Relawan SPPG Ceger 01–Cipayung 02 Tingkatkan Kompetensi Lewat Pelatihan Keamanan Pangan Siap Saji di Jakarta Timur

Relawan SPPG Ceger 01–Cipayung 02 ikuti pelatihan keamanan pangan siap saji di Puskesmas Cipayung untuk wujudkan layanan masyarakat yang sehat dan higienis. Jakarta Timur — 1miliarsantri.net: Sebagai langkah nyata dalam meningkatkan kualitas layanan sosial dan kesehatan masyarakat, Relawan SPPG Ceger 01–Cipayung 02 mengikuti Pelatihan Keamanan Pangan Siap Saji yang digelar di Aula Lantai 4 Puskesmas Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur. Kegiatan yang berlangsung penuh antusias ini dihadiri oleh puluhan relawan yang terlibat langsung dalam berbagai kegiatan sosial, terutama Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Pelatihan menghadirkan narasumber dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, yakni Ibu Nesya yang menyampaikan materi secara daring melalui Zoom Meeting, serta dari Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur — dr. Emma, Bapak Sukadi, dan Bapak Faris. Baca Juga : Breaking News : Peringatan Dini Tsunami SULUT dan PAPUA Pentingnya Keamanan Pangan untuk Kesehatan Masyarakat Dalam sesi materi, para narasumber menegaskan bahwa keamanan pangan adalah pilar utama dalam menjaga kesehatan masyarakat. Setiap relawan yang berperan dalam pengolahan dan pendistribusian makanan harus memahami prinsip higienitas, kebersihan, dan standar gizi yang tepat. Selain teori, peserta juga mendapatkan edukasi praktis mengenai standar operasional makanan siap saji — mulai dari cara penyimpanan bahan baku, teknik memasak aman, hingga distribusi sesuai ketentuan kesehatan. Materi juga membahas pencegahan kontaminasi, penggunaan bahan tambahan yang aman, serta kebersihan diri dan peralatan dapur. Baca Juga : Jumat Hari yang Istimewa Bagi Umat Islam — Keberkahan dan Keistimewaan yang Sering Kita Lupakan Apresiasi dan Dukungan untuk Relawan Ketua SPPG Ceger 01–Cipayung 02, Ibu Wahyu Armadhea Putri, S.Sos, menyampaikan apresiasi kepada Dinas Kesehatan dan Sudinkes Jakarta Timur atas dukungannya dalam membina para relawan. “Relawan kami berinteraksi langsung dengan masyarakat setiap hari, terutama dalam Program MBG. Dengan pelatihan ini, kami lebih memahami pentingnya menjaga standar keamanan dan kebersihan pangan agar manfaatnya benar-benar dirasakan masyarakat tanpa risiko kesehatan,” ujarnya. Sementara itu, Ketua Yayasan Mustika Cakrawala Nusantara, Ibu RA Gesty Probowaty W., S.IP, selaku mitra pelaksana Dapur MBG, menilai bahwa kegiatan ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat sistem keamanan pangan nasional. Evaluasi dan Komitmen Ke Depan Menariknya, pelatihan juga dilengkapi ujian evaluasi melalui Google Form serta sesi diskusi interaktif bersama tim penguji dari Puskesmas Cipayung. Para peserta aktif berbagi pengalaman lapangan dan mendapatkan solusi praktis dari narasumber. Melalui kegiatan ini, para relawan diharapkan semakin profesional dan siap menjalankan amanah sosial, sekaligus memperkuat komitmen SPPG dalam menghadirkan layanan sosial yang aman, higienis, dan berkelanjutan. Kegiatan yang berlangsung satu hari penuh ini ditutup dengan foto bersama antara peserta dan pemateri dari Puskesmas Kecamatan Cipayung. Penyerahan sertifikat penghargaan akan dilakukan kemudian sebagai bentuk apresiasi terhadap dedikasi relawan dalam mendukung gerakan pangan sehat dan bergizi di lingkungan masyarakat. Penulis : Ki Ageng Sambung Bhadra Nusantara Editor: Thamrin Humris Foto istimewa

Read More

Orang Tua Siswa Bukan Tamu, Tapi Mitra Sejati Pendidikan

Surabaya – 1miliarsantri.net: Ketika membicarakan pendidikan, yang pertama kali terlintas dalam benak kita adalah sekolah, guru, dan kurikulum. Padahal, ada satu unsur penting yang sering kali dilupakan: orang tua. Di banyak sekolah, orang tua hanya dianggap sebagai “penonton” atau bahkan sekadar penyumbang dana. Padahal, dalam sistem pendidikan yang ideal, orang tua adalah mitra sejati. Mereka bukan tamu di gerbang sekolah, tapi bagian dari ekosistem pembelajaran anak. Pendidikan Dimulai Dari Rumah Pendidikan sejati dimulai jauh sebelum anak mengenal ruang kelas. Nilai-nilai pertama yang mereka serap berasal dari rumah: bagaimana bersikap, bagaimana berbicara, bagaimana menyelesaikan masalah. Oleh karena itu, keterlibatan orang tua dalam pendidikan bukanlah tambahan, tetapi keharusan. Ketika orang tua dan sekolah berjalan dalam arah yang sama, proses belajar anak akan menjadi jauh lebih kuat, stabil, dan bermakna. Namun ketika keduanya saling bertolak belakang, maka anak akan kebingungan dalam menghadapi nilai-nilai yang kontradiktif. Bentuk Keterlibatan Orang Tua Keterlibatan orang tua dalam pendidikan tidak hanya sebatas menghadiri rapat wali murid atau membayar uang sekolah. Berikut beberapa bentuk konkret keterlibatan: Manfaat Keterlibatan Orang Tua Penelitian menunjukkan bahwa ketika orang tua terlibat aktif dalam pendidikan anak: Hambatan Umum Namun, tidak semua orang tua bisa serta-merta aktif dalam pendidikan anak. Beberapa hambatan umum antara lain: Peran Sekolah: Merangkul, Bukan Menghakimi Sekolah punya peran besar dalam membangun budaya keterlibatan orang tua. Bukan dengan memaksa, tapi dengan merangkul. Berikut beberapa strategi yang bisa dilakukan sekolah: Kisah Inspiratif: Sekolah yang Bersahabat dengan Orang Tua Di salah satu sekolah dasar di Yogyakarta, keterlibatan orang tua bukan hal yang langka. Setiap bulan ada “Hari Orang Tua Masuk Kelas”, di mana orang tua boleh mengajar, mendongeng, atau sekadar duduk bersama anaknya. Hasilnya? Kedekatan anak dan orang tua meningkat, guru lebih memahami latar belakang siswa, dan suasana belajar menjadi lebih hangat. Di sekolah lain di Bekasi, orang tua difasilitasi aplikasi khusus untuk memantau tugas, jadwal, dan nilai anak secara real time. Mereka bisa memberi komentar dan berdialog langsung dengan guru. Ini membuat hubungan sekolah-orang tua menjadi lebih cair dan harmonis. Menuju Kolaborasi yang Ideal Pendidikan bukan tanggung jawab sekolah saja. Bukan juga beban orang tua semata. Keduanya harus berjalan seiring, saling melengkapi, saling percaya. Jika kita ingin membentuk generasi yang kuat secara akademik dan karakter, maka relasi antara sekolah dan orang tua harus dibangun di atas fondasi kolaborasi. Mari geser paradigma: dari “sekolah sebagai penyedia layanan” menjadi “sekolah sebagai rumah belajar bersama.” Orang tua bukan tamu di dunia pendidikan. Mereka adalah mitra sejati yang perannya tidak tergantikan. Saat sekolah dan orang tua berjalan bersama, anak-anak akan menemukan pijakan yang kokoh untuk masa depannya. Mari kita rawat kemitraan ini dengan komunikasi, kepercayaan, dan kolaborasi. Karena pendidikan yang baik lahir dari sinergi yang tulus antara rumah dan sekolah..** Penulis : Andriko, S.Pd.I, M.Pd Seorang pengelola lembaga pendidikan yang antusias dengan dunia digital, berpengalaman sejak 2013 di bidang digital marketing khususnya untuk pendidikan dan UMKM, serta aktif mengeksplorasi teknologi AI, pengembangan website, dan strategi konten kreatif di media sosial. Editor : Toto Budiman dan Thamrin Humris Foto Ilustrasi

Read More