Pemerintah Masuki Negosiasi Restrukturisasi Utang Proyek Kereta Cepat dengan China
Jakarta – 1miliarsantri.net : Pemerintah Indonesia telah memulai negosiasi formal dengan pihak China guna merestrukturisasi utang proyek kereta cepat Jakarta–Bandung yang telah menimbulkan sorotan publik. Langkah ini diambil menyusul pembengkakan biaya dan penundaan pelaksanaan proyek yang menimbulkan tekanan pada struktur pembiayaan jangka panjang.
Latar Belakang Proyek dan Utang
Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, yang dikenal sebagai proyek Whoosh atau Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) merupakan proyek strategis nasional (PSN) dengan nilai investasi besar dan kompleksitas tinggi. Menurut pernyataan pejabat terkait, total utang proyek saat ini diperkirakan berada di kisaran US$ 7,27-7,3 miliar (sekitar Rp 116-119 triliun) setelah mengalami pembengkakan biaya (cost overrun).
Pembengkakan biaya dan keterlambatan proyek sebagian disebabkan oleh kendala pengadaan lahan, perubahan regulasi, serta dampak pandemi COVID-19 yang memengaruhi logistik dan rantai pasok.
Dalam struktur kepemilikan, KCIC adalah perusahaan patungan antara konsorsium BUMN Indonesia (melalui Pilar Sinergi BUMN Indonesia/PSBI) dan mitra China (Beijing Yawan HSR Co. Ltd.).
Karena proyek ini digarap tanpa dukungan langsung dari APBN maupun jaminan negara, tekanan keuangan muncul jika proyek tidak dikelola dengan struktur pembiayaan yang lebih berkelanjutan.
Negosiasi Restrukturisasi: Pernyataan Pejabat
Menteri Investasi dan Hilirisasi / Kepala BKPM, Rosan Perkasa Roeslani, menyatakan bahwa proses negosiasi restrukturisasi utang KCIC “sedang berlangsung dengan pihak China, baik dengan pemerintah maupun perusahaan mitra” dalam rangka menyepakati struktur pembiayaan baru yang lebih berkelanjutan.
Rosan menekankan bahwa restrukturisasi harus menyeluruh, tidak hanya solusi jangka pendek agar risiko gagal bayar atau potensi masalah keuangan di masa depan bisa diminimalisir. “Kita mau melakukan reformasi secara keseluruhan,” imbuhnya.
Dia juga mengisyaratkan bahwa skema restrukturisasi akan dipastikan dan dikomunikasikan ketika tahap perundingan internal dan teknis telah rampung.
Di lain sisi, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan bahwa APBN tidak akan membebani utang proyek kereta cepat. Menurutnya, beban pembayaran utang harus dikelola oleh badan atau entitas yang relevan seperti BPI Danantara, bukan dialihkan ke anggaran negara.
Purbaya juga menyatakan bahwa jika beban pembiayaan terlalu besar dialihkan ke APBN, hal itu akan menimbulkan beban fiskal dan pengelolaan keuangan negara yang tidak diinginkan.
Tantangan dan Fokus Negosiasi
Dalam negosiasi restrukturisasi utang, pemerintah menghadapi sejumlah tantangan dan prioritas:
1. Restrukturisasi secara menyeluruh
Pemerintah berupaya agar restrukturisasi tidak hanya menjadi jaring pengaman jangka pendek, tetapi juga mencakup perombakan struktur keuangan dan skema pembayaran, agar kejadian beban membengkak tidak terulang kembali.
2. Menghindari beban langsung pada APBN
Dalam beberapa pernyataan pemerintah dan Istana, ditegaskan bahwa penyelesaian utang tidak boleh mengorbankan keuangan negara, sehingga skema non-APBN menjadi fokus utama.
3. Pilihan skema pembayaran
Beberapa opsi yang dikemukakan oleh pihak Danantara meliputi penyuntikan modal (equity injection), pengambilalihan infrastruktur, atau restrukturisasi kewajiban keuangan agar lebih fleksibel.
4. Risiko proyek lanjutan (Jakarta-Surabaya)
Negosiasi untuk restrukturisasi ini juga dipandang sebagai acuan untuk pengembangan proyek kereta cepat selanjutnya, seperti rencana rute Jakarta-Surabaya. Rosan menyebut bahwa struktur pembiayaan untuk proyek masa depan harus “sustainable”.
5. Transparansi dan publikasi hasil
Meskipun proses negosiasi sedang berjalan, pemerintah menegaskan akan mengumumkan detail skema restrukturisasi ke publik setelah kesepakatan teknis tercapai.
Meski tantangan besar menanti, mulai dari memastikan skema non-APBN, memilih opsi pembayaran yang tepat, sampai menjaga kepercayaan stakeholder, keberhasilan upaya ini sangat krusial bagi masa depan proyek kereta cepat dan pengelolaan utang negara. Waktu pengumuman final skema restrukturisasi masih tergantung pada penyelesaian perundingan teknis antara Indonesia dan mitra China.
Penulis: Faruq Ansori
Editor: Satria S Pamungkas, Glancy Verona
Sumber Berita: Berbagai Sumber
Sumber Foto: kcic.co.id
Eksplorasi konten lain dari 1miliarsantri.net
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.


