Komunitas Muslim Ubah Peta Politik AS, Trump Kembali ke Gedung Putih

New York — 1miliarsantri.net : Peta politik Amerika Serikat mengalami perubahan dramatis dalam pemilihan presiden 2024. Komunitas Muslim Amerika mencatatkan sejarah baru dengan memberikan dukungan signifikan kepada Donald Trump, mengantarkannya kembali ke kursi kepresidenan AS.

Perolehan suara elektoral Trump mencapai 295, jauh melampaui ambang batas kemenangan 270 suara. Pesaingnya dari Partai Demokrat, Kamala Harris, hanya mampu mengumpulkan 226 suara elektoral. Dominasi Trump juga terlihat dari perolehan suara populer yang mencapai 73.523.637 (50,92%), unggul dari Harris yang meraih 68.683.845 suara (47,57%).

Michigan menjadi saksi kunci pergeseran suara Muslim Amerika. Negara bagian yang dikenal sebagai salah satu swing states ini memiliki konsentrasi pemilih Muslim yang besar. Kekecewaan terhadap kebijakan Partai Demokrat terkait konflik Gaza mendorong perubahan dukungan yang signifikan.

“Kebijakan yang mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan tidak akan pernah menjadi politik yang baik.” – Aktivis Muslim Amerika, Michigan.

Dearborn, kota di Michigan dengan populasi Arab-Amerika terbesar, menjadi cerminan perubahan preferensi pemilih Muslim. Konsultan politik setempat mengamati fenomena ini dengan seksama.

“Harapan kami sederhana – Amerika yang lebih bersatu dan Partai Demokrat yang lebih mendengar aspirasi rakyat.” – Konsultan Politik Amerika-Lebanon, Hussein Dabajeh.

Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) memberikan respons positif atas kemenangan Trump. Organisasi ini menekankan pentingnya pemenuhan janji kampanye, terutama terkait kebijakan luar negeri di Timur Tengah.

“Masyarakat Amerika, khususnya komunitas Muslim yang mendukung presiden terpilih, menginginkan kebijakan yang mengedepankan perdamaian, bukan konflik. Kami berharap tidak ada lagi diskriminasi di dalam negeri dan peperangan yang tidak perlu di luar negeri.” – Direktur Eksekutif Nasional CAIR, Nihad Awad.

Trump sendiri mengakui dukungan luas yang diterimanya dalam pidato kemenangan. Ia menyebut berbagai kelompok yang mendukungnya, termasuk komunitas Muslim Amerika.

“Kita menyaksikan dukungan yang luar biasa dari berbagai kalangan – serikat pekerja, non-serikat, komunitas Afrika Amerika, Hispanic, Asia, Arab Amerika dan Muslim Amerika. Inilah Amerika yang sesungguhnya, bersatu dalam keberagaman.” – Presiden Terpilih Donald Trump.

Kegagalan Harris dikaitkan dengan kebijakannya yang dinilai terlalu pro-Israel. Komunitas Arab dan Muslim Amerika merasa suara mereka diabaikan oleh Partai Demokrat.

“Kekalahan ini adalah konsekuensi dari kebijakan yang terlalu condong pada satu pihak. Partai Demokrat kehilangan basis pendukung Muslim Amerika, kaum muda, dan kalangan progresif karena kebijakannya terhadap Netanyahu.” – Aktivis Muslim Amerika, Adam Abusalah. (ris)

Baca juga :


Discover more from 1miliarsantri.net

Subscribe to get the latest posts sent to your email.

Berikan Komentar Anda

Discover more from 1miliarsantri.net

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading