Semarak Hari Santri 2025 Warnai Pesantren: Dari MBG hingga Aksi Peduli Lingkungan

Bondowoso – 1miliarsantri.net : Peringatan Hari Santri Nasional 2025 menjadi momentum penuh semangat di berbagai pesantren di seluruh Indonesia. Tak hanya diisi dengan kegiatan keagamaan, tahun ini Hari Santri juga diramaikan dengan berbagai program sosial dan lingkungan yang mencerminkan kepedulian santri terhadap masyarakat dan alam sekitar. Berdasarkan laporan dari Kemenag.go.id, semarak Hari Santri 2025 berlangsung dengan beragam kegiatan, mulai dari program Makanan Bergizi Gratis (MBG), layanan cek kesehatan gratis, hingga aksi tanam pohon dalam gerakan Satu Santri Satu Pohon. Rangkaian kegiatan ini menunjukkan bahwa santri masa kini tak hanya berfokus pada aspek spiritual, tetapi juga aktif dalam menjaga kesehatan dan kelestarian lingkungan. MBG dan Cek Kesehatan Gratis: Santri Sehat, Bangsa Kuat Salah satu kegiatan utama dalam peringatan Hari Santri 2025 adalah pelaksanaan Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di berbagai pesantren. Program ini bertujuan untuk meningkatkan gizi para santri sekaligus mendukung kesehatan mereka agar dapat belajar dan beraktivitas dengan optimal. Kegiatan ini juga diiringi dengan cek kesehatan gratis yang melibatkan tenaga medis dari Kementerian Agama dan dinas kesehatan setempat. Para santri mendapatkan pemeriksaan umum, pengecekan tekanan darah, serta penyuluhan tentang pola hidup sehat. “Santri harus kuat, sehat, dan cerdas. Karena itu, peringatan Hari Santri tahun ini tidak hanya berisi kegiatan seremonial, tetapi juga aksi nyata untuk menjaga kesehatan para santri,” ujar perwakilan Kemenag dalam sambutannya. Selain menjaga kesehatan, program ini juga menjadi wujud nyata perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan santri. Kolaborasi antara pesantren, pemerintah daerah, dan masyarakat sekitar membuat pelaksanaan program ini berjalan lancar dan mendapat sambutan positif. Baca juga: Aksi Damai Himpunan Alumni Santri Lirboyo di Brebes Warnai Gelombang Protes Nasional terhadap Trans7 Aksi Satu Santri Satu Pohon: Wujud Kepedulian terhadap Lingkungan Tidak hanya peduli pada kesehatan, para santri juga menunjukkan komitmennya terhadap kelestarian alam melalui gerakan Satu Santri Satu Pohon. Program ini menjadi salah satu simbol penting dalam peringatan Hari Santri 2025, menggambarkan bahwa santri turut berperan aktif dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Aksi menanam pohon dilakukan secara serentak di ratusan pesantren di seluruh Indonesia. Jenis pohon yang ditanam pun beragam, mulai dari pohon buah, tanaman obat keluarga, hingga pohon peneduh. Gerakan ini diharapkan dapat menjadi langkah kecil namun berdampak besar bagi masa depan lingkungan Indonesia. Menurut Kemenag, gerakan ini juga menjadi bentuk dakwah ekologis, ajakan untuk mencintai alam sebagai bagian dari ibadah. “Menanam pohon bukan hanya menjaga bumi, tapi juga bagian dari ajaran Islam untuk merawat ciptaan Allah,” ujar salah satu pengasuh pesantren yang ikut dalam kegiatan tersebut. Selain menanam pohon, beberapa pesantren juga menggelar kegiatan bersih lingkungan, pengelolaan sampah, serta edukasi tentang pemanfaatan energi ramah lingkungan. Semua kegiatan ini menggambarkan semangat Santri Hijau Indonesia, yaitu santri yang berperan dalam menjaga lingkungan hidup. Santri Zaman Now: Peduli Sosial dan Inovatif Rangkaian kegiatan Hari Santri 2025 memperlihatkan wajah baru santri Indonesia. Mereka kini tidak hanya dikenal sebagai penjaga nilai-nilai keislaman, tetapi juga sebagai agen perubahan sosial. Kegiatan seperti bazar santri, pelatihan kewirausahaan, dan edukasi digital turut digelar di berbagai daerah. Dengan semangat “Santri Mandiri, Pesantren Maju, Indonesia Berdaya”, perayaan Hari Santri 2025 menjadi momentum untuk menegaskan peran penting santri dalam membangun bangsa yang sehat, produktif, dan berdaya saing. Pemerintah melalui Kementerian Agama terus memberikan dukungan kepada pesantren agar tetap menjadi pusat pembentukan karakter bangsa. Salah satunya dengan penguatan program pendidikan berbasis kemandirian ekonomi dan digitalisasi pesantren. Baca juga: Presiden Prabowo Bentuk Komite Percepatan Pembangunan Papua, Dipimpin Velix Wanggai Pesan Moral Hari Santri 2025 Perayaan Hari Santri tahun ini tidak hanya menjadi ajang syukur, tetapi juga refleksi bagi seluruh santri dan masyarakat pesantren. Santri diharapkan terus menjaga semangat kebersamaan, kepedulian sosial, serta tanggung jawab terhadap lingkungan. Kegiatan seperti MBG, cek kesehatan gratis, dan penanaman pohon menjadi simbol bahwa santri siap berkontribusi nyata bagi kesejahteraan masyarakat dan kelestarian alam. “Santri harus jadi pelopor perubahan. Menjadi santri berarti menjadi insan yang tidak hanya berilmu, tetapi juga peduli dan beraksi untuk kemaslahatan bersama,” ungkap salah satu peserta acara di pesantren Al-Mubarok, Indramayu. Dengan semangat tersebut, Hari Santri 2025 menjadi bukti bahwa pesantren terus berkembang sebagai lembaga pendidikan yang adaptif dan responsif terhadap isu-isu kemanusiaan dan lingkungan. Santri kini menjadi bagian penting dari gerakan nasional menuju Indonesia yang sehat, hijau, dan berdaya. Penulis: Glancy Verona Editor: Toto Budiman Ilustrasi by AI

Read More

Presiden Prabowo Bentuk Komite Percepatan Pembangunan Papua, Dipimpin Velix Wanggai

Jakarta – 1miliarsantri.net : Presiden Prabowo Subianto resmi membentuk Komite Eksekutif Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua dan melantik Velix Vernando Wanggai sebagai ketua pada Rabu (8/10/2025) di Istana Negara. Komite ini dibentuk lewat Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 110/P Tahun 2025 dan bertujuan mengatasi ketimpangan pembangunan di wilayah timur Indonesia melalui koordinasi program infrastruktur, layanan kesehatan, dan pengembangan ekonomi lokal bersama pemerintah daerah dan masyarakat adat. Struktur, Mandat, dan Fokus Komite Komite Eksekutif diberi mandat untuk menyelaraskan program antarkementerian, mempercepat realisasi proyek infrastruktur strategis, meningkatkan akses layanan kesehatan dasar, serta mendorong pemberdayaan ekonomi yang berakar pada kearifan lokal dan masyarakat adat di enam provinsi Papua. Dalam struktur yang dilantik tercatat sepuluh anggota kunci, antara lain John Wempi Wetipo, Ignatius Yogo Triyono, Paulus Waterpauw, Ribka Haluk, Ali Hamdan Bogra, Gracia Josaphat Jobel Mambrasar, Yanni, John Gluba Gebze, dan Juharson Estrella Sihasale yang diharapkan memperkuat representasi daerah. Komite akan memfokuskan kerja pada tiga sektor utama: Menyelaraskan pembangunan jalan, jembatan, pelabuhan, dan fasilitas dasar lainnya yang selama ini menjadi hambatan konektivitas di Papua. Memperluas cakupan puskesmas, rumah sakit rujukan, serta memperkuat sistem rujukan dan distribusi tenaga medis ke desa-desa terpencil. Mendorong usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), agribisnis berbasis lokal, serta menjaga hak-hak masyarakat adat dalam akses sumber daya dan tanah ulayat. Setelah pelantikan, Sekretariat Kabinet menyatakan bahwa pembentukan komite merupakan “langkah strategis pemerintah dalam mempercepat pembangunan yang adil, merata, dan berkelanjutan di Tanah Papua.” Velix Wanggai sendiri menegaskan komite akan bekerja sebagai penghubung operasional antara pusat, kementerian, pemerintah daerah provinsi, dan pemangku adat untuk memastikan program berjalan sesuai kebutuhan lokal. Baca juga: Aksi Damai Himpunan Alumni Santri Lirboyo di Brebes Warnai Gelombang Protes Nasional terhadap Trans7 Koordinasi dengan Pemerintah Daerah dan Masyarakat Adat Salah satu penekanan komite adalah pelibatan aktor lokal dan adat dalam perencanaan program, termasuk konsultasi pra-proyek, penggunaan tenaga kerja lokal, dan perlindungan hak atas tanah adat. Sumber resmi menyebut komite akan memonitor implementasi program bersama para gubernur dan kepala daerah guna mengurangi tumpang-tindih kebijakan dan mempercepat realisasi manfaat bagi masyarakat. Arahan Presiden dan Langkah Cepat Komite Beberapa hari setelah pelantikan, Presiden Prabowo sudah memerintahkan agar Komite segera menggelar rapat koordinasi internal dan menyusun roadmap kerja. Dalam rapat terbatas di kediaman Presiden di Jalan Kertanegara, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyampaikan bahwa “setelah itu diminta … tim komite eksekutif yang sudah dilantik oleh Bapak Presiden untuk segera melakukan rapat koordinasi agar komite bisa langsung bergerak,” ujarnya. Menurut rilis resmi Istana, Presiden juga menekankan sinergi dengan pemerintah daerah dan keterlibatan aktif stakeholder lokal agar program tidak sekadar top-down tetapi responsif terhadap kondisi di lapangan. Tanggapan Publik dan Analisis Awal Respons publik dan sebagian pengamat beragam: beberapa menyambut baik upaya percepatan dan sentralisasi koordinasi, sementara pengamat lain meminta transparansi lebih lanjut terkait anggaran, akuntabilitas, dan mekanisme pengawasan agar pembentukan lembaga baru tidak menjadi ornamen birokrasi tanpa hasil nyata. Pemerintah menyatakan akan mempublikasikan rencana kerja dan target capaian komite dalam waktu dekat. Dengan pembentukan Komite Eksekutif Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua, pemerintah pusat berharap dapat menyelaraskan program antarkementerian, mempercepat realisasi infrastruktur dan layanan dasar, serta melibatkan masyarakat adat agar pembangunan di Papua lebih adil dan merata. Namun tantangan terbesar adalah memastikan lembaga ini bekerja efektif, transparan, dan menghasilkan dampak nyata yang dirasakan masyarakat di lapisan paling bawah. Baca juga: Hari Santri 2025: Menag Canangkan Direktorat Eselon I Khusus Pesantren Dalam beberapa minggu ke depan, publik akan menantikan roadmap kerja, target capaian jangka pendek, serta laporan patroli program di lapangan yang dibuka untuk pengawasan bersama. Penulis: Faruq Ansori Editor: Glancy Verona Ilustrasi by AI

Read More

Aksi Damai Himpunan Alumni Santri Lirboyo di Brebes Warnai Gelombang Protes Nasional terhadap Trans7

Tegal – 1miliarsantri.net : Tayangan Xpose Uncensored Trans7 yang disiarkan pada Senin, 13 Oktober 2025, menuai kecaman luas setelah dinilai melecehkan Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, salah satu pesantren tertua dan paling berpengaruh di Indonesia. Kontroversi ini memicu gelombang protes nasional dan tagar #BoikotTrans7 yang viral di media sosial. Program Xpose Uncensored sendiri memang dikenal dengan pendekatan investigatif dan satirnya terhadap realitas sosial. Namun, dalam episode terbarunya, program ini dianggap “kebablasan” setelah menyinggung kehidupan santri dan kiai di Ponpes Lirboyo. Tayangan tersebut menampilkan potongan visual para santri yang menyalami seorang kiai sepuh dan momen ketika sang kiai turun dari mobil. Narasi suara (voice over) yang menyertainya justru menimbulkan kemarahan karena menggunakan diksi yang dianggap merendahkan tradisi pesantren. Narasi itu menyebut santri “rela ngesot” demi memberi amplop kepada kiai, serta menyiratkan seolah kiai yang seharusnya memberi imbalan kepada santri. Kalimat itu dianggap menodai hubungan ta’dzim (penghormatan) antara santri dan kiai—sebuah nilai luhur yang menjadi fondasi pendidikan pesantren. Alih-alih menggambarkan kehidupan spiritual, tayangan tersebut justru dinilai sinis dan melecehkan dunia pesantren. Banyak netizen menilai Xpose Uncensored Trans7 telah mencoreng martabat ulama, terutama KH Anwar Manshur, pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo. Kritik keras juga datang dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), yang menilai Trans7 tidak sensitif terhadap nilai-nilai keagamaan. Baca juga: Hari Santri 2025: Menag Canangkan Direktorat Eselon I Khusus Pesantren Aksi Damai di Brebes Serukan Boikot Trans7 Protes atas tayangan itu tak hanya ramai di dunia maya. Di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, ratusan santri dan alumni Lirboyo yang tergabung dalam Himpunan Alumni Santri Lirboyo (HIMASAL) Brebes menggelar aksi damai di alun-alun dan Polres Brebes, Selasa (14/10/2025). Aksi damai ini menjadi simbol solidaritas nasional dalam gerakan Boikot Trans7. Para santri membawa spanduk dan poster dengan seruan moral agar dunia penyiaran lebih menghargai lembaga keagamaan. Ketua HIMASAL Brebes, KH Hirin Dzuluqornain, memimpin langsung penyampaian pernyataan sikap di hadapan peserta dan awak media. “Kami menilai tayangan Trans7 tersebut telah menampilkan framing negatif terhadap pesantren Lirboyo dan para kiai. Ini jelas mencederai hati jutaan santri di seluruh Indonesia,” ungkap KH Hirin. Dalam pernyataan resminya, HIMASAL Brebes menuntut empat hal: Aksi berjalan tertib dan penuh khidmat, dengan pengamanan aparat untuk menjaga situasi tetap kondusif. KH Hirin menegaskan, aksi ini murni bentuk cinta terhadap pesantren, bukan upaya memicu konflik. “Pesantren adalah benteng moral bangsa. Jangan nodai dengan tayangan yang menyesatkan publik,” tegasnya. Trans7 Akui Kesalahan dan Minta Maaf Menanggapi gelombang kritik dan aksi protes di berbagai daerah, pihak Trans7 akhirnya menyampaikan permintaan maaf resmi melalui surat yang ditujukan kepada HM. Adibussholeh, pemimpin PP. Putri Hidayatul Mubtadiaat di Pondok Pesantren Lirboyo. Dalam surat bertanggal 14 Oktober 2025, Trans7 mengakui adanya keteledoran dalam proses penayangan dan menyesalkan dampak yang terjadi. “Kami menyadari bahwa tayangan tersebut menimbulkan ketidaknyamanan bagi keluarga besar pesantren. Hal ini menjadi pembelajaran berharga bagi kami di TRANS7 agar tidak lagi menayangkan pemberitaan yang berkaitan dengan Ulama, Kyai, dan kehidupan Pesantren, khususnya yang berkaitan dengan Pondok Pesantren Lirboyo dalam program yang tidak relevan,” tulis Trans7 dalam surat yang ditandatangani oleh Direktur Produksi Trans7, Andi Chairil, dan Kepala Departemen Programing, Renny Andhita. Trans7 juga berkomitmen untuk menghadirkan tayangan yang lebih bermuatan positif dan menghormati nilai-nilai keagamaan, serta menjadikan peristiwa ini sebagai pelajaran berharga agar tidak terulang di masa mendatang. Baca juga: Pemerintah Tanggapi Isu Dapur Fiktif dalam Program MBG Penulis: Satria S Pamungkas Editor: Glancy Verona Ilustrasi by AI

Read More

Hari Santri 2025: Menag Canangkan Direktorat Eselon I Khusus Pesantren

Bondowoso – 1miliarsantri.net : Peringatan Hari Santri Nasional 2025 menjadi momen penting bagi dunia pesantren di Indonesia. Dalam acara pembukaan Hari Santri yang digelar Kementerian Agama (Kemenag), Menteri Agama (Menag) Nazaruddin Umar mengumumkan rencana pembentukan Direktorat Eselon I khusus pesantren. Langkah ini disebut sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam memperkuat peran pesantren sebagai lembaga pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat. Menurut Menag, pesantren memiliki kontribusi besar dalam sejarah perjuangan bangsa serta pembangunan moral dan spiritual masyarakat Indonesia. Karena itu, penguatan struktur kelembagaan di Kemenag yang secara khusus menangani urusan pesantren dinilai sangat mendesak. “Pesantren bukan hanya lembaga pendidikan. Ia adalah pusat pembentukan karakter, moralitas, dan bahkan ekonomi umat. Karena itu, sudah saatnya pesantren memiliki direktorat khusus di tingkat Eselon I yang fokus mengurus kebijakan, program, dan pengembangannya,” ujar Nazaruddin Umar saat membuka peringatan Hari Santri 2025 di Jakarta, seperti dikutip dari Kemenag.go.id Pesantren Sebagai Pilar Pendidikan dan Kebangsaan Sejak dulu, pesantren telah menjadi bagian penting dari sistem pendidikan Indonesia. Lembaga ini tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga membentuk karakter mandiri, tangguh, dan berjiwa kebangsaan. Menag menilai bahwa penguatan pesantren akan membantu menciptakan keseimbangan antara spiritualitas, intelektualitas, dan kemandirian ekonomi santri. “Santri hari ini adalah penerus ulama masa depan. Maka, pesantren harus diperkuat bukan hanya secara fisik, tapi juga secara kelembagaan agar mampu menghadapi tantangan zaman,” tutur Menag. Pemerintah sendiri telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mendukung pesantren, seperti Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren dan alokasi dana abadi pesantren. Namun, Nazaruddin Umar menilai bahwa dukungan struktural di tingkat pusat masih perlu diperkuat agar koordinasi dan implementasi kebijakan lebih efektif. Baca juga: Pemerintah Tanggapi Isu Dapur Fiktif dalam Program MBG Rencana Pembentukan Direktorat Khusus Pesantren Pembentukan Direktorat Eselon I ini nantinya akan menjadi lembaga tertinggi di bawah Kementerian Agama yang fokus pada urusan pesantren. Selama ini, urusan pesantren berada di bawah Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) yang masih termasuk dalam Ditjen Pendidikan Islam. Dengan adanya direktorat khusus, diharapkan pengelolaan pesantren menjadi lebih fokus dan terkoordinasi, mulai dari pengembangan kurikulum, kesejahteraan guru dan santri, hingga digitalisasi administrasi pesantren. “Kami ingin memastikan bahwa kebijakan terhadap pesantren tidak sekadar bersifat administratif, tetapi substantif. Direktorat ini nantinya akan mengawal transformasi pesantren menjadi lembaga pendidikan yang modern tanpa kehilangan ruh keislamannya,” jelas Menag. Selain itu, rencana ini juga sejalan dengan semangat Hari Santri 2025 yang mengusung tema ‘Santri Mandiri, Pesantren Maju, Indonesia Berdaya’. Tema ini menegaskan bahwa kemandirian pesantren harus menjadi pilar bagi kebangkitan ekonomi umat dan ketahanan sosial bangsa. Harapan untuk Masa Depan Pesantren Menag berharap pembentukan Direktorat Eselon I dapat segera terealisasi dalam waktu dekat setelah mendapat kajian mendalam dari pihak Kemenag dan Kementerian PAN-RB. Langkah ini akan menandai babak baru bagi tata kelola pesantren di Indonesia. Dalam kesempatan yang sama, Nazaruddin Umar juga menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, ormas Islam, dan masyarakat pesantren untuk memperkuat nilai-nilai keislaman dan kebangsaan. “Pesantren harus menjadi pusat kebudayaan Islam Indonesia yang ramah, toleran, dan berkeadaban. Santri tidak boleh hanya unggul dalam ilmu agama, tetapi juga harus siap berkontribusi dalam sains, teknologi, dan sosial kemasyarakatan,” ujar Menag. Langkah strategis ini disambut positif oleh berbagai kalangan pesantren. Banyak pengasuh pondok pesantren menyambut baik inisiatif tersebut karena dinilai akan memberikan perhatian lebih terhadap pengembangan pesantren secara menyeluruh, termasuk dalam bidang fasilitas, pendanaan, dan pembinaan SDM. Baca Juga: Ekspor Nikel RI ke China Capai US$ 2,73 Miliar, Tantangan Diversifikasi Masih Mengemuka Pesantren dan Transformasi Digital Selain memperkuat kelembagaan, pemerintah juga mendorong pesantren agar tidak tertinggal dalam transformasi digital. Direktorat khusus nantinya akan mengembangkan program digitalisasi data pesantren, sistem pelaporan daring, dan pelatihan literasi digital bagi santri dan pengajar. Upaya ini diharapkan bisa membantu pesantren beradaptasi dengan perubahan zaman tanpa kehilangan karakter khasnya. Dengan demikian, pesantren dapat tetap menjadi pusat pendidikan Islam yang berakar kuat di tradisi, namun terbuka terhadap inovasi. Menag menutup sambutannya dengan pesan bahwa Hari Santri bukan sekadar peringatan seremonial, melainkan momentum refleksi bagi seluruh umat Islam di Indonesia. “Hari Santri harus menjadi pengingat bahwa kemerdekaan bangsa ini tidak lepas dari perjuangan para santri. Dan hari ini, kita teruskan perjuangan itu dengan cara memperkuat pesantren,” pungkasnya. Penulis: Glancy Verona Editor: Toto Budiman Ilustrasi by AI

Read More

Menteri Keuangan Purbaya Tentang Usulan ‘Family Office’ Luhut : Ya Bangun Saja Sendiri

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menolak penggunaan APBN untuk membiayai skema family office yang diusulkan Luhut. Jakarta – 1miliarsantri.net: Menteri Keuangan Republik Indonesia, Purbaya Yudhi Sadewa menanggapi usulan Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, tentang pembentukan “Famili Office”, yang telah lama diinisiasi oleh mantan Menko Marvest itu. Wacana pembentukan family office di Indonesia kembali menuai sorotan setelah Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan penolakannya terhadap penggunaan dana APBN untuk proyek tersebut. Usulan pembentukan family office (kantor keluarga atau manajemen kekayaan ultra-kaya) di Indonesia telah lama mengemuka, terutama melalui peran Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan (LBP), sebagaimana dikutip dari finance.detik.com. Konsep ini dirancang sebagai pusat keuangan atau Wealth Management Consulting (WMC) yang melayani individu dan keluarga dengan aset besar, dan diharapkan menarik dana investasi luar negeri masuk ke dalam negeri. Rencana konkret menyebutkan Bali sebagai lokasi potensial untuk KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) pusat keuangan + family office. Namun, pertanyaan muncul: dari mana sumber dana pembangunan dan operasionalnya? Inilah yang memicu respons dari Menteri Keuangan Purbaya. Pernyataan Tegas Menteri Keuangan Purbaya: “Bangun Sendiri, Tak Gunakan APBN” Dalam pernyataannya kepada wartawan (13 Oktober 2025), Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan bahwa pemerintah pusat tidak akan mengalihkan dana APBN untuk mendanai berdirinya family office seperti yang diusulkan. Purbaya mengatakan: “Biar saja. Kalau DEN bisa bangun sendiri, ya bangun saja sendiri. Saya anggarannya nggak akan alihkan ke sana.” Ia menegaskan komitmen pada prinsip anggaran yang tepat waktu, tepat sasaran, dan tanpa kebocoran. Selain itu, ia juga menyatakan belum terlalu memahami sepenuhnya konsep family office yang diusulkan, meskipun Luhut sering membahasnya. Dengan demikian, Purbaya menolak penggunaan dana publik untuk proyek tersebut dan mengalihkan tanggung jawab kepada DEN atau pihak swasta. Implikasi dan Tantangan Kebijakan Tegaknya penolakan semacam ini menyiratkan sejumlah dampak dan tantangan: Inovasi Jangan Pakai Dana APBN, Bangun Saja Sendiri Usulan family office ala Luhut dipandang sebagai kemungkinan inovasi dalam sektor keuangan dan investasi, tetapi ketika menghadapi konsolidasi kebijakan anggaran, Menteri Keuangan Purbaya memilih sikap tegas: “ya bangun saja sendiri, jangan pakai APBN”. Sikap Purbaya Yudhi Sadewa terhadap usulan family office Luhut menjadi cermin ketegasan pengelolaan fiskal di era baru.Ia menegaskan bahwa setiap proyek harus memiliki dasar manfaat publik yang jelas, bukan sekadar prestise ekonomi. Ke depan, keberhasilan proyek semacam ini sangat bergantung pada desain pendanaan yang realistis, transparansi regulasi, serta kerja sama antara DEN, sektor swasta, dan lembaga keuangan. Bila tidak hati-hati, usulan jagaan kekayaan ini bisa berakhir sebagai beban fiskal atau proyek tanpa arah yang jelas.*** Penulis : Thamrin Humris Editor : Thamrin Humris Sumber : detik finance bali.jpnn.com Foto : Kementerian Keuangan Kemenkeu Foto/Biro KLI – Wismu Nanda R. R.

Read More

Pemerintah Tanggapi Isu Dapur Fiktif dalam Program MBG

Indramayu – 1miliarsantri.net : Pemerintah menanggapi isu dapur fiktif dalam program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang beberapa waktu terakhir viral di media sosial. Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, menyampaikan permohonan maaf atas insiden keracunan yang terjadi di beberapa daerah, sekaligus menegaskan bahwa kasus ini menjadi bahan evaluasi serius bagi pemerintah. “Pertama-tama, atas nama pemerintah dan mewakili Badan Gizi Nasional (BGN), kami memohon maaf karena telah terjadi kasus yang tentu saja bukan sesuatu yang kami harapkan dan bukan suatu kesengajaan,” kata Prasetyo saat konferensi pers, dilansir dari YouTube Merdeka Dotcom. Ia menambahkan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan BGN serta pemerintah daerah untuk memastikan seluruh penerima manfaat yang terdampak menerima penanganan secepat dan sebaik mungkin. Evaluasi menyeluruh juga akan dilakukan, termasuk mitigasi dan perbaikan agar masalah serupa tidak terulang di kemudian hari. Prasetyo menekankan pentingnya keterbukaan dan koordinasi antara pemerintah pusat, BGN, dan daerah untuk menjaga kualitas program MBG. Baca juga: Ekspor Nikel RI ke China Capai US$ 2,73 Miliar, Tantangan Diversifikasi Masih Mengemuka Evaluasi Program dan Tindak Lanjut Terkait isu temuan ribuan titik dapur fiktif yang ramai dibicarakan di media sosial dan diangkat oleh anggota DPR, Prasetyo menyatakan pemerintah akan memeriksa dan menindaklanjuti laporan tersebut. “Nanti kami cek juga dengan BGN,” ujarnya, menegaskan komitmen pemerintah untuk memastikan program berjalan sesuai rencana dan tepat sasaran. Selain itu, pemerintah juga menanggapi usulan DPR untuk mengalihkan program MBG menjadi pemberian uang tunai kepada orang tua penerima. Prasetyo menyebut bahwa sejak awal banyak ide yang diajukan terkait program ini, dan tidak berarti satu ide lebih baik dari yang lain. Pemerintah tetap menilai bahwa konsep yang saat ini dijalankan oleh BGN merupakan metode terbaik untuk saat ini, namun tetap akan terus diperbaiki berdasarkan catatan evaluasi. Mengenai penerapan sanksi, Prasetyo menyatakan bahwa apabila ditemukan kelalaian atau kesengajaan dalam pelaksanaan SOP oleh SPBG, sanksi akan diberikan kepada pihak terkait. Namun, sanksi ini diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu operasional program dan tetap memastikan penerima manfaat mendapatkan MBG. “Sanksi harus diterapkan, tetapi jangan sampai mengganggu penerima manfaat untuk tidak mendapatkan MBG,” tegasnnya.  Baca juga: Sudah Dibuka! Begini Syarat dan Cara Daftar Program Magang Berbayar Pemerintah Pentingnya Edukasi Gizi dalam Program MBG Pernyataan pemerintah ini sekaligus menegaskan komitmen untuk meningkatkan pengawasan, transparansi, dan kualitas pelaksanaan program MBG di seluruh daerah. Namun, para ahli menilai bahwa keberhasilan program tidak hanya ditentukan oleh distribusi makanan bergizi, melainkan juga oleh pendidikan gizi yang menyertainya. Banyaknya kasus keracunan yang terjadi membuat program MBG medapat respon negatif dan pesimis dar khlayak, dan munculnya kekhawatirnya publik terhadap makanan di program tersebut. Padahal tujuan MBG untuk meningkatkan gizi masyarakat sangat diharapkan tercapai.  Penelitian dalam Jurnal Gizi Indonesia yang dilakukan oleh Nuryanto dkk. (2014) menunjukkan bahwa edukasi gizi mampu meningkatkan pengetahuan anak sekolah dasar dari 66,4% menjadi 71,6% serta meningkatkan sikap positif tentang gizi dari 70,3% menjadi 75%. Artinya, program seperti MBG akan lebih efektif bila disertai dengan penyuluhan, poster, atau media edukatif lain agar anak-anak tidak hanya menerima makanan, tetapi juga memahami pentingnya konsumsi bergizi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan integrasi distribusi makanan sehat dan edukasi gizi, pemerintah diharapkan tidak hanya menekan potensi penyalahgunaan program, tetapi juga membentuk pola makan sehat di kalangan anak-anak. Langkah ini dapat menjadi investasi jangka panjang untuk memperbaiki kualitas gizi masyarakat Indonesia. Penulis: Durotul Hikmah Editor: Glancy Verona Ilustrasi by AI

Read More

Relawan SPPG Ceger 01–Cipayung 02 Tingkatkan Kompetensi Lewat Pelatihan Keamanan Pangan Siap Saji di Jakarta Timur

Relawan SPPG Ceger 01–Cipayung 02 ikuti pelatihan keamanan pangan siap saji di Puskesmas Cipayung untuk wujudkan layanan masyarakat yang sehat dan higienis. Jakarta Timur — 1miliarsantri.net: Sebagai langkah nyata dalam meningkatkan kualitas layanan sosial dan kesehatan masyarakat, Relawan SPPG Ceger 01–Cipayung 02 mengikuti Pelatihan Keamanan Pangan Siap Saji yang digelar di Aula Lantai 4 Puskesmas Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur. Kegiatan yang berlangsung penuh antusias ini dihadiri oleh puluhan relawan yang terlibat langsung dalam berbagai kegiatan sosial, terutama Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Pelatihan menghadirkan narasumber dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, yakni Ibu Nesya yang menyampaikan materi secara daring melalui Zoom Meeting, serta dari Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur — dr. Emma, Bapak Sukadi, dan Bapak Faris. Baca Juga : Breaking News : Peringatan Dini Tsunami SULUT dan PAPUA Pentingnya Keamanan Pangan untuk Kesehatan Masyarakat Dalam sesi materi, para narasumber menegaskan bahwa keamanan pangan adalah pilar utama dalam menjaga kesehatan masyarakat. Setiap relawan yang berperan dalam pengolahan dan pendistribusian makanan harus memahami prinsip higienitas, kebersihan, dan standar gizi yang tepat. Selain teori, peserta juga mendapatkan edukasi praktis mengenai standar operasional makanan siap saji — mulai dari cara penyimpanan bahan baku, teknik memasak aman, hingga distribusi sesuai ketentuan kesehatan. Materi juga membahas pencegahan kontaminasi, penggunaan bahan tambahan yang aman, serta kebersihan diri dan peralatan dapur. Baca Juga : Jumat Hari yang Istimewa Bagi Umat Islam — Keberkahan dan Keistimewaan yang Sering Kita Lupakan Apresiasi dan Dukungan untuk Relawan Ketua SPPG Ceger 01–Cipayung 02, Ibu Wahyu Armadhea Putri, S.Sos, menyampaikan apresiasi kepada Dinas Kesehatan dan Sudinkes Jakarta Timur atas dukungannya dalam membina para relawan. “Relawan kami berinteraksi langsung dengan masyarakat setiap hari, terutama dalam Program MBG. Dengan pelatihan ini, kami lebih memahami pentingnya menjaga standar keamanan dan kebersihan pangan agar manfaatnya benar-benar dirasakan masyarakat tanpa risiko kesehatan,” ujarnya. Sementara itu, Ketua Yayasan Mustika Cakrawala Nusantara, Ibu RA Gesty Probowaty W., S.IP, selaku mitra pelaksana Dapur MBG, menilai bahwa kegiatan ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat sistem keamanan pangan nasional. Evaluasi dan Komitmen Ke Depan Menariknya, pelatihan juga dilengkapi ujian evaluasi melalui Google Form serta sesi diskusi interaktif bersama tim penguji dari Puskesmas Cipayung. Para peserta aktif berbagi pengalaman lapangan dan mendapatkan solusi praktis dari narasumber. Melalui kegiatan ini, para relawan diharapkan semakin profesional dan siap menjalankan amanah sosial, sekaligus memperkuat komitmen SPPG dalam menghadirkan layanan sosial yang aman, higienis, dan berkelanjutan. Kegiatan yang berlangsung satu hari penuh ini ditutup dengan foto bersama antara peserta dan pemateri dari Puskesmas Kecamatan Cipayung. Penyerahan sertifikat penghargaan akan dilakukan kemudian sebagai bentuk apresiasi terhadap dedikasi relawan dalam mendukung gerakan pangan sehat dan bergizi di lingkungan masyarakat. Penulis : Ki Ageng Sambung Bhadra Nusantara Editor: Thamrin Humris Foto istimewa

Read More

Breaking News : Peringatan Dini Tsunami SULUT dan PAPUA

Jakarta – 1miliarsantri.net: Gempa kembali mengguncang wilayah Indonesia. Gempa dengan kekuatan 7,6 SR dengan peringatan dini tsunami di Sulut dan Papua, dikutip dari channel Telegram resmi InaTEWS_BMKG, pagi ini Kamis 10 Oktober 2025. TELAH TERJADI GEMPA BUMI DENGAN PARAMETER SEMENTARA SEBAGAI BERIKUT: Kekuatan : 7.6 SRTanggal : 10-Oct-2025Waktu Gempa : 08:43:58 WIBGaris Lintang : 7.34 LUGaris Bujur : 126.87 BTKedalaman : 56 Km Lokasi : Mindanao, PhilippinesKeterangan : 287 km BaratLaut PULAUKARATUNG-SULUT371 km TimurLaut MELONGUANE-SULUT441 km TimurLaut TAHUNA-KEP.SANGIHE-SULUT689 km TimurLaut MANADO-SULUT2686 km TimurLaut JAKARTA-INDONESIA Evaluasi: BERPOTENSI TERJADI TSUNAMI DI WILAYAH: WAKTU TIBA GELOMBANG DAPAT BERBEDA.GELOMBANG YANG PERTAMA BISA SAJA BUKAN YANG TERBESAR. Saran: Pemerintah Propinsi/Kab/Kota yang berada pada status “AWAS”diharap memperhatikan dan segera mengarahkan masyarakat untuk melakukan evakuasimenyeluruh. Pemerintah Propinsi/Kab/Kota yang berada pada status “SIAGA”diharap memperhatikan dan segera mengarahkan masyarakat untuk melakukanevakuasi. Penulis : Thamrin Humris Editor : Thamrin Humris Sumber : InaTEWS_BMKG

Read More

Musala Pondok Ambruk di Sidoarjo, Bayang Keemasan Cordoba yang Terlupakan

Sidaorja – 1miliarsantri.net | KETIKA lantai musala di komples Pondok Pesantren Al-Khoziny di Sidoarjo ambruk saat waktu salat, bukan hanya beton yang patah — tetapi juga rasa aman, kepercayaan, dan martabat lembaga pendidikan Islam bisa ikut terguncang. Peristiwa tragis itu tak sekadar menggores duka, tetapi menelanjangi satu kenyataan getir: bahwa membangun tempat ibadah dan thalabul ilmi tak cukup dengan niat baik, melainkan harus ditegakkan di atas ilmu, amanah, dan tanggung jawab profesional. Pondasi yang Lemah, Nilai yang Runtuh Analisis teknis menunjukkan bahwa ambruknya musala disebabkan oleh kombinasi kegagalan struktural: fondasi yang lemah, desain penopang yang tak memadai, dan penambahan beban pengecoran yang melampaui kapasitas struktur. Lebih buruk lagi, bangunan tersebut berdiri tanpa Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan tanpa pengawasan ahli sipil bersertifikat. Diduga pula bahwa pengecoran belum cukup matang saat diberi beban tambahan — membuat struktur rapuh meski tampak kokoh di luar. Namun di balik setiap kesalahan teknis, tersimpan kegagalan moral. Ketika efisiensi biaya lebih diutamakan daripada keselamatan, maka yang roboh bukan sekadar dinding, tapi nilai amanah yang menjadi ruh pendidikan Islam. Dalam pandangan syariat, setiap kelalaian yang menelan nyawa bukan sekadar keteledoran, tetapi juga dosa sosial yang menodai makna tanggung jawab. Tatapan Dunia dan Nama Baik yang Diuji Tak butuh waktu lama, berita itu menembus sekat wilayah dan waktu. Media massa mainstream nasional seperti Kompas dan Tempo, melaporkan insiden itu secara luas dan beruntun. Di beberapa portal media massa besar internasional seperti Al Jazeera, The Associated Press dan Reuters, berita serupa muncul dengan judul menyedihkan: collapse of an Islamic boarding school building in Indonesia. Dunia menatap, dan yang tampak bukanlah cahaya ilmu para santri, melainkan reruntuhan kelalaian manusia. Persepsi ini menyakitkan. Sebab pesantren sejatinya adalah benteng amanah dan etika, bukan simbol kerapuhan tata kelola. Ketika bangunan rumah ibadah dan madrasah runtuh karena human error, maka yang retak bukan hanya bangunannya, tetapi juga bisa dalam hal kepercayaan umat terhadap profesionalitas lembaga Islam di tanah air. Bayang-Bayang Keemasan Arsitektur Islam Ironisnya, umat Islam yang dahulu dikenal membangun masjid megah di Cordoba, madrasah megah di Baghdad, dan universitas berwibawa di Fez dan Kairo, kini justru kehilangan ruh keahlian dan kehati-hatian itu. Pada masa keemasan Islam, arsitek dan insinyur Muslim menggabungkan iman, ilmu, etika dan estetika dalam satu kesatuan yang utuh. Kubah, menara, dan jendela bukan sekadar ornamen — melainkan hasil perhitungan ilmiah yang memuliakan Sang Pencipta. Bangunan mereka berdiri berabad-abad karena adanya kejujuran teknik dan kesungguhan niat. Mereka membangun bukan untuk cepat jadi, tapi untuk tahan diuji. Sementara kini, banyak proyek pembangunan lembaga Islam terjebak dalam logika praktis: murah, cepat, dan tampak megah — meski rapuh dari dalam. Dari Reruntuhan Menuju Kesadaran Baru Tragedi ini seharusnya menjadi titik balik bagi dunia pesantren dan seluruh lembaga Islam. Setiap pengelola, pengurus, donatur, pemerintah daerah dan stakeholder lainya mesti menegakkan standar baru dalam pembangunan: wajib melibatkan tenaga ahli bersertifikat, memastikan kepatuhan perizinan, dan menegakkan audit keselamatan secara berkala. Sebab IMB bukan formalitas, melainkan bagian dari tanggung jawab syar’i dan sosial. Lebih dari itu, musibah ini mengajarkan bahwa setiap batu bata yang diletakkan di rumah Allah dan madrasah adalah amanah spiritual. Ibadah tidak berhenti di sajadah, tetapi juga hidup dalam setiap tiang yang kokoh karena kejujuran perhitungan dan ketelitian kerja. Menegakkan Kembali Amanah yang Runtuh Musala Al-Khoziny mungkin telah hancur, tapi dari puing-puingnya kita bisa membangun kesadaran baru. Bahwa kualitas bangunan masjid dan madrasah adalah cermin kualitas iman, ilmu dan adab pembangunnya. Jika amanah ditegakkan setegak dinding yang kokoh, maka tak akan ada lagi santri dan jamaah yang tertimbun reruntuhan, dan tak akan ada lagi doa yang terhenti di tengah debu bangunan yang gagal. Dalam setiap krisis, ada cermin bagi umat. Musala Al-Khoziny telah menjadi cermin besar bagi dunia pesantren — memantulkan wajah kita sendiri: kadang lalai, kadang tergesa, kadang terlalu yakin tanpa perhitungan. Kini saatnya belajar lagi, bukan hanya dari kitab, tapi juga dari “beton yang retak”. Karena sesungguhnya, iman sejati adalah yang menegakkan bangunan masjid dan madrasah dengan tangan ilmu dan hati amanah. Wallahu a’lam. * Penulis: Abdullah al-Mustofa Editor: Toto Budiman Sumber: The Guardian, Kompas Foto: The Guardian, REZAMIR Baca juga: Tragedi Robohnya Musala di Pondok Pesantren Al-Khoziny ; Cahaya Ilmu di Tengah Ujian Kehidupan

Read More

Tragedi Robohnya Musala di Pondok Pesantren Al-Khoziny ; Cahaya Ilmu di Tengah Ujian Kehidupan

Bondowoso – 1miliarsantri.net : Pondok pesantren Al-Khoziny di Buduran, Sidoarjo  telah lama dikenal sebagai salah satu pesantren yang berperan penting dalam mencetak generasi muda berakhlak mulia dan berwawasan luas. Di tempat ini, ratusan santri menimba ilmu agama sekaligus membentuk karakter yang tangguh. Musibah robohnya musala tiga lantai di Pondok Pesantren Al-Khoziny yang terjadi pada Senin (29/09) sore, menyisakan duka yang mendalam bagi keluarga korban santri. Tak kurang 38 orang santri terjebak di bawah reruntuhan gedung dan dilaporkan belum ditemukan hingga Selasa (30/09). Tim SAR gabungan saat ini berpacu dengan waktu, mengingat terdapat periode krusial atau golden time. Data sementara mencatat total ada 98 santri jumlah korban luka-luka yang dirawat di tiga rumah sakit, yaitu RSUD Sidoarjo, RSI Siti Hajar dan RS Delta Surya. Setidaknya tiga santri meninggal dunia, akibat robohnya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny di Kabupaten Sidoarjo. Sekaligus menjadi pengingat bahwa setiap cobaan, selalu hadir bersama hikmah bagi seorang muslim. Sesiapapun dari kita pasti akan diuji dengan berbagai cobaan, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 155-157 yang berbunyi: “Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mengucapkan : “inna lillahi wa innaa ilaihi rojiuun”.” Keberadaan pesantren ini bukan hanya tempat belajar, melainkan juga wadah pembinaan spiritual yang menguatkan nilai-nilai kebersamaan dalam masyarakat. Peran Penting Pondok Pesantren Al-Khoziny dalam Pendidikan Islam Pondok pesantren Al-Khoziny selama ini dikenal sebagai lembaga pendidikan yang konsisten dalam menjaga tradisi Islam. Bagi santri, pesantren tidak hanya tempat menuntut ilmu, melainkan juga menjadi rumah kedua yang membentuk kepribadian mereka. Kurikulum yang diterapkan di dalamnya mencakup pembelajaran Al-Qur’an, hadis, fiqih, dan ilmu agama lainnya, yang dilengkapi dengan pendidikan karakter sehari-hari. Selain itu, Pondok pesantren Al-Khoziny juga menekankan pentingnya kebersamaan. Santri diajarkan untuk hidup sederhana, mandiri, serta saling tolong-menolong. Nilai-nilai inilah yang menjadikan lulusan pesantren tidak hanya memiliki pengetahuan agama yang luas, tetapi juga siap menghadapi tantangan sosial di masyarakat nantinya. Dengan demikian, pesantren ini telah memberikan kontribusi besar dalam membangun generasi muslim yang cerdas, berakhlak mulia, dan berdaya guna. Musibah dan Solidaritas untuk Pondok Pesantren Al-Khoziny Pondok pesantren Al-Khoziny mengalami musibah yang cukup mengejutkan. Terjadi di saat para santri melaksanakan ibadah shalat ashar. Peristiwa ini tidak hanya mengundang duka mendalam, tetapi juga menggugah solidaritas dari banyak pihak. Dukungan berupa doa, bantuan moral, dan material datang dari masyarakat sekitar, pesantren lain, hingga warganet. Kehadiran kepedulian tersebut menjadi bukti bahwa pesantren masih memegang peran sentral dalam kehidupan sosial umat. Musibah ini seakan memperlihatkan bahwa di balik ujian besar, selalu ada kekuatan kebersamaan. Masyarakat luas menyadari bahwa pesantren bukan hanya tempat pendidikan, melainkan juga aset umat yang harus dijaga bersama. Doa agar Pondok pesantren Al-Khoziny segera pulih dan bangkit dari cobaan terus mengalir, menjadi energi positif untuk keluarga besar pesantren dalam menghadapi hari-hari ke depan. Diantaranya pondok Tahfidz Modern Al Imam Kediri yang menyampaikan bela sungkawa dalam bingkai Pray for Al-Khoziny di sosial medianya. Baca juga : Mengukir Langkah Bersama: Haflah Akhirussanah ke-VI Pondok Tahfidz Modern Al-Imam   Pondok pesantren Al-Khoziny tidak hanya menjadi simbol pendidikan Islam, tetapi juga pilar kebersamaan dan kepedulian sosial. Musibah yang terjadi memang meninggalkan luka, namun dari sini tumbuh harapan baru akan kebangkitan. Semoga Allah memberikan kesabaran Dengan segala doa, dukungan, dan kebersamaan, pesantren ini semoga mampu berdiri kembali dengan lebih kuat lagi. Dan semoga, Pondok pesantren Al-Khoziny tetap menjadi cahaya ilmu yang menerangi jalan generasi muda menuju masa depan yang lebih baik.(**) Penulis : Iffah Faridatul Hasanah Editor : Toto Budiman Foto : berbagai sumber

Read More