Pulau ‘Kunti-Ciletuh Geopark’ Keindahannya Menarik Hati, Apa Kabarnya Kini?

Pulau Indah Dan Mempesona Kini Tertutup Bagi Wisatawan Sukabumi – 1miliarsantri.net: Pulau Kunti (Kuntilanak-red) merupakan nama sebuah tanjung kecil yang berada di kawasan Ciletuh Geopark-Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Spot wisata yang indah untuk menikmati panorama, snorkeling, dan melihat terumbu karang. Meskipun namanya terdengar menyeramkan, Pulau Kunti masuk dalam kawasan konservasi dan tidak boleh dimasuki manusia untuk menjaga ekosistem dan mendukung status geopark-nya. Ciletuh Geopark yang menyimpan indah dan mistisnya Pulau Kunti kembali mendapatkan predikat “GREEN CARD” untuk status keanggotaan UNESCO Global Geopark, bersama Geopark Caldera Toba dan Geopark Rinjani. Keistimewaan Pulau Kunti Pulau Kunti di kawasan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu, Sukabumi, bukan sekadar destinasi wisata biasa—ia menyimpan jejak geologi purba, legenda lokal, dan pesona alam yang memikat. Berikut beberapa keunikan yang membuatnya istimewa: Warisan Geologi Purba, Pulau Kunti sebenarnya bukan pulau, melainkan tanjung yang terbentuk dari proses subduksi lempeng tektonik jutaan tahun lalu. Batuan di sana berusia sekitar 55–65 juta tahun, menjadikannya salah satu geosite utama di Geopark Ciletuh. Fenomena Alam Yang Mistis, “Kunti” berasal dari gema suara mirip tawa Kuntilanak yang muncul saat ombak besar menghantam rongga-rongga batuan. Suara ini menyerupai tawa kuntilanak, sehingga memunculkan kesan mistis yang melekat pada namanya. Pemandangan Eksotis dan Ekosistem Laut, Pulau ini menawarkan terumbu karang yang indah dan air laut jernih, cocok untuk snorkeling dan diving. Di sekitarnya terdapat satwa eksotis seperti elang Jawa dan rusa, menjadikannya bagian dari kawasan suaka margasatwa. Akses Menantang dan Petualangan Seru, Untuk mencapainya, pengunjung harus menempuh jalur ekstrem dengan tanjakan dan turunan curam sejauh ±40 km dari pusat Sukabumi. Namun, pemandangan sepanjang perjalanan dan di lokasi sangat memuaskan bagi pencinta alam dan petualangan. Jika tertarik berkunjung ke Pulau Kunti berada di ujung semenanjung area Gunung Badak, kawasan Hutan Suaka Margasatwa Cikepuh atau Cagar Alam Cibanteng, dengan keindahan pasir putih, serta deretan karang sisa lava gunung api, persiapkan rencananya dengan matang, selamat berlibur.** Penulis : Thamrin Humris Editor : Thamrin Humris Foto istimewa UNESCO Global Geopark dan Tangkapan layar YouTube AMANRUPIGOY

Read More

Proyeksi Ekonomi 2025: Indonesia di Ambang Lonjakan atau Ancaman?

Bondowoso – 1miliarsantri.net : Indonesia memasuki 2025 dengan rasa campur aduk: ada optimisme yang tumbuh, tapi juga kekhawatiran yang tak bisa diabaikan. Pertumbuhan ekonomi diproyeksikan berada di kisaran 4,7%–5,0%. Angka ini terdengar menjanjikan, tapi jalan menuju ke sana tidak sepenuhnya mulus. Ada rintangan global, ada pekerjaan rumah dalam negeri, dan ada harapan besar dari masyarakat yang menanti bukti nyata. Proyeksi: Antara Optimisme dan Realitas Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan ekonomi tumbuh 4,93% pada 2025. Namun, angka ini masih sedikit di bawah ambang psikologis 5%. Penyebabnya? Konsumsi rumah tangga yang melambat dan biaya produksi yang terus tertekan. Citibank bahkan lebih berhati-hati, menaruh prediksi di 4,7%, sembari menekankan risiko geopolitik dan harga komoditas global yang tidak stabil. Di tengah bayang-bayang itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tetap optimistis. Baginya, target mendekati 5% masih mungkin, asal reformasi fiskal, insentif investasi, dan kebijakan moneter berjalan sesuai jalur. Awan Kelabu di Langit Global Ekonomi Indonesia memang tidak hidup di ruang hampa. Proteksionisme dagang, perang tarif, dan gangguan rantai pasok masih menghantui ekspor andalan seperti sawit, batu bara, dan nikel. Di sisi lain, rupiah rentan bergejolak. Jika melemah terlalu tajam, daya beli masyarakat bisa tertekan, sementara industri padat karya menghadapi margin yang makin tipis. Inflasi diperkirakan tetap di kisaran 2%–3,5%, tetapi harga pangan dan energi bisa tiba-tiba melonjak. Semua ini membuat stabilitas ekonomi terasa rapuh, meski angka di atas kertas terlihat stabil. Jawaban dari Pemerintah dan Dunia Usaha Bank Indonesia sudah menyiapkan langkah: menurunkan suku bunga acuan untuk merangsang kredit. Bahkan ada harapan pertumbuhan bisa tembus 5,1% jika sinergi kebijakan moneter-fiskal benar-benar jalan. Pemerintah pun berfokus pada belanja infrastruktur yang lebih selektif, insentif pajak bagi industri padat karya, dan penyederhanaan perizinan lewat Online Single Submission (OSS). Targetnya jelas: investasi lebih cepat masuk, lapangan kerja lebih luas terbuka, dan ketimpangan antarwilayah bisa dikurangi. Transformasi digital juga jadi kata kunci. Pemerintah ingin penetrasi internet 4G/5G menjangkau hampir seluruh kota besar dan daerah tertinggal pada akhir 2025. Bonus Demografi: Harapan Besar, Tantangan Serius Indonesia punya modal yang jarang dimiliki negara lain: 70% penduduk berada di usia produktif. Tapi bonus demografi ini bisa berubah jadi beban bila tidak dikelola dengan baik. Pendidikan vokasi, pelatihan berbasis teknologi, dan penciptaan lapangan kerja berkualitas harus dipacu. Tanpa itu, generasi muda bisa terjebak dalam lingkaran pengangguran dan pekerjaan informal. Ekonomi Hijau: Antara Tren dan Kebutuhan Di tengah kekhawatiran global soal iklim, Indonesia mulai menapaki jalur ekonomi hijau. Dari energi terbarukan hingga industri sawit berkelanjutan, sektor ini dianggap bisa menjadi motor baru pertumbuhan. Bukan hanya soal menjaga lingkungan, tetapi juga membuka peluang ekspor, menyerap tenaga kerja, dan mengurangi ketergantungan pada energi fosil. Pertanyaannya, apakah komitmen ini akan konsisten, atau sekadar retorika di panggung politik? Sinergi, Transparansi, dan Konsistensi Tahun 2025 bisa menjadi titik balik. Jika pemerintah, BUMN, dan UMKM mampu bekerja sama dengan pendekatan bottom-up, maka jalan menuju lonjakan besar semakin terbuka. Namun jika transparansi proyek diabaikan, regulasi tumpang tindih, dan sinergi hanya sebatas wacana, maka jalan yang dilalui Indonesia akan tetap terjal. Kuncinya sederhana tapi sulit: implementasi nyata, inovasi berkelanjutan, dan komitmen kolektif. Pada akhirnya, masyarakat akan menilai bukan dari janji, melainkan dari perubahan yang mereka rasakan di meja makan, di tempat kerja, dan di biaya hidup sehari-hari. Penulis: Glancy VeronaEditor: Abdullah al-MustofaIlustrasi: AI Generated

Read More

Ekonomi Hijau Indonesia: Janji Manis, Bisnis Besar, atau Sekadar Fatamorgana?

Bondowoso – 1miliarsantri.net : Kata “ekonomi hijau” semakin sering muncul di ruang publik Indonesia. Ia terdengar dalam pidato pejabat, presentasi korporasi, bahkan kampanye politik. Namun, pertanyaan mendasar tetap menggantung: apakah ekonomi hijau benar-benar menjadi arah baru pembangunan, atau sekadar jargon yang indah di atas kertas? Indonesia sejatinya memiliki modal besar. Potensi energi terbarukan mencapai 3.700 GW dari surya, hidro, hingga panas bumi. Ditambah lagi, ekosistem mangrove seluas 3,3 juta hektare yang berfungsi sebagai paru-paru dunia sekaligus benteng pesisir. Semua ini menjadikan Indonesia kandidat kuat untuk tampil sebagai pemain utama dalam ekonomi hijau global. Janji Hijau di Atas Kertas Pemerintah sudah berulang kali menunjukkan komitmennya. Pada 2025, ditandatangani investasi jumbo senilai US$22 miliar (Rp358,4 triliun) dengan mitra internasional untuk mengembangkan Green Sustainable Industrial Zones. Proyek ini mencakup pembangunan PLTS skala besar di Batam, Bintan, dan Tanjung Pinang, serta masuknya investasi di bidang elektronik, semikonduktor, pusat data, hingga hidrogen hijau. Di atas kertas, semua terlihat menjanjikan. Apalagi kementerian terkait telah menggandeng IDSurvey dan Baznas untuk memperkuat verifikasi serta transparansi proyek. Prinsip ESG (environmental, social, governance) pun diwajibkan menjadi standar setiap pembangunan. Namun publik bertanya: apakah semua komitmen itu akan terwujud di lapangan? Ataukah akan bernasib sama seperti jargon pembangunan lain yang menguap bersama pergantian agenda politik? Keteladanan dari Sektor Keuangan Sektor keuangan, dalam hal ini Bank Syariah Indonesia (BSI), mencoba memberikan teladan. Hingga Juni 2025, pembiayaan berkelanjutan BSI mencapai Rp72,8 triliun, dengan porsi Rp15,3 triliun khusus untuk proyek hijau. Menariknya, mereka juga meluncurkan inovasi “zakat hijau”: mengintegrasikan dana zakat untuk mendukung pelestarian lingkungan sekaligus memberdayakan masyarakat. Langkah ini menunjukkan bahwa ekonomi hijau tidak harus selalu bertumpu pada investasi asing atau megaproyek, tetapi juga bisa tumbuh dari inisiatif finansial domestik yang kreatif. Peluang di Tengah Tantangan Indonesia sudah mulai membuktikan sebagian potensinya. Salah satunya lewat rencana ekspor listrik ke Singapura, yang memanfaatkan energi terbarukan di Sumatra tanpa mengorbankan kebutuhan domestik. Proyek kabel bawah laut disiapkan agar ramah ekosistem laut, sebuah kompromi antara kepentingan bisnis dan kelestarian. Namun, tantangan tetap mengadang. Regulasi masih tumpang tindih, kapasitas verifikasi terbatas, dan kebutuhan pembiayaan jangka panjang sulit dipenuhi tanpa kepastian fiskal. Sektor UMKM, yang seharusnya menjadi bagian penting dalam transisi ini, justru sering tertinggal karena minim akses kredit hijau dan pelatihan teknologi ramah lingkungan. Investor pun berhitung hati-hati. Tanpa kepastian hukum dan insentif yang konsisten, komitmen ESG berisiko berhenti di tahap uji coba. Antara Visi dan Realitas Ekonomi hijau jelas menyimpan peluang besar. Ia bisa menjadi motor pertumbuhan baru sekaligus penyerap tenaga kerja. Tapi, sebagaimana pengalaman pembangunan di masa lalu, kuncinya bukan sekadar visi, melainkan konsistensi eksekusi. Transparansi dana, keberanian politik, serta sinergi lintas sektor akan menentukan apakah ekonomi hijau di Indonesia menjadi bisnis masa depan yang nyata, atau hanya retorika indah untuk meredam kritik. Pada akhirnya, publik akan menilai bukan dari pidato dan perjanjian internasional, melainkan dari seberapa jauh kebijakan hijau ini benar-benar menyentuh kehidupan masyarakat sehari-hari. Penulis: Glancy VeronaEditor: Abdullah al-MustofaIlustrasi by AI

Read More

Presiden Prabowo Bertemu Presiden Emirat Arab Bahas Dinamika Global dan Hubungan Bilateral

Pertemuan Presiden RI dengan Presiden Emirat Arab MBZ Membahas Isu-Isu Terkini Eskalasi Geopolitik Timur-Tengah Abu Dhabi – 1miliarsantri.net: Bertempat di Presidential Flight, Abu Dhabi, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto disambut oleh Presiden Persatuan Emirat Arab (PEA), Mohammed bin Zayed Al Nahyan (MBZ) dalam pertemuan mempererat jalinan kerja sama Indonesia dan PEA. Presiden Prabowo dan Presiden MBZ dalam pertemuan tersebut selain membicarakan hubungan bilateral kedua negara, mereka juga membahas su-isu terkini, termasuk eskalasi geopolitik di kawasan Timur Tengah. Dalam pertemuan penuh rasa persaudaraan tersebut, kedua pemimpin negara saling menyampaikan apresiasi atas hubungan erat yang telah terjalin antara Indonesia dan PEA, dan juga berdiskusi dan saling bertukar pandangan terhadap dinamika yang terjadi. Kerja Sama Indonesia dan PEA Menghadapi Tantangan Global Mengutip PRESIDENRI.GO.ID Pembahasan kedua pemimpin tersebut juga mebahas upaya yang dapat dilakukan dalam menghadapi tantangan global yang terjadi. Kedua pemimpin menekankan pentingnya kerja sama antarnegara, khususnya di kawasan Timur Tengah dalam memperkuat kolaborasi internasional demi menjaga stabilitas dan perdamaian dunia. Kedua pemimpin sepakat Negara-negara di kawasan Timur Tengah harus bersatu untuk menghadapi dinamika geopolitik. Mitra Strategis Presiden PEA-MBZ dan Presiden RI saling memberikan penghargaan, sebagai mitra strategis di kawasan Asia Tenggara, PEA berkomitmen untuk terus memperluas kerja sama dengan Indonesia. Presiden Prabowo yang didampingi oleh Menteri Luar Negeri Sugiono dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, menyampaikan hal senada, “PEA sebagai sahabat sekaligus mitra strategis Indonesia. Pertemuan singkat namun produktif tersebut menunjukkan pentingnya komunikasi langsung antarpemimpin dalam menghadapi tantangan global.”** Penulis : Thamrin Humris Editor : Thamrin Humris Foto : BPMI Setpres/Cahyo

Read More

3 Teknologi Pendidikan yang Mengubah Cara Santri Belajar di Era Digital

Bogor – 1miliarsantri.net : Di tengah gempuran arus digital, dunia pesantren tak lagi terpaku pada cara belajar tradisional. Kitab kuning masih dibaca, halaqah tetap berjalan, tapi kini ditemani teknologi pendidikan yang memperkaya cara santri menyerap ilmu. Transformasi ini bukan soal mengganti nilai-nilai lama, tapi soal beradaptasi dan memperkuat pendidikan dengan alat baru di era digital. Di banyak pesantren dan sekolah berbasis Islam, teknologi pendidikan mulai menjadi bagian dari proses belajar. Dari platform e-learning, video pembelajaran, sampai kecerdasan buatan (AI), semuanya membuka peluang baru bagi santri untuk belajar lebih luas dan mendalam. Berikut tiga teknologi pendidikan yang paling terasa dampaknya dalam dunia santri dan pendidikan Islam secara umum: 1. Platform E-Learning: Belajar Tanpa Batas Waktu dan Tempat   Dulu, proses belajar santri hanya terjadi di kelas atau halaqah. Kini, lewat platform e-learning seperti Google Classroom, Moodle, atau bahkan platform buatan pesantren sendiri, santri bisa mengakses materi kapan pun. Beberapa pesantren modern seperti Gontor, Al Hikam, atau Daarut Tauhiid sudah mulai mengembangkan sistem pembelajaran daring sendiri. Santri bisa mengulang materi tafsir, mendownload kitab dalam bentuk PDF, atau mengikuti ujian secara daring. Bahkan, jadwal kajian dan penugasan bisa dikontrol lewat ponsel. Hal ini tidak hanya membantu dalam fleksibilitas belajar, tetapi juga membentuk kemandirian belajar bagi santri. Mereka belajar mengatur waktu, memilih materi sesuai kebutuhan, dan bertanggung jawab atas proses belajar mereka sendiri. 2. Video Pembelajaran dan Konten Edukatif: Ulama di GenggamanDi era YouTube dan TikTok, belajar agama tidak hanya dari pengajian langsung. Banyak ustaz, kiai, bahkan pesantren kini aktif membagikan ceramah pendek, penjelasan istilah kitab, hingga tips menghafal Al-Qur’an dalam bentuk video. Contohnya, channel seperti Santri Gayeng, Ustadz Adi Hidayat, atau Buya Yahya banyak diakses oleh pelajar dan santri di seluruh Indonesia. Mereka menyampaikan materi secara ringkas, menarik, dan mudah diakses, cocok untuk generasi yang visual dan cepat bosan membaca panjang-panjang.        Konten ini tidak menggantikan pengajian langsung, tapi menjadi pendamping belajar yang sangat membantu, terutama saat santri belajar mandiri atau mengulang pelajaran di luar jam kelas. 3. Kecerdasan Buatan (AI): Asisten Belajar yang Siaga 24 Jam Mungkin terdengar futuristik, tapi AI sudah mulai masuk ke dunia pendidikan. ChatGPT, misalnya, bisa membantu menjelaskan ulang materi, meringkas kitab, atau menjawab pertanyaan secara instan. Tentu saja, santri tetap perlu bimbingan guru agar tidak salah paham, tapi teknologi ini bisa jadi penolong awal saat belajar mandiri. Beberapa startup edtech di Indonesia bahkan sedang mengembangkan aplikasi belajar Islam berbasis AI yang bisa menyesuaikan materi dengan tingkat pemahaman siswa.       Yang paling menarik, AI juga bisa digunakan untuk membuat soal latihan otomatis, menerjemahkan istilah Arab ke bahasa Indonesia, bahkan membaca teks dari gambar kitab. Baca juga : edutekno/aplikasi-ruangguru-solusi-edukasi-yang-dikemas-dalam-platform-digital/ Jangan Lupa: Teknologi Adalah Alat, Bukan Tujuan  Semua kemajuan ini sangat membantu, tapi tetap harus diiringi akhlak dan pemahaman. Santri tetap harus menjaga adab belajar, tidak menggantungkan segalanya pada mesin, dan tetap menghormati  guru sebagai sumber utama ilmu. Teknologi tidak boleh membuat manusia malas berpikir. Justru dengan alat-alat canggih ini, santri bisa lebih efisien, lebih terarah, dan lebih produktif, selama digunakan dengan niat dan cara yang benar.            Transformasi digital di dunia santri bukan ancaman, tapi peluang. Dengan hadirnya e-learning, konten edukatif, dan kecerdasan buatan, cara belajar jadi lebih dinamis dan menyenangkan. Generasi santri hari ini bukan hanya penerus ilmu agama, tapi juga pionir perubahan yang mampu berdiri di dua kaki: iman dan teknologi. Di tangan para santri yang berakhlak dan berpikiran terbuka, teknologi tak lagi menakutkan. Ia menjadi sahabat dalam menuntut ilmu dan alat untuk menebar kebaikan. (***) Penulis: Salwa Widfa Utami Foto Ilustrasi AI Editor : Toto Budiman dan Iffah Faridatul Hasanah

Read More

Meneladani Sifat-sifat Nabi Muhammad SAW dalam Kehidupan Sehari-hari

Gresik – 1miliarsantri.net : Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir yang diutus Allah untuk menyempurnakan agama Islam. Banyak perjuangan yang dilakukan beliau dalam menyiarkan ajaran islam. Berbagai perlawanan dari kaum Kafir Quraisy menentang ajaran yang dibawa nabi. Mereka lebih percaya dengan bangunan yang diciptakan sendiri, yaitu berhala. Tetapi Nabi Muhammad SAW tidak pernah menyerah dalam perjalanannya. Begitu luas kesabaran yang dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW. Sampai beliau, tidak ada sedikit niat untuk membalas perilaku buruk dari orang-orang disekitarnya. Tabiat baik yang selalu dilakukannya patut kita contoh dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun sebagai manusia, seringkali kita melakukan kesalahan dan tidak bisa meniru secara penuh tabiat nabi. Namun kita perlu mengenal sifat-sifat yang dimiliki nabi dan membiasakan sejak dini dalam keseharian. Mengenal Sifat-sifat Nabi Muhammad Begitu banyak sifat baik yang dimiliki Nabi Muhammad SAW, namun yang paling utama dan sering diperdengarkan ada empat. Menurut H. Tuaini (Kanwil Kemenag Kalteng, 2023) sifat-sifat terpuji nabi yang dapat dijadikan suri tauladan, yaitu: Shiddiq (Jujur) Shiddiq berarti jujur, kejujuran Nabi Muhammad dalam berdagang, membuatnya menjadi orang terpandang. Beliau selalu menyatakan kondisi barang yang dijual kepada pembeli, tanpa menutup kecacatan sedikitpun. Sehingga akad jual beli terjadi dengan penuh kejujuran dan tidak ada kerisauan antar penjual dan pembeli. Sebagai contoh dalam kehidupan sehari-hari, jika kita melakukan kesalahan mengolah data dalam bekerja, maka harus segera melakukan perbaikan dan mengakui kesalahan atas perbuatan yang telah dilakukan. Jangan sampai menutupi kesalahan dan menimbunnya sampai berlarut-larut. Karena kebohongan sekali, dapat menuntut kebohongan lainnya. Apalagi sampai menyalahkan teman disekitarnya. Pentingnya kejujuran dalam bertindak, sehingga orang akan terbiasa berperilaku jujur dan menindak sesuatu yang salah atau kebohongan. Amanah (Dapat Dipercaya) Dapat dipercaya atau amanah, nabi dipercaya untuk menyiarkan agama islam pada zaman jahiliyah. Pada saat itu, masyarakat masih menyembah berhala dan masih mempercayai benda-benda mati tersebut memiliki roh atau kekuatan. Datangnya misi islam yang dibawa nabi, tentunya mendapat perlawanan dari masyarakat. Karena mereka sudah terbiasa dengan ajaran yang mereka anut, tiba-tiba muncul ajaran baru. Nabi tidak tinggal diam, beliau terus menyebarkan agama islam dari cara yang sembunyi-sembunyi sampai bisa secara terang-terangan dan memiliki banyak pengikut. Sehingga nabi dapat dipercaya dalam menyelesaikan misinya. Contoh saat ini, jika kita diberi amanah sebagai panitia dalam perayaan Maulid Nabi oleh atasan, maka kita jalankan tugas yang diberikan sampai tuntas. Jangan sampai kabur dari tanggung jawab yang telah diterima. Jika terdapat halangan, maka bisa didelegasikan kepada rekan lainnya, namun kontrol tanggung jawab tetap dipegang. Sehingga mencerminkan sifat dapat dipercaya. Fathonah (Cerdas) Cerdas arti dari fathonah, kecerdasan nabi terlihat sejak kecil. Beliau berpikir kritis, tidak gegabah dalam mengambil keputusan. Meskipun beliau memiliki kecerdasan, namun tidak pernah sombong atas apa yang bisa dilakukannya. Kesuksesannya dalam berdagang tidak lepas dari kecerdasan beliau dalam strategi perdagangan. Giat belajar dan haus akan ilmu dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, untuk meneladani sifat ini. Tidak hanya cerdas secara intelektual, namun juga cerdas emosional. Jadi belajar mengatur emosi dan menyalurkannya dalam sesuatu yang positif. Berpikir kritis dan berdiskusi tentang sesuatu yang pernah dilihat atau dibaca juga dapat dilakukan untuk mengasah kecerdasan seseorang. Baca juga : pentingnya-evaluasi-diri-seorang-muslim-kunci-meningkatkan-iman-dan-amal/ Tabligh (Menyampaikan) Tabligh yaitu menyampaikan, ini berkaitan dengan penyampaian firman Allah. Nabi Muhammad mendapat wahyu dari Allah melalui malaikat jibril, mengenai ajaran islam. Setelah nabi mendapatkan wahyu tersebut, dibagikan kepada umat islam pada masa itu. Jadi apa yang diperintah Allah, kebenaran ajaran Allah, selalu nabi sampaikan kepada umatnya. Pada zaman sekarang ini, seperti seorang guru yang menyampaikan ilmu kepada murid-muridnya. Ia mengajarkan sesuatu yang benar dan menjelaskan sesuatu yang salah agar tidak dilakukan. Ini juga bisa kita lakukan, jika mendapatkan kebenaran ilmu dan disebarkan kepada teman-teman sekitar untuk melakukan hal yang baik. Jadi sifat-sifat nabi yang dapat diteladani dalam kehidupan sehari-hari yaitu shiddiq, amanah, fathonah, dan tabligh. Meskipun sifat utama yang dimiliki Nabi Muhammad SAW terpaparkan empat. Namun kita patut meneladani sifat-sifat lainnya yang dimiliki nabi, seperti adil, rendah hati, bijaksana, dan masih banyak lagi. Meneladani sifat-sifat Nabi Muhammad ﷺ adalah jalan mulia untuk mendekatkan diri kepada Allah dan menghidupkan cahaya iman dalam keseharian kita. Dengan kelembutan tutur kata, keteguhan sabar, dan kasih sayang kepada sesama, beliau telah menunjukkan bahwa akhlak adalah inti dari keimanan. Semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba yang mampu mengikuti jejaknya, menebarkan kebaikan di mana pun berada, dan kelak digolongkan sebagai umat yang mendapat syafaatnya. Allahumma shalli ‘ala Sayyidina Muhammad wa ‘ala ali Sayyidina Muhammad.(***) Penulis : Zubaidatul Fitriyah Editor : Iffah Faridatul Hasanah Sumber foto : AI Sumber : Kanwil Kemenag Kalteng, (2023) ‘Empat Sifat Teladan Nabi Muhammad SAW untuk Dicontoh’, 7 Oktober. Tersedia di: https://kalteng.kemenag.go.id/kanwil/berita/519768/Kabag-TU-Empat-Sifat-Teladan-Nabi-Muhammad-SAW-Untuk-Dicontoh- (Diakses: 29 Agustus 2025).

Read More

DPR Jawab 17+8 Tuntutan Rakyat, Enam Keputusan Diambil

Tegal – 1miliarsantri.net : Setelah seminggu penuh desakan publik, pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI akhirnya menyampaikan jawaban atas “17+8 Tuntutan Rakyat: Transparansi, Reformasi, dan Empati” yang tenggatnya berakhir pada 5 September 2025. Dalam konferensi pers di Kompleks Parlemen, Senayan, Jumat (5/9/2025), Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad, didampingi dua koleganya, Cucun Ahmad Syamsurijal dan Saan Mustopa, mengumumkan enam keputusan hasil rapat konsultasi antara pimpinan DPR dan fraksi-fraksi. “Kami sampaikan hasil keputusan rapat konsultasi Pimpinan DPR dengan pimpinan fraksi-fraksi DPR RI yang dilaksanakan pada Kamis, 4 September 2025,” kata Dasco, dikutip dari kanal YouTube resmi DPR RI. Enam Keputusan DPR Latar Belakang: 25 Tuntutan Publik Jawaban DPR lahir dari gelombang tekanan masyarakat sipil pasca demonstrasi di berbagai daerah pada 25–28 Agustus 2025. Kelompok Kolektif 17+8 Indonesia Berbenah, berisi aktivis, akademisi, hingga kreator digital, menyerahkan 25 tuntutan di Gerbang Pancasila DPR pada Kamis (4/9). Dari jumlah itu, 17 poin harus dijawab dalam sepekan, sementara 8 poin lain diberi tenggat hingga 31 Agustus 2026. Tiga tuntutan yang diminta dijawab segera, yakni: Isi Tuntutan Rakyat 17 Tuntutan Mendesak 8 Tuntutan Jangka Panjang (hingga 2026) Antara Janji dan Bukti Keluarnya enam keputusan DPR dipandang sebagai langkah awal. Namun, publik menunggu apakah komitmen ini sekadar upaya meredam tekanan, atau benar-benar membuka jalan menuju reformasi nyata. Koalisi masyarakat sipil menegaskan akan terus mengawal agar 17+8 tuntutan tidak berhenti sebagai dokumen formalitas, melainkan menjadi agenda perubahan yang menyentuh langsung hajat hidup rakyat. Penulis: Satria S PamungkasEditor: Glancy Verona, Abdullah al-MustofaIlustrasi by AI

Read More

Hari Palang Merah Indonesia 2025: Sejarah dan Momentum Peringatan

Surabaya – 1miliarsantri.net : Palang Merah Indonesia (PMI) merupakan bagian dari Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, organisasi kemanusiaan global yang bergerak di bidang kesehatan, sosial, dan bantuan kemanusiaan. PMI didirikan pada 17 September 1945 atas prakarsa Wakil Presiden Mohammad Hatta. Kehadirannya membawa misi mulia: membantu masyarakat yang membutuhkan dengan mengedepankan nilai kemanusiaan di atas segalanya. Sejak berdiri, PMI aktif memberikan bantuan dalam berbagai situasi darurat, mulai dari bencana alam, konflik, hingga pandemi. Relawan dan tim medis PMI hadir untuk memberikan pertolongan pertama, bantuan logistik, hingga layanan kesehatan. Selain itu, PMI juga berperan dalam pendidikan, pelatihan, serta program sosial di berbagai wilayah Indonesia. Sejarah Palang Merah Indonesia Awal mula terbentuknya PMI berangkat dari instruksi Presiden Soekarno pada 3 September 1945 untuk membentuk Palang Merah Nasional. Menindaklanjuti hal tersebut, Menteri Kesehatan saat itu, Dr. Buntaran, membentuk Panitia 5 pada 5 September 1945. Panitia ini diketuai dr. R. Mochtar dengan anggota dr. Bahder Djohan, dr. Djuhana, dr. Marzuki, dan dr. Sitanala. Puncaknya, pada 17 September 1945 berdirilah Perhimpunan Palang Merah Indonesia yang kemudian disahkan secara nasional melalui Keppres Nomor 25 Tahun 1959 dan diperkuat dengan Keppres Nomor 264 Tahun 1963. PMI pertama kali aktif dalam membantu perang revolusi kemerdekaan, termasuk menangani pengembalian tawanan perang Sekutu maupun Jepang. Atas kiprahnya, pada 1950 PMI diakui secara internasional dan resmi bergabung dengan Palang Merah Internasional. Tujuan dan Tugas Palang Merah Indonesia PMI dibentuk dengan tujuan meringankan penderitaan sesama tanpa membedakan agama, bangsa, suku, bahasa, golongan, maupun pandangan politik. Saat ini, PMI menjadi organisasi kemanusiaan terbesar di Indonesia. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2018 tentang Kepalangmerahan, tugas PMI meliputi: Momentum Hari Palang Merah Indonesia 2025 Tanggal 17 September diperingati sebagai Hari Palang Merah Indonesia. Tahun ini, PMI merayakan HUT ke-80 dengan mengusung tema #TebarkanKebaikan. Tema ini mengandung makna ajakan untuk menularkan kebaikan, sekecil apapun, sebagai wujud kontribusi nyata bagi kemanusiaan. Momentum ini biasanya diisi dengan berbagai kegiatan, antara lain donor darah, seminar kesehatan, pelatihan pertolongan pertama, hingga kampanye kemanusiaan. Tujuannya adalah meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai kemanusiaan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, kita memiliki tanggung jawab untuk mendukung dan berkontribusi pada gerakan kemanusiaan yang dijalankan PMI. Dengan menumbuhkan kepedulian bersama, Indonesia yang lebih kuat dan berdaya dapat terwujud. Selamat Hari Palang Merah Indonesia 2025! Penulis: Gita Rianti D. PratiwiEditor: Glancy Verona dan Abdullah al-Mustofa

Read More

Informasi Terbaru BKN RI Soal Penerimaan CPNS 2025

Surabaya – 1miliarsantri.net – Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2023, Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan profesi yang terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang bekerja pada instansi pemerintah. Rekrutmen ASN terbagi dalam tiga jalur, yakni Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), PPPK guru, dan PPPK non-guru. Pelaksanaan tes CPNS dilakukan secara transparan sehingga dapat dipantau oleh seluruh lapisan masyarakat. Seleksi ini diselenggarakan dengan sistem Computer Assisted Test (CAT), yakni metode ujian berbasis komputer untuk menjamin objektivitas hasil seleksi. Tak heran, setiap penerimaan CPNS selalu menjadi momen yang paling ditunggu masyarakat. Hingga kini, banyak pertanyaan muncul terkait rekrutmen CPNS 2025, mulai dari jadwal pendaftaran, persyaratan, alur seleksi, hingga teknis pelaksanaannya. Alur Pendaftaran CPNS 2025 Mengacu pada Buku Panduan Resmi Seleksi Tes CPNS dan PPPK (2023), berikut alur pendaftaran CPNS yang perlu dipahami: 1. Pembuatan Akun Pelamar mengakses Portal SSCASN di https://sscasn.bkn.go.id Buat akun SSCASN Login ke akun SSCASN yang telah dibuat Lengkapi biodata dan unggah swafoto 2. Pendaftaran Formasi Pilih jenis seleksi Pilih formasi Unggah dokumen yang dipersyaratkan Periksa resume pendaftaran, lalu akhiri pendaftaran Cetak Kartu Informasi Akun dan Kartu Pendaftaran 3. Seleksi Administrasi Panitia memverifikasi data pelamar Panitia mengumumkan hasil seleksi administrasi Pelamar yang tidak lulus dapat mengajukan sanggahan Panitia mengumumkan hasil sanggah Pelamar yang lolos mencetak kartu ujian 4. Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) Pelamar mengikuti ujian SKD Panitia mengumumkan hasil SKD Peserta yang lulus berhak mengikuti Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) 5. Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) Pelamar mengikuti ujian SKB Panitia mengumumkan hasil SKB 6. Pengumuman Kelulusan Panitia mengumumkan hasil integrasi SKD dan SKB Peserta yang tidak lulus dapat menyanggah hasil integrasi Panitia mengumumkan hasil sanggah (bersifat final dan tidak dapat diganggu gugat) Peserta yang lulus melanjutkan ke tahap pemberkasan Status Penerimaan CPNS 2025 Lantas, kapan penerimaan CPNS 2025 dibuka? Dalam wawancara di kanal YouTube MGMP BIN, Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) RI, Prof. Zudan Arif Fakrulloh, S.H., M.H., menjelaskan bahwa pemerintah saat ini masih fokus menyelesaikan pengangkatan CASN 2024. “Pemerintah fokus pada penyelesaian CASN 2024. Sesuai arahan Presiden, CPNS 2024 harus selesai maksimal Juni 2025, sedangkan PPPK pada Oktober 2025. Untuk CPNS 2025 baru akan dilakukan setelah program ini selesai dan melihat kebutuhan konkret instansi-instansi,” ujar Zudan. Namun, hingga September 2025 belum ada kejelasan mengenai jadwal penerimaan CPNS tahun ini. Zudan menambahkan: “Jika kebutuhan pegawai sudah tercukupi, maka pada 2025 tidak ada program penerimaan CASN. Bisa jadi baru akan dibuka pada 2026 atau 2027, bergantung kebutuhan riil dari kementerian, lembaga, maupun pemerintah daerah.” Penulis: Gita Rianti D. PratiwiEditor: Glancy Verona dan Abdullah al-Mustofa

Read More

PBB Desak Indonesia, Terkait Dugaan Pelanggaran HAM Saat Demo

Surabaya – 1miliarsantri.net : Gejolak politik di Indonesia yang memanas pada Agustus 2025 lalu memunculkan aksi demonstrasi yang berujung duka mendalam bagi masyarakat. Aksi yang bermula dari penyampaian aspirasi publik terkait isu ekonomi dan kebijakan negara itu, berakhir ricuh hingga menewaskan seorang pengemudi ojek online. Secara khusus, demonstrasi ini ditengarai sebagai bentuk kekecewaan publik terhadap Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) atas kebijakan kenaikan tunjangan serta gaji anggota parlemen di tengah kondisi ekonomi yang sulit. Tidak hanya di Jakarta, aksi serupa juga meluas ke berbagai kota, seperti Bandung, Surabaya, Makassar, hingga Medan. Bentrokan keras antara aparat kepolisian dan massa menyebabkan banyak kerusakan, termasuk pada bangunan pemerintahan. Puncak demonstrasi terjadi pada Kamis malam, 28 Agustus 2025, ketika seorang pengemudi ojek online bernama Affan Kurniawan tewas setelah ditabrak kendaraan taktis Brimob di kawasan Pejompongan. Insiden ini memicu gelombang protes lebih besar. Massa menuntut pertanggungjawaban aparat kepolisian dengan mendatangi Mako Brimob Kwitang dan Polda Metro Jaya. PBB Soroti Insiden Demonstrasi di Indonesia Kematian Affan Kurniawan dalam aksi demonstrasi menyedot perhatian publik luas. Media sosial ramai dengan aksi solidaritas, sementara sejumlah tokoh publik menyampaikan belasungkawa bahkan mendatangi rumah duka untuk memberikan dukungan kepada keluarga korban. Isu ini juga menyita perhatian dunia internasional. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyampaikan keprihatinan dan mendesak adanya dialog serta penghormatan hak asasi manusia dalam penanganan demonstrasi di Indonesia. Dikutip dari laman resmi Kantor HAM PBB pada Selasa, 2 September 2025, Kantor Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB (OHCHR) melalui juru bicara Ravina Shamdasani mendesak pemerintah Indonesia melakukan penyelidikan menyeluruh terkait tindakan aparat keamanan dalam menangani demonstrasi. “Kami menyerukan investigasi yang cepat, menyeluruh, dan transparan terhadap semua dugaan pelanggaran hak asasi manusia internasional. Semua aparat keamanan, termasuk militer ketika dikerahkan dalam kapasitas penegakan hukum, harus mematuhi prinsip-prinsip dasar tentang penggunaan kekuatan dan senjata api,” ujar Ravina. Indikasi Pelanggaran HAM Pakar Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Dr. Septi Nur Wijayati, S.H., M.H., menegaskan bahwa hak menyampaikan pendapat adalah hak konstitusional yang wajib dilindungi negara. Hal ini diatur jelas dalam UUD 1945 Pasal 28E, UU Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum, serta UU HAM. “Jika kita melihat regulasi, jelas sekali unjuk rasa adalah hak warga negara yang dijamin. Namun, ketika terjadi tindakan represif yang menimbulkan korban, hal itu dapat dikategorikan sebagai indikasi pelanggaran HAM. Apalagi aparat keamanan seharusnya tunduk pada SOP pengendalian massa sebagaimana diatur dalam Peraturan Kapolri,” jelas Septi. Ia juga menilai perhatian PBB menjadi sinyal kuat bahwa kondisi Indonesia tengah mendapat sorotan internasional. Karena itu, pemerintah perlu membuka ruang dialog dan mengambil langkah konkret untuk mencegah agar peristiwa serupa tidak terulang kembali. Penulis: Gita Rianti D. PratiwiEditor: Glancy Verona dan Abdullah al-Mustofa

Read More