Ditemukan 25.000 Artefak Dua Abad Pertama Hijriah di Jeddah

Jeddah — 1miliarsantri.net : Program Distrik Bersejarah Jeddah, bekerja sama dengan Komisi Warisan, mengumumkan penemuan 25.000 artefak yang berasal dari dua abad pertama Hijriah, yakni abad ke-7 hingga ke-8 masehi. Program pencarian artefak tersebut telah dimulai pada Januari 2020 dengan cara eksplorasi dan survei geofisika.
Tujuan program ini adalah untuk menjelaskan pentingnya empat lokasi utama: Masjid Utsman bin Affan, Al-Kidwah, Al-Shona, yang merupakan bagian dari Tembok Utara. Upaya ini termasuk dalam lingkup Program Distrik Bersejarah Jeddah.
Penemuan artifak tersebut diumumkan sebagai bagian dari Proyek Kebangkitan Jeddah yang Bersejarah, yang diprakarsai oleh Putra Mahkota. Proyek ini bertujuan untuk melestarikan barang antik dan situs arkeologi nasional, mengungkap kekayaan sejarah kerajaan, dan mempromosikan Jeddah yang bersejarah sebagai tujuan budaya dan wisata, sejalan dengan Visi Saudi 2030.
Lebih lanjut, laporan hasil survei dan penggalian arkeologi menghasilkan temuan penting, antara lain 11.405 pecahan gerabah seberat 293 kg, 11.360 tulang hewan seberat 107 kg, 1.730 cangkang kerang seberat 32 kg, 685 bahan bangunan seberat 87 kg, 187 artefak kaca seberat 5 kg, dan 71 artefak logam seberat 7 kg. Berat gabungan dari temuan arkeologis ini adalah 531 kg; mereka adalah kontribusi berharga bagi penemuan arkeologi Arab Saudi.
Secara rinci, penyelidikan arkeologi di Masjid Utsman bin Affan menemukan artefak yang berasal dari dua abad pertama Hijriah abad ke-7 hingga ke-8 masehi. Artefak-artefak ini, terutama pilar-pilar kayu hitam yang ditemukan di dekat Mihrab, diperiksa dan ditelusuri kembali ke Ceylon (sekarang Sri Lanka), pulau di Samudera Hindia, yang menunjukkan adanya hubungan perdagangan luas Jeddah yang bersejarah.
Penggalian di lokasi yang sama juga menemukan bejana dan pecahan keramik, termasuk porselen berkualitas tinggi, beberapa di antaranya berasal dari abad 16-19 masehi, dan pecahan tembikar yang lebih tua berasal dari era Abbasiyah.
Sementara itu, banyak pecahan tembikar, termasuk porselen dan keramik dari Eropa, Jepang, dan Tiongkok dari abad ke-19 hingga ke-20 masehi, ditemukan di lokasi arkeologi di Al-Shona, yang setidaknya berasal dari abad ke-19.
Kemudian penggalian di Al-Kidwah (Bab Makkah – gerbang Makkah) mengungkap temuan bagian Parit Timur, yang kemungkinan besar berasal dari akhir abad ke-18 masehi.
Adapun batu nisan yang terbuat dari marmer, granit, dan mangabi ditemukan di berbagai tempat di Jeddah yang bersejarah. Tulisan di batu nisan, nama, dan ayat-ayat Al-quran di batu nisan ini kemungkinan berasal dari abad kedua dan ketiga Hijriah abad ke-8 dan ke-9 masehi. Saat ini, para ahli mempelajarinya dengan cermat.
Kajian arkeologi di empat situs bersejarah tersebut meliputi penggalian, analisis radiokarbon, analisis tanah, survei geofisika, dan pemeriksaan ilmiah terhadap artefak. Sampel kayu dari 52 bangunan dikirim ke laboratorium internasional untuk identifikasi dan penanggalan. Selain itu, penelitian arsip internasional yang ekstensif menghasilkan koleksi lebih dari 984 dokumen sejarah, termasuk peta dan gambar Jeddah yang bersejarah. Saat ini mereka sedang menjalani kajian mendalam.
Program Distrik Bersejarah Jeddah dan Komisi Warisan berkolaborasi untuk mengawasi dokumentasi, registrasi, dan pelestarian artefak arkeologi yang ditemukan di Jeddah yang bersejarah. Penemuan ini terdaftar dalam Daftar Arkeologi Nasional, dan database ilmiah dibuat untuk melestarikan informasi terkait artefak yang ditemukan. (dul)
Baca juga :
- Santri Ponpes Al Imam Berlaga Hingga Grand Final Olimpiade Sains Pelajar 2025 Kabupaten Kediri
- Arab Saudi Perketat Aturan Haji Terkait Larangan Visa Selain Visa Haji, Ini Penjelasan Kemenag
- 212.242 Jamaah Reguler Lunasi Biaya Haji Jelang Penutupan
- Pemerintah Arab Saudi Larang Jamaah Tanpa Visa Haji Masuk Makkah, Simak 4 Aturan Terbaru
- Arab Saudi Terapkan Aturan Baru Jelang Persiapan Haji 2025, Travel Umroh Wajib Tahu