Beberapa Tokoh Muhammadiyah Yang Mendapat Gelar Pahlawan Nasional

Dengarkan Artikel Ini

Yogyakarta — 1miliarsantri.net : Persyarikatan Muhammadiyah yang berdiri pada 18 November 1912 tercatat sebagai salah satu organisasi Islam yang berjasa besar dalam mencapai kemerdekaan Republik Indonesia. Organisasi yang didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan ini melahirkan banyak tokoh pahlawan nasional yang kiprahnya sangat penting bagi bangsa baik saat masa perjuangan kemerdekaan dan pasca kemerdekaan.

Siapa saja mereka?

1)KH. Ahmad Dahlan

Pendiri Persyarikatan Muhammadiyah ini ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada tanggal 27 Desember 1961 dalam SK nomor 657 tahun 1961. Data pahlawan nasional Kementerian Sosial menyebut Kiai Dahlan memilih lapangan sosial dan pendidikan sebagai medan bakti. Ahmad Dahlan juga terkenal sebagai tokoh yang berpikiran terbuka. Sebelum mendirikan Muhammadiyah, Kiai Dahlan aktif di organisasi yang berdasarkan nasionalisme Budi Utomo juga berkecimpung di Sarikat Islam. Dari kiprah dan pengabdiannya, Kiai Dahlan dikategorikan sebagai pelopor kebangkitan dan kesadaran rakyat yang menyadari nasib dirinya sebagai bangsa terjajah dan tertinggal dalam berbagai hal.

2)Nyai Hj. Walidah Dahlan

Ia diangkat menjadi pahlawan nasional karena turut membangkitkan pembaharuan Islam, pergerakan perempuan, dan pendidikan nasional melalui organisasi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah. Data pahlawan nasional Kementerian Sosial menyebut Siti Walidah sebagai pemrakarsa perkumpulan Sopo Tresno (1914) yang mementingkan 3 bidang yaitu dakwah, pendidikan, dan sosial. Sopo Tresno ini kemudian melebur menjadi Aisyiyah. Bagian wanita dari Persyarikatan Muhammadiyah. Aisyiyah terus berkembang dengan berbagai aksi sosial lewat badan-badan yatim-piatu, fakir miskin, pemberantasan buta huruf dan sebagainya. Saat ini Aisyiyah sudah mempunyai 3 Perguruan Tinggi dan beberapa Rumah Sakit.

Siti Walidah banyak menginspirasi dan menyadarkan kaum perempuan agar terus menuntut ilmu dan berbuat lebih banyak untuk sesama. Kodrat diri sebagai perempuan tidak boleh menjadi penghalang untuk berbakti kepada sesama. Siti Walidah biasa memberikan ceramah ke berbagai daerah yang jauh dari kediamannya di Yogyakarta.

Siti Walidah ditetapkan sebagai pahlawan nasional sepuluh tahun setelah Kiai Dahlan ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Yaitu lewat SK nomor 042 / TK / 1971 yang bertarikh 22 September 1971.

3)H Agus Salim

Diplomat yang menguasai banyak bahasa ini adalah Ketua Syarikat Islam setelah HOS Tjokroaminoto. Jelang kemerdekaan Agus Salim menjadi anggota BPUPKI dan anggota Panitia Sembilan. Sejak awal kemerdekaan Agus Salim aktif dalam bidang diplomasi sebagai Menteri Luar Negeri. Diplomat cerdas berjenggot khas ini, dikenal sebagai anggota Muhammadiyah. Pada zaman kepemimpinan Kiai Dahlan, dalam suatu forum Agus Salim mengusulkan agar Muhammadiyah mengubah dirinya menjadi Partai Politik. Usul itu ditolak oleh Kiai Dahlan. Agus Salim dikukuhkan sebagai pahlawan nasional melalui SK nomor 657 Tahun 1961 bertanggal 27 Desember 1961.

4)dr. Soetomo

Jamak diketahui kalau nama Dokter Soetomo tidak dipisahkan dengan Perkumpulan Budi Utomo yang dirintisnya. Di balik itu pengetahuan umum itu, Dokter Sutomo juga akrab dengan Ketua Umum PB Muhammadiyah, Mas Mansyur. Bahkan, sejak tahun 1925 hingga akhir hayatnya Dokter Sutomo tercatat sebagai medisch adviseur (penasehat urusan kesehatan) Muhammadiyah. Tokoh yang namanya tidak dapat dipisahkan dari proses pendirian RS PKU Muhammadiyah Surabaya ini dikukuhkan sebagai pahlawan nasional melalui SK nomor 657 Tahun 1961 bertanggal 27 Desember 1961.

5)H. Djuanda Kartawidjaya

Kesempurnaan kedaulatan wilayah NKRI adalah jasa Djuanda lewat apa yang dikenal dengan deklarasi Djuanda (1957). Deklarasi yang mengubah hukum laut internasional sekaligus mengutuhkan kedaulatan NKRI. Berkat deklarasi Djuanda, seluruh wilayah NKRI menjadi bulat dan utuh dalam satu kesatuan wilayah NKRI. Wilayah NKRI tidak lagi terpisahkan perairan international. Guru Sekolah Muhammadiyah yang sangat mencintai Muhammadiyah ini dikukuhkan sebagai pahlawan nasional dengan SK bertanggal 29 November 1963, nomor 244 Tahun 1963.

6)KH. Mas Masyur

Ketua Pengurus Besar Muhammadiyah (1937-1942) ini merupakan Pemrakarsa berdirinya Partai Islam Indonesia (bersama Dr Sukiman Wiryasanjaya). Di masa pergerakan kemerdekaan, Mas Mansyur dikenal sebagai salah satu dari tokoh empat serangkai tokoh nasional yang sangat diperhitungkan. Tiga tokoh lain anggota empat serangkai yang melegenda itu adalah: Soekarno, Mohammad Hatta, dan Ki Hadjar Dewantara. Di Muhammadiyah, Mas Mansyur dikenang sebagai tokoh yang menekankan disiplin organisasi dan pelopor gerakan tepat waktu. Karena PB Muhammadiyah telah memiliki kantor tersendiri juga perlengkapannya, maka segala urusan Muhammadiyah harus diselesaikan di kantor Muhammadiyah, bukan di rumah pribadi pengurus. Demikian juga ketika suatu acara sudah terlambat dimulai lebih dari dua puluh menit, maka acara itu lebih baik dibubarkan dan harus diagendakan ulang di waktu yang lain. Ketua Majelis Tarjih Muhammadiyah Pertama ini dikukuhkan sebagai pahlawan nasional dengan SK nomor 162 Tahun 1964 bertanggal 26 Juni 1964.

7) KH. Fakhruddin

Pahlawan Nasioal yang dikukuhkan lewat SK tanggal 26 Juni 1964 nomor 162 Tahun 1964 ini merupakan Pemimpin Redaksi Majalah Suara Muhammadiyah yang pertama. Majalah Suara Muhammadiyah sendiri terbit pertama kali pada bulan Agustus tahun 1915 (Syawal 1333H). Fakhrudin juga dikenal sebagai perintis berdirinya Badan Penolong Haji Indonesia. Sekaligus perunding dalam Negosiasi untuk Perlindungan Jamaah Haji dari Indonesia. Di dunia pergerakan rakyat, murid Kiai Dahlan juga sering memimpin pemogokan kaum buruh, oleh karenanya Fakhrudin juga dikenal sebagai Si Raja Mogok.

8) Jenderal Soedirman

Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia Pertama ini adalah kader sejati Muhammadiyah, tergembleng lewat Kepanduan Hizbul Wathan. Panglima Perang yang sulit diajak berkompromi ini juga Guru dan Kepala Sekolah Hollandsch-Inlansche School (HIS) Muhammadiyah Cilacap. Juga tercatat sebagai Wakil Ketua Pemuda Muhammadiyah Karesidenan Banyumas.

Pada tanggal 19 Desember 1948, Belanda melancarkan Agresi Militer II untuk menduduki Yogyakarta. Namun, pada saat para pemimpin politik nasional berlindung di Kraton Kasultanan Yogyakarta. Sudirman beserta sekelompok kecil tentara, memilih hengkang ke luar kota, ke arah selatan dan memulai perlawanan gerilya. Perlawanan ini merupakan perlawanan paling bersejarah yang tercatat dalam masa perang pasca proklamasi 1945.

Kader Pandu HW ini dikukuhkan sebagai pahlawan Nasional melalui SK nomor 314 Tahun 1964 bertangga 10 November 1964.

9) Otto Iskandardinata

Pejuang Kemerdekaan Indonesia ini tercatat sebagai Anggota BPUPKI dan Sekretaris PPKI serta Menteri Negara membantu membentuk BKR. Pada tahun 1930 saat menjadi anggota Volksraad, Otto Iskandardinata mendapat julukan sebagai “Sijalak Harupat” karena keberaniannya.

Otto Iskandar tercatat sebagai anggota PPKI yang mengusulkan agar Soekarno dan Hatta menjadi Presiden dan Wakil Presiden dalam sidang 18 Agustus 1945. Jagoan dari Bojongsoang Bandung yang juga Guru HIS Muhammadiyah Jakarta ini dikukuhkan sebagai pahlawan nasional melalui SK nomor 088 / TK / 1973 bertanggal 6 November 1973

10) Ir. Sukarno

Presiden Pertama sekaligus Proklamator Kemerdekaan Indonesia ini merupakan Ketua Bagian Pengajaran Muhammadiyah Bengkulu, sekaligus Guru Sekolah Muhammadiyah di bumi raflesia tersebut. Saat di Bengkulu Soekarno juga memberikan pembekalan kepada warga Muhammadiyah dalam menghadapi serangan udara Jepang.

Soekarno ditetapkan sebagai pahlawan nasional melalui SK tanggal; 23 Oktober 1981 bernomor 081/TK/1986.

11)Adam Malik

Wakil Presiden RI Ketiga ini mengawali karir perjuangannya sebagai anggota Kepanduan Hizbul Wathan di Pematang Siantar. Pada tanggal 13 Desember 1937, Adam Malik bersama Pandu Kartawiguna dan kawan-kawan mendirikan Lembaga Kantor Berita “Antara”.

Pada tahun 1962, nama Adam Malik mendapat sorotan karena peran menonjolnya dalam proses perundingan Indonesia-Belanda mengenai Irian Barat. Adam Malik juga pernah menjadi Ketua Sidang Umum PBB ke 26 Tahun 1971-1972. Ketika menjadi Menteri Luar Negeri, Adam Malik dikenal sebagai pembawa politik luar negeri “Bebas Aktif”.

Putra dari Pematang Siantar ini dikukuhkan sebagai pahlawan nasional melalui SK nomor 107 / TK / 1998 bertanggal 6 November 1998.

12)Fatmawati

Ibu Negara Indonesia Pertama ini merupakan aktivis Nasyiatul Aisyiyah (NA) yang dikenal sebagai penjahit Bendera Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih. Bendera yang dikibarkan pada saat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jakarta, tanggal 17 Agustus 1945. Konon saat menjahit bendera ini, Fatmawati sambil menyenandungkan lagu-lagu Aisyiyah. Fatmawati juga dikenang sebagai qoriah yang biasa melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an saat peringatan hari besar Islam di Istana.

Pada 1951, Fatmawati tercatat sebagai tokoh yang paling gigih memperjuangkan agar dokumen, barang dan arsip pemerintah RI yang dirampas oleh Belanda antara tahun 1945-1950 di Jakarta dan Yogyakarta dapat dikembalikan ke Indonesia. Putri Sekretaris Muhammadiyah Bengkulu, Hassan Din, ini Dikukuhkan sebagai pahlawan nasional dengan SK Nomor 118 / TK / 2000, bertanggal 4 November 2000.

13)Nani Wartabone

Pejuang Kemerdekaan Indonesia ini memulai perjuangan sejak tahun 1923 ketika mendirikan dan menjadi Sekretaris “Jong Gorontalo” di Surabaya. Pada bulan Juli 1931 saat memimpin rapat PNI Nani Wartabone melawan pihak kolonial yang ingin membubarkan rapat tersebut dengan mendemontrasikan lagu “Indonesia Raya”. Pada 1941 ia membentuk organisasi rahasia Komite 12 untuk menghadapi perang Pasifik.

Tahun 1943 Nani Wartabone ditangkap dengan tuduhan menyiapkan pemberontakan dan dibebaskan setelah jatuhnya PM Tojo. Pada 16 Agustus setelah Jepang menyerahkan pemerintahan kepadanya ia mengadakan upacara kenaikan kembali “Sang Saka Merah Putih”. Pada 28 Agustus 1945 ia berhasil menguasai Telekomunikasi Radio Jepang, dan membentuk Dewan Nasional. Tahun 1958 ia memimpin penumpasan terhadap pemberontak Permesta di Gorontalo. Kepala pemerintahan di Gorontalo, Kepala Daerah Sulawesi Utara, Anggota MPRS, Anggota DPRGR, Anggota Dewan Perancang Nasional, dan Anggota DPA ini tercatat bersama-sama dengan Imam A Nadjamuddin merintis pendirian Grup Muhammadiyah Suwawa. Nani Wartabone ini dikukuhkan sebagai pahlawan nasional melalui SK 085 / TK / 2003 bertanggal 6 November 2003.

14)Gatot Mangkupraja

Nama anggota laskar Hizbullah ini tidak dapat dipisahkan dengan sejarah pembentukan Tentara Sukarela Pembela Tanah air (PETA). Gatot Mangkupraja bersama Natsir, Muhammad Hatta, Ahmad Soebardjo, dan semaun juga pernah mengikuti Kongres Liga Penentang Imperialisme dan Penindasan Kolonialisme yang diselenggarakan di Brussel, Belgia.

Pada masa pergelokan Gatot Mangkupraja ditangkap dan adili oleh pemerintah Kolonial Belanda bersama Soekarno, Maskoen Soemadiredja, dan Soepriadinata yang kemudian terkenal dengan peristiwa Indonesia menggugat. Putra dari Saleh Makupraja (dokter pertama di Sumedang) yang pernah diamanati sebagai Pimpinan Muhammadiyah di Cianjur ini dikukuhkan sebagai pahlawan nasional melalui SK 089 / TK / 2004 bertanggal 5 November 2004.

15) Andi Sulthan Daeng Radja

Bagi masyarakat Bulukumba, nama ini pasti sangat akrab di dengar apalagi di masa pandemi seperti tahun tahun 2021 ini. Namun, ini tidak sekedar nama Rumah Sakit Daerah, pemilik nama ini merupakan pelaku sejarah sumpah pemuda 28 Oktober. Putra Bulukumba ini adalah salah satu peserta kongres pemuda di tahun 1928 yang membuahkan Sumpah Pemuda yang masyhur tersebut.

Menjelang proklamasi kemerdekaan RI, Sultan Daeng Radja bersama Ratulangi dan Andi Pangerang Pettarani ditunjuk sebagai wakil dari Sulawesi Selatan mengikuti rapat panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) di Jakarta.

Untuk mengamankan dan membela Indonesia Sultan Daeng Radja mengusulkan pembentukan Persatuan Pergerakan Nasional Indonesia (PPNI) sebagai wadah mengumpulkan pemuda untuk mengamankan dan membela kemerdekaan Indonesia. Andi Sulthan Daeng Radja juga dikenang sebagai aktivis Muhammadiyah dan sering disebut-sebut sebagai pendiri masjid di Ponre yang pada zamannya dikenal sebagai masjid terbesar di Sulawesi Selatan.

Tokoh yang menyampaikan kabar kemerdekaan RI kepada rakyat Bulukumba dan pernah dibuang tentara NICA ke Manado hingga 8 Januri 1950 ini, dikukuhkan sebagai pahlawan nasional melalui sk No. 085/TK/Tahun 2006 tertanggal 3 November 2006.

16)Teuku H Moehammad Hasan

Bagi masyarakat Sumatra, nama ini dikenang sebagai gubernur Sumatera pertama dan satu-satunya. Ketika masa depan kedaulatan RI dalam masa kritis Moehammad Hasan ditunjuk sebagai Wakil Ketua Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) dan merangkap sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan serta Menteri Dalam Negeri.

Anggota PPKI ini juga dikenang sebagai motor penggerak dan pelopor pendirian cabang-cabang Muhammadiyah serta ortom-ortomnya di wilayah Aceh. Wakil Pemimpin Besar Bangsa Indonesia untuk wilayah Sumatera, ini dikukuhkan sebagai pahlawan nasional melalui SK 085 / TK / 2006, tanggal 3 November 2006.

17) Buya Hamka (Haji Abdul Malik Karim Amrullah)

Ketua Majelis Ulama Indonesia yang pertama. Hamka juga dikenal sebagai sastrawan, aktivis politik, sekaligus Ulama yang disegani. Hamka tercatat sebagai orang Indonesia kedua (setelah Presiden Soekarno) yang menerima anugerah Doktor Honoris Causa dari Universitas Al-Azhar.

Di Muhammadiyah Hamka tercatat sebagai Ketua Muhammadiyah Padang Panjang, Konsul Muhamadiyah Makassar dan penasehat PP Muhammadiyah. Nama Hamka juga diabadikan sebagai nama Perguruan Tinggi Muhamadiyah di Jakarta.

Penulis novel tenggelamnya kapal Vanderwijk ini dikukuhkan sebagai pahlawan nasional dengan SK nomor 113 / TK / Tahun 2011 bertanggal 7 November 2011.

18) Ki Bagus Hadikusumo

Ketua Umum PB Muhamamdiyah yang mengantikan Mas Masur ini merupakan tokoh kunci tercapainya kesepakatan besar penyelamatan negara. Yaitu kompromi penghapusan 7 Kata Piagam Jakarta. Perumus redaksi sila pertama pancasila ini dikukuhkan sebagai pahlawan Nasional melalui SK nomor 116 / TK / Tahun 2015 tanggal 4 November 2015.

19)Lafran Pane

Pendiri organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) merupakan santri di Pesantren Muhammadiyah Sipirok juga siswa di HIS Muhammadiyah dan MULO Muhammadiyah. Ayah Lafran Pane merupakan pendiri Muhammadiyah di Sipirok. Lafran Pane membawa HMI sebagai pendukung ideologi Pancasila yang menolak gagasan pembentukan Negara Islam yang digagas Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo. Dosen Akademi Tabligh Muhammadiyah Yogyakarta dan juga pejuang kemerdekaan dalam Barisan Pemuda Gerindo dan Indonesia Muda ini dikukuhkan sebagai pahlawan nasional melalui SK 115 / TK / Tahun 2017, tanggal 6 November 2017.

20) Abdurrahman Baswedan

Tokoh peranakan Arab ini tercatat sudah menjadi Muballigh Muhammadiyah sejak Mas Mansur menjadi Ketua Cabang Muhammadiyah Surabaya. AR Baswedan (demikian tokoh ini biasa disebut) sering diminta Mas Mansur untuk mengisi ceramah-ceramah di acara Muhammadiyah. AR Baswedan juga tercatat menjadi pengasuh Kolom di harian Mercusuar, Surat kabar Umum Milik Muhammadiyah.

Anggota BPUPKI ini merupakan inisiator Kongres Peranakan Arab pada tahun 1943 kemudian memimpin Partai Arab Indonesia PAI, Ia juga anggota dalam misi diplomasi RI ke negara Arab dan Mesir. Setelah Proklamasi 1945, Abdurrahman bergabung ke dalam Partai Masyumi, menjadi Menteri Muda Penerangan Kabinet Sjahrir kedua, dan juga mewakili Masyumi dalam parlemen (KNIP dan DPR) serta Badan Konstituante hasil Pemilu 1955.

Dalam album foto Muhammadiyah, ada beberapa nama dari keluarga Baswedan yang gambarnya terekam di sana. Kakek dari Anies Baswedan ini dikukuhkan sebagai pahlawan nasional dengan SK nomor 123/TK/Tahun 2018 bertanggal 6 November 2018.

21)Kasman Singodimedjo

Ketua KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat: cikal bakal DPR RI) ini merupakan pelopor pembentukan Tentara Keamanan Rakyat, cikal bakal TNI juga Pemimpin Badan Keamanan Rakyat (BKR). Pada masa perumusan dasar negara, Ketua Wakil Ketua PP Muhammadiyah ini menjadi tokoh kunci Kesepakatan perubahan Sila Pertama Pancasila menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa (YME).

Tokoh yang pernah menjadi Ketua Muhammadiyah Cabang Jakarta dikukuhkan sebagai pahlawan nasional melalui SK nomor 123/TK/Tahun 2018, tanggal 6 November 2018.

22) Abdul Kahar Muzakkir

Rektor pertama Universitas Islam Indonesia ini merupakan salah satu dari sembilan orang anggota panitia kecil yang menentukan dasar negara Indonesia. Pada masa awal kemerdekaan Abdul Kahar Mudzakkir aktif untuk menggalang dukungan dunia luar untuk mengakui kedaulatan Indonesia. Salah satu keberhasilan adalah pengakuan dari Mesir pada 18 November 1946. Anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah 1942 – 1962 ini dikukuhkan sebagai pahlawan nasional melalui SK 120/TK/2019, tanggal 7 November 2019. (mif)

Baca juga :


Eksplorasi konten lain dari 1miliarsantri.net

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Berikan Komentar Anda

Eksplorasi konten lain dari 1miliarsantri.net

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca