Peringatan Hari Dokter Nasional 2025: Melihat Perjuangan Para Dokter di Desa Terpencil

Bekasi – 1miliarsantri.net: Bulan Oktober menjadi bulan Istimewa bagi para Dokter di Indonesia, tepatnya tanggal 24 Oktober menjadi momentum memperingati Hari Dokter Nasional yang juga bersamaan dengan hari ulang tahun Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Menginjak usia yang ke-75 tahun, Peringatan Hari Dokter Nasional 2025 menjadi momen refleksi bahwa tantangan yang dihadapi dokter di era modern semakin kompleks. Selain ancaman penyakit menular baru, lonjakan penyakit tidak menular (seperti diabetes dan hipertensi) serta berbagai isu kesehatan mental yang semakin menjadi perhatian. Kemajuan teknologi kedokteran menuntut para dokter untuk terus belajar, beradaptasi, dan mengasah keterampilan agar tidak tertinggal. Tidak hanya itu, saat dunia dilanda pandemi atau bencana kesehatan, para dokter berdiri di garis terdepan, mempertaruhkan kesehatan dan keselamatan diri sendiri demi menolong orang lain. Pengorbanan para dokter, terutama yang berjuang di daerah terpencil dengan fasilitas terbatas, patut mendapatkan apresiasi setinggi-tingginya. Di Indonesia, tantangan pemerataan dokter dan fasilitas kesehatan masih menjadi isu krusial. Masih banyak daerah di pelosok negeri yang kekurangan dokter, apalagi dokter spesialis. Oleh karena itu, Hari Dokter Nasional juga harus menjadi pengingat bagi pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan untuk terus berupaya meningkatkan kualitas layanan kesehatan, memastikan ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai, serta menjamin kesejahteraan para tenaga medis. Berikut beberapa kisah pada dokter di pelosok negeri yang berjuang dalam memberikan pelayanan kesehatan: Kisah Perjuangan Dokter di Pedalaman Kalimantan Timur Kisah dr. Lisa Maria yang mengabdikan diri di sebuah desa terpencil di Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Kalimantan Timur. Kisahnya menyoroti tantangan nyata dalam memberikan pelayanan kesehatan di wilayah dengan akses yang sangat sulit. Dr. Lisa Maria dan rekan sejawatnya, yang juga seorang dokter umum, harus berulang kali menghadapi medan yang sangat ekstrem untuk mencapai masyarakat di pedalaman. Untuk diketahui bahwa jalanan menuju desa tersebut didominasi oleh lumpur, jalan tanah, dan beberapa bukit sehingga sering kali harus berhenti untuk membersihkan lumpur dari roda kendaraan. Akibat medan yang sulit tersebut, dr. Lisa juga menceritakan bahwa pernah terpeleset dan terjatuh dari sepeda motornya hingga dua kali berturut-turut karena jalanan yang licin dan berlumpur. Bahkan, ketika mencoba menggunakan mobil, mobilnya sempat kandas dan rusak karena terkena lubang. Namun, meskipun harus berjuang melewati tantangan fisik dan keterbatasan sarana, dr. Lisa menunjukkan dedikasi yang tinggi untuk memastikan pelayanan kesehatan dapat menyentuh masyarakat di pedalaman. Kisahnya menjadi gambaran nyata bagaimana para tenaga kesehatan rela menempuh risiko demi misi kemanusiaan. Baca juga: Stop Stigma! Hari Santri 2025 Jadi Momentum Bangkitnya Citra Positif Pesantren Kisah Dokter yang Menjual Rumah Demi “Rumah Sakit Apung” Gratis Kisah ini adalah tentang dr. Lie Dharmawan, Sp.B, Sp.BTKV, seorang dokter bedah yang dikenal atas dedikasinya dalam menyediakan layanan kesehatan gratis untuk masyarakat di pulau-pulau terpencil dan terluar di Indonesia melalui konsep Rumah Sakit Apung (RSA). Berdirinya Rumah Sakit Apung (RSA) bermula ketika beliau mengoperasi seorang anak dari sebuah pulau terpencil yang datang dengan kondisi usus terjepit. Perjalanan untuk mencapai rumah sakit memakan waktu berhari-hari, membuat anak itu tiba dalam kondisi sangat terlambat. Kejadian ini membuatnya sadar bahwa sistem layanan kesehatan darat tidak mampu menjangkau secara efektif masyarakat di negara kepulauan seperti Indonesia. Akibat kejadian tersebut, Dr. Lie kemudian memiliki ide untuk membuat rumah sakit di atas kapal. Ketika beliau menceritakan gagasan ini, banyak orang meragukan dan bahkan menyebutnya “dokter gila” karena ide tersebut dianggap tidak mungkin terwujud. Namun, tekadnya bulat. Untuk mewujudkan mimpinya, dr. Lie mengambil keputusan besar untuk menjual rumah pribadinya dan menggunakan penghasilannya sebagai dokter bedah untuk memodifikasi sebuah kapal kecil menjadi rumah sakit apung yang lengkap. Sejak saat itu, melalui Yayasan Dokter Peduli (doctorSHARE) yang didirikannya, dr. Lie dan timnya telah berlayar ke berbagai wilayah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal) di seluruh Indonesia, membawa fasilitas medis, ruang operasi, dan obat-obatan. Semua pelayanan, termasuk operasi besar dan minor, diberikan secara gratis kepada masyarakat yang kesulitan mengakses layanan kesehatan yang memadai. Kisah dr. Lie Dharmawan adalah simbol pengorbanan, cinta kasih, dan inovasi yang melampaui batas profesionalisme demi kemanusiaan. Selamat Hari Dokter Nasional untuk para dokter hebat di Indonesia! Baca juga: Hari Santri 2025: Pesantren Didorong Berdaya di Sektor Wisata Religi Penulis: Gita Rianti D Pratiwi Editor: Glancy Verona Sumber foto: AI Gemini

Read More

Hari Dokter Nasional 2025: Sejarah hingga Bentuk Peringatan

Bekasi – 1miliarsantri.net: Hari Dokter Nasional yang diperingati setiap tanggal 24 Oktober merupakan momentum penting untuk mengenang sejarah, menghargai dedikasi, serta merenungkan peran vital para dokter sebagai pilar utama dalam sistem kesehatan nasional. Peringatan ini sekaligus bertepatan dengan hari lahirnya Ikatan Dokter Indonesia (IDI), organisasi profesi kedokteran yang telah menjadi wadah bagi seluruh dokter Indonesia. Sejarah dan Tujuan  Hari Dokter Nasional Pada tanggal 24 Oktober 1950, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) secara resmi mendapatkan legalitas hukum di depan notaris. Tanggal inilah yang kemudian ditetapkan sebagai hari jadi IDI dan diperingati sebagai Hari Dokter Nasional. Kelahiran IDI menandai era baru, di mana profesi kedokteran di Indonesia benar-benar dikelola oleh dokter Indonesia sendiri, yang artinya bebas dari intervensi asing. Menginjak usia ke 75 tahun sejak didirikan pada 24 Oktober 1950, IDI telah memainkan peran strategis dalam lingkup pembangunan kesehatan nasional, baik dari aspek pelayanan medis, pengembangan ilmu kedokteran, advokasi kebijakan kesehatan serta bentuk pengabdian kepada masyarakat. Peringatan Hari Dokter Nasional atau HUT IDI ke-75 tahun 2025 yang mengusung tema75 Tahun IDI Berkarya, Membangun Kesehatan Bangsa”, bermakna bahwa IDI berkomitmen untuk terus berkarya melalui peran aktif para dokter, membangun kesehatan yang lebih baik serta mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat yang berkelanjutan. Hari Dokter Nasional juga memiliki tujuan yang jelas diantaranya adalah memadukan potensi dokter di seluruh Indonesia, menjaga harkat dan martabat profesi, mengembangkan ilmu kedokteran, dan yang paling utama, meningkatkan kesehatan rakyat Indonesia menuju masyarakat sehat dan sejahtera. Baca juga: Hari Santri Nasional 2025: Sejarah, Tema dan Tujuan Peringatan Dokter: Lebih dari Sekedar Profesi, Bentuk Dedikasi Tanpa Batas Dokter adalah sebuah profesi yang telah berlisensi untuk berpraktik dalam menyembuhkan, mendiagnosis, dan mencegah penyakit. Namun, lebih dari sekadar keahlian ilmiah dan teknis, menjadi seorang dokter adalah panggilan jiwa yang menuntut pengorbanan, dedikasi, dan empati tanpa batas. Dalam kehidupan sehari-hari, dokter adalah garda terdepan yang berhadapan langsung dengan penderitaan dan harapan yang tidak hanya merawat fisik, tetapi juga memberikan dukungan emosional kepada pasien dan keluarganya. Di balik jam praktik yang panjang, keputusan cepat di ruang gawat darurat, atau penelitian untuk menemukan solusi medis, terdapat komitmen yang kuat untuk melayani. Bentuk Peringatan Hari Dokter Nasional 2025: Merayakan Dedikasi, Menguatkan Komitmen Berbagai kegiatan biasanya dilaksanakan dalam rangka Hari Dokter Nasional. Mulai dari seminar ilmiah, bakti sosial, pengobatan dan konsultasi gratis, hingga kampanye kesehatan. Semua kegiatan ini bertujuan untuk mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan mewujudkan cita-cita Indonesia Sehat. Tidak hanya itu, Pengurus Besar IDI, IDI wilayah, IDI cabang dan perhmpunan serta keseminatan berinisiatif untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang bersifat edukatif, prefentif dan sosial. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat menjadi wadah dalam mempererat solidaritas antar anggota serta meningkatkan peran serta dokter dalam pembangunan kesehatan dan mewujudkan Indonesia yang lebih sehat dan sejahtera. Bagi masyarakat umum, Hari Dokter Nasional adalah kesempatan untuk mengucapkan terima kasih dan memberikan apresiasi atas jasa para dokter. Penghargaan ini bisa berupa ucapan tulus, dukungan nyata terhadap profesi mereka, atau bahkan dengan cara menjaga kesehatan diri sendiri sebagai wujud penghargaan atas kerja keras mereka. Pada akhirnya, Hari Dokter Nasional adalah perayaan yang menegaskan kembali kemitraan antara dokter, pemerintah, dan masyarakat. Peringatan ini merupakan bentuk apresiasi tehadap tangan-tangan yang menyembuhkan dan hati yang peduli serta menguatkan komitmen bersama untuk mencapai satu tujuan mulia yaitu kesehatan optimal bagi seluruh rakyat Indonesia. Selamat Hari Dokter Nasional 2025! Semoga dedikasi tanpa lelah para dokter di seluruh penjuru negeri senantiasa menjadi inspirasi dan membawa kemajuan bagi kesehatan bangsa. Baca juga: Dari Pesantren untuk Dunia: 10 Tahun Santri Menjaga Nilai Bangsa dan Peradaban Penulis: Gita Rianti D Pratiwi Editor: Glancy Verona Sumber foto: https://www.idionline.org/article/download-logo-hut-75-idi-75-tahun-idi-berkarya-membangun-kesehatan-bangsa#:~:text=Download%20Logo:%20HUT%2075%20IDI,IDI%20Berkarya%2C%20Membangun%20Kesehatan%20Bangsa%E2%80%9D https://prodia.co.id/id/konsultasi-dokter

Read More