Wabah Demam Lembah Rift di Senegal, WHO Siaga
Dakar – 1miliarsantri.net : Wabah Demam Lembah Rift kembali mengguncang Senegal. Hingga pertengahan Oktober, 119 kasus telah dikonfirmasi dan 17 orang meninggal dunia, menurut laporan otoritas kesehatan dan badan internasional. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kini menetapkan status kewaspadaan dan mempercepat langkah pengendalian vektor serta vaksinasi hewan untuk menekan potensi penyebaran lintas negara.
Kasus Meningkat, Pemerintah Percepat Respons
Kementerian Kesehatan Senegal mengumumkan kasus pertama pada 21 September 2025, sebelum jumlahnya melonjak dalam beberapa minggu. Wabah ini terutama menyebar di wilayah utara seperti Saint-Louis, Matam, dan Louga, kawasan dengan aktivitas peternakan tinggi yang rentan terhadap penyakit zoonotik ini.
Menurut data Africa CDC, sebagian besar kasus dikonfirmasi pada kelompok usia dewasa muda yang terpapar melalui kontak langsung dengan hewan ternak atau gigitan nyamuk. “Ini adalah pertama kalinya Senegal mendapati banyak sekali orang yang terinfeksi,” (diterjemahkan oleh Penulis) ujar Dr. Boly Diop, Kepala Pemantauan RVF di Kementerian Kesehatan Senegal.
Baca Juga: Pertama Kali! Nyamuk Ditemukan Hidup di Islandia
WHO dan Badan Internasional Siaga
Meski belum menyatakan Public Health Emergency of International Concern, WHO telah meningkatkan status kewaspadaan internal. Lembaga ini mengoordinasikan dukungan teknis dan sumber daya dengan FAO dan WOAH dalam kerangka One Health, yang menggabungkan sektor kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan.
WHO juga memperingatkan negara-negara tetangga untuk meningkatkan pengawasan lintas batas, terutama di sektor peternakan dan perdagangan hewan. Pengendalian vektor dan vaksinasi hewan menjadi strategi utama dalam pencegahan penyebaran penyakit ini.
Wabah Paling Mematikan dalam Dekade Terakhir
Wabah tahun ini tercatat sebagai yang paling mematikan di Senegal dalam beberapa dekade terakhir, melampaui insiden sebelumnya pada 2013 dan 2020 yang berskala lokal.
Analisis genetik dari virological.org menunjukkan virus yang beredar termasuk ke dalam lineage H, menandakan sirkulasi lokal, bukan virus impor. Temuan ini memperkuat pentingnya deteksi dini di wilayah endemik.
Baca Juga: Hancur Lebur! Gaza Butuh Rp881 Triliun untuk Bangkit dari Kehancuran Akibat Serangan Israel
Risiko Penyebaran Regional
RVF pernah menyebar lintas benua pada 2000 ke Yaman dan Arab Saudi melalui perdagangan hewan, sehingga risiko internasional tetap ada. WHO mengimbau peningkatan surveilans epidemiologis, penguatan laboratorium, dan pengendalian mobilitas ternak di kawasan Afrika Barat.
Pakar penyakit tropis juga mengingatkan pentingnya edukasi masyarakat, terutama peternak dan pekerja rumah potong, mengenai cara pencegahan, seperti penggunaan alat pelindung diri saat menangani hewan dan pengendalian nyamuk di sekitar peternakan.
Selain penguatan surveilans dan pembatasan pergerakan ternak, WHO dan mitra teknis seperti FAO dan WOAH menekankan pentingnya langkah-langkah operasional di lapangan: peningkatan kapasitas laboratorium untuk diagnosis cepat, pelatihan tenaga kesehatan dan peternak tentang penggunaan alat pelindung diri (APD) serta praktik penanganan hewan dan karkas yang aman, serta program kompensasi bagi peternak yang melaporkan hewan sakit agar mendorong deteksi dini.
Intervensi berbasis komunitas, seperti pendidikan risiko pada pekerja rumah potong dan penyuluhan di desa peternakan, juga dinilai krusial untuk mengurangi kontak berisiko antara manusia dan hewan terinfeksi dan menurunkan peluang penularan ke populasi luas.
Upaya Pencegahan Diperkuat
Pemerintah Senegal kini memperluas operasi penyemprotan insektisida di daerah endemik dan mempercepat vaksinasi ternak untuk mencegah ledakan kasus lebih luas. WHO menegaskan, vaksinasi hewan yang tepat waktu dapat menurunkan risiko infeksi pada manusia secara signifikan. “Strategi pengendalian dini sangat penting untuk menghindari perluasan wabah dan melindungi populasi rentan,” demikian pernyataan WHO dalam situs resminya.
Wabah Demam Lembah Rift di Senegal menjadi peringatan serius akan ancaman zoonosis di kawasan Afrika Barat. Dengan lonjakan kasus dan kematian yang signifikan, respons cepat melalui pengendalian vektor, vaksinasi hewan, serta koordinasi lintas sektor menjadi kunci untuk mencegah krisis kesehatan yang lebih luas. Dukungan internasional dan kesiapsiagaan regional bukan hanya penting bagi Senegal, tetapi juga bagi negara-negara lain yang berpotensi terdampak oleh mobilitas manusia dan hewan lintas batas.
Penulis: Faruq Ansori
Editor: Satria S Pamungkas, Glancy Verona
Sumber Foto: https://www.gavi.org/vaccineswork/next-pandemic/rift-valley-fever
Keterangan Foto: Ilustrasi 3D virus penyebab Demam Lembah Rift
Eksplorasi konten lain dari 1miliarsantri.net
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.


