Menghafal Al Qur’an Kunci Kemajuan Keilmuan Islam

Yogyakarta — 1miliarsantri.net : Spesialis Ahli saraf Mohamed Ghilan menemukan hubungan antara menghafal Al-Qur’an dengan peningkatan pemikiran dan penemuan ilmiah. Menurut Ghilan, saat mempelajari Al-Qur’an yang fokus pada pendengaran dan pengucapan, dapat merangsang area otak di lobus temporal, pusat konsolidasi memori.
Semakin banyak aktivasi yang diterima area ini, seperti saat menghafal Al-Qur’an, semakin baik dan efisien lobus temporal dalam kapasitasnya untuk belajar dan mengingat.
Temuan Ghilan ini memberi pencerahan baru akan pengakuan ilmuwan dunia tentang pencapaian umat Islam yang unggul dalam ilmu pengetahuan.
Faktanya, seorang profesor non-Muslim di kelas Sejarah Sains menyatakan bahwa jika bukan karena masalah politik dan perselisihan, umat Islam akan mencapai bulan pada tahun 1400-an.
“Pemahaman tentang sistem pendidikan Islam yang membentuk otak dan pemikiran suatu peradaban telah dibicarakan oleh banyak ulama Muslim,” kata Ghilan seperti dilansir dari Islamic Post Online, Rabu (14/2/2024).
Para ulama sering merenungkan bahwa ketika umat Islam menjadi pemimpin, Al-Quran menjadi pusat sistem pendidikan mereka. Namun ketika Al-Qur’an ditinggalkan, maka kekuasaan pun akan hilang.
Penelitian Ghilan melihat lebih dari sekedar aspek spiritual dan moral, namun juga apa yang sebenarnya terjadi di otak.
Dia mampu mengidentifikasi daftar panjang fungsi otak dan fungsi manusia lainnya yang ditingkatkan dengan mempelajari Al-Qur’an.
Proses membaca Al-Qur’an diumpamakan seperti atlet maraton. Dalam persiapan lari maraton, seorang atlet mempersiapkan diri dengan berlari jarak jauh, mengonsumsi makanan yang sehat untuk meningkatkan daya tahan tubuh, dan pembiasaan otot.
Demikian pula dengan menghafal Al-Qur’an yang mempunyai efek sama terhadap otak seseorang.
Pembacaan kalam Ilahi secara terus menerus, dengan pengucapan yang tepat (tajwid), mengarah pada aktivasi area tertentu di otak sehingga memudahkan dalam melakukan pemahaman, pemrosesan, dan retensi dalam semua kapasitas.
Hafalan dan pembacaan Al-Qur’an tidak hanya berupa realitas spiritual saja, melainkan realitas materialistis yang terbentuk di dalam otak.
Bagian Otak yang Aktif saat Baca Al-Qur’an
Ada tiga bagian utama otak yang diaktifkan saat membaca Al-Qur’an, yaitu lobus Korteks Serebral; Lobus Frontal, Lobus Parietal, dan Lobus Temporal.
Korteks Serebral merupakan bagian terbesar dari otak manusia yang berhubungan dengan fungsi otak yang lebih tinggi seperti berpikir dan bertindak.
Tindakan mendengarkan Al-Qur’an dan mengucapkannya secara akurat saat menghafal merangsang Lobus Temporal, yang berisi Hippocampus, pusat memori otak.
Pengaktifan konsisten ini melalui hafalan Al-Qur’an meningkatan retensi memori.
Demikian pula, lobus parietal kiri dan kanan, yang memproses saat membaca, menulis, berbicara, hubungan logika visuospasial dan pemahaman ekspresi wajah, secara konsisten juga dirangsang untuk menghasilkan peningkatan keterampilan logika dan matematika serta keterampilan visuospasial yang lebih kuat.
Hal ini dapat menjelaskan keberhasilan peradaban Islam di bidang astronomi dan matematika, seperti Al Kindi dan Al-Khawarizmi.
Menyadur About Islam, mendengarkan Al-Qur’an setara dengan menikmati musik. Penelitian terbaru menunjukkan kebiasaan ini dapat menyebabkan pelepasan dopamin.
Dopamin merupakan senyawa kimia dalam otak yang dapat meningkatkan suasana hati dan berperan dalam menyampaikan rangsangan ke seluruh tubuh.
Fungsi lain dari hormon dopamin antara lain, memberikan sinyal ke tubuh untuk menekan rasa sakit atau nyeri juga memberikan stimulus pada saraf dan otot pada penderita stroke atau cedera lain.
Sistem pendidikan umat Islam memang menjadi landasan kebangkitan peradaban. Pendidikan yang berpusat pada pemahaman Al-Qur’an tidak hanya meningkatkan spiritualitas, tetapi juga meningkatkan kemampuan mental, sehingga memungkinkan keberhasilan di bidang sains, teknologi, kedokteran, astronomi, matematika dan banyak lagi.
Karena itu, kata Ghilan, untuk mencapai kesuksesan, umat Muslim perlu untuk menghidupkan lagi warisan peradaban awal Islam lewat sistem pendidikan tradisional dan teknologi secara bersamaan. (yus)
Baca juga :
- Arab Saudi Tangkap Hampir 16.000 Dan Proses Hukum 25.689 Orang Diawal Musim Haji 2025, Ini Penjelasannya
- Santri Ponpes Al Imam Berlaga Hingga Grand Final Olimpiade Sains Pelajar 2025 Kabupaten Kediri
- Arab Saudi Perketat Aturan Haji Terkait Larangan Visa Selain Visa Haji, Ini Penjelasan Kemenag
- 212.242 Jamaah Reguler Lunasi Biaya Haji Jelang Penutupan
- Pemerintah Arab Saudi Larang Jamaah Tanpa Visa Haji Masuk Makkah, Simak 4 Aturan Terbaru