Pengertian Tawakal

Surabaya – 1miliarsantri.net : Arti tawakal menurut bahasa diambil dari bahasa arab tawakkul dari akar kata wakala artinya lemah. Adapun arti tawakal secara harfiah adalah menyerahkan atau mewakilkan. Contohnya seseorang mewakilkan suatu benda atau urusan kepada orang lain.
Artinya, dia menyerahkan suatu perkara atau urusannya dan dia menaruh kepercayaan kepada orang itu mengenai perkara atau urusan tadi.
Sedangkan menurut Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin arti tawakal adalah bagian dari keimanan, dan seluruh bagian dari keimanan tidak akan terbentuk melainkan dengan ilmu, keadaan, dan perbuatan.
Begitupula dengan sikap tawakal, ia terdiri dari suatu ilmu yang merupakan dasar, dan perbuatan yang merupakan buah (hasil), dan keadaan yang merupakan maksud dari tawakkal.
Tawakal adalah menyandarkan diri kepada Allah tatkala menghadapi suatu kepentingan, bersandar kepada-Nya dalam kesukaran, teguh hati tatkala ditimpa bencana disertai jiwa dan hati yang tenang.
Jadi tawakal adalah menjadikan nya wajib bersandar kepada-Nya dengan menyerahkan segala urusan kepada-Nya.
Ia merasa tenang dengan sikap demikian itu dan sangat tsiqah kepada-Nya. Ia juga yakin dengan kecukupan dari-Nya ketika ia bertawakal kepada-Nya dalam perkara itu. Adapun dalil tawakal berikut ini.
Allah Swt berfirman dalam surah Ali Imran ayat 159:
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلْقَلْبِ لَٱنفَضُّوا۟ مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَٱعْفُ عَنْهُمْ وَٱسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى ٱلْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُتَوَكِّلِينَ
Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (QS. Ali Imran: 159).
Firman Allah Swt surah Al-Anfal ayat 61:
وَإِنْ جَنَحُوا لِلسَّلْمِ فَاجْنَحْ لَهَا وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Artinya: “Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS.Al-Anfal: 61)
Tawakal merupakan manifestasi keyakinan di dalam hati yang memberi motivasi kepada manusia dengan kuat untuk menggantungkan harapan kepada Allah SWT dan menjadi ukur tingkat keimanan seseorang kepada Allah SWT.
Disamping Islam mendidik umatnya untuk berusaha, Islam juga mendidik umatnya untuk bergantung dan berharap kepada Allah.
Dalam kata lain, mereka menyerahkan iman dan keyakinannya kepada Allah di dalam suatu urusan, maka pada suatu saat mereka akan merasai keajaiban tawakal.
Seorang yang bertawakal yakin tidak ada perubahan pada bagian- bagian rezeki yang telah ditentukan Allah, sehingga apa yang telah ditetapkan sebagai rezekinya tidak akan terlepas darinya, dan apa yang tidak ditakdirkan untuknya tidak akan ia peroleh, sehingga hatinya merasa tentram dengan hal tersebut dan yakin dengan janji Tuhannya, lalu mengambil (bagian) langsung dari Allah.
Pengertian tawakal bukan berarti tinggal diam, tanpa kerja dan usaha, bukan menyerahkan semata-mata kepada keadaan dan nasib dengan tegak berpangku tangan duduk memekuk lutut, menanti apa-apa yang akan terjadi.
Bukan merupakan pengertian dari tawakal yang diajarkan oleh al-Qur’an, melainkan bekerja keras dan berjuang untuk mencapai suatu tujuan.
Kemudian baru menyerahkan diri kepada Allah supaya tujuan itu tercapai berkat, rahmat dan dan inayahnya.
Sebagaimana firman Allah Swt dalam surah Al-Anfal ayat 61 menunjukan penting nya untuk berusaha dan kemudian baru bertawakal.
Tawakal merupakan salah satu ibadah hati yang paling utama dan salah satu dari berbagai akhlak iman yang agung.
Tawakal bagi orang Islam yang meniti jalan kepada Allah SWT merupakan keperluan pokok, terutama dalam masalah rezki. Masalah ini biasanya menyesakkan fikiran dan hati manusia, membuat badan menjadi letih, jiwa menjadi kusut dan gelisah pada waktu malam dan bertungkus-lumus pada waktu siang.
Adakalanya di antara mereka yang sanggup menggadai maruah diri, melakukan perbuatan yang dilarang oleh agama untuk mendapatkan sesuap nasi untuk meneruskan hidup.
Cara untuk melepaskan diri dari melakukan perbuatan yang terlarang disisi agama adalah dengan bertawakal kepada Allah.
Insan yang lebih memerlukan tawakal ini adalah jika dia seorang da’i, penyampai risalah dan orang yang biasa memberi nasihat. Mereka melihat tawakkal ini seperti sendi yang kukuh dan benteng yang teguh.
Mereka bersandar pada tawakal dalam menghadapi taghut (syaitan), orang kafir, penguasa-penguasa zalim dan pemimpin-pemimpin yang tidak adil. Mereka memohon pertolongan dan perlindungan daripada Allah agar mereka sentiasa berada di bawah perlindungan Allah dan dipelihara daripada melakukan kemungkaran.
Hubungan Usaha dan Tawakal
Tawakal yang diperintahkan dalam al-Qur’an dan as-Sunnah tidak menghendaki berhentinya usaha. Karena justru usaha itu yang akan menjadi sebab terjadinya perubahan.
Allah telah mengatur alam ini dengan hukum sebab-akibat. Semua yang terjadi di alam ini mengikuti hukum sebab-akibat yang telah ditentukan oleh Allah, bahkan peraturan-peraturan Allah pun sangat berkaitan dengan hukum ini.
Hadis masyhur yang diriwayatkan dari Anas bin Malik, ia berkata, Telah datang seorang lelaki yang mengendarai unta kepada Rasulullah, ia berkata, “Wahai Rasulullah, apakah aku membiarkan unta ini dan bertawakal kepada Allah? Atau melepaskannya dan bertawakal kepada Allah?” Rasulullah kemudian menjawab, “Tambatlah unta tersebut dan bertawakallah kepada Allah!”.
Al-Qur’an juga memerintahkan solat khauf ketika dalam kondisi perang. Al-Qur’an memerintahkan untuk membagi tentara menjadi dua bagian: satu bagian yang melakukan solat dibelakang imam, dan bagian yang lain bersiap siaga menghadapi musuh.
Al-Qur’an juga mewasiatkan agar selalu waspada dan memegang senjata, hingga tak ada kesempatan sedikitpun bagi musuh untuk mencuri kesempatan ketika mereka sedang sibuk melaksanakan salat.
Macam-Macam Tawakal
Ditinjau dari sudut orang yang bersikap tawakal, tawakal itu dibagi menjadi dua bagian, yaitu: tawakal kepada Allah dan tawakal kepada selain Allah.
- Tawakal kepada Allah
Tawakal kepada Allah dalam keadaan diri yang istiqamah serta dituntun dengan petunjuk Allah, serta bertauhid kepada Allah secara murni dan konsisten terhadap agama Allah baik secara lahir maupun batin, tanpa ada usaha yang memberikan pengaruh kepada orang lain.
Ditambah dengan tawakal kepada Allah untuk menegakkan, membanteras bid’ah, memerangi orang-orang kafir dan munafik, serta memperhatikan kemaslahatan kaum muslim dengan memerintahkan kebaikan serta mencegah kemungkaran.
Ini adalah sikap tawakalnya para nabi dan para ulama’ sesudah mereka, dan inilah sikap tawakal yang paling agung dan yang paling bermanfaat.
- Tawakal kepada selain Allah
Menurut Abdullah Umar ad-Dumaiji bahwa tawakal kepada selain Allah ini terbagi menjadi dua bagian.
Pertama, tawakal syirik yaitu tawakal kepada selain Allah dalam urusan yang tidak bisa dilakukan kecuali Allah SWT.
Seperti orang-orang yang bertawakal kepada tahgut (sesuatu yang disembah selain Allah) dan orang yang sudah mati, tawakal kepada tangkal dan sebagainya, untuk meminta pertolongan mereka, yang berupa kemenangan, perlindungan, rezeki dan syafa’at. Inilah syirik yang paling besar, karena sesungguhnya urusan-urusan ini dan yang sejenisnya tidak ada yang mampu melakukannya kecuali Allah SWT.
Ada juga yang bertawaal kepada selain Allah dalam urusan- urusan yang bisa dilakukan menurut dugaannya oleh yang ditawakalkan nya. Seperti bertawakal kepada sebab-sebab yang nyata dan biasa, seperti seseorang yang bertawakal kepada seorang pemimpin atau raja yang mana Allah telah menjadikan di tangan pemimpin itu rezeki atau mencegah kejahatan dan hal-hal yang serupa itu lainnya, ini adalah syirik yang tersembunyi.
Hal ini dikarenakan hati tidak bertawakal kecuali kepada siapa yang diharapkan darinya, mereka bertawakal kepada kekuatan, ilmu, teman, guru, raja atau harta tanpa melihat kepada Allah, dan tidaklah seseorang mengharapkan kepada sesama makhluk atau bertawakal padanya melainkan ia gagal dalam mendapatkan apa yang diingini, dan ini adalah perbuatan syirik.
Hikmah Tawakal
Sikap seorang insan yang bertawakal kepada Allah diibaratkan benih yang baik, dibaja dan disirami dengan baik. Kemudian, tumbuhlah buah yang baik yaitu hasilnya bisa dimakan dan diberi kepada orang yang memerlukan.
Begitu juga tawakal, tawakal kepada Allah dengan benar akan melahirkan kehidupan yang baik sama ada kehidupan pribadi maupun kehidupan berjemaah.
- Timbulnya Ketenangan dan Ketentraman
Orang yang bertawakal kepada Allah akan merasakan ketenangan dan ketentraman yang memenuhi sudut-sudut jiwanya.
Orang yang bertawakal akan merasa aman di saat orang lain merasa takut, rasa tenang di saat orang lain merasa bimbang, rasa yakin di saat orang lain merasa ragu, keteguhan hati di saat orang lain merasa goyah, penuh harapan di saat orang lain berputus asa, dan ia akan merasa ridha ketika orang lain marah. Keadaan inilah yang dirasai para nabi dan rasul.
Seperti Nabi Musa, ketika ia berkata kepada sahabat-sahabatnya, “Sekali-kali tidak akan tersusul, sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku”.
- Kekuatan
Orang yang bertawakal kepada Allah akan merasakan kekuatan, yaitu kekuatan jiwa dan batin. Sepertinya hal Rasulullah dan para sahabat ketika menghadapi musuh di medan Badar.
Kaum muslimin tidak pernah menghiraukan jumlah para musuh mereka dan juga tidak pernah menghitungnya. Mereka sentiasa bertawakal kepada Allah.
- Timbulnya Harapan
Sifat orang yang bertawakal kepada Allah akan adanya harapan akan memperoleh apa yang diinginkan, keselamatan dari hal yang dibenci, terlepas dari kesusahan, hidayah dari kesesatan dan diperolehnya keadilan atas kezaliman.
Mereka tidak pernah merasa dalam hati rasa hilang harapan dan berputus asa karena itu adalah bagian dari kesesatan dan kekufuran.
Eksplorasi konten lain dari 1miliarsantri.net
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.