Zakat Digital: Cara Baru Berbagi yang Transparan dan Tepat Sasaran

Bogor – 1miliarsantri.net : Zakat adalah salah satu rukun Islam yang menjadi kewajiban setiap Muslim yang mampu. Dengan perkembangan di era digital, zakat digital menjadi salah satu opsi pembayaran. Ia bukan hanya bentuk ibadah finansial, tetapi juga instrumen sosial yang bertujuan mengurangi kesenjangan ekonomi dan membantu mereka yang membutuhkan. Seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 103 yang artinya: “Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketentraman jiwa bagi mereka. Allah Maha mendengar, Maha mengetahui.” Di tengah perkembangan teknologi, cara menunaikan zakat pun ikut berubah. Dulu zakat diserahkan langsung kepada amil zakat atau mustahik secara fisik. Kini, zakat digital bisa ditunaikan secara digital melalui aplikasi, e-wallet, bahkan lewat transfer bank dengan sistem yang jauh lebih transparan dan terdata. Fenomena zakat digital ini bukan hanya memudahkan, tapi juga membuka jalan baru bagi generasi muda yang lebih akrab dengan teknologi untuk terlibat aktif dalam berzakat. Apa Saja Keunggulan Zakat Digital?    1. Praktis dan Cepat           Bayangkan kamu bisa membayar zakat maal cukup dengan klik beberapa tombol di aplikasi seperti Zakat Kita, Kitabisa, atau Dompet Dhuafa. Tidak perlu antri, tidak perlu keluar rumah. 2. Transparansi dan AkuntabilitasPlatform digital biasanya menyediakan laporan penyaluran dana, dokumentasi kegiatan, bahkan update jumlah penerima manfaat secara real-time. Hal ini membangun kepercayaan dan semangat berbagi yang lebih besar. 3. Akses Lebih Luas           Melalui sistem digital, zakat bisa menjangkau wilayah yang lebih jauh dan merata. Mustahik di pelosok bisa menerima bantuan dari muzakki di kota besar bahkan luar negeri. Baca Juga : Kapan Waktu yang Tepat untuk Mengeluarkan Zakat? Zakat Digital untuk Generasi Muda      Generasi Z dan milenial tumbuh di era cashless. Mereka lebih suka transaksi instan dan paperless. Maka, zakat digital menjadi solusi ideal untuk mengajak mereka tetap berzakat tanpa merasa “ribet” atau “jadul”. Kampanye zakat di media sosial, penggunaan influencer, dan pendekatan storytelling juga membuat zakat terasa lebih dekat dan relevan dengan kehidupan sehari-hari. Namun, tetap ada tantangan yang perlu diperhatikan. Edukasi menjadi kunci. Tidak semua orang paham tentang jenis-jenis zakat, ketentuan nisab, atau siapa yang berhak menerima. Maka, platform digital perlu disertai dengan fitur edukatif agar pengguna juga belajar, bukan sekadar membayar. Baca Juga : Pengelolaan Zakat di Indonesia Jadi Referensi Sejumlah Negara Etika dan Niat dalam Zakat Digital       Meskipun ditunaikan lewat aplikasi, zakat tetap harus didasari oleh niat yang benar dan dilakukan dengan ikhlas. Jangan sampai zakat digital hanya menjadi tren, tanpa pemahaman akan nilai spiritual dan sosialnya. Selain itu, penting juga untuk memastikan bahwa lembaga pengelola zakat yang digunakan memang kredibel dan sesuai dengan syariat. Jangan asal transfer hanya karena tampilannya meyakinkan. Zakat digital adalah contoh nyata bagaimana teknologi bisa digunakan untuk memperkuat nilai-nilai Islam dan solidaritas sosial. Dengan pendekatan yang tepat, zakat bisa menjangkau lebih banyak orang, dengan cara yang lebih efisien dan transparan. Bagi Muslim muda, inilah saatnya untuk tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tapi juga pelaku kebaikan di dalamnya. Menunaikan zakat secara digital bukan hanya tentang mengikuti zaman, tapi juga tentang menjadi bagian dari solusi umat.(***) Penulis: Salwa Widfa Utami Editor : Toto Budiman & Iffah Faridatul Hasanah Foto Ilustrasi AI

Read More

Kasus Dugaan Korupsi Kuota Haji 2024! KPK Gercep Cegah Eks Menag Yaqut Bepergian ke Luar Negeri

Jakarta – 1miliarsantri.net: Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) resmi mencegah mantan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, bersama dua orang lainnya untuk bepergian ke luar negeri. Langkah ini diambil sebagai bagian dari penyidikan Kasus Dugaan Korupsi Kuota Haji 2024 di Kementerian Agama. Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, menjelaskan bahwa keputusan ini berlaku mulai 11 Agustus 2025 dan akan berlangsung selama enam bulan. Tiga nama yang masuk dalam daftar larangan ini adalah YCQ (Yaqut Cholil Qoumas), IAA, dan FHM. Menurut Budi, keberadaan ketiganya di dalam negeri sangat penting untuk memperlancar proses pemeriksaan. “KPK memerlukan mereka tetap berada di wilayah Indonesia untuk kebutuhan penyidikan dugaan tindak pidana korupsi yang sedang berjalan,” ujarnya. Kasus Kuota Haji Resmi Naik ke Tahap Penyidikan Kasus ini bukan sekadar rumor. Deputi Bidang Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu, mengonfirmasi bahwa penyelidikan telah resmi naik ke tahap penyidikan. Fokus utama KPK adalah penentuan kuota dan penyelenggaraan ibadah haji pada tahun 2023–2024. Kenaikan status ini terjadi karena KPK telah menemukan indikasi kuat adanya tindak pidana korupsi. “Kami menemukan peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana korupsi, sehingga disimpulkan perlu dilakukan penyidikan,” kata Asep. KPK juga sudah mengeluarkan Surat Perintah Penyidikan (Sprindik) umum untuk kasus ini, menggunakan Pasal 2 ayat (1) dan/atau Pasal 3 UU Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) juncto Pasal 55 ayat (1) KUHP. Pasal ini menjerat pihak-pihak yang melakukan perbuatan melawan hukum untuk memperkaya diri sendiri atau orang lain yang berakibat pada kerugian keuangan negara. Dugaan Kerugian Negara Capai Lebih dari Rp 1 Triliun Bukan angka kecil, KPK memperkirakan kerugian negara akibat dugaan korupsi kuota haji 2024 mencapai lebih dari Rp 1 triliun. Nilai fantastis ini tentunya mengundang perhatian publik, mengingat dana haji seharusnya digunakan sepenuhnya untuk keberangkatan dan kenyamanan jamaah. Meski begitu, Budi Prasetyo menegaskan bahwa KPK belum menetapkan tersangka. Saat ini, fokus mereka adalah memeriksa pihak-pihak yang mengetahui detail konstruksi perkara. “Kami akan update jika sudah ada perkembangan, karena semua masih dalam tahap pengumpulan bukti dan keterangan,” kata Budi. Mengapa Kasus Ini Penting untuk Diperhatikan Kasus kuota haji ini bukan hanya sekadar persoalan hukum, tapi juga menyentuh aspek moral dan kepercayaan publik. Kamu perlu paham bahwa ibadah haji adalah salah satu rukun Islam yang sangat sakral dan mendapatkan prioritas dari Kerajaan Arab Saudi. Kuota yang diatur pemerintah seharusnya dimanfaatkan secara adil, transparan, dan untuk kepentingan jamaah, bukan sebagai ladang memperkaya diri maupun kelompok. Jika terbukti ada praktik korupsi dalam pengaturan kuota haji, maka dampaknya bukan hanya kerugian finansial negara, tapi juga menurunkan kepercayaan masyarakat khususnya umat Islam yang rela antri bertahun-tahun bahkan belasan hingga puluhan tahun untuk melaksanakan Rukun Islam, terhadap penyelenggara ibadah haji. Saatnya Tegas, Bukan Sekadar Proses Langkah KPK untuk mencegah pihak-pihak terkait bepergian ke luar negeri adalah tindakan yang tepat. Namun, jangan sampai kasus ini berlarut-larut tanpa kejelasan. Penyidikan harus berjalan cepat, transparan, dan tegas. Kasus ini juga jadi alarm buat semua warga negara untuk lebih kritis mengawasi penggunaan dana publik. Terlebih jika dana itu berkaitan dengan hal-hal sakral seperti ibadah haji. Kita sering dengar pepatah, “Ibadah itu soal hati, tapi pengelolaannya soal amanah.” Artinya, siapa pun yang diberi tanggung jawab mengatur kuota haji harus punya integritas setinggi-tingginya. Jika tidak, bukan hanya hukum yang akan menilai, tapi juga nurani masyarakat. Kasus dugaan korupsi kuota haji 2024 menjadi ujian besar bagi integritas pengelolaan ibadah haji di Indonesia. Dengan dugaan kerugian negara lebih dari Rp 1 triliun, ini bukan perkara kecil. KPK telah mengambil langkah pencegahan dengan melarang eks Menag Yaqut dan dua pihak lain bepergian ke luar negeri selama enam bulan. Sekarang, bola ada di tangan penegak hukum untuk membuktikan kebenaran dugaan ini. Sebagai warga negara, kamu punya peran untuk terus mengawal, mengkritisi, dan mendukung penegakan hukum yang tegas. Karena dalam urusan ibadah dan dana publik, yang kita butuhkan adalah kejujuran, transparansi, dan tanggung jawab, bukan permainan di balik layar.*** Penulis : Ainun Maghfiroh Foto Istimewa FB Yaqut Cholil Qoumas (Di dunia hitam dan putih, kamu adalah warnanya) Editor : Thamrin Humris

Read More