Hewan Terjangkit Virus LSD, Boleh Dijadikan Kurban

Jakarta – 1miliarsantri.net : Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa terbaru no.34/2023 tentang Hukum dan Panduan Pelaksanaan Ibadah Kurban saat Merebaknya Penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) dan Antisipasi Penyakit Peste Des Petits Ruminants (PPR) pada Hewan Kurban. Penetapan Fatwa MUI terkait hewan kurban yang terkena LSD atau PPR itu selain berdasarkan pertimbangan agama juga penjelasan dari dokter hewan seperti Denny Widaya Lukman, Vetnizah Juniantito, Supratikno dari Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis IPB. Ada pula keterangan dari Prof Bambang Sumiatro dari FKH UGM, dan I Wayan Masa Tenaya dari FKH Udayana. Ketua MUI Bidang Fatwa, KH Asrorum Niam Sholeh, menjelaskan, berdasarkan fatwa tersebut, hewan yang terjangkit LSD dengan gejala klinis kategori ringan hukumnya sah dijadikan kurban. “Hewan yang terjangkit PPR dengan gejala klinis Sub-Akut hukumnya sah dijadikan hewan kurban,” kata KH Niam, Rabu (14/6/2023). Hewan dengan LSD ringan yang memiliki benjolan pada tubuh sapi atau kerbau tidak merusak daging. LSD gejala klinis berat dengan sekitar 50% bejolan pada tubuh hewan. Sudah ada benjolan yang pecah, menjadi koreng, dan terbentuk jaringan parut. “Gejala klinis berat ini berpengaruh pada kerusakan di kulit dan permukaan daging sapi atau kerbau,” ujar KH Niam. LSD sering disebut penyakit kulit berbenjol. Penyakit ini menular pada sapi atau kerbau akibat virus LSD. Cirinya, muncul benjolan padat pada kulit di hampir semua bagian tubuh hewan. PPR merupakan penyakit menular pada kambing/domba akibat virus PPR. Cirinya, muncul ingus kental berwarna kekuningan dari hidung dan kelopak mata hewan. Muncul pula luka pada bibir, rongga mulut, lidah, serta adanya diare yang bisa disertai darah. Sementara virus PPR ada kategori gejala klinis mulai dari yang paling ringan adalah sub-Akut, Akut, dan Per Akut. Gejala klinis yang dibolehkan adalah yang Sub-Akut dengan tanda suhu tubuh kambing/domba pada 39-40 derajat celcius, hewan tidak menunjukkan gejala parah, dan dapat sembuh sekitar 10-14 hari. Ketika hewan masuk dalam kategori Akut dan Per Akut, Kiai Niam menyampaikan, Fatwa MUI mengharamkan untuk dijadikan hewan kurban. “Hewan yang terjangkit PPR dengan gejala klinis Per-Akut dan Akut sebagaimana dijelaskan sebelumnya, hukumnya tidak sah dijadikan hewan kurban, ” sambung KH NIam. 9 Panduan Penyembelihan Hewan KurbanFatwa yang disahkan pada 1 Juni 2023 tersebut memuat ketentuan hukum dan panduan antisipatif pelaksanaan ibadah kurban agar penyakit seperti LSD dan PPR tidak merebak dan diantisipasi pengaruhnya. Berikut sembilan panduan Komisi Fatwa MUI dalam berkurban bagi umat Islam:

Read More

Panji Gumilang Meragukan Al Qur’an

Jakarta – 1miliarsantri.net : Pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun Panji Gumilang kembali memunculkan kontroversi baru. Kali ini Panji meragukan Alquran sebagai kalamullah atau firman Allah. Ia menganggap Alquran sebagai kalam Nabi Muhammad SAW. Hal tersebut berawal dari unggahan sebuah video pernyataan Panji Gumilang viral di Tiktok. Panji mengungkapkan Alquran bukan kalam Allah melainkan hanya wahyu yang dituliskan Nabi Muhammad yang berbahasa Arab. Jika Allah hanya memahami bahasa Arab, maka doa yang bukan bahasa Arab tidak akan dimengerti oleh Allah. “Bukan kalam Allah SWT, tapi kalam Nabi Muhammad yang didapat daripada wahyu, nah kalau Allah berbahasa Arab susah nanti ketemu dengan orang Indramayu. Prewek gak ngerti, Gusti Allah gak ngerti kalau (bahasa selain Arab). Artinya bacalah semua itu,” kata Panji Gumilang dikutip dari video yang dibagikan akun TikTok @herypatoeng. Mendapati hal tersebut, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Fahrur Rozi atau Gus Fahrur menegaskan, MUI sudah berupaya melakukan investigasi dengan masyarakat setempat tentang apa yang diajarkan di Pesantren Al Zaytun. “Kami melihat dan mendengar beberapa statement-nya, misalnya tentang wanita menjadi imam sholat atau khotib sholat Jumat itu sudah melampaui batas. Apalagi kalau meragukan kebenaran kebenaran Alquran, meragukan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, itu jelas merupakan akidah yang tidak bisa dibenarkan,” terang Gus Fahrur Selain itu, Gus Fahrur juga mengaku telah banyak mendengar pernyataan kontroversial Panji Gumilang lainnya yang viral di media. “Saya mendengar di media yang banyak sekali ujaran-ujaran dari Panji Gumelang pemimpin Al Zaytun yang sangat kontroversial,” ucapnya. Karena itu, Gus Fahrur pun mengimbau kepada masyarakat Muslim Indonesia agar sangat berhati-hati dan selektif dalam memilih lembaga pendidikan. “Hendaknya kita meneliti akidah yang diajarkan dan juga pemikiran-pemikiran yang diajarkan karena ternyata tidak semua pesantren itu sama seperti pada masa zaman dahulu,” kata Gus Fahrur yang juga merupakan Ketua PBNU ini. (wink)

Read More

Penjual Tahu Berangkat Haji

Surabaya – 1miliarsantri.net : Menunaikan rukun Islam ke-5 adalah harapan terbesar tiap muslim, tak terkecuali bagi Kasan Solin (55 tahun), jamaah calon haji kloter 48 asal Dusun Karangsukup, Desa Kunir Kidul, Kecamatan Kunir, Kabupaten Lumajang. Pria yang sehari-hari berprofesi sebagai pembuat sekaligus penjual tahu keliling ini sangat bersyukur setelah berusaha dan berdoa selama kurang lebih 40 tahun, Kasan bersama istri tercintanya, Susiana berkesempatan menjadi tamu Allah pada musim haji tahun 2023 ini.Bagi Kasan, bisa menunaikan ibadah haji ke Baitullah sudah menjadi cita-cita yang diidam-idamkan sejak ia masih remaja. “Sejak saya masih bujang (belum menikah), saya sudah kepingin sekali bisa berangkat haji. Sedikit demi sedikit, waktu itu sekitar tahun 1983 saya mulai menyisihkan setiap pendapatan yang saya terima,” tuturnya kepada 1miliarsantri.net didampingi istri, Susiana di asrama haji Sukolilo Surabaya, Senin (12/06/2023). Dia bercerita, pertama kali menabung untuk haji dengan menyisihkan uangnya di celengan yang ia simpan dalam lemari bajunya. Mulai dari Rp50.000 hingga Rp100.000. Waktu itu, pria berusia 55 tahun tersebut masih menjadi buruh perusahaan tahu milik pamannya. Setelah merasa mampu berusaha sendiri, Kasan mulai merintis usaha produksi tahu. Tak hanya produksi sendiri, dia juga yang menjajakan tahunya dari kampung ke kampung naik motor. Setelah uang dalam celengan dirasa penuh, Kasan pun memecahkannya dan ia pergunakan untuk membeli seekor sapi. “Dari seekor sapi itu, saya rawat baik-baik sehingga berkembang menjadi 4 ekor sapi. Pada 2011, saya jual semua sapi yang saya punya untuk daftar naik haji dan dijadwalkan berangkat tahun 2021,” jelasnya. Kini, setiap hari dia memproduksi tahu dari sekitar 30 kilogram (kg) kedelai. Selama Kasan berhaji, usaha tahunya tetap berjalan dengan dibantu anak-anaknya. Ia mengaku tidak memiliki karyawan lain selain istri dan anak-anaknya yang telah ia ajari produksi tahu. Kasan dan istri sangat berbahagia, setelah sempat tertunda karena pandemi Covid-19, tahun ini mereka bisa menyempurnakan rukun Islam ke-5. “Doa yang dipanjatkan nanti semoga hidup makmur dan sehat serta anak-anak kami juga bisa naik haji semua,” pungkasnya. (pras)

Read More

Masjid Kubah Kucubung Menjadi Ikon Palangkaraya

Palangkaraya – 1miliarsantri.net : Masjid Agung Kubah Kecubung di Palangkaraya menjadi pusat perhatian masyarakat, terutama datangnya bulan suci Ramadhan. Masjid yang baru saja difungsikan ini menarik perhatian banyak orang, bukan hanya dari dalam kota sendiri, tapi juga masyarakat luar yang ingin melihat, karena masjid ini memiliki keindahan bangunan yang menakjubkan. Masjid Agung Kubah Kecubung telah menjadi salah satu ikon baru di Kota Palangkaraya. Selain keindahan bangunan, lokasi masjid yang strategis di tengah kota membuatnya mudah diakses oleh warga. Interior dan motif bangunan yang indah juga menciptakan suasana yang nyaman bagi para jamaah. Sejak difungsikannya masjid tersebut, warga selalu datang memadati untuk beribadah. Setelah itu mereka pun berswafoto dengan latar Masjid Kubah Kecubung. Dari berbagai sisi, masjid ini memberikan banyak manfaat bagi masyarakat. Secara tidak langsung, Masjid Kubah Kecubung menjadi lokasi religi terbaru bagi masyarakat. Meskipun pembangunan masjid belum selesai sepenuhnya, masjid ini sudah bisa dimanfaatkan secara fisik oleh masyarakat. Ke depan, bila masjid ini rampung sesuai perencanaan maka akan terlihat bangunan yang megah. Sudah barang tentu dapat menjadi kebanggaan bagi masyarakat Kota Cantik Palangka Raya, terutama dari sisi wisata religi. Masjid Agung Kubah Kecubung memang memiliki potensi untuk menjadi tempat wisata religi baru di Kota Palangka Raya. Arsitektur bangunan yang indah yang menawarkan kenyamanan menjadi alasan kuat untuk mengunjungi masjid berdaya tampung 8.000 jamaah ini. (ut)

Read More

Masjid Kuno Ini Seluruh Bangunan Terbuat Dari Lumpur

Mali – 1miliarsantri.net : Bisa dibayangkan jika ada yang seluruh bangunan nya terbuat dari lumpur dan sudah berdiri ribuan tahun lamanya. Tentu saja bangunan tersebut menjadi unik dan menarik. Masjid Agung Djenne namanya, terletak di Mali. Kehadiran masjid ini menjadi bangunan terunik di dunia. Dari depan saja, bangunan seperti sebuah istana pasir. Pada bagian depan, ada bangunan seperti benteng dengan bentuk unik. Di atap terlihat kubah kecil yang melambangkan jika lokasi tersebut adalah masjid. Hebatnya lagi, bangunan itu bisa berdiri ratusan tahun lamanya. Salah satu rahasia masjid tersebut bisa bertahan ratusan tahun adalah masyarakat setempat rutin merestorasi masjid setiap tahun. Seperti pada Rabu (7/6/2023) lalu. Ribuan orang berkumpul untuk memasang kembali tembok Masjid Agung Kota Djenné. Terlihat masyarakat merenovasi masjid dengan banco (campuran tanah, air, bekatul, shea butter, dan bubuk baobab). Banco melindungi bangunan dari erosi, yang disebabkan oleh hujan lebat, dan retakan serta retakan yang disebabkan oleh cuaca panas. Masjid Agung Djenne ditemukan sekitar abad 800 dan 1250 C.E, dan menjadi pusat perdagangan, dan pembelajaran Islam, di mana sudah dimulai sejak abad ke-19. Setelah itu, Masjid Agung menjadi salah satu bangunan terpenting di kota, karena menjadi simbol bagian penduduk lokal, dan kekuatan kolonial Prancis yang menguasai Mali di Tahun 1892. Selama berabad-abad lamanya, masjid agung sudah menjadi sentral kehidupan budaya, serta agama di Mali dan juga komunitas Djenne. Berdasarkan legenda, masjid agung di abad ke 13 ketika Raja Koi Konboro memutuskan untuk menggunakan material lokal, dan teknik desain tradisional untuk membuat tempat ibadah muslim. Raja Konboro kemudian menambahkan dua menara di masjid yang dipagari dengan sebuah dinding. Fondasi kokoh dari masjid rupanya bisa bertahan selama beratus tahun lamanya. Seorang penjelajah bernama Rene Caillie menulis kisah pembangunan masjid Agung tersebut dalam catatan Journal d’un Voyage yang mengisahkan perjalanannya ke Djenne di tahun 1827. Dia pun menjadi saksi satu-satunya yang pernah melihat monumen tersebut sebelum hancur. Di dalam buku jurnalnya ia menggambarkan jika kondisi buruk, dan kurangnya perawatan membuat masjid meleleh ketika musim hujan karena peralihan musim yang membuat bangunan bagian luar mudah meleleh oleh sebab itu dibutuhkan plesteran untuk menjaga bangunan. Berdasarkan deskripsi Rene, kunjungannya bertepatan dengan periode ketika masjid tersebut belum diplester ulang selama beberapa tahun, dan beberapa musim hujan mungkin telah menghilangkan semua plester. Masjid kedua yang dibangun antara 1834 dan 1836 menggantikan bangunan asli dan rusak yang digambarkan oleh Rene. Bisa dilihat bukti konstruksi ini di foto jurnalis Prancis Felix Dubois. Pada 1896, tiga tahun setelah penaklukan Prancis di kota tersebut, Felix kemudian membuat sebuah rencana masjid berdasarkan survei reruntuhannya. Mengutip khanacademy, sekarang dan ketiga dari Masjid Agung selesai pada 1907. Beberapa ilmuwan berpendapat, orang Prancis membangunnya selama masa pendudukan kota mereka mulai 1892. Namun, tidak ada dokumen kolonial yang mendukung teori ini. Sebuah penelitian baru meyakini jika masjid dibangun karena hasil kerja buruh paksa dari pedesaan. Namun, bangunan sungguh cantik, dan sudah menjadi salah satu warisan dunia dari UNESCO pada 1988. (fq)

Read More

Ada 99 Titik Yang Dijadikan Tempat Rukyatul Hilal

Jakarta – 1miliarsantri.net : Kementerian Agama (Kemenag) RI akan menggelar pemantauan hilal (rukyatul hilal) di 99 titil di seluruh Indonesia awal bulan Dzulhijjah 1444 H/2023 M pada Ahad (18/06/2023) bertepatan dengan 29 Zulkaidah 1444 H. Rukyatul hilal ini dilakukan sebagai dalah satu rujukan dalam penetapan waktu Hari Raya Idul Adha 1444 H. Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais dan Binsyar) Adib Machrus mengatakan, Kemenang akan menggelar Rukyatul hilal awal Dzulhijjah 1444 H pada Ahad, 18 Juni 2023 M bertepatan dengan 29 Zulkaidah 1444 H. “Kami akan menggelar rukyatul hilal di 99 titik lokasi seluruh wilayah Indonesia,” jelas Adib dalam keterangan tertulis kepada media, Selasa (13/06/2023). Semua sistem hisab disebut sepakat bahwa ijtimak menjelang Dzulhijjah 1444 H jatuh pada Ahad ini, bertepatan dengan 29 Zulkaidah 1444 H sekitar pukul 11.37 WIB. Di hari itu ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia di atas ufuk berkisar antara 0° 11,78’ (nol derajat sebelas koma tujuh puluh delapan menit) sampai 2° 21,57’ (dua derajat dua puluh satu koma lima puluh tujuh derajat menit), dengan sudut elongasi antara 4,39° (empat koma tiga puluh sembilan derajat) sampai 4,93° (empat koma sembilan puluh tiga derajat). Adib menyebut isbat penentuan awal Dzulhijjah 1444 H menunggu hasil rukyatul hilal di seluruh Indonesia, yang akan digelar oleh Kanwil Kementerian Agama dan Kemenag Kabupaten/Kota. Kegiatan tersebut tentu saja dilakukan bekerja sama dengan Peradilan Agama dan Ormas Islam serta beberapa instansi lain setempat. Sementara itu, Kepala Subdit Hisab Rukyat dan Syariah Ismail Fahmi menambahkan, Sidang Isbat Awal Dzulhijjah 1444 H digelar di Auditorium HM. Rasjidi, Kantor Kemenag, Jakarta. Kegiatan ini akan dihadiri sejumlah Duta Besar Negara-negara Sahabat, Ketua Komisi VIII DPR RI, Mahkamah Agung, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), serta beberapa undangan khusus lain nya. “Nanti nya kami juga menghadirkan Badan Informasi Geospasial (BIG), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB), Planetarium, Pakar Falak dari Ormas-ormas Islam, Lembaga dan instansi terkait, Anggota Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kementerian Agama, serta Pimpinan Organisasi Kemasyarakatan Islam serta pondok pesantren,” pungkasnya. (wink)

Read More

Tarian Zikir Zaman Tetap Dilestarikan Hingga Saat Ini

Lobar – 1miliarsantri.net : Setiap datang nya musim haji tiba dan setiap pemberangkatan haji, di daerah Lombok Barat (Lobar), Nusa Tenggara Barat (NTB), terdapat tradisi turun-temurun sebuah tarian bernama Tari Zikir Zaman yang digelar dirumah jamaah calon haji sebagai pertanda akan diberangkatkan menuju ke tanah suci. Kesenian Islami yang sudah berjalan secara turun temurun ini tidak pernah habis termakan usia. Antusiasme warga yang selalu ingin menonton pagelaran kesenian tersebut yang digelar di rumah warga yang hendak pergi menunaikan haji. “Jadi sejak dari dulu kala setiap ada calon haji kita selalu menggelar tarian zikir Zaman ini. Didalam nya ada shalawatan kepada Nabi Muhammad agar diberi syafaat,” terang Khaerurozi, Pimpinan Zikir Zaman Kadiri Lobar, Selasa (6/6/2023). Ada 12 orang sebagai anggota belangkah yang menjadi bergarak dengan semacam silat. Aksi mereka diiringi oleh empat orang irama hadi yang bersalawat, saat kesenian zikir Zaman ini diperagakan di depan umum. Kesenian zikir Zaman yang ada di kecamatan kadiri ini berkembang pada tahun 1965. Syair kesenian zikir Zaman lahir dari tarekat Naqsabandiyah kemudian muncul sebuah syair yang saat ini dibacakan. Sementara, gerakan dan syairnya itu yang mencetusnya itu almarhum TGH Abdul Khotib Kadiri pada tahun 1955. Setelah dari almarhum TGH Sahabuddin pada tahun 1965, tradisi ini kemudian terus dikembangkan hingga sekarang ini. Syair yang keluar dari suara sang hadi tersebut banyak menyuarakan puji-pujian shalawat kepada Nabi Muhammad dan lelekaq sasak santun dengan niat saling mengingatkan antar sesama manusia. Zikir ini juga memberikan peringatan menuntut ilmu dunia dan akhirat yang bermanfaat. (wan)

Read More

Pemerintah Saudi Tawarkan Kode dan Sortir Barang Bawaan Jamaah

Makkah – 1miliarsantri.net : Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi mengoperasikan inisiatif Rute Makkah di 7 negara selama tahun 1444 H ini, yang meliputi Pakistan, Malaysia, Indonesia, Maroko, Bangladesh, selain Turki dan Pantai Gading yang ditambahkan ke dalam daftar untuk pertama kalinya pada tahun ini. Kementerian mengimplementasikan inisiatif bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri, Kesehatan, Haji dan Umrah, Otoritas Umum Penerbangan Sipil, Otoritas Zakat, Pajak dan Bea Cukai, Otoritas Data dan Kecerdasan Buatan Saudi (SDAIA), Doyof (Tamu) Program Al Rahman — Program Pengalaman Haji, salah satu program eksekutif Visi Saudi 2030, dan Direktorat Jenderal Paspor. Inisiatif Rute Makkah menawarkan pengkodean dan penyortiran barang bawaan jamaah haji. Fasilitas ini untuk memastikan barang tersebut dikirim ke tempat tinggal para jamaah selama di Makkah dan Madinah. Prosedur coding bagasi dilakukan di aula prakarsa di bandara jamaah haji oleh tim khusus di bawah pengawasan Kementerian Haji dan Umrah. Mulai dari penyortiran bagasi dan pemberian label pada setiap bagasi jemaah. Melansir Saudi Gazette, Ahad (11/6/2023), label tersebut berisi data penerbangan, serta informasi tentang jamaah haji dan tempat tinggalnya. Selain itu, label akan dipasang di sampul paspor dan jamaah akan diberikan kartu berisi informasi sama seperti yang tertera di bagasi mereka. Setibanya di Bandara Internasional King Abdulaziz di Jeddah atau di Bandara Internasional Prince Mohammed Bin Abdulaziz di Madinah, jamaah haji akan langsung diantar ke bus menuju tempat tinggal mereka. Sementara itu, Arab Saudi juga meluncurkan Inisiatif Rute Mekkah di Pantai Gading pada Jumat (9/6/2023) lalu, tepatnya di Bandara Internasional Abidjan. Rute Mekah sendiri bertujuan untuk menyambut jamaah haji, menyelesaikan prosedur jamaah dari negara asal dengan mudah dan nyaman, mulai dari menerbitkan visa elektronik, mengambil karakteristik vital. Inisiatif ini juga melengkapi prosedur pembuatan paspor jamaah haji di bandara negara keberangkatan setelah dilakukan verifikasi ketersediaan persyaratan kesehatan. (dul)

Read More

Masjid Berkubah Pertama di Tanah Jawa

Tuban – 1miliarsantri.net : Masjid Agung Tuban menjadi salah satu masjid tua di Pulau Jawa. Konon, masjid ini menjadi masjid pertama di Jawa yang memakai kubah. Secara historis, Masjid Agung Tuban sudah ada sejak zaman Sunan Bonang, yakni sekitar tahun 1486. Masjid ini didirikan pada masa pemerintahan Adipati Raden Ario Tedjo atau yang dikenal dengan Syeh Abdurrahman, bupati ke-7 Tuban (1401-1419). Sebagai bangunan tua, masjid ini ditetapkan sebagai Benda Cagar Budaya berdasarkan Undang-undang No.10 tahun 2011) dengan nomor induk 152. Tempat ibadah umat Islam ini sempat beberapa kali renovasi. Renovasi pertama pada 1894, ketika masa pemerintahan Raden Toemengoeng Koesoemodiko (Bupati ke-35 Tuban). Saat tu Raden Toemengoeng Koesoemodiko menggunakan jasa arsitek berkebangsaan Belanda bernama BOHM Toxopeus. Sebagaimana tertulis dalam prasasti di depan masjid berbunyi: “Batoe yang pertama dari inie missigit dipasang pada hari Akad tanggal 29 Djuli 1894 oleh R. Toemengoeng Koesoemodiko Boepati Toeban. Inie missigit terbikin oleh Toewan Opzicter B.O.H.M. Toxopeus”. Masjid Agung Tuban dibangun dengan menggunakan pola lengkungan untuk menghubungkan tiang penyangga. Sehingga menghasilkan pola ruang dengan kolom-kolom. Pola ini seakan terinspirasi dari ruang dalam Masjid Cordoba, Spanyol. Menurut GF Pijper, cerita yang berkembang menyebut rujukan rancangan masjid ini adalah Hagia Sofia lstanbul. Selain berkubah, Masjid Agung Tuban juga salah satu masjid terawal yang miliki arcade. Gaya arsitektur khas nusantara dapat ditemui pada pintu dan mimbar yang terbuat dari kayu dengan ornamen ukiran khas Jawa. Di sayap mihrab terdapat tangga dari bahan kuningan mencirikan gaya khas ornamen Jawa Klasik. Masjid yang berdiri di depan alun-alun Tuban tersebut memiliki keistimewaan lain. Sekitar sepuluh meter dari masjid, berdiri Museum Kembang Putih yang menyimpan berbagai benda bersejarah seperti kitab Al-Quran kuno terbuat dari kulit, keramik Cina, pusaka, sarkofagus, dan sebagainya. Bentuk asli bangunan masjid yang masih ada sampai sekarang ini adalah tempat untuk pengimaman, selebihnya bangunan ini sudah tidak berbekas lagi. Masjid Agung Tuban dibangun kembali pada 1894 dan diresmikan oleh Bupati Tuban Raden Tumenggung Kusumodikdo. Pendirian masjid ini hasil dari swadaya masyarakat dengan pemerintah daerah kala itu. Pada perkembangannya, dilakukan penambahan bangunan pada masa pemerintahan Bupati Juwairi Martoprawiro (1985-1991). Setelah selesai dilaksanakan pemugaran dan penambahan masjid Agung Kabupaten Tuban yang selanjutnya diresmikan oleh wakil Gubernur KDH. TK I Jatim Trimarjono SH pada tahun 1987. Renovasi besar-besaran dilakukan pada masa Bupati Hj. Haeny Relawati Rini Widyastuti yang menjabat selama dua periode (2001-2006 dan 2006-2011). Bangunan yang direnovasi besar-besaran terdiri dari ruang bangunan utama untuk salat lima waktu/ salat Jum’at dan ruang bangunan pelengkap seperti tempat wudlu, penitipan sepatu/sandal, kantor pengurus, perpustakaan, gudang, ruang penjaga, dan Taman Pendidikan Al-Quran. Saat ini masjid Agung Tuban menjadi salah satu tujuan wisata religi bagi jamaah yang melakukan perjalanan, baik ziarah walisongo maupun mereka yang sekedar istirahat sembari berfoto dan menikmati kuliner tuban yang ada disekitar masjid. (lai)

Read More

Masjid Al Jabbar Jadi Tujuan Wisata Religi Musim Liburan

Bandung – 1miliarsantri.net : Masjid Al Jabbar Bandung berhasil mencuri perhatian sebagian besar masyarakat sebulan belakangan. Banyak orang yang ingin melihat bangunan tersebut dari dekat sambil berwisata religi. Masjid Al Jabbar dibuka secara resmi pada 30 Desember 2022 lalu dan sejak itu pula masjid ini dibanjiri pengunjung, baik dari daerah sekitar Bandung, bahkan dari luar kota Bandung. Seperti masjid pada umumnya, Al Jabbar adalah tempat ibadah bagi umat muslim dan Ridwan Kamil yang sekaligus Gubernur Jawa Barat ini mampu mendesain berbagai macak keunikan masjid, sekaligus untuk mengenang mendiang putera tercinta nya. Masjid Al Jabbar Bandung berada di kawasan Gedebage. Masjid ini juga banyak disebut sebagai masjid terapung. Disebut demikian karena memang masjid ini dibangun dengan kolam reflektif di sekelilingnya. Sehingga memberikan kesan Al Jabbar mengapung di atas air. Masjid Al Jabbar memiliki luas 25 hektare dengan kapasitas dapat menampung hingga 50.000 orang jamaah, serta sangat memungkinkan jika diadakan berbagai macam kegiatan disana. Filosofi Al Jabbar sendiri bermakna dari salah satu nama keagungan Allah dalam Asma Husna. Selain itu, gaya arsitekturnya pun juga terinspirasi dari rumus matematika, Aljabar. Salah satu keunikannya adalah tidak adanya tiang penyangga masjid, dengan jumlah pintu masuk sebanyak 27 pintu yang mewakili daerah di Jawa Barat. Hal-hal itulah yang menjadikan keunikan serta menambah kemegahan dari bangunan masjid tersebut. Masjid Al Jabbar juga memiliki fasilitas pendukung seperti Museum Rasullulah dan Al-Qur’an, foodcourt, tempat untuk manasik haji, berikut penginapan dan perpustakaan yang bisa digunakan oleh warga. Masjid Al Jabbar berdiri kokoh di tengah kolam retensi, sehingga akan tampak seperti mengapung di atas danau ketika air kolam mencapai batas permukaan. Masjid ini juga dilengkapi empat buah menara dengan menara tertinggi memiliki tinggi mencapai 99 meter. Ada museum seluas 11.238,20 meter persegi di lantai dasar masjid ini. Masjid Raya Al Jabbar sendiri memiliki total luas mencapai 21,799,20 meter persegi. Pembangunan masjid ini memakan biaya sekitar Rp1 triliun. Wisata religi ke masjid ini akan membuat pengunjung terkesan, karena berbagai macam fasilitasnya. Masjid Al Jabbar memiliki beberapa fasilitas, antara lain plaza, selasar, ruang shalat mezzanine, dan ruang shalat utama. Paling mencuri perhatian adalah adanya museum Nabi, kemudian masyarakat juga dapat menikmati taman yang bisa dijadikan lokasi wisata religi. Belum ada yang seperti ini, baik eksterior maupun interior, karpet nya saja didatangkan langsung dari Turki. (de)

Read More