Hari Stroke Sedunia 2025, Ini Tujuan dan Bentuk Peringatannya!

Hari Stroke Sedunia 2025
Dengarkan Artikel Ini

Bekasi – 1miliarsantri.net: Hari Stroke Sedunia (World Stroke Day) yang diperingati setiap tanggal 29 Oktober bukan sekadar agenda seremonial, melainkan sebuah seruan darurat kesehatan masyarakat yang mendesak.

Didukung oleh Organisasi Stroke Dunia (World Stroke Organization – WSO), peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran publik mengenai bahaya stroke, pentingnya pencegahan, kecepatan tindakan yang dapat menyelamatkan nyawa serta mencegah kecacatan.

Fakta Stroke di Indonesia

Stroke didefinisikan sebagai kondisi medis serius di mana pasokan darah ke otak terhenti atau terganggu, menyebabkan sel-sel otak mati. Stroke telah lama menjadi salah satu pembunuh dan penyebab kecacatan utama di seluruh dunia. Hal ini diperkuat dengan angka-angka statistik global yang menunjukkan bahwa setiap beberapa detik, seseorang di suatu tempat mengalami stroke.

Di Indonesia, fakta mengenai penyakit ini sama mengerikannya. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar, stroke menempati peringkat teratas sebagai penyebab kematian nomor satu di Indonesia.

Yang lebih memprihatinkan, anggapan bahwa stroke hanya menyerang orang tua kini perlahan memudar. Terdapat pergeseran pola epidemiologi di mana kasus stroke mulai banyak ditemukan pada usia produktif (di bawah 65 tahun), bahkan menyerang anak dan remaja.

Pergeseran ini menunjukkan adanya korelasi kuat antara gaya hidup modern, faktor risiko yang diabaikan, dan kurangnya kesadaran dini di kalangan masyarakat muda.

Baca Juga: Catat! Ini Sejarah, Tema, dan Makna Peringatan Hari Perserikatan Bangsa-Bangsa 2025

Bentuk Peringatan Hari Stroke Sedunia

Setiap tahun, WSO mengusung tema spesifik untuk mengarahkan kampanye global. Walaupun tema spesifik dapat berubah, tujuan dari pesan kampanye selalu sama yaitu bertindak lebih cepat dan proaktif untuk mencegah dan mengatasi stroke.

Misalnya, tema kampanye pada tahun 2024, “Be #GreaterThan Stroke,” adalah ajakan untuk memanfaatkan kekuatan mental, fisik, dan komunitas untuk mengurangi risiko stroke. Kampanye ini mendorong masyarakat untuk melakukan tantangan “Greater Than Challenge,” yaitu mengambil langkah-langkah kecil atau besar untuk menjadi lebih aktif secara fisik dan mental setiap hari.

Pesan kunci Hari Stroke Sedunia adalah pencegahan terhadap hampir 80% kasus stroke dapat dicegah. Pencegahan berfokus pada pengendalian faktor risiko utama, seperti hipertensi (tekanan darah tinggi), diabetes, obesitas, merokok, dan kurangnya aktivitas fisik.

Pemerintah dan lembaga kesehatan mendorong masyarakat untuk menerapkan perilaku “CERDIK” sebagai panduan hidup sehat:

  • Cek kesehatan secara rutin.
  • Enyahkan asap rokok.
  • Rajin aktivitas fisik.
  • Diet sehat dan gizi seimbang (rendah gula, garam, dan lemak).
  • Istirahat cukup (7-8 jam per hari untuk orang dewasa).
  • Kelola stres dengan baik.

Baca Juga: Kasus Chromebook dan Pengaruhnya Terhadap Pendidikan Indonesia

Tujuan Peringatan Hari Stroke Sedunia

Peringatan Hari Stroke Sedunia bertujuan sebagai pengingat keras bahwa dalam kasus stroke, setiap menit sangat berharga. Stroke adalah gawat darurat medis. Kecepatan diagnosis dan penanganan menentukan tingkat kerusakan otak, kecacatan permanen, atau bahkan kelangsungan hidup pasien.

Para profesional kesehatan menggunakan konsep “Jendela Emas” (Golden Hour/Period), yang biasanya merujuk pada waktu maksimal 4,5 jam sejak gejala pertama muncul, untuk memberikan terapi penyelamat seperti trombolisis (tindakan melarutkan sumbatan darah). Jika penanganan dilakukan dalam periode emas ini, risiko kematian dan kecacatan pasien dapat berkurang secara signifikan.

Sayangnya, banyak kasus stroke yang terlambat ditangani karena masyarakat tidak mengenali gejalanya atau menganggapnya sebagai penyakit biasa. Inilah mengapa kampanye Hari Stroke Sedunia selalu menekankan pentingnya mengenali tanda-tanda stroke.

Dengan adanya peringatan Hari Stroke Sedunia, harapan utamanya adalah masyarakat tidak lagi pasif menunggu penyakit menyerang. Sebaliknya, peringatan ini harus menjadi momentum kolektif untuk meningkatkan kesadaran, mengadopsi gaya hidup sehat, dan memastikan bahwa setiap individu, tua maupun muda, mampu mengenali tanda-tanda bahaya dan bertindak cepa sehingga secara tidak langsung dapat mengurangi angka kematian dan kecacatan akibat penyakit mematikan ini.

Penulis: Gita Rianti D Pratiwi

Editor: Satria S Pamungkas, Glancy Verona

Sumber Foto: Ilustrasi AI


Eksplorasi konten lain dari 1miliarsantri.net

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Berikan Komentar Anda

Eksplorasi konten lain dari 1miliarsantri.net

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca