Wapres : Program OPOP bisa Mendongkrak Perekonomian Lewat Pesantren

Cirebon — 1miliarsantri.net : Propinsi Jawa Barat (Jabar) berupaya mewujudkan visi nya sebagai Juara Lahir Bathin melalui program pemberdayaan pesantren, salah satu nya dengan menggiatkan Program One Pesantren One Product (OPOP), dimana program tersebut memberikan kesempatan pada pesantren untuk mengembangkan bisnisnya sehingga dapat mandiri secara ekonomi.

Dibawah kepemimpinan Gubernur Ridwan Kamil dan Wakil Gubermur Uu Ruzhanul Ulum, Jabar menargetkan ada 5.000 pesantren yang bergabung dalam program OPOP tersebut sudah terpenuhi.

“Selama empat tahun bergulir, sebanyak 2.844 pesantren sudah tergabung dalam program OPOP. Sedangkan pada 2023, tercatat 2.174 yang bergabung. Dengan demikian, pesantren yang ikut serta dalam program OPOP mencapai 5.018,” terang Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum saat mendampingi Wakil Presiden Ma’ruf Amin berkunjung ke Pesantren Buntet di Desa Mertapada Kulon, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, Jumat (25/08/2023).

Berdasarkan data Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Propinsi Jabar, nilai transaksi dari tahun ke tahun pada acara temu bisnis OPOP relatif tinggi.

Pada OPOP 2020, dengan peserta 500 pesantren, transaksi bisnis mencapai Rp 21 miliar. Pada 2021, dengan peserta 1.000 pesantren, mencapai Rp 136,5 miliar, dan 2022 dengan peserta 270 pesantren nilai transaksi mencapai Rp 42,1 miliar.

Pencapaian tersebut mendapat apresiasi dari Wakil Presiden RI, Ma’ruf Amin. Menurut Ma’ruf, pemberdayaan pesantren melalui program OPOP dapat menjadi peluang pembangunan ekonomi baru. Bahkan, OPOP juga memberikan efek domino berupa penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat di sekitar pesantren tersebut.

“Saya melihat bagaimana ekonomi UMKM dibangun melalui basis pesantren dan ada yang sudah sampai ekspor ke luar negeri. Banyak juga yang mempekerjakan dan memberdayakan masyarakat. Hasil-hasil produk masyarakat juga bisa dihilirisasi oleh pelaku usaha UMKM,” urai Ma’ruf.

Ma’ruf mengungkapkan, peran pesantren sebelumnya lebih menitikberatkan sebagai pusat pengembangan Islam dan mencetak ulama. Namun sekarang sudah berkembang meliputi pemberdayaan ekonomi masyarakat di sekitarnya.

“Hal ini harus terus didorong demi pertumbuhan ekonomi maju di masa mendatang, mengingat peluang ekonomi dari pemberdayaan pesantren belum populer dan berpotensi menaikkan perekonomian,” pungkas Ma’ruf. (sin)

Baca juga :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *