Ketika Terjadinya Kesepakatan Membunuh Rasulullah SAW

Surabaya — 1miliarsantri.net : Ketika kesepakatan membunuh Rasulullah SAW telah diambil, malaikat Jibril segera memberitahu Rasulullah SAW tentang rencana makar mereka. Dia juga memberitahukan bahwa Allah SWT telah mengizinkannya untuk melakukan hijrah.

Seperti dikutip dari Sejarah Hidup dan Perjuangan Rasulullah SAW disarikan dari kitab ar-Rahiq al-Makhtum, Rasulullah SAW segera menuju rumah Abu Bakar, di siang hari yang terik dan pada waktu yang biasanya jarang orang lalu lalang.

Sesampainya di rumah Abu Bakar, Rasulullah SAW meminta kepadanya agar tidak ada seorangpun keluarganya yang berada di dalam, karena dia akan menerangkan rencana perjalanan Hijrahnya kepadanya. Abu Bakar sangat gembira dengan dipilihnya dia sebagai teman yang mendampingi hijrah Rasulullah SAW.

Setelah itu Rasulullah SAW kembali ke rumahnya, menunggu datangnya malam. Pada saat yang bersamaan para pembesar suku Quraisy sudah bersiap-siap untuk melaksanakan rencana mereka.

Rencana sudah mereka susun di siang harinya secara matang. Mereka telah memilih 11 orang dari masing-masing suku untuk menunaikan tugas tersebut.

Ketika gelap malam mulai tiba, mereka bergerak dengan mengintai rumah Rasulullah SAW, jika mereka melihat beliau telah tertidur, maka ekskusi tersebut akan mereka lakukan.

Berdasarkan kesepakatan, eksekusi tersebut akan mereka lakukan pada pertengahan malam. Mereka sangat yakin ekskusi tersebut akan berhasil dilaksanakan.

Namun di balik semua itu ada Allah Ta’ala yang selalu melindungi hamba-Nya dan berbuat sesuai kehendak-Nya. Dia berfirman :

وَاِذْ يَمْكُرُ بِكَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لِيُثْبِتُوْكَ اَوْ يَقْتُلُوْكَ اَوْ يُخْرِجُوْكَۗ وَيَمْكُرُوْنَ وَيَمْكُرُ اللّٰهُ ۗوَاللّٰهُ خَيْرُ الْمٰكِرِيْنَ

“Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya.” (QS al-Anfal ayat 30).

Maka pada waktu yang sangat kritis tersebut, Rasulullah SAW memerintahkan Ali bin Abi Thalib radhiyallahuanhu untuk tidur di tempat tidurnya dengan menggunakan selimut yang biasa beliau gunakan.

Setelah itu Rasulullah SAW keluar menerobos kepungan mereka yang saat itu penglihatannya Allah SWT cabut sehingga tidak melihat Rasulullah SAW.

Bahkan beliau SAW sempat mengambil tanah dalam dua genggam tangannya dan menuangkannya di atas kepala-kepala mereka.

وَجَعَلۡنَا مِنۡۢ بَيۡنِ اَيۡدِيۡهِمۡ سَدًّا وَّمِنۡ خَلۡفِهِمۡ سَدًّا فَااَغۡشَيۡنٰهُمۡ فَهُمۡ لَا يُبۡصِرُوۡنَ

“Dan Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula), dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat.” (QS Yasin ayat 9)

Kemudian pada malam itu juga, Rasulullah SAW berjalan menuju rumah Abu Bakar radhiyallahuanhu.

Sementara itu para pengepung rumah Rasulullah SAW masih menunggu-nunggu waktu pelaksaan ekskusi tersebut. Namun seseorang datang melewati tempat mereka, seraya bertanya, “Apa yang kalian tunggu?”, mereka menjawab, “Muhammad”, orang tersebut lantas berkata, “Kalian telah tertipu dan gagal, demi Allah, dia telah pergi meninggalkan kalian, dan dia telah menuangkan debu di atas kepala kalian.” Mereka berkata, “Demi Allah, kami tidak melihatnya”, lalu mereka membersihkan debu dari kepala mereka.

Mereka segera masuk ke rumah dan melihat ada seseorang yang sedang tidur. Mereka mengira bahwa dia adalah Rasulullah SAW yang sedang tidur dibalik selimutnya. Namun ternyata yang tidur di tempat itu adalah Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu. (yat)

Baca juga :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *