Wakaf Digital & Wakaf Konvensional, Apa Perbedaan dan Potensinya untuk Ummat?

Bekasi – 1miliarsantri.net : Sejak zaman Rasulullah SAW hingga kini, wakaf terus berkembang dan beradaptasi dengan perubahan zaman. Jika dulu wakaf identik dengan pemberian aset fisik seperti tanah atau bangunan, yang dikenal juga dengan wakaf konvensional. Maka, kini seiring perkembangan teknologi yang semakin maju telah membawa wakaf ke level yang lebih modern dan mudah diakses, yaitu wakaf digital. Wakaf konvensional dan wakaf digital memiliki tujuan yang sama yaitu mengabadikan manfaat harta benda untuk kepentingan umum dan mendapatkan pahala yang terus mengalir (amal jariyah). Namun, perbedaan mendasar dalam cara pelaksanaannya menciptakan karakteristik, kelebihan, dan tantangan yang unik bagi keduanya. Apa Itu Wakaf Konvensional? Wakaf konvensional adalah praktik wakaf yang dilakukan secara tradisional, di mana pewakaf (wakif) menyerahkan asetnya secara langsung kepada pengelola wakaf (nazhir) atau lembaga wakaf. Aset yang diwakafkan umumnya berupa benda tidak bergerak, seperti tanah, bangunan, masjid, madrasah, atau makam. Wakaf ini biasanya melibatkan proses tatap muka, penandatanganan akta ikrar wakaf, dan pencatatan manual. Karakteristik Wakaf Konvensional: Kelebihan dan Kekurangan: Wakaf konvensional memiliki kelebihan berupa rasa otentisitas dan “keabadian” yang kuat. Pewakaf bisa melihat langsung wujud fisik dari wakafnya, yang seringkali memberikan kepuasan spiritual. Namun, kekurangannya adalah prosesnya yang memakan waktu dan cenderung tidak fleksibel. Selain itu, aset wakaf yang tidak produktif (misalnya tanah kosong yang tidak dikelola) bisa menjadi beban bagi nazhir dan kurang memberikan manfaat optimal bagi masyarakat. Baca juga: Kementerian wakaf dan urusan agama palestina Apa Itu Wakaf Digital? Wakaf digital adalah inovasi wakaf yang memanfaatkan kemajuan teknologi, internet, dan platform digital untuk memfasilitasi proses wakaf. Wakaf ini umumnya berbentuk wakaf uang atau wakaf produktif yang bisa diakses melalui situs web, aplikasi mobile, atau platform crowdfunding. Melalui wakaf digital, siapa pun bisa berwakaf dari mana saja dan kapan saja, bahkan dengan nominal yang kecil. Karakteristik Wakaf Digital: Kelebihan dan Kekurangan: Wakaf digital menawarkan kemudahan, kecepatan, dan aksesibilitas yang tak tertandingi. Partisipasi masyarakat, terutama generasi milenial dan Gen Z, semakin meningkat karena prosesnya yang ringkas. Baca juga: 8 Tokoh Ekonomi Islam Paling Berpengaruh Keberadaan wakaf uang yang bisa dikelola secara produktif juga memungkinkan dana wakaf berkembang dan menghasilkan keuntungan yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai program sosial, seperti pendidikan, kesehatan, atau pemberdayaan ekonomi. Namun, dibalik kemudahan yang ditawarkan nyatanya wakaf digital juga memiliki berbagai tantangan diantaranya kurangnya literasi digital pada sebagian masyarakat juga dapat menjadi hambatan. Selain itu, masalah kepercayaan menjadi hal krusial. Pewakaf harus memastikan bahwa platform atau lembaga yang mereka pilih terjamin keamanannya dan kredibel. Regulasi yang jelas juga diperlukan untuk melindungi dana wakaf dari potensi penyalahgunaan. Transformasi ke arah wakaf digital bukanlah upaya untuk menggantikan wakaf konvensional, melainkan untuk mengoptimalkan potensi wakaf di era modern. Dengan wakaf digital, diharapkan semakin banyak umat Islam yang tergerak untuk berpartisipasi, sehingga dana wakaf yang terkumpul bisa lebih produktif dan memberikan dampak yang lebih besar bagi kesejahteraan masyarakat. Sumber: Berbagai sumber Penulis: Gita Rianti D Pratiwi Editor : Iffah Faridatul Hasanah dan Toto Budiman Sumber foto: Gemini AI

Read More