Sejarah Perjuangan Islam Melawan Penjajah di Indonesia: Sejarah yang Terlupakan

Dengarkan Artikel Ini

Situbondo – 1miliarsantri.net : Jika kita berbicara tentang kemerdekaan Indonesia, biasanya yang langsung terlintas adalah pahlawan-pahlawan nasional seperti Soekarno, Hatta, atau Jenderal Sudirman. Tapi di balik semua nama besar itu, ada kisah yang sering kali dilupakan yaitu sejarah perjuangan Islam dalam melawan penjajahan.

Padahal, jauh sebelum republik ini berdiri, umat Islam dari golongan para ulama, santri, hingga masyarakat pesantren sudah lebih dulu bergerak melawan ketidakadilan.

Sejarah perjuangan Islam di Indonesia itu kaya banget. Tapi sayangnya, kadang justru tenggelam oleh narasi yang lebih dominan. Kita sering lupa bahwa perjuangan fisik dan spiritual para ulama dan santri punya kontribusi nyata dalam menjaga identitas bangsa, bahkan ketika senjata dan peluru menjadi pilihan terakhir.

Kontribusi Santri dan Kyai dalam Melawan Penjajah di Indonesia

Jika kalian pernah mendengar tentang resolusi jihad yang telah digagas oleh Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945, itu adalah puncak dari sejarah perjuangan Islam di tanah air. Tapi sebenarnya, keterlibatan umat Islam termasuk juga para santri dalam melawan penjajah sudah terjadi jauh sebelum itu.

Sejak abad ke-17, ulama-ulama besar seperti Sultan Agung, Tuanku Imam Bonjol, hingga Pangeran Diponegoro sudah memimpin perlawanan melawan penjajah. Bukan sekadar konflik politik, tapi juga sebagai bentuk perlawanan terhadap ketidakadilan, eksploitasi, dan penindasan atas nama agama dan kemanusiaan.

Di era perjuangan fisik, terutama menjelang dan pasca-proklamasi kemerdekaan, para kyai memegang peran penting. Mereka bukan hanya tokoh agama, tapi juga pemimpin moral dan komando gerakan rakyat.

Para santri yang dididik dengan disiplin tinggi di pesantren menjadi prajurit-prajurit tangguh. Mereka berjuang bukan karena ingin kedudukan atau imbalan, tapi karena cinta tanah air yang mereka anggap sebagai bagian dari iman.

Bayangkan saja, para santri belajar agama di pagi hari, lalu sore harinya latihan perang atau patroli dan malamnya melawan tentara Belanda. Persenjataan mereka kalah jauh. Tapi semangat dan keyakinan mereka justru menjadi kekuatan utama. Mereka percaya bahwa jihad melawan penjajah adalah bentuk ibadah yang mulia.

Yang menarik, perjuangan para santri dan kyai ini berlangsung dalam diam, jauh dari sorotan kamera atau liputan media masa itu. Tapi jejaknya masih bisa kita lihat hari ini, dari nama-nama pondok pesantren yang dulu jadi markas gerilya, hingga tradisi peringatan Hari Santri yang sekarang jadi bagian dari identitas nasional.

Menggali Kembali Sejarah Perjuangan Islam di Indonesia

Sering kali kita memandang sejarah sebagai sesuatu yang kuno dan membosankan. Perlu kita ketahui bahwa sejarah perjuangan Islam itu bukan hanya sekedar catatan masa lalu saja, melainkan juga menjadi cermin tentang siapa kita hari ini.

Dalam konteks kemerdekaan Indonesia, perjuangan umat Islam nggak bisa dipisahkan dari semangat nasionalisme. Justru dalam banyak kasus, Islam adalah fondasi kuat bagi semangat perjuangan. Nilai-nilai keadilan, persaudaraan, dan keteguhan hati yang diajarkan dalam agama menjadi bahan bakar moral bagi mereka yang turun ke medan perang.

Sayangnya, sebagian dari narasi ini mulai terlupakan. Buku pelajaran sejarah kadang hanya menyebut peran ulama atau santri secara sekilas, padahal kontribusinya sangat besar. Ini penting buat kita ingat, karena jika kita tidak menghargai perjuangan para pendahulu, bisa jadi kita juga akan kehilangan arah ke depan.

Mengulas kembali sejarah perjuangan Islam bukan berarti mengabaikan kontribusi dari kelompok lain. Justru sebaliknya, ini adalah upaya untuk melengkapi cerita besar tentang bangsa ini. Bahwa kemerdekaan bukan hasil dari satu kelompok, tapi buah dari kerja sama seluruh elemen masyarakat, termasuk umat Islam yang berjuang dengan darah dan doa.

Dan lebih penting lagi, kita bisa menjadikan sejarah itu sebagai inspirasi. Bahwa di tengah kesulitan apa pun, selama kita punya iman, keberanian, dan semangat persatuan, maka apapun bisa kita hadapi, seperti yang dilakukan para santri dan kyai di masa penjajahan.

Jadi, yuk kita kenali, pahami, dan sebarkan kembali nilai-nilai dari sejarah perjuangan Islam. Karena dari situlah kita bisa membangun masa depan yang lebih kuat, lebih adil, dan tentu saja, lebih bermartabat. (***)

Penulis : Iffah Faridatul Hasanah

Editor : Toto Budiman dan Glancy Verona

Foto by AI


Eksplorasi konten lain dari 1miliarsantri.net

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Berikan Komentar Anda

Eksplorasi konten lain dari 1miliarsantri.net

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca