Konferensi Islam Internasional di Mekah, dihadiri Para Ulama serta Para Mufti dan Dai Seluruh Dunia

Jakarta — 1miliarsantri.net : Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Cholil Nafis menghadiri Konferensi Internasional tentang Konsolidasi dan Koordinasi Tokoh Umat Islam di Arab Saudi. Konferensi ini dihadiri 83 negara, para ulama’ para mufti dan da’i internasional. Menurut Cholil Nafis, pembahasan utama konferensi ini merekatkan persatuan umat Islam di seluruh dunia atas asas keagamaan Islam yang moderat (wasathi), toleran dan inklusif. “Tema diulas sedari awal pembukaan oleh para ulama agar bisa menyelaraskan antara ajaran Islam yang ideal dan kenyataan umat yang penuh dinamika,” kata Cholil kepada media, Senin (14/08/2023). Persoalan yang muncul di masyarakat hingga menjadi perpecahan adalah fanatik buta terhadap golongannnya sendiri yang kadang disertai dengan mengkafirkan kelompok lain yang berbeda pendapat. Pemahaman seperti ini, agama menjadi malapetaka karena kesalahan dalam memahami teks agama. Di sesi kedua, konferensi internasional di Mekkah mengulas tentang kenyataan dan harapan hubungan antara dunia Islam dan Kerajaan Arab Saudi. Bahkan dipersilahkan untuk mengajukan kritik sebagai harapan dan upaya memperbaiki hubungan dan memperkuat kerjasama antar lembaga keumatan dan kemasyarakatan umat di dunia Islam. Sesi lain mendiskusikan tentang wasathiyatul Islam secara konsepsional dan praktiknya di beberapa negara. Kami dari Indonesia memaparkan tentang wasathiyatul Islam yang sdh menjadi arus utama faham keagamaan. Hal ini menjadi tema Muktamar NU dan Muhammadiyah juga Musyawarah Nasional MUI. Pada prinsipnya Indonesia mampu menjaga kesatuan dan persatuan dengan banyak ragam etnis dan agama karena mayoritas umat berpaham Islam wasathi. Jikalau ada peristiwa terorisme dan ekstrimisme bahkan pengeboman karena masih ada sebagian umat yang punya paham eksklusif dan biasanya tak berafiliasi dengan organasasi kemasyarakatan Islam besar di Indonesia. Kenyataan ekstrimisme di tengah-tengan umat menjadi tugas ulama dan tokoh umat utk terus menyerukan damai dan memahami Islam yang benar “Sebenarnya sumber ekstrimisme, baik kiri maupun kanan itu karena paham agama yg tidak proporsional. Biasanya memahami ajaran Islam yang salah antara keleluasaan agama (rukhshah) dan ketetapan yang pasti dalam agama (‘azimah),” tambahnya. Ekstrim kiri karena menggampangkan agama sehingga apapun bisa dipahami di luar teks atas nama kemaslahatan. Sedangkan yg ekstrim kanan krn terlalu ketat dalam memahami agama sehingga agama dipahami secara harfiyah tekstual bahkan melupakan realita kehidupan. Makanya Rasulullah SAW mengingatkan, “rusaklah orang-orang yang keterlaluan”. Karenanya, MUI menyampaikan tentang 10 kriteria wasathiyatul Islam agar menjadi pegangan dunia Islam dalam memberi fatwa dan membimbing umat. Yaitu seimbang dalam memahami teks dan konteks, bisa membedakan mana wilayah penyimpangan (inhiraf) yang harus diamputasi dan wilayah perbedaan (khilafiyah) yang harus ditoleransi, bisa berpikir dinamis yang menyeimbangkan antara ajaran agama yang baku dan ajaran Islam yang dinamis. Cara ber-Islam yang wasathi ini akan selalu sesuai dengan perkembangan zaman dan manpu membangun peradaban..Dunia Islam kini sedang menghadapi paham keagamaan yang ekstrim, dan saat bersamaan menghadapi sekularisasi, ateisme dan Islamofobia. Dunia yang mengecil dengan teknologi informasi yang membanjir dari berbagai penjuru menjadi tantangan berat tokoh agama dalam membimbing umat. (rid) Baca juga :

Read More

Hancurnya Kota Kecil Muslim Miskin di India oleh Buldoser

Haryana — 1miliarsantri.net : Minggu terakhir, Nuh, sebuah kota kecil miskin di negara bagian utara Haryana, India telah menjadi timbunan batu dan puing setelah pihak berwenang menghancurkan ratusan rumah dan toko dengan buldoser. Menurut sensus India 2011, banyak bangunan yang hancur adalah milik umat Islam. Umat Islam merupakan 77 persen dari populasi lokal distrik tersebut. Seperti dilansir Time pada Minggu (13/08/2023), penghancuran dilakukan setelah bentrokan sengit antara umat Hindu dan Muslim pada 31 Juli dan berlanjut selama tiga hari, menewaskan sedikitnya enam orang dan melukai beberapa lainnya. Mereka mulai ketika penduduk Muslim Nuh mulai melempari batu ke kelompok Hindu garis keras yang melewati kota selama prosesi keagamaan, dipicu oleh desas-desus bahwa seorang warga Hindu yang terkenal akan hadir. Situasi meningkat menjadi kerusuhan jalanan, dengan massa yang marah dari kedua komunitas merusak properti dan membakar mobil sebelum pihak berwenang turun tangan. Kelompok masyarakat sipil mengatakan penghancuran di Nuh hanyalah salah satu contoh di antara banyak bagaimana buldoser telah menjadi alat ekstra-yudisial utama yang digunakan oleh politisi dari Partai Bharatiya Janata (BJP) nasionalis Hindu yang berkuasa untuk menghancurkan rumah, bisnis, dan tempat ibadah ribuan umat Islam. Buldoser adalah cara BJP untuk mengelak dari hukum dan institusi demi mewujudkan tujuan (nasionalis-Hindu),” kata Ali Khan Mahmudabad, seorang ilmuwan politik di Universitas Ashoka di Delhi. Di banyak negara bagian yang diatur oleh BJP, terutama di India utara, penghancuran tidak hanya menjadi taktik umum untuk meredam perbedaan pendapat Muslim, tetapi buldoser telah berkembang sebagai simbol nasionalis Hindu. Mereka tampil selama kemenangan pemilihan, dalam parade kendaraan hias di India dan luar negeri, di atas paket keripik, dan di beberapa lagu kebangsaan Hindu. Laki-laki muda bahkan membuat tato simbol di lengan mereka untuk merayakan BJP. “Dalam arti tertentu, itu juga merupakan simbol dari apa yang disebut pendukung BJP sebagai ‘keadilan cepat’,” kata Mahmudabad. Di Nuh, buldoser mulai bekerja setelah Menteri Dalam Negeri Haryana, Anil Vij, mengatakan pada 3 Agustus bahwa buldoser juga bisa menjadi bagian dari tindakan perbaikan terhadap mereka yang terlibat dalam kekerasan. Pihak berwenang kemudian mengatakan lapak dan bangunan semen dibangun secara ilegal, tuduhan yang dibantah oleh banyak warga. Pada hari Senin, pengadilan tinggi Punjab dan Haryana menghentikan penghancuran dan mempertanyakan apakah pemerintah BJP, melalui penggunaan buldosernya, melakukan pembersihan etnis terhadap Muslim Nuh. “Ini adalah satu-satunya contoh di mana pengadilan turun tangan untuk mengatakan ini salah. Yang menunjukkan bagaimana institusi tidak dapat turun tangan untuk mengendalikan pelanggaran partai yang berkuasa,” kata Asim Ali, seorang peneliti politik di Pusat Penelitian Kebijakan di Delhi. (sin/reu) Baca juga :

Read More

Kematian Husnul Khotimahnya Sinead O’Connor

Dublin — 1miliarsantri.net : Wafatnya penyanyi Sinead O’Connor memang mengejutkan banyak pihak. Sosok mualaf yang menganti nama Islam dengan nama Shudaha Sadaqat ditemukan dalam kondisi telah meninggal dunia di apartemennya di London pada Rabu (26/07/2023) lalu. O’Connor yang merupakan ibu empat anak itu ditemukan tak bernyawa oleh petugas Polisi Metropolitan London di apartemennya, tak jauh dari Coldharbour Lane di Brixton. Kematian penyanyi berusia 56 tahun itu memicu banjir penghormatan dari para penggemar, orang terkenal, aktivis hak asasi manusia, tetangganya, dan politisi, termasuk Taoiseach Leo Varadkar. Lebih dari 3.000 orang diperkirakan berkumpul untuk mengantarkan Sinead O’Connor ke peristirahatan terakhirnya dan prosesi pemakaman O’connor dilakukan secara Islami. Mereka yang hadir di kota asal Sinead, Dublin, Irlandia, menangis sambil menyanyikan “Nothing Compares to U”. Keluarga penyanyi yang meninggal pada usia 56 tahun itu mengadakan upacara peringatan pribadi pada Selasa (08/08/2023) pagi yang dihadiri oleh Presiden Irlandia, Michael D Higgins; dan perdana menteri Leo Varadkar. Bintang seperti Bono, Edge dan Bob Geldof, juga tampak hadir. Kepala Imam di Pusat Islam Irlandia, Syaikh Dr Umar Al-Qadri, mengatakan kepada Daily Mail bahwa O’Connor akan dimakamkan secara Islami sesuai dengan perpindahan agamanya, merujuknya dengan nama barunya, Shuhada Sadaqat. “Pemakaman jelas pribadi (untuk) keluarga, dan itu adalah upacara yang sangat mengharukan, dan saya rasa itu benar-benar mencerminkan kepribadian Sinead yang indah. Itu sangat spiritual dan mencerminkan identitas Irlandianya serta identitas Muslimnya,” terang Syekh Dr Umar al-Qadri. Dia bersama anggota komunitas Muslim lainnya melakukan sholat jenazah untuk O’Connor. Ia juga mengatakan, O’Connor tidak pernah menjauh dari Allah SWT, tidak seperti orang lain yang memiliki kesulitan dan cobaan dalam hidup mereka. “Dia adalah manusia yang luar biasa, bukan hanya seorang musisi hebat, artis, tetapi yang akan menyentuh hati jutaan orang karena suaranya tetapi juga karena hatinya yang luar biasa. Dia selalu memiliki iman dan keyakinan yang kuat kepada Tuhan,” kata Syekh Dr Umar al-Qadri. Kematian indah yang disertai dengan pengakuan orang-orang terdekat merupakan salah satu tanda husnul khatimah? Dilansir dari Elbalad, tanda husnul khotimah bisa dilihat dari riwayat kehidupan almarhum saat masih bernyawa. Seberapa besar kebaikannya kepada sesama, seberapa besar sumbang asihnya kepada agama, Tanah Airnya, keluarganya, hingga masyarakatnya. “Dia adalah manusia yang luar biasa, bukan hanya seorang musisi hebat, artis, tetapi yang akan menyentuh hati jutaan orang karena suaranya tetapi juga karena hatinya yang luar biasa. Dia selalu memiliki iman dan keyakinan yang kuat kepada Tuhan,” kata Syekh Dr Umar al-Qadri. Kematian indah yang disertai dengan pengakuan orang-orang terdekat merupakan salah satu tanda husnul khatimah? Dilansir dari Elbalad, tanda husnul khotimah bisa dilihat dari riwayat kehidupan almarhum saat masih bernyawa. Seberapa besar kebaikannya kepada sesama, seberapa besar sumbang asihnya kepada agama, Tanah Airnya, keluarganya, hingga masyarakatnya. Dalam sebuah riwayat, Rasulullah ﷺ menjelaskan bahwa kesaksian kerabat atau orang-orang di sekitarnya adalah salah satu tanda dari husnul khatimah. Nabi Muhammad ﷺ bersabda: فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَثْنَيْتُمْ عَلَيْهِ خَيْرًا وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ وَمَنْ أَثْنَيْتُمْ عَللَيْهِ شَرًّا وَجَبَتْ لَهُ النَّارُ أَنْتُمْ شُهَدَاءُ اللَّهِ فِي الْأَرْضِ أَنْتُمْ شُهَدَاءُ اللَّهِ فِي الْأَرْضِ أَنْتُمْ شُهَدَاءُ اللَّهِ فِي الْأَرْضِ Artinya: Rasulullah SAW pun bersabda, “Siapa yang telah kalian puji dengan kebaikan, maka telah wajib baginya surga. Dan siapa yang telah kalian cela dengan keburukan, maka telah wajib pula baginya neraka. Kalian adalah syuhadaullahi (para saksi Allah) di muka bumi, kalian adalah syuhadaullahi (para saksi Allah) di muka bumi.” (HR Muslim). Beberapa hari terakhir menjelang kematiannya, O’Connor mengatakan kepada penggemar bahwa dirinya telah menjadi sasaran penguntit. “Ingat, jika manusia bukan merupakan makhluk yang menjijikan, kita semua akan berada di surga,” kata O’Connor, yang terkenal dengan lagu “Nothing Compares 2 U”, dalam cicitannya. O’Connor juga memiliki akun resmi di Instagram, tetapi pesan terakhirnya tampaknya sudah berselang lebih dari enam tahun lalu. Dia mengatakan, “Cintailah kehidupan yang kamu miliki dan syukuri apa adanya!” Dikutip dari AceShowbiz, Senin (31/07/2023), pada 12 Juli lalu, O’Connor juga mengungkapkan tentang penguntitan yang dilakukan oleh seorang wanita. “Ada satu penguntit. Wanita. Kekerasan: sekali lagi, JANGAN PERNAH terlibat dengan siapa pun yang mengaku mengenal saya tanpa bertanya kepada manajemen saya,” ujarnya. Salah satu pengikutnya menjawab, “Ya, saya dihubungi oleh seseorang yang mengaku sebagai Anda. Kedengarannya bukan Anda, sedang mencari alamat email agar saya dapat bergabung dengan grup VIP untuk mendapat tiket.” Beberapa hari kemudian O’Connor juga memperingatkan penggemar tentang pria yang dia yakini mengincar pengikutnya. (gyt/red) Baca juga :

Read More

Jumlah Pelajar Muslim di India Meningkat Drastis

New Delhi — 1miliarsantri.net : Angka pendaftaran siswa Muslim di institusi perguruan tinggi India beberapa waktu belakangan ini mengalami peningkatan signifikan. Hal tersebut disampaikan Menteri Persatuan Negara untuk Pendidikan India, Subhas Sarkar. Sarkar menjelaskan, untuk tahun akademik 2016-17, sebanyak 1.739 juta siswa Muslim terdaftar. Angka tersebut melonjak menjadi 1.922 juta untuk tahun akademik 2020-2021. Pertumbuhan tidak terbatas pada pendaftaran siswa saja. Jajaran pendidik Muslim juga membengkak. Jumlah guru dari komunitas Muslim meningkat dari 67.215 pada tahun akademik 2016-17 menjadi 86.314 pada tahun akademik 2020-2021. “Jumlah guru dari komunitas Muslim juga meningkat secara signifikan menjadi 86.314 pada 2020-2021 dari 67.215 pada 2016-2017,” ujar Sarkar, dikutip dari India Today, Kamis (09/08/2023). Sarkar pun membagikan statistik dari Survei Pendidikan Tinggi Seluruh India, 2020-21. “Sesuai Survei Pendidikan Tinggi Seluruh India (AISHE), 2020-2021, pendaftaran siswa Muslim meningkat menjadi 1.922 juta pada 2020-2021 dari 1.739 juta pada 2016-2017,” imbuhnya. Jumlah guru dari komunitas Muslim menunjukkan peningkatan yang signifikan menjadi 86.314 pada 2020-2021 dari 67.215 pada 2016-2017, sebagaimana dilaporkan dalam AISHE, 2020-21,” terangnya. “Pemerintah mendorong siswa minoritas melalui berbagai inisiatif,” tambah Sarkar. Sarkar mengakui bahwa angka putus sekolah anak-anak Muslim tidak sepenuhnya sejalan dengan pertumbuhan positif tadi. Sementara beberapa siswa dalam komunitas Muslim berkembang secara pendidikan, berkontribusi pada peningkatan partisipasi pendidikan tinggi, kehadiran mereka di pendidikan dasar dan menengah menyusut di beberapa negara bagian. Terlepas dari tantangan ini, perjalanan menuju kemajuan pendidikan bagi siswa Muslim terus berlanjut. Seperti diketahui, sejak kemerdekaan India pada tahun 1947, perjalanan menuju pembangunan menyeluruh dalam komunitas Muslim melalui pendidikan menemui banyak kendala. Namun, dalam beberapa dekade terakhir terlihat kemajuan bertahap pemuda Muslim di bidang pendidikan. Statistik yang muncul menyoroti tren yang penuh harapan, membangkitkan optimisme dalam sektor pendidikan. (kin/reu) Baca juga :

Read More

Ribuan Orang Melakukan Penghormatan Terakhir Untuk Sinead O’Connor

Dublin — 1miliarsantri.net : Sebanyak 3.000 orang lebih berkumpul untuk mengantarkan penyanyi Sinead O’Connor (56) ke peristirahatan terakhirnya. O’connor dimakamkan secara Islami. Mereka yang hadir di sepanjang jalan kota asal Sinead, Dublin, Irlandia, menangis sambil menyanyikan “Nothing Compares to U”. Keluarga penyanyi muallaf itu mengadakan upacara peringatan pribadi pada Selasa (08/08/2023) pagi yang dihadiri oleh Presiden Irlandia, Michael D Higgins; dan perdana menteri Leo Varadkar. Bintang seperti Bono, Edge dan Bob Geldof, juga tampak hadir. Kepala Imam di Pusat Islam Irlandia, Syaikh Dr Umar Al-Qadri, mengatakan kepada Daily Mail bahwa O’Connor akan dimakamkan secara Islami sesuai dengan perpindahan agamanya, merujuknya dengan nama barunya, Shuhada Sadaqat. “Pemakaman jelas pribadi (untuk) keluarga, dan itu adalah upacara yang sangat mengharukan, dan saya rasa itu benar-benar mencerminkan kepribadian Sinead yang indah. Itu sangat spiritual dan mencerminkan identitas Irlandianya serta identitas Muslimnya,” terang Syekh Dr Umar al-Qadri. Dia bersama anggota komunitas Muslim lainnya melakukan sholat jenazah untuk O’Connor. Ia juga mengatakan, O’Connor tidak pernah menjauh dari Allah SWT, tidak seperti orang lain yang memiliki kesulitan dan cobaan dalam hidup mereka. “Dia adalah manusia yang luar biasa, bukan hanya seorang musisi hebat, artis, tetapi yang akan menyentuh hati jutaan orang karena suaranya tetapi juga karena hatinya yang luar biasa. Dia selalu memiliki iman dan keyakinan yang kuat kepada Tuhan,” tambah Syekh Dr Umar al-Qadri. Dia mengatakan, O’Connor berbakat dengan suara yang menggerakkan generasi anak muda, serta dapat membuat para pendengar menangis dengan resonansi dunianya. Suara O’Connor membawa nada harapan untuk menemukan jalan pulang. “Orang-orang Irlandia telah lama menemukan pelipur lara dalam lagu dari penderitaan di tempat yang lebih rendah ini, dan Sinead tidak terkecuali, dan dalam berbagi pelipur lara itu, dia membawa kegembiraan bagi banyak orang di seluruh dunia,” ucap Syekh Dr Umar al-Qadri. Keluarga O’Connor meminta orang-orang yang ingin mengucapkan selamat tinggal terakhir untuk berdiri di sepanjang tepi laut Bray di Co Wicklow, saat iring-iringan melewati jam makan siang, diiringi suara Bob Marley dan Natural Mystic Wailers. Seorang pekemah Volkswagen memimpin mobil jenazah yang membawa O’Connor dalam perjalanan terakhirnya, dengan para pelayat melemparkan bunga ke atap mobil itu. Bunga hydrangea biru dan mawar menutupi dan mengelilingi petinya. Kemudian mobil berhenti di luar bekas rumahnya selama beberapa menit sehingga pelayat dapat memberikan penghormatan. Banyak yang melangkah ke jalan untuk menyentuh kendaraan. O’Connor merupakan seorang ibu dari empat anak yang meninggalkan tiga anaknya yang masih hidup. Ia ditemukan meninggal dunia di flat penthouse miliknya di Herne Hill pada 26 Juli 2023. (tri-reu) Baca juga :

Read More

Duo Pemimpin Tangguh Samarkand

Baghdad — 1miliarsantri.net : KZ Ashrafyan dalam artikelnya, “Central Asia under Timur from 1370 to the Early 15th Century” mengatakan, Timur Lenk berperan besar dalam kebangkitan peradaban Islam di Asia tengah. Sebagai penguasa, ia cerdas dan menyukai perkembangan ilmu dan seni. Sebagai panglima perang, ia amat tangguh dan–sering kali–digambarkan kejam. Bagaimanapun, tokoh yang mendaku berdarah Mongol itu menjuluki dirinya sendiri, Syaifullah atau ‘pedang Allah.’ Selama 35 tahun memimpin, Timur berhasil merebut berbagai wilayah di sekitar Laut Kaspia, lembah Sungai Ural dan Volga. Seluruh Persia hingga kawasan Irak utara dan bahkan Baghdad berhasil dikendalikannya. Di sisi timur, ia berhasil menduduki daerah hingga perbatasan Pegunungan Hindu Kush. Tidak jauh berbeda dengan para tokoh militer Mongol, Timur Lenk menerapkan taktik yang kejam. Sebagai contoh, serbuannya atas Isfahan. Rakyat setempat dan penguasa lokal enggan menyerahkan pajak pada Samarkand. Maka kota tersebut diserbunya. Sekira 200 ribu warga tempatan dibantainya. Bagaimanapun bengisnya, Timur Lenk cukup visioner dengan tidak gegabah dalam menyapu suatu daerah. Saat melakukan penyerbuan, ia menghindari tindakan apa pun yang berpotensi merusak tempat-tempat ibadah serta pusat-pusat keilmuan, termasuk madrasah dan perpustakaan. Kemudian, warga lokal yang berasal dari kalangan ulama, cendekiawan, ilmuwan, dan seniman dibiarkannya hidup. Mereka lantas diajak atau dipaksa hijrah ke ibu kota, yakni Samarkand. Dengan begitu, Timur menjadikan pusat kerajaannya bergeliat dengan pelbagai aktivitas keilmuan dan seni. Semasa hidupnya, sang penakluk menjadi patron banyak ilmuwan dan seniman terkemuka. Sebut saja, sejarawan Ibnu Khaldun dan penyari Persia, Hafez. Kelak, para penerus takhta Dinasti Timuriyah juga mengikuti jejaknya dalam mendukung kemajuan sains dan seni di Samarkand. Di antara mereka adalah Ulugh Beg, yang berkuasa pada periode 1411-1449. Cucu Timur Lenk itu berkontribusi besar bagi perkembangan astronomi serta ilmu matematika, khususnya pencarian tentang trigonometri. Pada masanya, terjadi pendirian banyak madrasah di Samarkand dan Bukhara. Timur Lenk meninggal pada Februari 1405. Ia dan anak keturunannya berjasa besar, antara lain, dalam mengangkat kebudayaan Persia dan Turki dalam konteks peradaban Islam di Asia. Kedudukan bahasa Persia menjadi mirip bahasa Arab. Apabila dahulu, pada era Umayyah dan Abbasiyah, Arab menjadi bahasa pemersatu, kini peran itu diambil bahasa Persia. Kalau pada masa silam mercusuar peradaban yang terkemuka adalah Baghdad, kini fungsinya dimiliki Samarkand dan kota-kota sekitar, termasuk Bukhara dan Merv. Dalam periode duo-penguasa ini, Timur Lenk dan Ulugh Beg, Samarkand berkembang amat pesat. Hampir separuh aktivitas perdagangan di Asia berputar di kota tersebut. Pada masa itu, pasar-pasar setempat menjadi titik temu pelbagai komoditas dari Cina, India, Nusantara, dan sebagainya. Beragam produk seperti kulit, linen, rempah-rempah, sutera, dan batu mulia mudah ditemukan di sana. Kemajuan juga ditandai dengan pembangunan banyak monumen dengan nuansa yang megah dan indah. Sebagai contoh, Gur e Amir, yakni bangunan besar yang dimaksudkan sebagai kompleks kuburan bagi jasad Timur Lenk. Konstruksi dengan kubah setinggi 30 meter itu di kemudian hari memengaruhi gaya arsitektur khas Mughal, seperti tecermin pada kompleks Taj Mahal di Agra (India) serta Taman Babur di Kabul (Afghanistan). Nama lengkapnya adalah Muhammad Taragai Ulugh Beg. Dialah penguasa Dinasti Timuriyah dalam periode antara tahun 1447 dan 1449. Namanya dikenang luas tidak hanya sebagai raja, tetapi juga ilmuwan. Cucu Timur Lenk itu berhasil menjadikan ibu kota negerinya, Samarkand, sebagai pusat peradaban Islam yang maju pada masanya. Perhatiannya tercurah besar pada perkembangan ilmu pengetahuan dan sains. Bukan hanya memfasilitasi para cerdik cendekia, peneliti, dan sarjana yang berkiprah di Timuriyah. Dirinya juga terlibat langsung dalam beberapa riset, khususnya dalam bidang astronomi dan matematika. Sosok yang namanya diabadikan menjadi salah satu kawah di bulan itu memang menampilkan diri sebagai umara yang ‘ulama. Ia mendirikan banyak madrasah, perpustakaan, rumah sakit, dan laboratorium di wilayah kerajaannya, khususnya Samarkand. Salah satu legasinya yang paling berkesan adalah observatorium. Di sanalah tempat para saintis mengamati benda-benda langit dengan bantuan alat-alat, semisal teleskop atau teropong besar. Observatorium Ulugh Beg berdiri di Samarkand pada 1420. Pembangunannya bermula dari sebuah kunjungan yang dilakukan sang raja Timuriyah ke Observatorium Maragha. Bangunan yang berlokasi di Maragha—sekitar Provinsi Azerbaijan Timur, Iran, kini—tersebut kala itu dipimpin seorang ilmuwan Persia, Nashiruddin Tusi. Pada waktu itu, observatorium tersebut merupakan yang paling lengkap dan terkenal di seluruh Eurasia. Sesudah lawatan itu, Ulugh Beg menjadi sangat bersemangat untuk mendirikan bangunan serupa di Samarkand. Untuk itu, ia mengundang puluhan ahli astronomi dan pakar matematika dari berbagai penjuru dunia. Mereka diminta untuk merancang sebuah observatorium yang lebih hebat dari kepunyaan Negeri Maragha. Hasilnya sangat menakjubkan. Dengan dukungan Nashiruddin Tusi, pusat penelitian fenomena langit itu tidak hanya dilengkapi berbagai perlengkapan yang paling canggih pada masanya. Di sana, terdapat pula perpustakaan dengan koleksi yang meliputi ratusan ribu buku. Dengan meriset di sana, Ulugh Beg menghasilkan banyak karya ilmiah. Di antaranya adalah Zij-I Sultani, yakni tabel astronomi yang memuat gambaran serta deskripsi sekitar seribu bintang, serta pelbagai benda langit lainnya. Kitab itu terbit pada tahun 1437 dalam bahasa Persia. Hingga abad ke-18, Observatorium Ulugh Beg masih menjadi satu institusi yang dihormati oleh pakar astronomi dunia. Sayangnya, kompleks ilmu pengetahuan itu sempat dirusak pada 1449 oleh sebuah kerusuhan lokal. Jauh kemudian, tepatnya pada 1908 bangunan itu ditemukan kembali. Kini, yang tersisa darinya “hanya” bagian fondasi dengan beberapa konstruksi yang masih tegak berdiri. (ris)

Read More

Kementerian Haji dan Umrah Saudi Arabia Memberikan Kemudahan Akses Bagi Jamaah Umrah

Jeddah — 1miliarsantri.net : Kementerian Haji dan Umrah Kerajaan Saudi Arabia meminta jamaah dan pengunjung agar mematuhi semua peraturan yang telah ditetapkan, terutama peraturan untuk tidak berbaring atau tidur di wilayah koridor, tempat sholat, di jalur kendaraan darurat serta jalur untuk kursi roda didalam wilayah Masjidil Haram, Mekkah, terutama disaat dibukanya kembali pelaksanaan ibadah Umrah. Menteri Agama Urusan Haji dan Umrah Kerajaan Saudi Arabia, Tawfiq Fawzan Muhammed Alrabiah menegaskan agar para jamaah mematuhi etika umrah, di antaranya berperilaku baik dengan semua orang, bekerja sama, dan mematuhi instruksi dari penyelenggara. “Untuk menghindari adanya pelanggaran aturan, setiap jamaah yang ingin umrah harus mendapatkan izin sebelum tiba di Masjidil Haram di Mekkah melalui layanan Nusuk atau Tawakkalna,” terang Fawzan kepada media, Senin (07/08/2023) Fawzan menyebutkan, sekitar 10 juta umat Islam diperkirakan akan melaksanakan umrah di musim ini. Pemerintah Arab Saudi pun berharap 10 juta jamaah dari seluruh dunia untuk berpartisipasi. Musim umrah dimulai beberapa pekan lalu, bertepatan dengan dimulainya tahun baru Islam. Sebelumnya, Arab Saudi menerima sekitar 1,8 juta jamaah haji setelah tiga tahun pembatasan karena pandemi Covid-19. Dalam beberapa bulan terakhir, pemerintah Arab Saudi memberikan berbagai macam fasilitas kepada para jamaah umrah dunia dengan aturan baru yang meringankan. Di antaranya, jamaah pemegang berbagai jenis visa masuk, termasuk visa pribadi, kunjungan, dan turis, diizinkan untuk melakukan umrah dan mengunjungi Al Rawda Alsharifa, makam Nabi Muhammad SAW di Masjid Nabawi di Madinah, setelah memesan e-janji temu. Selanjutnya, aturan yang mempermudah lainnya seperti visa umrah yang diperpanjang menjadi 90 hari. Kemudian pemegang visa diizinkan memasuki kerajaan melalui semua pelabuhan darat, udara, dan laut dan berangkat dari bandara mana pun. Hal tersebut dilakukan agar nantinya para jamaah yang melaksanakan ibadah Umrah, bisa benar-benar bisa melaksanakan ibadah dengan lancar diharapkan juga nantinya bisa menyedot kedatangan jamaah serta pengunjung ke tanah suci Makkah. (dul) Baca juga :

Read More

Swedia Memperkuat Hubungan Dengan Negara-negara Muslim

Stockholm — 1miliarsantri.net : Menteri Luar Negeri Swedia Tobias Billstrom menegaskan niat Swedia untuk memperkuat hubungan dengan negara-negara Muslim. Pernyataan ini disampaikan ketika negara itu tengah menuai kritik, atas penodaan Alquran yang berulang kali terjadi di negara tersebut. Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri menyebut Billstrom telah melakukan pembicaraan dengan lebih dari 20 duta besar negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Pembicaraan tersebut dilakukan di ibu kota Stockholm, Jumat (04/08/2023). Dari kegiatan ini, semua pihak disebut telah melakukan pertemuan yang bermanfaat dan konstruktif. Disampaikan pula di kesempatan itu terjadi dialog yang terbuka dan konstruktif di antara semuanya. “Memulihkan kepercayaan dan keyakinan membutuhkan waktu. Saya akan mengabdikan sebagian besar periode pemilihan ini untuk memperkuat hubungan dengan negara-negara Muslim,” ucap Billstrom dikutip di Anadolu Agency, Ahad (06/08/2023). Tidak hanya itu, ia juga menegaskan jika pemerintahnya menolak keras pembakaran salinan kitab suci. Kementerian Kehakiman telah memulai analisisnya dan sedang mengerjakan kerangka acuan penyelidikan, untuk meninjau Undang-Undang Ketertiban Umum. “Saya berniat melakukan perjalanan ke negara-negara OKI. Swedia akan menjadi tuan rumah diskusi dan dialog, sehubungan dengan Majelis Umum PBB di New York pada bulan September,” lanjut dia. Dalam wawancara dengan kantor berita Swedia TT setelah pertemuan tersebut, Billstrom mengatakan kegiatan tersebut adalah kesempatan yang baik untuk menjelaskan pendekatan pemerintah dan kebebasan konstitusionalnya dalam menghadapi insiden tersebut. Awal pekan ini, Menteri Kehakiman Gunnar Strommer mengatakan salah satu solusi potensial untuk mencegah penodaan Alquran adalah dengan menggunakan kekuatan darurat, yang dapat digunakan pemerintah di bawah Undang-Undang Ketertiban Umum. Menteri urusan Sosial Swedia, Jakob Forssmed, juga telah mengadakan pertemuan dengan perwakilan dari berbagai organisasi berbasis agama di ibu kota Swedia pada Jumat lalu. Seperti yang diketahui bersama, beberapa bulan terakhir telah terjadi tindakan berulang kali seputar pembakaran, penodaan, atau upaya lain untuk menghina Islam. Hal ini dilakukan oleh tokoh atau kelompok Islamofobia, terutama di Eropa utara dan negara-negara Nordik. (tyu/red)

Read More

Pemerintah Saudi Mengecam Keras Perbuatan Pembakaran Kitab Suci

Riyadh — 1miliarsantri.net : Pemerintah Kerajaan Arab Saudi menegaskan bahwa penodaan Al-Qur’an dengan alasan apapun tidak dapat diterima. Melalui Menteri Luar Negeri Pangeran Faisal bin Farhan, menegaskan perlu ada langkah-langkah praktis untuk mengakhiri pengulangan insiden pembakaran kitab suci. Hal tersebut disampaikan Pangeran Faisal pada pembukaan sidang Dewan Luar Biasa Menteri Luar Negeri (CFM) Organisasi Kerjasama Islam (OKI), yang beranggotakan 57 negara Muslim, pada Senin (31/7/2023). Pertemuan tersebut diadakan untuk membahas langkah-langkah yang harus diambil terkait insiden berulang penodaan dan pembakaran salinan Al-Qur’an di sejumlah Negara Barat, seperti Swedia dan Denmark. Pangeran Faisal mengecam keras atas aksi penodaan Al-Qur’an secara berulang. Ia menekankan tindakan provokatif melanggar perjanjian internasional yang menyerukan keharmonisan, perdamaian dan pemulihan hubungan. “Dan bertentangan langsung dengan upaya internasional yang berusaha menyebarkan nilai-nilai toleransi dan moderasi, dan menolak ekstremisme, dan merusak prinsip saling menghormati yang diperlukan untuk mempertahankan hubungan yang lebih baik antara masyarakat dan negara,” kata Pangeran Faisal kepada media, Rabu (02/08/2023). Menlu Saudi menekankan bahwa OKI memiliki peran terbesar dalam koordinasi, kerja sama dan integrasi dengan berbagai organisasi Islam lainnya. Peran tersebut untuk mempertahankan nilai-nilai toleransi dan perdamaian, melindungi dan menyebarkan citra Islam yang sebenarnya, serta menolak dan memerangi intoleransi, ekstremisme, dan penyebaran kebencian serta kekerasan. Ia juga menyoroti upaya negara-negara anggota OKI dalam mengadopsi resolusi Dewan HAM PBB pada 12 Juli 2023 yang ditujukan untuk memerangi kebencian agama, seperti hasutan untuk melakukan diskriminasi, permusuhan, atau kekerasan. Pangeran Faisal meminta negara-negara anggota OKI untuk menyatukan upaya untuk mengambil langkah-langkah praktis dan efektif untuk menghadapi serangan-serangan ini. Ia menggarisbawahi bahwa Piagam OKI menekankan perlindungan dan mempertahankan citra Islam yang sebenarnya, menghadapi distorsi citra Islam, dan mendorong dialog antara peradaban dan agama. Menlu Faisal menegaskan bahwa kebebasan berekspresi harus dianggap sebagai nilai moral yang menumbuhkan rasa hormat dan koeksistensi di antara bangsa-bangsa dan bukan alat untuk menyebarkan kebencian dan bentrokan antar budaya dan bangsa. Ia juga mencontohkan perlunya menyebarkan nilai-nilai toleransi dan moderasi serta menolak segala bentuk praktik yang menimbulkan kebencian, kekerasan dan ekstrimisme. (dul)

Read More

Gus Nadir : Konteks Pancasila Sebenarnya Sudah Ada Jaman Walisongo

Sydney — 1miliarsantri.net : Rais Syuriyah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama ((PCINU) Australia dan New Zealand Prof Nadirsyah Hosen, menegaskan, Pancasila sebenarnya sudah ada sejak zaman Walisongo. Presiden Soekarno tinggal menyistematisasikannya. Ketika Bung Karno menyistematisasikan Pancasila, sejatinya sedang menggali nilai-nilai yang diajarkan Wali Songo. “Sehingga ketika sekarang kita berbicara kemanusiaan yang adil dan beradab maka kita melihat bahwa ternyata simbol sila ke-2 pancasila dalam diri kita adalah menara Kudus. ini yang tidak bisa dilupakan begitu saja karena sila tersebut cocok dengan apa yang diajarkan oleh kiai-kiai yang ada di pondok pesantren,” paparnya. Guru Besar Universitas Monash Australia itu menjelaskan, KH Mustofa Bisri (Gus Mus) sering mengatakan dalam berbagai forum bahwa agama itu harus memanusiakan kembali sisi kemanusiaan. Jika agama membuat kita tidak kembali kepada jati diri kemanusiaan, maka ada sesuatu yang salah dalam doktrin dalam tafsir atau dalam pemahaman agama itu. Menurutnya, ketika Ketuhanan Yang Maha Esa dilanjutkan dengan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, maka semua pelaksanaan ajaran agama tidak boleh membuat seseorang menjadi manusia yang penuh ketidakadilan dan kebiadaban. Karena lawan dari adil adalah zalim maka sebagai manusia tidak boleh berlaku zalim. “Kita boleh membenci perilaku orang lain, sikap orang lain, tidak tanduk orang lain, tetapi kita tidak boleh membenci diri orang lain. Itu karena kita sesama manusia, dan setiap manusia itu mempunya roh ilahi yang dihembuskan dan membuat kita bernyawa,” kata Gus Nadir. Dalam salah satu hadits shahih menjelaskan, ketika ada iring-iringan jenazah orang Yahudi lewat, Nabi Muhammad berdiri menghormati. Lalu, para sahabat mengatakan kepada Nabi bahwa yang lewat itu jenazah Yahudi. “Tapi, bukankah dia manusia. Jadi, yang dilihat pertama bukan Yahudinya, tetapi manusianya. Karena itu, kita memanusiakan kembali kemanusiaan kita dan kita harus beradab,” tuturnya. “Tidak cukup kita hanya bersikap kemanusiaan kita yang adil tapi juga harus beradab. Yang paling penting lagi adalah bahwa yang dihasilkan oleh Sunan Kudus bentuknya adalah menara merupakan sebuah simbol peradaban manusia yang kemudian harus kita hormati sebagaimana kita menghormati tradisi intelektual di belahan dunia Islam saat itu,” ujarnya. Ia merasa bahwa benang merah yang menyatukan antara kemanusiaan yang adil dan kemanusiaan yang beradab itu adalah budaya. Tidak mungkin memiliki kemanusiaan yang adil dan tidak mungkin bisa kemanusiaan yang beradab jika menghilangkan tradisi. “Persoalannya sekarang adalah sejauh mana perhatian pemerintah terhadap hal-hal tersebut. Termasuk menara Kudus yang menjadi simbol dari kemanusiaan yang adil dan beradab,” kata Gus Nadir. “Mari kita suarakan kepada pihak pemerintah bahwa jika ingin melihat tonggak munculnya Islam Nusantara di Tanah Air, atau jika hendak melihat Indonesia sebagai laboratorium perdamaian dunia, melihat bahwa Indonesia sebagai contoh peradaban dunia yang adil dan beradab, maka pemerintah tidak boleh lepas tanggung jawab terhadap menara Kudus,” pungkasnya. (gir)

Read More