Hari Dokter Nasional 2025: Sejarah hingga Bentuk Peringatan

Bekasi – 1miliarsantri.net: Hari Dokter Nasional yang diperingati setiap tanggal 24 Oktober merupakan momentum penting untuk mengenang sejarah, menghargai dedikasi, serta merenungkan peran vital para dokter sebagai pilar utama dalam sistem kesehatan nasional. Peringatan ini sekaligus bertepatan dengan hari lahirnya Ikatan Dokter Indonesia (IDI), organisasi profesi kedokteran yang telah menjadi wadah bagi seluruh dokter Indonesia. Sejarah dan Tujuan  Hari Dokter Nasional Pada tanggal 24 Oktober 1950, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) secara resmi mendapatkan legalitas hukum di depan notaris. Tanggal inilah yang kemudian ditetapkan sebagai hari jadi IDI dan diperingati sebagai Hari Dokter Nasional. Kelahiran IDI menandai era baru, di mana profesi kedokteran di Indonesia benar-benar dikelola oleh dokter Indonesia sendiri, yang artinya bebas dari intervensi asing. Menginjak usia ke 75 tahun sejak didirikan pada 24 Oktober 1950, IDI telah memainkan peran strategis dalam lingkup pembangunan kesehatan nasional, baik dari aspek pelayanan medis, pengembangan ilmu kedokteran, advokasi kebijakan kesehatan serta bentuk pengabdian kepada masyarakat. Peringatan Hari Dokter Nasional atau HUT IDI ke-75 tahun 2025 yang mengusung tema75 Tahun IDI Berkarya, Membangun Kesehatan Bangsa”, bermakna bahwa IDI berkomitmen untuk terus berkarya melalui peran aktif para dokter, membangun kesehatan yang lebih baik serta mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat yang berkelanjutan. Hari Dokter Nasional juga memiliki tujuan yang jelas diantaranya adalah memadukan potensi dokter di seluruh Indonesia, menjaga harkat dan martabat profesi, mengembangkan ilmu kedokteran, dan yang paling utama, meningkatkan kesehatan rakyat Indonesia menuju masyarakat sehat dan sejahtera. Baca juga: Hari Santri Nasional 2025: Sejarah, Tema dan Tujuan Peringatan Dokter: Lebih dari Sekedar Profesi, Bentuk Dedikasi Tanpa Batas Dokter adalah sebuah profesi yang telah berlisensi untuk berpraktik dalam menyembuhkan, mendiagnosis, dan mencegah penyakit. Namun, lebih dari sekadar keahlian ilmiah dan teknis, menjadi seorang dokter adalah panggilan jiwa yang menuntut pengorbanan, dedikasi, dan empati tanpa batas. Dalam kehidupan sehari-hari, dokter adalah garda terdepan yang berhadapan langsung dengan penderitaan dan harapan yang tidak hanya merawat fisik, tetapi juga memberikan dukungan emosional kepada pasien dan keluarganya. Di balik jam praktik yang panjang, keputusan cepat di ruang gawat darurat, atau penelitian untuk menemukan solusi medis, terdapat komitmen yang kuat untuk melayani. Bentuk Peringatan Hari Dokter Nasional 2025: Merayakan Dedikasi, Menguatkan Komitmen Berbagai kegiatan biasanya dilaksanakan dalam rangka Hari Dokter Nasional. Mulai dari seminar ilmiah, bakti sosial, pengobatan dan konsultasi gratis, hingga kampanye kesehatan. Semua kegiatan ini bertujuan untuk mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan mewujudkan cita-cita Indonesia Sehat. Tidak hanya itu, Pengurus Besar IDI, IDI wilayah, IDI cabang dan perhmpunan serta keseminatan berinisiatif untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang bersifat edukatif, prefentif dan sosial. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat menjadi wadah dalam mempererat solidaritas antar anggota serta meningkatkan peran serta dokter dalam pembangunan kesehatan dan mewujudkan Indonesia yang lebih sehat dan sejahtera. Bagi masyarakat umum, Hari Dokter Nasional adalah kesempatan untuk mengucapkan terima kasih dan memberikan apresiasi atas jasa para dokter. Penghargaan ini bisa berupa ucapan tulus, dukungan nyata terhadap profesi mereka, atau bahkan dengan cara menjaga kesehatan diri sendiri sebagai wujud penghargaan atas kerja keras mereka. Pada akhirnya, Hari Dokter Nasional adalah perayaan yang menegaskan kembali kemitraan antara dokter, pemerintah, dan masyarakat. Peringatan ini merupakan bentuk apresiasi tehadap tangan-tangan yang menyembuhkan dan hati yang peduli serta menguatkan komitmen bersama untuk mencapai satu tujuan mulia yaitu kesehatan optimal bagi seluruh rakyat Indonesia. Selamat Hari Dokter Nasional 2025! Semoga dedikasi tanpa lelah para dokter di seluruh penjuru negeri senantiasa menjadi inspirasi dan membawa kemajuan bagi kesehatan bangsa. Baca juga: Dari Pesantren untuk Dunia: 10 Tahun Santri Menjaga Nilai Bangsa dan Peradaban Penulis: Gita Rianti D Pratiwi Editor: Glancy Verona Sumber foto: https://www.idionline.org/article/download-logo-hut-75-idi-75-tahun-idi-berkarya-membangun-kesehatan-bangsa#:~:text=Download%20Logo:%20HUT%2075%20IDI,IDI%20Berkarya%2C%20Membangun%20Kesehatan%20Bangsa%E2%80%9D https://prodia.co.id/id/konsultasi-dokter

Read More

Hari Santri Nasional 2025: Sejarah, Tema dan Tujuan Peringatan

Bekasi – 1miliarsantri.net: Hari Santri Nasional (HSN) yang diperingati setiap tanggal 22 Oktober merupakan sebuah momen penting yang bukan hanya sekadar peringatan kalender, namun juga sebagai bentuk pengakuan resmi negara atas peran historis dan kontribusi berkelanjutan para santri dalam menjaga eksistensi dan memajukan peradaban bangsa. Menginjak satu dekade sejak penetapannya pada tahun 2015, Peringatan Hari Santri Nasional 2025 menjadi semakin istimewa dengan mengangkat tema sentral yang visioner, dalam kata lain menegaskan kembali posisi santri sebagai penjaga tradisi dan pelopor kemajuan. Sejarah Hari Santri Nasional, Sebuah Resolusi Jihad Penetapan Hari Santri Nasional pada 22 Oktober didasarkan pada Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015. Pemilihan tanggal 22 Oktober bertujuan untuk mengenang dan meneladani peristiwa heroik yang menjadi titik balik dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Sejarah Hari Santri Nasional berakar pada peristiwa Resolusi Jihad yang dikeluarkan oleh pendiri Nahdlatul Ulama (NU), Hadratussyekh KH. Hasyim Asy’ari, pada tanggal 22 Oktober 1945 di Surabaya. Dua bulan setelah Proklamasi Kemerdekaan, tentara Sekutu yang diboncengi oleh tentara NICA (Belanda) kembali datang ke Indonesia dengan tujuan merebut kembali kedaulatan. Dalam situasi genting tersebut, KH. Hasyim Asy’ari menyerukan fatwa jihad yang mewajibkan seluruh umat Islam, khususnya santri dan ulama, untuk mengangkat senjata demi mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Baca juga: Dari Pesantren untuk Dunia: 10 Tahun Santri Menjaga Nilai Bangsa dan Peradaban Resolusi Jihad ini menegaskan bahwa perjuangan membela tanah air dari penjajah adalah sebuah kewajiban agama, yang hukumnya adalah “fardhu ‘ain” bagi umat Islam yang berada dalam jarak 90 kilometer dari medan pertempuran. Seruan ini membakar semangat perlawanan rakyat, yang puncaknya terjadi pada Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, di mana para santri dan ulama bahu-membahu dengan tentara rakyat melawan kekuatan asing. Peristiwa ini menjadi bukti tak terbantahkan bahwa santri dan pesantren adalah garda terdepan dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sejak awal kelahirannya. Penetapan Hari Santri Nasional (HSN), menjadi bukti secara resmi bahwa negara mengakui jasa besar para santri dan ulama, sekaligus menjadi refleksi bahwa perjuangan santri tidak berhenti pada pertempuran fisik, melainkan terus bertransformasi menjadi “jihad” dalam ranah intelektual, sosial, dan ekonomi untuk mengisi kemerdekaan dan membangun bangsa. Tema Hari Santri Nasional 2025: Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia Kementerian Agama Republik Indonesia telah menetapkan tema Hari Santri Nasional 2025, yaitu “Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia.” Tema ini merefleksikan dua pilar utama peran santri di masa kini dan masa depan. Frasa “Mengawal Indonesia Merdeka” merupakan penegasan kembali komitmen santri sebagai pewaris semangat Resolusi Jihad. Mengawal diartikan sebagai upaya aktif dan berkelanjutan untuk menjaga kedaulatan bangsa dari segala bentuk ancaman, baik itu ancaman fisik, ancaman ideologi radikal, bahaya narkotika, maupun disrupsi teknologi digital yang dapat mengikis nilai-nilai kebangsaan. Sementara itu, frasa “Menuju Peradaban Dunia” mencerminkan visi yang ambisius dan global. Hal ini menunjukkan bahwa peran santri tidak lagi terbatas pada lingkup pesantren atau nasional, melainkan berorientasi pada kontribusi global. Santri diharapkan menjadi pelopor dalam membangun peradaban universal yang berkeadilan, damai, dan beradab. Baca juga: Semarak Hari Santri 2025, PCNU Purwakarta Hadirkan Kegiatan Bernuansa Religi dan Cinta Tanah Air Tujuan Peringatan Hari Santri Nasional Peringatan Hari Santri Nasional memiliki beberapa tujuan utama yang sangat mendalam bagi santri, pesantren, dan seluruh rakyat Indonesia: Tujuan utama dari Peringatan Hari Santri Nasional adalah untuk mengingat kembali sejarah gemilang peran santri dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan, khususnya melalui Resolusi Jihad. Hal ini penting untuk menanamkan rasa patriotisme dan nasionalisme yang berlandaskan spiritualitas. Hari Santri menjadi momentum untuk memperteguh nilai-nilai luhur yang diajarkan di pesantren, seperti kemandirian, kedisiplinan, akhlakul karimah (akhlak mulia), serta semangat berbakti kepada kiai, masyarakat, dan negara. Mendorong santri untuk terus beradaptasi dengan kemajuan zaman, berinovasi, dan berkontribusi aktif dalam berbagai sektor pembangunan, mulai dari ekonomi, teknologi, hingga sosial-budaya. Peringatan ini menegaskan bahwa pondok pesantren adalah bagian integral dari sistem pendidikan nasional yang telah melahirkan banyak tokoh bangsa dan berperan vital dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Melalui peringatan ini, santri menjadi simbol penting dalam menyebarkan nilai-nilai Islam rahmatan lil alamin (rahmat bagi seluruh alam) yang bersifat toleran, inklusif, dan moderat, sekaligus menangkal paham-paham radikalisme. Pada akhirnya, peringatan Hari Santri Nasional 2025 bukan hanya sekedar perayaan, melainkan sebuah kontrak sosial dan spiritual bagi santri Indonesia untuk terus mengabdi. Melalui bilik-bilik pesantren yang bersahaja, santri bergerak maju, “Mengawal Indonesia Merdeka” dengan jiwa raga, dan berjuang untuk membawa bangsa ini “Menuju Peradaban Dunia” yang lebih baik. Penulis: Gita Rianti D Pratiwi Editor: Glancy Verona Sumber foto: Gemini AI

Read More

Dari Pesantren untuk Dunia: 10 Tahun Santri Menjaga Nilai Bangsa dan Peradaban

Bondowoso – 1miliarsantri.net : Tahun 2025 menjadi momentum istimewa bagi dunia pesantren di Indonesia. Hari Santri yang diperingati setiap 22 Oktober kini telah memasuki usia satu dekade. Sejak ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo pada 2015, Hari Santri Nasional bukan hanya menjadi perayaan simbolik bagi kaum santri, tetapi juga tonggak pengakuan terhadap kontribusi besar pesantren dalam menjaga nilai kebangsaan, membangun karakter bangsa, dan berkontribusi bagi peradaban dunia. Peringatan 10 Tahun Hari Santri 2025 mengusung semangat “Dari Pesantren untuk Dunia”, sebuah tema yang mencerminkan kiprah santri Indonesia dalam menebarkan nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin ke seluruh penjuru bumi. Pesantren kini tak lagi dipandang sebagai lembaga pendidikan tradisional semata, melainkan pusat pembentukan manusia berakhlak, berpengetahuan, dan berdaya saing global. Perjalanan Satu Dekade: Santri Sebagai Penjaga Nilai Kebangsaan Sejak awal berdirinya, pesantren menjadi benteng moral dan spiritual bangsa. Para kiai dan santri telah berperan penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, terutama dalam menjaga semangat nasionalisme yang berakar pada nilai keislaman. Resolusi Jihad 22 Oktober 1945 yang digagas oleh Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari menjadi bukti sejarah bahwa santri adalah pejuang bangsa yang rela berkorban demi kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia. Dalam satu dekade terakhir, semangat itu terus dijaga melalui berbagai program yang digerakkan oleh pemerintah, ormas Islam, dan lembaga keagamaan. Pesantren kini tidak hanya fokus pada pendidikan agama, tetapi juga pengembangan ekonomi mandiri, inovasi lingkungan, hingga penguatan moderasi beragama. Melalui pendekatan ini, santri turut memperkuat identitas kebangsaan yang inklusif dan damai, menjadikan pesantren sebagai laboratorium sosial yang menghasilkan generasi cinta tanah air dan siap berkontribusi di level global. Baca juga: Semarak Hari Santri 2025, PCNU Purwakarta Hadirkan Kegiatan Bernuansa Religi dan Cinta Tanah Air Pesantren dan Kiprah Global: Santri Mendunia Perjalanan santri Indonesia kini telah melampaui batas geografis. Banyak alumni pesantren yang menempuh pendidikan di luar negeri, menjadi pendakwah di mancanegara, atau mengabdi melalui lembaga kemanusiaan internasional. Hal ini menunjukkan bahwa nilai-nilai pesantren mampu beradaptasi dengan zaman tanpa kehilangan jati dirinya. Program seperti “Santri untuk Dunia” yang digagas oleh berbagai lembaga zakat dan organisasi Islam menjadi wujud nyata kiprah santri dalam menjawab tantangan global. Melalui diplomasi budaya dan pendidikan, santri berperan menyebarkan nilai-nilai perdamaian, toleransi, dan kemanusiaan di tengah dunia yang penuh gejolak. Salah satu contoh konkret adalah kontribusi santri dalam kegiatan dakwah digital dan literasi global. Banyak pesantren kini mengembangkan platform dakwah kreatif melalui media sosial dan kanal daring, membawa pesan Islam moderat kepada masyarakat luas, bahkan hingga lintas negara. Pesantren dan Kemandirian Ekonomi Umat Selain bidang keilmuan dan dakwah, pesantren juga mulai menumbuhkan ekonomi kemandirian berbasis komunitas. Banyak pesantren yang mendirikan unit usaha mikro, koperasi santri, hingga pesantren wisata dan pertanian berkelanjutan. Inovasi ini menjadi bagian dari upaya memperkuat ketahanan ekonomi umat sekaligus memperlihatkan bahwa pesantren mampu menjadi motor penggerak pembangunan di tingkat lokal. Lembaga-lembaga seperti BAZNAS dan Kementerian Agama turut berperan dalam mendorong pengembangan Pesantren Produktif dan Pesantren Hijau, yang tidak hanya fokus pada aspek spiritual, tetapi juga keberlanjutan ekonomi dan lingkungan. Dengan demikian, pesantren mampu menunjukkan wajah Islam yang seimbang antara ibadah, ilmu, dan amal sosial. Hari Santri 2025: Momentum Refleksi dan Aksi Memasuki 10 tahun peringatan Hari Santri, semangat pesantren semakin relevan dengan tantangan zaman. Dunia modern menuntut integrasi antara spiritualitas dan kemajuan teknologi, antara kearifan lokal dan jejaring global. Dalam konteks ini, pesantren hadir sebagai jembatan antara nilai keislaman dan kemajuan peradaban. Peringatan Hari Santri 2025 di berbagai daerah, termasuk di Lampung dan Jawa Timur, diramaikan dengan kegiatan doa bersama, bakti sosial, seminar kebangsaan, hingga gerakan peduli lingkungan. Semua kegiatan tersebut menegaskan bahwa santri bukan hanya penjaga moral bangsa, tetapi juga penggerak perubahan sosial. “Santri adalah simbol keseimbangan antara iman, ilmu, dan amal. Mereka tidak hanya belajar agama, tetapi juga menebarkan nilai kemanusiaan yang universal,” ujar salah satu pengurus BAZNAS Lampung dalam wawancara resmi. Baca juga: Said Didu Beberkan Kelangkaan BBM di SPBU Swasta Akibat Korupsi Pertamina 2018–2023 Dari Santri untuk Dunia Dari pesantren-pesantren di pelosok Indonesia, lahirlah generasi yang siap berkiprah untuk kemajuan bangsa dan dunia. Mereka membawa pesan perdamaian, keberkahan, dan cinta tanah air yang berakar kuat pada nilai-nilai Islam. Sepuluh tahun perjalanan Hari Santri menjadi pengingat bahwa peran santri tidak akan pernah lekang oleh waktu. Dari pesantren, lahirlah cahaya ilmu dan akhlak yang terus menerangi peradaban manusia. Penulis: Glancy Verona Editor: Toto Budiman Ilustrasi by AI

Read More

Selamat Hari Santri Nasional 2025

Segenap Manajemen dan Redaksi 1miliarsantri.net Mengucapkan “Selamat Hari Santri Nasional 2025” Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia Jakarta — 1miliarsantri.net: Hari Santri Nasional yang diperingati sejak 22 Oktober 2015 hingga saat ini melalui Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 merupakan momentum Penghormatan pada santri dan ulama yang menjadi garda terdepan perjuangan bangsa. Tema Hari Santri Nasional 2025 Momentum ini menjadi pengingat bahwa santri bukan hanya bagian dari sejarah, tetapi juga bagian penting dalam membangun masa depan Indonesia. Ikuti terus artikel 1miliarsantri.net dalam rangkaian Hari Santri Nasional 2025, dengan tajuk #SantriIndonesiaMenyapaDunia Penulis : Thamrin Humris Editor : Thamrin Humris Foto istimewa

Read More

Dampak dan Kontroversi “Xpose Uncensored Trans7” yang Menggugah Publik

Situbondo – 1miliarsantri.net : Saat ini banyak orang mendadak mencari “Xpose Uncensored Trans7” di media sosial dan mesin pencari, setelah program yang mengusung nama itu memicu gelombang reaksi dari berbagai kalangan. Tayangan Xpose Uncensored Trans7 tersebut tak hanya menjadi bahan perbincangan, tetapi juga memunculkan kontroversi serius tentang etika penyiaran, perasaan publik, dan batas kebebasan jurnalistik. Mari kita ulas bersama bagaimana program Xpose Uncensored Trans7 bisa menjadi sorotan tajam di tengah masyarakat. Kontroversi dan Reaksi Publik terhadap Xpose Uncensored Trans7 Kita perlu memahami bahwa setiap konten media yang menyentuh institusi sensitif seperti pesantren, agama, atau tokoh masyarakat memiliki risiko tinggi memancing pro-kontra di kalangan masyarakat. Program xpose uncensored trans7 menjadi sorotan ketika salah satu episodenya yang ditayangkan pada Senin 13 Oktober, dianggap menyinggung kehidupan Pondok Pesantren terutama Lirboyo dengan cara yang dinilai kurang pantas. Banyak pihak merasa bahwa tayangan tersebut melewati batas kesopanan dan mengabaikan rasa hormat terhadap lingkungan pesantren. Reaksi datang dari alumni pesantren, organisasi keagamaan, dan masyarakat umum yang menyerukan agar penyiaran itu dikaji ulang, jangan sampai merusak citra lembaga keagamaan yang selama ini dianggap suci dan dihormati. Bahkan tagar #BoikotTrans7 ikut muncul sebagai bentuk kekecewaan masa terhadap program tersebut. Di sisi lain, Trans7 akhirnya memberi tanggapan resmi pada selasa 14 Oktober, mereka mengakui adanya kesalahan dan meminta maaf secara langsung di depan publik atas tayangan itu. Dan dalam surat permohonan maaf yang dikeluarkan mereka juga menyebut bahwa terjadi keteledoran dalam proses editing dan penyajian segmen yang memicu kegaduhan. Tanggung Jawab Media dan Etika Penyiaran Menurut Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) dari KPI, lembaga penyiaran wajib menghormati nilai agama, norma kesusilaan, dan kemanusiaan dalam konten yang disiarkan. Bila sebuah tayangan dianggap melecehkan atau menyerang martabat kelompok tertentu, maka tayangan itu bisa dianggap melanggar etika penyiaran. Baca juga : DPR RI Panggil Trans7 dan Alumni Santri Lirboyo: Bahas Tayangan Kontroversial, Trans7 Minta Maaf dan Program Dihentikan Dalam konteks xpose uncensored trans7, kritik muncul bahwa penyajian konten justru mendistorsi realitas pesantren, memperlihatkan potongan-potongan yang sensasional tanpa memberikan ruang klarifikasi yang seimbang. Hal ini memunculkan pertanyaan apakah program itu sudah melakukan verifikasi, memberikan kesempatan respons, atau menimbang dampak sosialnya? Banyak yang menilai, maaf saja tidak cukup jika tidak disertai langkah korektif konkret. Media punya peran besar membentuk opini publik dengan mem blow up sebuah peristiwa. Bila program menyajikan potongan atau framing yang merugikan pihak tertentu (judge by opinion), dampaknya bisa mengakar jauh mempengaruhi persepsi, menimbulkan stigma, atau bahkan konflik antar kelompok. Oleh sebab itu, transparansi proses editorial dan pemberian ruang hak jawab menjadi kunci dalam menjaga kredibilitas media. Lembaga penyiaran harus lebih hati-hati dalam menyentuh topik sensitif. Sebelum menayangkan segmen yang menyangkut agama, lembaga sosial, atau komunitas tertentu, verifikasi data dan pengecekan narasi harus jadi langkah wajib. Hindari potongan klip yang bisa menciptakan framing negatif tanpa konteks penuh. Baca juga : Trans7 Minta Maaf ke Pesantren Lirboyo: ‘Mengaku Lalai’ — Ini Penjelasannya… Dalam dunia digital sekarang, konten segera tersebar. Permintaan maaf lewat surat resmi saja tidak lagi cukup, media perlu membuat klarifikasi terbuka, audio visual korektif di kanal publik, serta memberi ruang komunikasi dua arah agar pihak yang dirugikan bisa menyampaikan tanggapan langsung. Menutup tulisan ini, kita harus menyadari bahwa kontroversi xpose uncensored trans7 lebih dari sekadar program televisi yang bermasalah, ia adalah cermin bagaimana media dan masyarakat harus saling menjaga etika, rasa hormat, dan tanggung jawab sosial. Baca juga : Hari Santri dan “Cermin Retak” di Layar Televisi Semoga kejadian ini menjadi pelajaran bahwa tayangan sesungguhnya bukan hanya tentang rating, melainkan juga dampak moral dan sosial. Mari bersama kita aktif memantau dan mendorong agar rumah produksi (production house) ke depan, bisa hadir dengan cara yang lebih berimbang, bermartabat, dan penuh integritas. Saat ini memang program “Xpose Uncensored Trans7” sudah dihentikan programnya secara permanen oleh pihak Trans7. Tetapi accident produksi program media seperti ini, bukan tidak mungkin bisa terjadi kembali di kemudian hari. Para praktisi media juga perlu mawas diri dan mentaati Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS). P3SPS Adalah seperangkat aturan yang telah ditetapkan KPI untuk memastikan setiap program siaran televisi dan radio mematuhi nilai etika, moral dan kepentingan publik. Pedoman ini menjadi rambu utama bagi lembaga penyiaran agar isi penyiaran tidak bertentangan dengan norma agama, kesusilaan, dan hukum yang berlaku.(**) Penulis: Iffah Faridatul Hasanah Editor : Toto Budiman Foto : Dokumentasi Trans7

Read More

Viral Santri Ikut Ngecor di Ponpes Lirboyo, Pengurus: Itu Bentuk Amal Jariyah

Bondowoso – 1miliarsantri.net : Viralnya video para santri Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, yang ikut membantu proses pengecoran bangunan pondok, telah menarik perhatian publik di berbagai platform media sosial. Dalam video yang beredar, terlihat para santri mengenakan sarung sambil memindahkan adonan semen dan bekerja bersama-sama untuk membangun fasilitas pesantren. Aksi ini memicu beragam komentar, mulai dari rasa kagum atas semangat gotong royong mereka, hingga perdebatan mengenai apakah pekerjaan fisik tersebut seharusnya dilakukan oleh santri. Menanggapi hal tersebut, pihak Pengurus Pondok Pesantren Lirboyo memberikan klarifikasi dan menegaskan bahwa kegiatan tersebut bukan bentuk eksploitasi, melainkan bagian dari pendidikan karakter dan amal jariyah yang telah menjadi tradisi pesantren sejak lama. Amal Jariyah dan Nilai Pendidikan di Balik Aksi Gotong Royong Menurut keterangan resmi yang dilansir dari CNN Indonesia, kegiatan ngecor tersebut dilakukan secara sukarela oleh para santri sebagai bentuk pengabdian kepada pondok. “Itu merupakan bagian dari amal jariyah mereka. Para santri ingin berkontribusi secara nyata dalam pembangunan sarana belajar yang nantinya juga mereka gunakan,” ujar salah satu pengurus pesantren. Pihak pesantren menjelaskan bahwa tradisi “santri gotong royong” sudah berlangsung turun-temurun di Lirboyo. Setiap kali ada proyek pembangunan, para santri secara sukarela ikut membantu, baik dalam bentuk tenaga, doa, maupun sedekah. Bagi mereka, membantu membangun pondok sama artinya dengan menanam pahala jangka panjang, karena setiap ilmu yang dipelajari di tempat itu akan mengalirkan manfaat juga bagi yang ikut berkontribusi. “Ketika pondok berkembang, ketika ada santri yang belajar dan menyebarkan ilmu, maka mereka yang pernah membantu membangun pondok itu juga akan mendapat aliran pahala,” tambah pengurus tersebut. Baca juga: Semarak Hari Santri 2025, PCNU Purwakarta Hadirkan Kegiatan Bernuansa Religi dan Cinta Tanah Air Tradisi Kerja Kolektif di Pesantren Fenomena santri membantu proses pembangunan fisik bukan hal baru di lingkungan pesantren. Dalam banyak pesantren besar di Indonesia, termasuk Lirboyo, Tebuireng, dan Sidogiri, kerja bakti dan gotong royong menjadi bagian dari pembentukan karakter santri. Kegiatan semacam ini bertujuan menanamkan nilai-nilai kerendahan hati, tanggung jawab, dan kebersamaan. Santri diajarkan untuk tidak hanya fokus pada ilmu agama, tetapi juga memiliki semangat sosial tinggi dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Melalui kegiatan fisik seperti ini, mereka belajar arti kerja keras dan keikhlasan tanpa pamrih. Salah satu alumni Lirboyo menyebutkan bahwa kerja bakti seperti pengecoran atau membersihkan lingkungan pondok merupakan tradisi yang mempererat ukhuwah antar santri. “Kami merasa memiliki pondok ini bersama-sama. Kalau tidak dari santri sendiri yang membantu, siapa lagi?” ujarnya. Respon Publik dan Dukungan Netizen Meski sempat menuai kritik di media sosial, banyak netizen yang justru mengapresiasi semangat santri Lirboyo. Beberapa warganet menilai bahwa kegiatan tersebut merupakan bukti nyata penerapan nilai “ngabdi” (pengabdian) yang menjadi ciri khas pendidikan pesantren. Tak sedikit pula tokoh agama dan masyarakat yang memberikan dukungan. Mereka menilai aksi tersebut mencerminkan etos kerja dan spiritualitas khas pesantren, di mana segala bentuk kegiatan diarahkan untuk mendapatkan keberkahan dan manfaat bagi sesama. “Santri Lirboyo tidak sedang dieksploitasi, mereka sedang belajar arti tanggung jawab dan gotong royong. Itulah pendidikan sejati yang menggabungkan ilmu dan amal,” tulis salah satu pengamat pendidikan Islam di media sosial. Gotong Royong sebagai Cermin Kemandirian Pesantren Fenomena viral ini juga menjadi cerminan kemandirian pesantren dalam mengelola lembaga pendidikan. Sebagian besar pondok pesantren di Indonesia memang berkembang dengan semangat swadaya dan partisipasi santri serta masyarakat. Melalui kegiatan gotong royong seperti ngecor bangunan, pesantren tidak hanya membangun fasilitas fisik, tetapi juga memperkuat jiwa kebersamaan dan solidaritas di antara penghuninya. Inilah yang menjadikan pesantren tetap bertahan dan tumbuh meski tanpa banyak bergantung pada bantuan eksternal. Tradisi semacam ini sejalan dengan filosofi “berkah dalam kebersamaan” yang menjadi pondasi kehidupan pesantren. Dengan semangat itu, para santri tidak hanya dididik menjadi pribadi saleh secara spiritual, tetapi juga menjadi manusia yang siap berkontribusi bagi masyarakat dan bangsa. Pihak pengurus Ponpes Lirboyo menegaskan bahwa kegiatan tersebut akan terus dilakukan selama masih dalam koridor keselamatan dan semangat kebersamaan. “Kami ingin santri belajar dari kehidupan nyata. Amal jariyah itu bukan hanya uang, tapi juga tenaga, niat baik, dan kerja ikhlas,” pungkasnya. Baca juga: Said Didu Beberkan Kelangkaan BBM di SPBU Swasta Akibat Korupsi Pertamina 2018–2023 Penulis: Glancy Verona Editor: Toto Budiman Ilustrasi by AI

Read More

DPR RI Panggil Trans7 dan Alumni Santri Lirboyo: Bahas Tayangan Kontroversial, Trans7 Minta Maaf dan Program Dihentikan

Trans7 resmi minta maaf, program ‘Xpose Uncensored’ dihentikan, dan DPR dorong audit izin siar. Kasus ini jadi peringatan bagi media untuk lebih peka terhadap nilai agama dan sosial. Jakarta — 1miliarsantri.net: Respon cepat DPR menggelar rapat untuk membahas kasus tayangan kontroversial ““Xpose Uncensored” yang dinilai menyinggung pesantren. DPR RI mengundang pihak Trans7, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), serta Himpunan Alumni Santri Lirboyo (HIMASAL). Rapat diselenggarakan oleh DPR RI untuk membahas kasus program “Xpose Uncensored” yang tayang di Trans7 pada 13 Oktober 2025, dan menyinggung Pimpinan Pondok Pesantren Lirboyo, dan menimbulkan keresahan dan reaksi luas di kalangan umat Islam khususnya dari kalangan alumni pondok pesantren Lirboyo. Isi Rapat dan Respon Trans7 Rapat dipimpin oleh Wakil Ketua DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal, yang menekankan pentingnya etika penyiaran dan perlindungan nilai-nilai keagamaan dalam media nasional. Dalam pertemuan tersebut, Direktur Utama Trans7, Atiek Nur Wahyuni, menyampaikan permohonan maaf terbuka kepada seluruh pihak, terutama komunitas pesantren. Ia memastikan bahwa program “Xpose Uncensored” dihentikan permanen, dan kerja sama dengan rumah produksi eksternal yang membuat tayangan itu sudah diputus per 14 Oktober 2025. Langkah DPR dan KPI Untuk menghindari kejadian serupa yang bisa saja terjadi di masa yang akan datang, maka DPR RI dan KPI mengambil langkah anitisipasi yang persuasif dan tegas: Sementara itu, HIMASAL menegaskan bahwa pesantren adalah pusat pendidikan moral dan spiritual, dan penyiaran publik harus menghormati hal itu. Dampak dan Pembelajaran Kasus Xpose Uncensored Trans7, Reputasi sebagai lembaga penyiaran mengalami dampak yang cukup signifikan. Trans7 wajib perkuat filter etika penyiaran dan kontrol eksternal, agar kasus yang sama tidak terulang lagi. Pesantren dan Masyarakat, Pihak pesantren dan masyarakat (khususnya umat Islam) wajib mendapatkan perlinbdungan citra lembaga keagamaan dari representasi negatif media. KPI dan Komdigi, Meningkatkan pengawasan dan memperkuat pedoman konten religi dan budaya. Time Line Kasus Polemik Kasus Tayangan Kontroversial “Xpose Uncensored” Pernyataan DPR RI Wakil Ketua DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal, mengatakan ““Kami tidak melarang kreativitas media, tetapi semua harus punya tanggung jawab moral terhadap nilai agama dan budaya bangsa,” Cucun Ahmad Samsurijal menegaskan bahwa polemik tayangan Exposé Uncensored di Trans 7 harus menjadi pelajaran penting bagi seluruh pihak, terutama pelaku industri media, untuk menjaga nilai-nilai toleransi dan kebhinekaan dalam ruang publik Indonesia. “Kami di DPR telah mendengarkan langsung paparan dari Komdigi, KPI, dan pihak Trans7. Respon KPI luar biasa cepat untuk memastikan tidak ada lagi kelompok masyarakat yang tersakiti oleh tayangan di ruang publik,” pungkasnya. Menteri Keuangan Purbaya Tentang Usulan ‘Family Office’ Luhut : Ya Bangun Saja Sendiri Pesantren adalah benteng moral bangsa dan Media adalah cermin masyarakat Pesantren sebagai benteng moral bangsa berperan penting dalam membentuk karakter dan moral generasi muda. Sementara itu, media sebagai cermin masyarakat memiliki tanggung jawab besar dalam mencerminkan realitas sosial dan budaya, serta mempengaruhi persepsi dan perilaku masyarakat. Kasus ini menjadi pengingat penting bagi industri media bahwa kebebasan berekspresi tidak boleh melampaui batas etika sosial dan keagamaan.Langkah cepat DPR, KPI, dan Trans7 menunjukkan bahwa sistem penyiaran Indonesia masih memiliki mekanisme korektif yang responsif terhadap aspirasi publik.*** Penulis : Thamrin Humris Editor : Thamrin Humris Sumber : DPR RI, Trans7, Detik.Com, dan Majalahketik.com Foto tangkapan layar TV Parlemen DPR Panggil Trans7 & Alumni Lirboyo: Tayangan Kontroversial Berujung Permintaan Maaf dan Audit Izin Siar <link rel="canonical" href="https://www.example.com/dpr-panggil-trans7-lirboyo-tayangan

Read More

Semarak Hari Santri 2025, PCNU Purwakarta Hadirkan Kegiatan Bernuansa Religi dan Cinta Tanah Air

Bondowoso – 1imiliarsantri.net : Peringatan Hari Santri Nasional 2025 di Kabupaten Purwakarta berlangsung meriah dan penuh makna. Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Purwakarta menghadirkan berbagai kegiatan yang tidak hanya menonjolkan nilai-nilai religius, tetapi juga menanamkan semangat kebangsaan dan cinta tanah air di kalangan santri dan masyarakat. Dilansir dari NU Online Jabar, rangkaian kegiatan Hari Santri 2025 ini berlangsung sejak awal Oktober dengan berbagai acara seperti apel santri, khataman Al-Qur’an, zikir kebangsaan, kirab merah putih, dan doa bersama untuk bangsa. Kegiatan ini diikuti oleh ribuan santri dari berbagai pesantren di Purwakarta, serta dihadiri oleh tokoh agama, pejabat pemerintah daerah, dan masyarakat umum. Perpaduan Nilai Religi dan Nasionalisme Ketua PCNU Purwakarta, KH. Asep Ma’mun, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Hari Santri bukan sekadar peringatan historis, tetapi momentum untuk meneguhkan peran santri dalam menjaga keutuhan NKRI. “Santri harus menjadi garda terdepan dalam membela agama sekaligus menjaga bangsa. Semangat religiusitas harus berjalan seiring dengan nasionalisme,” ujarnya. Tema besar Hari Santri tahun ini, “Santri Mandiri, Pesantren Maju, Indonesia Berdaya”, menjadi inspirasi bagi PCNU Purwakarta untuk mengemas kegiatan yang menyeimbangkan nilai spiritual dengan semangat kebangsaan. Dalam apel santri yang digelar di Alun-Alun Purwakarta, para santri mengenakan pakaian khas pesantren dan membawa bendera merah putih sebagai simbol cinta tanah air. Lagu-lagu perjuangan seperti Ya Lal Wathan dan Indonesia Raya menggema, menandai kebersamaan antara nilai keislaman dan keindonesiaan. Baca juga: Said Didu Beberkan Kelangkaan BBM di SPBU Swasta Akibat Korupsi Pertamina 2018–2023 Kegiatan Sosial dan Dakwah Kebangsaan Selain kegiatan seremonial, PCNU Purwakarta juga mengadakan beragam kegiatan sosial seperti donor darah, bakti pesantren, santunan anak yatim, dan pengobatan gratis bagi masyarakat sekitar. Melalui kegiatan ini, NU ingin menegaskan bahwa santri bukan hanya ahli ibadah, tetapi juga berperan aktif dalam kerja-kerja sosial kemasyarakatan. “Spirit Hari Santri harus diterjemahkan dalam bentuk aksi nyata. Santri tidak hanya berzikir, tapi juga berkontribusi untuk masyarakat,” tegas Ketua Lembaga Dakwah PCNU Purwakarta. Kegiatan lain yang menarik perhatian adalah Zikir dan Doa untuk Negeri, yang digelar di halaman Masjid Agung Purwakarta. Ribuan jamaah hadir untuk berdoa bersama memohon keselamatan dan kedamaian bagi Indonesia. Dalam kegiatan tersebut, para kiai juga memberikan tausiyah tentang pentingnya menjaga ukhuwah Islamiyah dan persatuan bangsa di tengah tantangan globalisasi. Kirab Merah Putih dan Parade Santri Salah satu agenda paling semarak dalam peringatan Hari Santri 2025 di Purwakarta adalah Kirab Merah Putih dan Parade Santri. Ratusan santri dari berbagai pondok pesantren berjalan kaki sambil membawa spanduk bertuliskan pesan-pesan cinta damai, toleransi, dan kebangsaan. Kirab ini menjadi simbol kolaborasi antara nilai-nilai pesantren dengan semangat nasionalisme. Para peserta juga menampilkan berbagai pertunjukan seni budaya Islam seperti marawis, hadrah, dan pencak silat khas pesantren yang memukau masyarakat. Kegiatan tersebut tidak hanya menjadi ajang perayaan, tetapi juga sarana edukasi bagi masyarakat tentang peran penting santri dalam sejarah perjuangan bangsa. “Santri memiliki kontribusi besar dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Semangat itu harus terus kita hidupkan,” kata KH. Asep. Harapan untuk Santri Purwakarta Menutup rangkaian kegiatan Hari Santri 2025, PCNU Purwakarta menyampaikan harapan agar santri terus berperan aktif dalam menjaga moralitas bangsa, memperkuat pendidikan pesantren, dan mengembangkan potensi diri di berbagai bidang. Santri masa kini diharapkan tidak hanya pandai dalam ilmu agama, tetapi juga mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai bekal menghadapi era modern. Pemerintah daerah Purwakarta juga berjanji untuk terus mendukung kegiatan pesantren dan santri melalui berbagai program kolaboratif di bidang pendidikan, ekonomi, dan lingkungan. Peringatan Hari Santri 2025 di Purwakarta menjadi cerminan betapa kuatnya sinergi antara nilai-nilai spiritual dan kebangsaan. Santri tidak hanya menjadi penjaga moral dan akidah, tetapi juga menjadi agen perubahan bagi kemajuan bangsa. Dengan semangat religius dan nasionalisme yang berpadu, PCNU Purwakarta berhasil menghadirkan perayaan Hari Santri yang penuh makna, menggugah kesadaran akan pentingnya cinta tanah air sebagai bagian dari iman. Baca juga: Memperingati Hari Santri Nasional 2025: Cerita Santri yang Selamat dari Runtuhnya Ponpes Al Khoziny Penulis: Glancy Verona Editor: Toto Budiman Ilustrasi by AI

Read More
Supermoon

Ada Supermoon Lagi di Indonesia? Ini Jadwal Lengkapnya Tahun 2025

Bondowoso – 1miliarsantri.net: Supermoon adalah fenomena langit yang terjadi ketika Bulan purnama berada pada jarak terdekat dengan Bumi dalam orbit elipsnya. Karena posisi ini, Bulan terlihat lebih besar dan lebih terang dibanding purnama biasa. Orbit Bulan yang elips membuat jaraknya dari Bumi berubah-ubah. Ketika fase purnama bertepatan dengan titik terdekat (perigee), maka terjadilah Supermoon. Fenomena ini bukan sesuatu yang langka, tapi juga tidak muncul setiap bulan. Dalam satu tahun, biasanya kamu bisa melihat sekitar tiga hingga empat Supermoon yang terjadi berurutan. Momen ini selalu ditunggu para pecinta astronomi karena pemandangan Bulan terlihat sangat memesona, sekitar 14% lebih terang dan 7% lebih besar dari biasanya. Jadwal Supermoon di Indonesia Tahun 2025 Menurut data BMKG, Supermoon di Indonesia 2025 akan terjadi tiga kali, yaitu pada 7 Oktober, 5 November, dan 4 Desember 2025. Supermoon pertama mencapai puncaknya pada Selasa, 7 Oktober 2025 pukul 10.47 WIB, ketika Bulan berada sekitar 361.458 kilometer dari Bumi. Saat itu, Bulan akan tampak lebih besar dan bersinar terang di langit malam. BMKG dan BRIN menyebutkan, fenomena ini bisa diamati di seluruh wilayah Indonesia selama cuaca cerah. Namun, bagi kamu yang tinggal di wilayah pesisir, perlu waspada karena Supermoon bisa menyebabkan pasang air laut lebih tinggi dari biasanya, yang berpotensi menimbulkan banjir rob. Baca juga: Gudang Garam Bangkrut! Sejarah Panjang Dari Kretek Rumahan hingga Konglomerasi Nasional! Supermoon dan Hunter Moon, Sebuah Momen Langka untuk Dinikmati Menariknya, Supermoon Oktober 2025 juga bertepatan dengan Hunter Moon, yaitu purnama yang muncul setelah Harvest Moon. Tradisi agraris Eropa-Amerika menganggap ini waktu terbaik untuk berburu karena cahaya Bulan sangat terang. Di Indonesia, waktu terbaik untuk melihat Supermoon 2025 adalah malam 6–7 Oktober 2025, saat Bulan terbit di ufuk timur setelah matahari terbenam. Kamu bisa menikmati keindahan langit malam sambil tetap memperhatikan imbauan BMKG tentang kondisi maritim. Baca juga: ‘Kalender Hijriah Global Tunggal’ Muhammadiyah Mendapat Sambutan Positif Dari Tokoh Dan Lembaga Internasional Supermoon, Cermin Keindahan dan Keteraturan Alam Semesta Fenomena Supermoon bukan hanya tontonan visual, tapi juga pengingat betapa indah dan teraturnya alam semesta. Momen seperti ini seharusnya membuat kita lebih menghargai ciptaan Tuhan dan menjaga keseimbangan bumi tempat kita berpijak. Jadi, jangan lewatkan Supermoon 2025, siapkan kamera, ajak keluarga, dan nikmati pesonanya! Penulis : Ainun Maghfiroh Editor : Thamrin Humris Sumber foto: ilustrasi Sumber berita: https://tirto.id/kapan-ada-supermoon-lagi-di-indonesia-cek-jadwalnya-tahun-2025-hjkx

Read More
Visa Atlet Israel

Sesuai Arahan Prabowo: Indonesia Tak Berikan Visa Atlet Israel

Bondowoso – 1miliarsantri.net: Keputusan pemerintah untuk menolak visa atlet Israel di Jakarta pada ajang World Artistic Gymnastics Championships 2025 menjadi sorotan publik. Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan (Menko Kumham Imipas) Yusril Ihza Mahendra menegaskan bahwa kebijakan ini mengikuti arahan Presiden Prabowo Subianto, yang secara tegas mengecam tindakan kekerasan Israel terhadap rakyat Palestina. Menurut Yusril, pemerintah Indonesia tidak akan melakukan kontak dalam bentuk apapun dengan pihak Israel hingga ada pengakuan terhadap kedaulatan Palestina. Sikap ini memperlihatkan komitmen kuat Indonesia terhadap nilai kemanusiaan dan politik luar negeri yang konsisten. Baca juga: Warga Asing Diharap Meninggalkan Lebanon Sebelum Aksi Balasan Iran Pembatalan Visa dan Respons Masyarakat Sebanyak 12 kontingen Israel yang sebelumnya direncanakan hadir di Jakarta kini resmi dibatalkan visanya oleh Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan. Langkah ini dilakukan setelah Federasi Gimnastik Indonesia (FGI) mengirim surat resmi untuk menolak kehadiran mereka. Pemerintah menegaskan bahwa seluruh proses imigrasi berjalan transparan dan sesuai peraturan. Kebijakan ini sejalan dengan aspirasi masyarakat Indonesia yang selama ini menolak kehadiran atlet Israel di ajang olahraga tanah air. Bagi banyak orang, keputusan ini bukan sekadar tindakan politik, tapi juga simbol solidaritas kemanusiaan terhadap Palestina. Baca juga: Netanyahu Bahas Ancaman Iran dengan Trump Ketegasan yang Perlu Dipertahankan Keputusan untuk menolak visa atlet Israel di Jakarta adalah langkah berani dan konsisten. Indonesia sebagai negara dengan prinsip bebas aktif memang sepatutnya berpihak pada nilai kemanusiaan universal. Di tengah tekanan global, kebijakan ini menunjukkan bahwa bangsa kita tidak mudah goyah demi kepentingan politik jangka pendek. Namun, tantangannya adalah menjaga agar sikap ini tetap berdiri di atas nilai kemanusiaan, bukan semata sentimen politik. Selama perjuangan rakyat Palestina belum berakhir, dukungan moral dan diplomatik dari Indonesia tetap penting untuk ditegaskan di kancah internasional. Penulis : Ainun Maghfiroh Editor : Thamrin Humris Sumber foto: merdeka.com Sumber berita: https://nasional.kompas.com/read/2025/10/10/08582761/indonesia-tak-berikan-visa-atlet-israel-yusril-sesuai-arahan-prabowo

Read More