Gus Baha : Belajar agama itu tidak perlu kaku

Rembang — 1miliarsantri.net : Ulama ahli tafsir sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Quran LP3IA di Narukan, Kragan, Rembang, KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) membagikan tips belajar agama dengan bahagia. Tips tersebut berguna bagi umat Islam yang hendak mendalami syariat Islam.
Dia menjelaskan, beragama tidak perlu kaku, apalagi menjadi seseorang yang paling benar. Nabi Muhammad SAW dan umat Islam terdahulu memiliki selera humor tinggi. Mereka tidak kaku dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Ada banyak kisah-kisah humor dalam kehidupan Rasulullah SAW dan para sahabat.
“Hubungan khalik dan mahluk itu mesra. Apalagi antarmahluk, antarmanusia, nabi, sahabat, santri bersama gurunya, wali bersama muridnya, semua harus mesra,” urai Gus Baha saat menyampaikan tausiah yang disiarkan melalui kanal youtube, dikutip Rabu (06/09/2023).
Gus Baha lalu menceritakan saat Nabi Musa AS mengajak 70 santrinya naik gunung. Nabi Musa AS mendapat perintah dari Allah SWT untuk bersiap-siap menerima wahyu, yakni Kitab Taurat. Ketika di atas gunung, Nabi Musa AS menyendiri. Setelah beberapa lama, dia mengajak santrinya turun.
“Yuk, sudah dapat wahyunya. Kita turun sekarang,” ucap Gus Baha memperagakan Nabi Musa AS mengajak para santrinya turun gunung. Tetapi, para santri Nabi Musa AS protes. “Tidak bisa begitu wahai Musa. Kita juga harus sama dong, kami ingin menyaksikan Allah dengan mata kepala sendiri, sama seperti Anda, wahai nabi,” ujarnya.
Lalu, Allah SWT memerintahkan petir menyambar dan mati semua santri Nabi Musa AS. Nabi Musa sangat terkejut menyaksikan hal tersebut. Nabi Musa lalu berkata kepada Allah:
“Jangan begitu Allah, aku kan butuh saksi yang menyaksikan bahwa aku benar-benar menerima wahyu dari-Mu. Kalau mati semua, maka tidak ada saksi? Sekalian saja aku Kau matikan. Hidupkanlah mereka lagi ya Allah,” ujar Nabi Musa memohon.
Lalu, santri Nabi Musa AS dihidupkan kembali oleh Allah SWT. Mereka menjadi saksi turunnya wahyu Nabi Musa AS.
Gus Baha mencontohkan belajar agama dengan cara bahagia. Dia menafsirkan Al-Qur’an lalu disampaikan menggunakan bahasa yang ringan, bisa dipahami masyarakat awam. Meski disambut gelagak tawa, namun terdapat hikmah di balik kisah tersebut, salah satunya belajar Islam tidak perlu kaku. (lif)
Baca juga :
- Santri Ponpes Al Imam Berlaga Hingga Grand Final Olimpiade Sains Pelajar 2025 Kabupaten Kediri
- Arab Saudi Perketat Aturan Haji Terkait Larangan Visa Selain Visa Haji, Ini Penjelasan Kemenag
- 212.242 Jamaah Reguler Lunasi Biaya Haji Jelang Penutupan
- Pemerintah Arab Saudi Larang Jamaah Tanpa Visa Haji Masuk Makkah, Simak 4 Aturan Terbaru
- Arab Saudi Terapkan Aturan Baru Jelang Persiapan Haji 2025, Travel Umroh Wajib Tahu