Awas Ancaman Hukuman Berat Bagi Pemimpin yang Dzolim Terhadap Rakyatnya

Situbondo – 1miliarsantri.net : Seorang pemimpin pastinya sosok yang adil, bijaksana, dan mengayomi rakyatnya. Namun, kenyataannya tidak selalu demikian. Ada juga pemimpin yang justru bertindak sebaliknya, mengabaikan hak rakyat, bertindak sewenang-wenang, bahkan menindas demi kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. Nah, di sinilah pentingnya kita membahas hukum pemimpin yang dzolim. Sebab kepemimpinan dalam Islam bukan sekadar sebagai jabatan, melainkan amanah besar yang akan dimintai pertanggungjawaban di dunia dan di akhirat kelak. Ancaman hukuman berat menanti, bagi model pemimpin yang dzolim. Kita semua tentu ingin dipimpin oleh orang yang adil. Tapi bagaimana kalau kenyataannya berbeda? Bagaimana pandangan Islam terhadap seorang pemimpin yang dzolim? Yuk, kita bahas dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Hukum Pemimpin yang Dzolim dalam Islam Sebelum masuk ke hukum pemimpin yang dzolim, kita perlu tahu dulu arti kata “dzolim” itu sendiri. Dalam bahasa Arab, “dzolim” berarti menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya. Jadi, ketika seorang pemimpin sudah menggunakan kekuasaannya untuk merugikan rakyatnya, mengabaikan keadilan, atau menutup mata terhadap penderitaan warganya, maka itu termasuk perbuatan yang dzolim. Dalam Islam, kepemimpinan adalah amanah yang berat. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda bahwa setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban kelak atas kepemimpinannya. Bahkan, jika ada satu saja rakyat yang terdzalimi karena kelalaiannya dalam memimpin, maka itu akan menjadi beban di akhirat kelak. Jadi, bukan main-main urusan ini. Nah, sekarang kita sampai pada inti pembahasan hukum pemimpin yang dzolim. Dalam pandangan Islam, kedzaliman adalah perbuatan yang sangat dilarang. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an, “Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang dzolim” (QS. Ali Imran: 57). Artinya, pemimpin yang dzolim akan mendapatkan murka Allah, apalagi jika kedzalimannya merugikan banyak orang. Hukumnya jelas haram. Tidak ada alasan yang bisa membenarkan seorang pemimpin untuk menindas rakyatnya, sekalipun dengan dalih kepentingan negara. Baca juga : Pemimpin Qur’ani Namun, meskipun kita sudah tahu hukumnya haram, Islam juga mengajarkan untuk tetap bersabar dan menghindari pemberontakan yang dapat menimbulkan kerusakan yang lebih besar, kecuali jika kedzalimannya sudah sampai pada batas yang tidak bisa ditoleransi lagi. Di sinilah pentingnya nasihat, doa, dan usaha yang bijak untuk meluruskan pemimpin tanpa menambah masalah. Kalau kita pikir-pikir, kedzaliman itu seperti penyakit menular. Ketika pemimpin sudah tidak mempunyai sifat keadilan, rakyat akan kehilangan kepercayaan, keadilan hukum hancur, dan kesejahteraan pun akan menurun. Dalam sejarah Islam, kita bisa melihat bahwa banyak kerajaan atau kekuasaan runtuh bukan karena musuh dari luar, melainkan karena pemimpin di dalamnya dzolim dan tidak memperhatikan rakyatnya. Kedzaliman itu seperti bom waktu, tinggal tunggu saatnya meledak. Baca juga : mengasah kepemimpinan Bahkan di dunia modern sekarang, kedzaliman pemimpin bisa menyebabkan krisis ekonomi, konflik sosial, hingga perpecahan bangsa. Semua itu diawali dari satu hal hilangnya rasa takut kepada Allah dan rasa tanggung jawab terhadap rakyat. jika kita dihadapkan pada pemimpin yang dzolim, tentunya hati ini merasakan campur aduk, marah, kecewa, dan sedih. Tapi sebagai umat Islam, kita diajarkan untuk bersikap bijak. Sebagai warga negara kita tetap harus menjalankan kewajiban kita, selama tidak disuruh untuk bermaksiat kepada Allah. Jika perintahnya bertentangan dengan agama, maka kita punya hak untuk menolak dengan cara yang benar. Dari pembahasan tadi, kita bisa menyimpulkan bahwa hukum pemimpin yang dzolim dalam Islam adalah haram, dan kedzaliman itu termasuk dalam dosa besar. Pemimpin adalah amanah, bukan sekadar posisi terhormat. Setiap kezaliman yang dilakukan akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah di akhirat. Kita sebagai rakyat memang punya keterbatasan dalam mengubah keadaan, tapi itu bukan alasan untuk diam saja. Nasihat, doa, dan sikap yang benar adalah bentuk perlawanan yang paling mulia terhadap kedzaliman. Ingat, kekuasaan itu sementara, tapi hisab di akhirat berlaku selamanya. Semoga kita semua dijauhkan dari pemimpin yang dzolim, dan semoga Allah selalu memberikan kita pemimpin yang adil, bijaksana, dan takut kepada-Nya. Sebab, hanya dengan kepemimpinan yang adil, rakyat bisa hidup dengan aman, damai, dan sejahtera. Dan pada akhirnya, memahami hukum pemimpin yang dzolim membuat kita sadar betapa besar tanggung jawab seorang pemimpin di mata Allah. (***) Penulis : Iffah Faridatul Hasanah Editor : Toto Budiman Foto : Ilustrasi Ai

Read More