance Commitment Therapy). Tidak hanya itu, aplikasi psikologi ini juga dapat merekam kebiasaan baik dan buruk sehingga pengguna dapat mengetahui mana kebiasaan yang harus dipertahankan dan mana yang harus dikurangi. Menarik bukan? 2. MoodMission MoodMission merupakan aplikasi psikologi atau mental health yang akan memberikan berbagai pertanyaan mengenai perasaan yang sedang dirasakan. Setelah mendapat jawaban dari pertanyaan tersebut, maka pengguna akan mendapatkan lima kegiatan yang perlu untuk dilakukan dan biasanya berkaitan dengan emosi, perilaku, fisik serta pikiran. 3. MindShift MindShift merupakan aplikasi psikologi yang bertujuan untuk memberikan solusi bagi mereka yang memiliki masalah kesehatan mental, seperti kecemasan. Pada pengaplikasiannya, MindShift akan membantu klien dalam rangka mengubah pola pikir mengenai kecemasan yang sedang dihadapi. 4. Calm Aplikasi Calm sangat cocok bagi para pemula yang ini agar kesehatan mental nya tetap terjaga. Aplikasi Calm menyediakan berbagai suara alam, music serta panduan meditasi yang memiliki banyak manfaat seperti menjaga fokus, meningkatkan self awareness hingga mengurangi stress. 5. Happify Aplikasi ini merupakan aplikasi psikologi tidak berbayar atau gratis yang mengusung tema mental health. Pada aplikasi ini, pengguna akan disuguhkan berbagai saran aktivitas, kuis serta permainan yang dapat digunakan agar dapat melatih otak dan perasaan untuk menghindari pikiran negative serta meningkatkan kebahagiaan. Penulis: Gita Rianti D Pratiwi Editor : Iffah Faridatul Hasanah

Read More

Viral Budaya Lokal di Era Digital; Potensi Tiktok dan Youtube dalam Melestarikan Budaya

Malang – 1miliarsantri.net : Beberapa waktu lalu, publik dibuat terpukau oleh aksi Rayyan Arkhan Dikha, seorang anak lelaki dari Riau yang menari dengan semangat di ujung perahu pacu jalur. Cuplikan videonya viral di media sosial TikTok dan YouTube Shorts. Dengan ekspresi khas dan gerakan jenaka, Rayyan memikat jutaan warganet. Tanpa produksi mewah atau promosi resmi, video itu menjadi bukti bahwa budaya lokal bisa hadir secara spontan di panggung digital global. Tradisi pacu jalur bukan budaya baru. Ia merupakan perlombaan perahu panjang yang diwariskan turun-temurun oleh masyarakat Kuantan Singingi. Namun baru kali ini, dengan bantuan media sosial, tradisi tersebut mendapat panggung seluas ini. Viralitas Rayyan menyimpan pesan penting bahwa eksistensi budaya lokal tidak mati. Ia hanya butuh ruang baru untuk dihidupkan kembali oleh generasi muda dengan caranya sendiri. Ketika Media Sosial Menjadi Kelas Budaya TikTok dan YouTube tak lagi hanya sebagai ruang hiburan. Kini, keduanya menjadi medium belajar secara tak langsung. Konten budaya lokal yang viral bisa menjadi bahan ajar yang segar dan relevan. Sekolah sebenarnya memiliki peluang besar untuk mengintegrasikan tren ini dalam pembelajaran. Alih-alih mengandalkan hafalan, guru bisa mengajak siswa mengkaji makna budaya di balik video viral seperti tarian Rayyan. Siswa dapat diajak membuat proyek digital yang sejenis, mulai dari mendokumentasikan budaya lokal, mewawancarai tokoh adat, hingga membuat narasi visual tentang tradisi di lingkungan mereka. Dengan pendekatan ini, siswa tidak hanya belajar budaya, tetapi juga mengasah keterampilan literasi digital, berpikir kritis, dan empati sosial. Literasi Budaya dan Digital Harus Berjalan Bersamaan Dua hal penting yang dibutuhkan di era sekarang ialah literasi budaya dan literasi digital. Yang satu mengajarkan kita memahami akar dan nilai, yang lain membekali kita dengan cara mengomunikasikannya secara efektif. Rayyan memberi contoh bahwa anak-anak bisa menjadi penggerak budaya, asal diberi ruang dan dukungan. Namun agar tidak salah arah, pendampingan dari guru dan orang dewasa sangat penting. Siswa perlu dibantu membedakan antara konten bermakna dan konten sensasional. Mereka harus paham bahwa budaya bukan sekadar bahan tontonan, tapi warisan yang harus dihargai. Dalam hal ini sekolah bisa menjadi pusat produksi budaya baru. Dengan teknologi yang kini makin terjangkau, siswa dapat menciptakan konten budaya mereka sendiri yang otentik, kreatif, dan kontekstual. Kurikulum merdeka memberi ruang besar untuk ini. Dalam Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), tema kebudayaan bisa dieksplorasi dalam format digital. Kolaborasi dengan komunitas lokal akan memperkaya pengalaman belajar. Siswa tidak hanya belajar dari buku, tetapi langsung dari sumbernya yakni dari para pelaku tradisi dan penjaga nilai-nilai lokal. Perlunya Menghindari Reduksi Budaya Tentu tidak semua konten budaya yang viral bersifat positif. Ada juga yang menyederhanakan budaya secara berlebihan, bahkan mengejeknya untuk efek lucu. Risiko ini harus diantisipasi dengan membekali siswa kemampuan berpikir reflektif. Mereka perlu bertanya, siapa yang membuat konten? Untuk siapa? Apa dampaknya bagi pemilik tradisi? Dengan kesadaran semacam ini, budaya tidak hanya dilihat sebagai barang konsumsi viral, tetapi sebagai narasi yang memiliki sejarah dan makna mendalam. Rayyan dan pacu jalur-nya adalah simbol kecil dari potensi besar yang kita miliki. Tradisi bisa tumbuh kembali, bukan hanya lewat panggung adat, tapi juga layar digital. Yang dibutuhkan adalah dukungan kolektif. Sekolah, guru, orang tua, komunitas budaya, dan pelaku teknologi harus bersama-sama mendorong anak-anak untuk menjadi penjaga sekaligus pencerita budaya mereka. Perlu kita ingat bahwa teknologi bukanlah musuh budaya, Jika digunakan dengan bijak, ia mampu menjadi jembatan antara masa lalu yang kaya, dan masa depan yang kreatif dan inklusif. Dengan demikian maka dapat kita simpulkan bahwa, viralnya budaya lokal di era digital tetap membutuhkan perhatian khusus dari segala pihak. Guna menghindari kesalahpahaman makna dan fungsinya. Mari kita jaga bersama agar budaya tetap terpelihara dan konsumsi berpikir siswa tetap terarah. Penulis : Ramadani Wahyu Foto Ilustrasi Editor : Iffah Faridatul Hasanah

Read More