Kisah Tabi’in Urwah bin Zubair

Jakarta — 1miliarsantri.net : Pagi itu, mentari memancarkan benang-benang cahaya keemasan di atas Baitul Haram, menyapa ramah pelatarannya yang suci. Di Baitullah, sekelompok sahabat Rasulullah SAW yang masih hidup dan tokoh-tokoh tabi’in tengah mengharumkan suasana dengan lantunan tahlil dan takbir, menyejukkan sudut-sudutnya dengan doa-doa yang saleh. Mereka membentuk halaqah-halaqah, berkelompok-kelompok di sekeliling Kakbah agung yang tegak berdiri di tengah Baitul Haram dengan kemegahan dan keagungannya. Mereka memanjakan pandangan matanya dengan keindahannya yang menakjubkan dan berbagi cerita di antara mereka, tanpa senda gurau yang mengandung dosa. Dr. Abdurrahman Ra’fat Basya dalam bukunya berjudul “Shuwaru min Hayati A;-Tabi’in” yan diterjemahkan Abu Umar Abdillah menjadi “Mereka adalah Para Tabiin” berkisah, di dekat rukun Yamani, duduklah empat remaja yang tampan rupawan, berasal dari keluarga yang mulia. Keempat remaja itu adalah Abdullah bin Zubair dan saudaranya yang bernama Mus’ab bin Zubair, saudaranya lagi bernama Urwah bin Zubair dan satu lagi adalah Abdul Malik bin Marwan. Pembicaraan mereka semakin serius. Kemudian seorang di antara mereka mengusulkan agar masing-masing mengemukakan cita-cita yang didambakannya. Mulailah Abdullah bin Zubair angkat bicara, “Cita-citaku adalah menguasai seluruh Hijaz dan menjadi khalifahnya.” Saudaranya Mush’ab menyusulnya, “Keinginanku adalah dapat menguasai dua wilayah Irak dan tak ada yang merongrong kekuasaanku.” Giliran Abdul Malik bin Marwan berkata, “Bila kalian berdua sudah merasa cukup dengan itu, maka aku tidak akan puas sebelum bisa menguasai seluruh dunia dan menjadi khalifah setelah Mu’awiyah bin Abi Sufyan.” Sementara itu, Urwah terdiam seribu bahasa, tak berkata sepatah pun. Semua mendekati dan bertanya, “Bagaimana denganmu, apa cita-citamu kelak wahai Urwah?” Ia berkata, “Semoga Allah Ta’ala memberkahi semua cita-cita dari urusan dunia kalian, aku ingin menjadi seorang alim (orang berilmu yang beramal), sehingga orang-orang akan belajar dan mengambil ilmu tentang Rabb-nya, sunnah nabinya dan hukum-hukum agamanya dariku, lalu aku berhasil di akhirat dan memasuki surga dengan ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala.” Hari-hari berganti begitu cepat. Abdullah bin Zubair dibai’at menjadi khalifah menggantikan khalifah Yazid bin Mu’awiyah yang telah meninggal. Dia menjadi hakim atas Hijaz, Mesir, Yaman, Khurasan dan Irak yang pada akhirnya terbunuh di Kakbah, tak jauh dari tempatnya mengungkapkan cita-citanya dahulu. Sedangkan Mus’ab bin Zubair telah menguasai Irak sepeninggal saudaranya Abdullah dan akhirnya juga terbunuh ketika mempertahankan wilayah kekuasaannya. Adapun Abdul Malik bin Marwan, menjadi khalifah setelah ayahnya wafat dan bersatulah suara kaum muslimin pasca terbunuhnya Abdullah bin Zubair dan saudaranya Mus’ab, setelah keduanya gugur di tangan pasukannya. Akhirnya, ia berhasil menjadi raja dunia terbesar pada masanya. Ia lahir satu tahun sebelum berakhirnya masa khalifah al-Faruq Umar bin Khattab. Dalam sebuah rumah yang paling mulia di kalangan kaum muslimin dan paling luhur martabatnya. Ayahnya bernama Zubair bin Awwam, “Hawariy” (pembela) Rasulullah SAW dan orang pertama yang menghunus pedangnya dalam Islam serta termasuk salah satu di antara sepuluh orang yang dijamin masuk surga. Sedangkan ibunya bernama Asma’ binti Abu Bakar ash-Shidiq yang dijuluki dzatun nithaqain (pemilik dua ikat pinggang). Kakeknya dari jalur ibu adalah Abu Bakar Shidiq, khalifah Rasulullah SAW yang menemani beliau di sebuah goa. Sedangkan nenek dari jalur ayahnya adalah Shafiyah binti Abdul Muthalib yang juga bibi Rasulullah SAW. Bibinya adalah Ummul Mukminin radhiyallahu ‘anha, bahkan dengan tangan Urwah bin Zubair sendirilah yang turun ke liang lahat untuk meletakkan jenazah Ummul Mukminin. Maka siapa lagi yang kiranya lebih unggul nasabnya dari Urwah? Adakah kemuliaan di atasnya selain kemuliaan iman dan kewibawaan Islam? Demi merealisasikan cita-cita yang didambakan dan harapan kepada Allah yang diutarakan di Kakbah yang agung tersebut, ia amat gigih dalam usahanya mencari ilmu. Maka ia mendatangi dan menimbanya dari sisa-sisa para sahabat Rasulullah SAW yang masih hidup. Urwah mendatangi rumah demi rumah mereka, salat di belakang mereka, menghadiri majelis-majelis mereka. Ia juga meriwayatkan hadis dari Ali bin Abi Thalib, Abdurrahman bin Auf, Zaid bin Tsabit, Abu Ayyub al-Anshari, Usamah bin Zaid, Sa’id bin Zaid, Abu Hurairah, Abdullah bin Abbas, Nu’man bin Basyir dan banyak pula mengambil dari bibinya Aisyah Ummul Mukminin. Pada gilirannya nanti, ia berhasil menjadi satu di antara fuqaha sa’bah (tujuh ahli fikih) Madinah yang menjadi sandaran kaum muslimin dalam urusan agama. Para pemimpin yang saleh banyak meminta pertimbangan kepadanya baik tentang urusan ibadah maupun negara karena kelebihan yang Allah berikan kepadanya. Sebagai contoh adalah Umar bin Abdul Aziz. Ketika ia diangkat menjadi gubernur di Madinah pada masa Al-Walid bin Abdul Malik, orang-orang pun berdatangan untuk memberikan selamat kepadanya. Usai salat zuhur, Umar bin Abdul Aziz memanggil sepuluh fuqaha Madinah yang dipimpin oleh Urwah bin Zubair. Ketika sepuluh fuqaha itu telah berada di sisinya, maka Umar melapangkan majelis bagi mereka serta memuliakannya. Setelah bertahmid kepada yang berhak dipuji ia berkata, “Saya mengundang Anda semua untuk suatu amal yang banyak pahalanya, yang mana saya mengharapkan Anda semua agar sudi membantu dalam kebenaran. Saya tidak ingin memutuskan suatu masalah kecuali setelah mendengarkan pendapat Anda semua atau seorang yang hadir di antara kalian. Bila kalian melihat seseorang mengganggu orang lain atau pejabat yang melakukan kezaliman, maka saya mohon dengan tulus agar Anda sudi melaporkannya kepada saya.” Kemudian Urwah mendo’akan baginya keberuntungan dan memohon kepada Allah Subhanahu wa ta’ala agar senantiasa menjadikan beliau tetap lurus dan tidak menyimpang. Sungguh telah terkumpul pada diri Urwah bin Zubair antara ilmu dan amal. Beliau membiasakan berpuasa di musim panas dan salat di waktu malam yang sangat dingin. Lidahnya senantiasa basah dengan zikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, senantiasa bersanding dengan Kitabullah dan tekun membacanya. Urwah mengkhatamkan seperempat Al-Qur’an setiap siang dengan membuka mushaf, lalu salat malam membacanya ayat-ayat Al-Qur’an dengan hafalan. Tak pernah ia meninggalkan hal itu sejak menginjak remaja hingga wafatnya melainkan sekali saja. Yaitu ketika peristiwa mengharukan terjadi. Dengan menunaikan salat, Urwah memperoleh ketenangan jiwa, kesejukan pandangan dan surga di dunia. Ia tunaikan sebagus mungkin, ia tekuni rukun-rukunnya secara sempurna dan panjangkan salatnya sedapat mungkin. Telah diriwayatkan bahwa ia pernah melihat seseorang menunaikan salat secepat kilat. Setelah selesai, dipanggilnya orang tersebut dan ditanya, “Wahai anak saudaraku, apakah engkau tidak memerlukan apa-apa dari Rabb-mu Yang Maha Suci? Demi Allah aku memohon kepada Rabb-ku segala sesuatu sampai dalam urusan garam.” Urwah bin Zubair r.a adalah seorang yang ringan tangan, longgar dan dermawan. Di antara bukti kedermawanannya adalah manakala beliau memiliki sebidang kebun…

Read More

6 Kota di Indonesia Masuk Daftar 100 Kota dengan Makanan Terenak

Jakarta — 1miliarsantri.net : Taste Atlas laman makanan dunia memberikan daftar 100 kota dengan makanan terenak di seluruh dunia. Indonesia pun terdapat 6 kota yang masuk daftar dan diakui memiliki makanan terenak di dunia. Kota tersebut adalah Surabaya, Solo, Yogyakarta, Jakarta, Bandung dan Padang. Sebelum masuk dalam dafrar 100 kota dengan makanan terenak di dunia, kota-kota tersebut masuk dalam 17.073 kota database Taste Atlas. “Berdasarkan 477.287 rating makanan untuk 15.478 makanan di database itu, tercatat 100 kota dengan rating tertinggi yang menyajikan hidangan daerah dan nasional,” tulis Taste Atlas seperti dikutip dalam laman resminya. Dalam laman tersebut, Taste Atlas nenyebutkan makanan daerah serta tempat makan yang ikonik dan direkomendasikan. Adapun restoran tradisional ikonik di Jakarta menurut Taste Atlas adalah 1945 Restaurant, Lapo Marpadotbe, Bandar Djakarta, Asinan Betawi H. Mansyur, dan Rumah Makan Marannu Bila datang ke Bandung, kamu bisa mencoba restoran tradisional yang dijadikan rekomendasi Taste Atlas, yaitu Warung Nasi Ibu Imas 81, Lemper Purnama, Baso Tahu Mang Ade, Serabi Kinca Suji – Eka Rasa, dan Batagor Yunus. Sementara untuk tempat makan tradisional di Surabaya, bisa mencoba Soto Ayam Ambengan Pak Sadi, Soto Ayam Cak To, Bebek Goreng Papin, Rawon Pak Pangat, dan Zangrandi Ice Cream. Rumah makan tradisional yang bisa didatangi untuk menikmati aneka makanan tersebut adalah Lamun Ombak Rumah Makan, Kripik Balado Christine Hakim, Pagi Sore, Resto Selamat, dan Restoran Simpang Raya. Baca juga :

Read More

Umat Islam Seperti Buih di Lautan

Jakarta — 1miliarsantri.net : Rasulullah Muhammad SAW telah memperingatkan bagaimana situasi umat Islam di akhir zaman. Bahkan dalam sebuah riwayat, beliau SAW juga memberitahukan tentang apa yang menjadi kelemahan umat Muslim di akhir zaman kelak. Diriwayatkan dari Tsauban RA, Rasulullah SAW bersabda: يُوشِكُ الأممُ أن تداعَى عليكم كما تداعَى الأكَلةُ إلى قصعتِها . فقال قائلٌ : ومن قلَّةٍ نحن يومئذٍ ؟ قال : بل أنتم يومئذٍ كثيرٌ ، ولكنَّكم غُثاءٌ كغُثاءِ السَّيلِ ، ولينزِعنَّ اللهُ من صدورِ عدوِّكم المهابةَ منكم ، وليقذِفَنَّ اللهُ في قلوبِكم الوهْنَ . فقال قائلٌ : يا رسولَ اللهِ ! وما الوهْنُ ؟ قال : حُبُّ الدُّنيا وكراهيةُ الموتِ “Bangsa-bangsa di dunia akan memperebutkan kalian (umat Islam), seperti memperebutkan makanan yang berada di mangkuk.” Seorang laki-laki berkata, “Apakah kami (umat Muslim) pada waktu itu berjumlah sedikit?” Beliau SAW menjawab, “Bahkan jumlah kalian pada waktu itu sangat banyak, tapi seperti buih di genangan air . Sungguh Allah akan mencabut rasa takut para musuh kepada kalian, dan menanamkan Al Wahn ke dalam hati kalian.” Seseorang lalu bertanya, “Wahai Rasulullah, apa itu Al Wahn?” Beliau SAW menjawab, “Cinta dunia dan takut mati.” (HR Abu Daud) Dari hadits tersebut diketahui, ketika umat Muslim meninggalkan ketakwaan kepada Allah SWT, menjadi tertarik pada dunia dan mencintainya sertai membenci kematian, maka saat itulah musuh-musuh Allah SWT akan berusaha untuk menggoyahkan umat Muslim. Hal pertama yang disampaikan Nabi SAW dalam hadits tersebut, bermakna bahwa bangsa-bangsa kafir berkumpul dan bersatu melawan kaum Muslimin. Mereka, bangsa-bangsa kafir itu, seolah sedang berkumpul di sekitar mangkuk makan, lalu memperebutkan makanan pada mangkuk tersebut. Ini isyarat betapa mudahnya musuh-musuh Allah SWT dalam menyudutkan umat Islam. Lalu seorang sahabat bertanya apakah perebutan oleh kaum kafir terhadap umat Muslim itu dikarenakan jumlah umat Muslim yang sedikit. Kemudian Rasulullah SAW menjelaskan bahwa justru sebaliknya, yaitu jumlah umat Muslim sangat banyak, tetapi seperti buih yang mengapung. Ini artinya, ambisi kaum kafir terhadap umat Muslim bukan karena jumlahnya yang sedikit, melainkan karena jumlahnya yang banyak tetapi lemah, yakni penakut dan begitu kerasnya perpecahan yang ada di tengah umat Muslim. Saat itu pulalah, tidak ada lagi rasa takut dalam diri musuh-musuh Islam terhadap umat Muslim. Allah SWT menanamkan wahn ke dalam hati setiap Muslim. Al Wahn yang dimaksud yaitu cinta dunia dan takut mati. Al Wahn di sini menunjukkan bahwa banyak dari umat Muslim yang meninggalkan amalan akhirat. Dalam kondisi inilah, umat Muslim menjadi takut mati dan mencintai kenikmatan dunia daripada akhirat. Akibatnya, mereka pun meninggalkan jihad di jalan Allah SWT. Rasulullah ﷺ telah mengabarkan kepada umatnya bahwa pada akhir zaman, Islam akan kembali datang dalam keadaan terasing. Dan orang-orang yang masuk ke dalam keterasingan itu akan lebih beruntung. Dikutip berdasakan laman Saaid dari kitab Al-Ghurabaa karya Imam Al-Ajuri, dalam sebuah riwayat disebutkan: إن الإسلام بدأ غريبا وسيعود كما بدأ فطوبى للغرباء» قيل: من الغرباء يا رسول الله؟ قال: ” النزاع من القبائل Dari Abdullah dia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Islam muncul pertama kali dalam keadaan asing dan akan kembali dalam keadaan asing pula, maka beruntunglah orang-orang yang terasing.” Abdullah berkata, “Dikatakan, “Siapakah orang-orang yang terasing itu?” beliau menjawab: “Orang-orang yang memisahkan diri dari kabilah-kabilah (yang sesat).” Dari Abdullah bin Amru, dia berkata, “Pada suatu hari saat matahari terbit aku berada di dekat Rasulullah ﷺ, lalu beliau bersabda: «يَأْتِي قَوْمٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ نُورُهُمْ كَنُورِ الشَّمْسِ، قَالَ أَبُو بَكْرٍ: نَحْنُ هُمْ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: لاَ وَلَكُمْ خَيْرٌ كَثِيرٌ وَلَكِنَّهُمْ الْفُقَرَاءُ وَالْمُهَاجِرُونَ الَّذِينَ يُحْشَرُونَ مِنْ أَقْطَارِ اْلأَرْضِ، ثم قَالَ: طُوبَى لِلْغُرَبَاءِ، طُوبَى لِلْغُرَبَاءِ، قِيْلَ مَنْ الْغُرَبَاءُ؟ قَالَ: نَاسٌ صَالِحُونَ فِي نَاسِ سَوْءٍ كَثِيرٍ مَنْ يَعْصِيهِمْ أَكْثَرُ مِمَّنْ يُطِيعُهُمْ “Akan datang suatu kaum kepada Allah pada hari kiamat nanti. Cahaya mereka bagaikan cahaya matahari. Abu Bakar berkata, “Apakah mereka itu kami wahai Rasulullah?” Rasulullah bersabda, “Bukan, tapi kalian mempunyai banyak kebaikan. Mereka adalah orang-orang fakir yang berhijrah. Mereka berkumpul dari berbagai penjuru bumi”. Kemudian beliau bersabda, “Kebahagian bagi orang-orang yang terasing, kebahagiaan bagi orang-orang yang terasing”. Ditanyakan kepada beliau, “Siapakah orang-orang yang terasing itu?” Beliau ﷺ bersabda, “Mereka adalah orang-orang shalih, yang jumlahnya sedikit di antara manusia yang buruk. Orang yang menentang mereka lebih banyak dari pada orang yang menaatinya.” (yan) Baca juga :

Read More

PBB Sahkan Usulan Indonesia akan Hari Danau Sedunia

Jakarta — 1miliarsantri.net : Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) resmi mengadopsi resolusi Hari Danau Sedunia (World Lake Day) setiap 27 Agustus yang diajukan Indonesia secara konsensus dalam Sidang Majelis Umum ke-79 di New York. Deputi Wakil Tetap RI untuk PBB di New York, Hari Prabowo, menyatakan bahwa hari peringatan tersebut akan menjadi pengingat bersama bagi dunia mengenai pentingnya danau dan pengelolaan danau secara berkelanjutan. “Resolusi World Lake Day merupakan penegasan komitmen global untuk melindungi danau, sekaligus melindungi lingkungan dan penghidupan yang berkelanjutan,” terang Duta Besar Hari Prabowo, sebagaimana pernyataan tertulis Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta, Selasa (17/12/2024). Hari merasa prihatin bahwa danau kerap kali terabaikan dalam pembahasan isu lingkungan. Padahal, kerusakan danau berdampak pada kesejahteraan global dan dapat menghambat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). “Saat ini banyak danau besar yang menyusut, padahal danau merupakan sumber dari 90 persen air tawar dunia dan memiliki peran penting dalam pertanian, energi, dan pariwisata,” sambungnya. Hari Danau Sedunia hendak mengingatkan masyarakat dunia supaya lebih peduli terhadap pengelolaan danau secara berkelanjutan yang menjadi kunci bagi perlindungan air tawar dunia, keanekaragaman hayati, ketahanan pangan, dan ekosistem dunia. Resolusi Hari Danau Sedunia yang diajukan Indonesia mendapat dukungan luas dari 73 negara mitra sponsor bersama yang mewakili berbagai kawasan, seperti negara-negara ASEAN, Rusia, China, Kenya, dan Uni Emirat Arab. Usulan hari peringatan tersebut merupakan tindak lanjut dari Forum Air Dunia (World Water Forum/WWF) ke-10 yang digelar di Bali Mei 2024 lalu. (wink) Baca juga :

Read More

Arab Saudi Terpilih Menjadi Tuan Rumah Piala Dunia 2034

Riyadh — 1miliarsantri.net : FIFA secara resmi mengumumkan Arab Saudi sebagai tuan rumah Piala Dunia 2034 dalam kongres virtual yang digelar pada hari Rabu. Dalam pertemuan tersebut, FIFA juga mengkonfirmasi Maroko, Spanyol, dan Portugal sebagai tuan rumah Piala Dunia 2030, sementara Uruguay, Argentina, dan Paraguay akan menggelar pertandingan perayaan. Arab Saudi mengajukan niat untuk menjadi tuan rumah pada 4 Oktober 2023 dan mengirimkan surat resmi ke FIFA pada 9 Oktober 2023. Negara ini menjadi satu-satunya kandidat setelah Australia mengundurkan diri. Arab Saudi akan menjadi negara Timur Tengah kedua yang menggelar turnamen ini, setelah Qatar yang sukses menyelenggarakan Piala Dunia 2022. Kemenangan ini semakin memperkuat kehadiran Arab Saudi di kancah olahraga global, seiring dengan pesatnya perkembangan sektor ini di Kerajaan. Laporan Evaluasi Penawaran FIFA terbaru memberikan nilai 419,8 dari 500 untuk tawaran Arab Saudi, yang merupakan “skor teknis tertinggi yang pernah diberikan FIFA untuk tawaran tuan rumah Piala Dunia,” menurut Saudi Press Agency (SPA). Kampanye penawaran Arab Saudi dengan slogan “Growing Together” mengungkapkan rencana untuk menggelar Piala Dunia FIFA 48 tim pertama yang diselenggarakan di satu negara. Pertandingan akan digelar di 15 stadion yang tersebar di lima kota: Riyadh, Jeddah, Khobar, Abha, dan NEOM, ditambah 10 lokasi lainnya di seluruh Kerajaan. Ada delapan stadion yang diusulkan di Riyadh, empat di Jeddah, dan masing-masing satu di Abha, NEOM, dan al-Khobar. Riyadh akan menggelar pertandingan pembuka dan final di Stadion King Salman yang akan menampung lebih dari 92.000 penonton setelah selesai dibangun. Stadion King Fahd Sports City di Riyadh juga termasuk dalam stadion yang diusulkan. Stadion ini terkenal dengan atap kain khasnya yang terinspirasi dari tenda tradisional dan memiliki kapasitas sekitar 70.000 kursi. Arab Saudi juga terpilih menjadi tuan rumah Piala Asia 2027 dan Asian Winter Games 2029 di resor pegunungan di Neom. (dul) Baca juga :

Read More

Menag Mengimbau Warga Untuk Hidup Berdampingan

Jakarta — 1miliarsantri.net : Kementerian Agama (Kemenag) menggelar acara “Rakor Sekber MB & Launching Grand Design: Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia” di Auditorium HM Rasjidi, Kemenag RI, Jl Thamrin, Jakarta Pusat. Dalam sambutannya, Menteri Agama (Menag) RI, Prof KH Nasaruddin Umar menegaskan tentang tugas Kemenag, khususnya lembaga badan moderasi beragama dan pengembangan sumber daya manusia (SDM). Menurut Prof Nasar, tugas Kemenag bukanlah menyatukan umat, melainkan memberikan pembelajaran tentang hidup berdampingan di tengah perbedaan. “Saya ulangi tugas kita selaku kementerian agama bukan untuk menyatukan umat, bukan itu yang priority, tapi bagaimana memberikan pembejaran terhadap umat ini bisa hidup berdampingan dengan perbedaan yang ada,” ujar Prof Nasarudin dalam siaran pers kepada mediaz Senin (16/12/2024). Dia menilai, pembelajaran untuk membiasakan hidup di tengah keberagaman jauh lebih penting dilakukan saat ini. Dengan bisa menghargai perbedaan, kata dia, maka dengan sendirinya persatuan akan terbangun sendirinya. “Jadi bukan bagaimana bersatu, tapi bagaimana membiasakan hidup di tengah perbedaan. Ini lebih urgen bagi kita,” sambung Imam Masjid Istiqlal Jakarta ini. Selain itu, Prof Nasar juga mengatakan, salah satu tantangan kementerian agama saat ini adalah bagaimana mengartikulasikan agama yang semula sebagai mitos menjadi logos, kemudian menjadi etos dan membentuk sebagai habbit (kebiasaan/laku baik). “Jadi mengamalkan apa yang ia yakini dan meyakini apa yang diamalkan. Mengetahui apa yang diamalkan, dan mengamalkan apa yang dia ketahui. Itulah umat beragama yang konstruktif. Jadi berangkat dari mitos, menjelma jadi logos, lalu menjadi etos (etik), lalu menjadi habbit. Kalau agama menjadi habbit kita semua, dengan sendirinya kerukukan beragama akan berjalan dengan sendirinya,” jelas Prof Nasar. Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI (Menko PMK), Pratikno menyoroti sosial media sebagai ruang yang harus diperhatikan secara serius bagi badan moderasi beragama. “Sosial media memberikan ruang kepada siapapun untuk mengupload apapun. Oleh karena itu, kita sebagai pejuang moderasi harus mengisi. Kalau tidak, ruang sosial media akan diisi oleh orang lain,” ujar Pratikno. Karena itu, Praktikno mendorong kepada badan moderasi beragama untuk berpikir lebih besar soal media sosial. Dia mengingatkan, agar ruang-ruang digital harus dikuasai. “Kita tidak lagi hanya berpikir bagaimana meningkatkan moderasi ini dengan cara-cara, mohon maaf eceran, tapi kita harus mikir dengan cara-cara grosiran. Jangan sampai chanel besar yang namanya media digital justru tidak kita kuasai. Itu merupakan satu strategi penting yang harus kita pikirkan,” pungkasnya. (rid) Baca juga :

Read More

Dua Doa Nabi yang Sederhana, Namun Sarat Makna

Rembang — 1miliarsantri.net : Ulama terkenal KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang lebih dikenal Gus Baha mengungkap tentang cara berdoa Nabi Muhammad SAW yang sederhana namun sarat makna. “Nabi itu cara berdoa itu indah sekali,” kata Gus Baha dikutip dari salah satu ceramahnya yang beredar dikutip Senin (16/12/2024). Pertama, doa Nabi yang diungkap Gus Baha adalah sebagai berikut: اللَّهُمَّ أَحْيِنِي مَا كَانَتْ الْحَيَاةُ خَيْرًا لِي. وَتَوَفَّنِي إِذَا كَانَتْ الْوَفَاةُ خَيْرًا لِي Allahumma ahyini ma kaanatil hayatu khairan li. Wa tawaffani idza kanatil wafatu khairan li. Artinya: “Ya Allah hidupkanlah aku selama hidup adalah lebih baik bagiku. Dan wafatkanlah aku apabila kematian adalah lebih baik bagiku.” Gus Baha juga mengutip potongan doa nabi yang terdapat dalam hadits Nabi berikut ini: اللَّهُمَّ اجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِي فِي كُلِّ خَيْرٍ وَالْمَوْتَ رَاحَةً لِي مِنْ كُلِّ شَرٍّ Allahummaj’alil hayata ziyadatan li fi kullk khoirin wal mauta rohatan li min kulli syarrin Artinya: “Ya Allah jadikanlah kehidupan ini mempunyai nilai tambah bagiku dalam segala kebaikan dan jadikanlah kematianku sebagai kebebasanku dari segala kejahatan” (HR Muslim: 7078) Berdasarkan doa di atas, menurut Gus Baha, Nabi Muhammad sangat mudah memandang kehidupan dan kematian. “Segampang itu Nabi melihat kehidupan dan mati, mengajarkan kita, tentu mengajarkan kita,” ucap Gus Baha. Gus Baha mengatakan, mungkin saat ini tidak berbuat Zina atau melakukan korupsi. Namun, kata Gus Baha, semua potensi untuk melakukan perbuatan itu tetap ada. “Yang bisa mengakhiri potensi itu apa? Ya mati,” kata Gus Baha. Maka, tambah dia, mati bukanlah sebuah problem bagi orang-orang baik. “Kalau sampean anggap problem berarti agak kurang baik,” kata Gus Baha yang kemudian disambut dengan tawa jamaahnya. (hud) Baca juga :

Read More

Kisah Orang yang Murtad di Awal Islam

Jakarta — 1miliarsantri.net : Dalam catatan sejarah di masa awal Islam, ada seorang raja yang sudah masuk Islam, tetapi kemudian menjadi murtad. Hal itu terjadi di masa kekhalifahan Umar bin Khattab RA. Raja tersebut adalah Raja Ghossan bernama Jablah bin Ayham bin Harits Al-A’raaz bin Syamar Al-Ghossani. Raja Jablah penguasa negeri Syam saat akan di-Qishas oleh Khalifah Umar karena memukul hidung saudaranya seimannya saat menunaikan ibadah haji. Nasiruddin S.AG MM dalam bukunya “Kisah Keadilan Para Pemimpin Islam” menceritakan saat itu setelah Jablah masuk Islam, Ia hendak menunaikan kewajibannya sebagai seorang muslim untuk menunaikan ibadah haji ke kota Makkah. Karena Jablah merupakan orang penting ia mengirim surat ke Madinah pusat pemerintahan Khalifah Umar Bin Khattab atas rencananya akan menunaikan ibadah haji. “Surat itu isinya menginformasikan bahwa Jablah akan mengunjungi kota Madinah sebagai ibu kota pemerintahan Islam pada masa itu untuk bersilahturahmi dengannya setelah itu menunaikan ibadah haji,” katanya. Dengan senang hati Khalifah Umar Bin Khathab menerima maksud kedatangan tersebut. Umar berjanji akan melayaninya sebagai tamu kehormatan bagi khalifah di Ibu Kota Madinah. Jablah bin Ayham bin Harits Al-A’raaz bin Syamar Al-Ghossani pun bersiap-siap untuk berangkat ke Madinah sambil menyiapkan 500 orang yang terdiri dari keluarga kerajaan, kaum kerabat, handa taulan dan para pengawalnya untuk menunaikan ibadah haji di Kota Makkah. Ketika rombongan tersebut sudah memasuki kota Madinah, Jablah bin Ayham mengutus pengawalnya untuk menginformasikan ke kedatangannya kepada Khalifah Umar bin Khathab. Betapa senangnya khalifah mendengar kedatangan raja Ghossan itu. “Lalu Umar memerintahkan para penduduk kota Madinah menyambut kedatangannya sambil menyiapkan hidangan untuk tamu terhormat itu,” katanya. Sementara itu Jablah memerintahkan seratus orang pengawalnya untuk mengenakan pakaian ketentaraan yang terbuat dari sutra. Para pengawal tersebut dengan gagahnya mengendarai kuda yang berhiaskan emas, permata dan aneka hiasan lainnya. Sedangkan Raja Jablah sendiri mengenakan mahkota yang bertahtakan intan permata dan berlian yang indah dan mahal. Pada saat rombongan kerajaan Al-Ghossani memasuki gerbang kota Madinah para Penduduk Madinah, maka keluar penduduk kota tersebut, tua muda anak-anak, kaum remaja, kaum bapak, kaum ibu sorak sorai menyambut kedatangan Raja Ghossan tamu kehormatan Khalifah Umar bin Khattab. Sementara itu para janda dan anak gadis setempat sangat terheran-heran dengan pakaian yang dikenakan raja Jablah saat itu. “Semua memuji keindahan dan kemewahan pakaian kerajaan tersebut,” katanya. Ketika sampai di kota Madinah, Raja Jablah langsung menemui Khalifah Umar untuk memberi tahu kedatangannya. Khalifah Umar langsung menyambut kedatangannya dengan penuh penghormatan dan ramah tamah seorang khalifah terhadap pembesar negeri lainnya. “Assalamualaikum wahai amirul mukminin apa kabarnya Anda saat ini?” ” Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh,” jawab Khalifah Umar dengan penuh kehormatan. “Alhamdulillah berkat doa anda sekalian, sampai saat ini saya dalam keadaan sehat wal afiat,” kata Umar. Kemudian Umar Bin Khattab menjamu tamunya dengan ramah tamah serta menghidangkan makanan sebagai pengisi perut atas perjalanan yang melelahkan bagi raja Jablah Al-Ghossani bersama romobongan. Lalu keduanya ngobrol asik tentang kondisi keamanan dan kesejahteraan rakyat di negeri sekitar Syam. Tak lama kemudian, raja Jablah Al-Ghossani berkata kepada Khalifah Umar. “Wahai Amirul Mukminin sebenarnya kedatangan saya ke kota Makkah nanti adalah untuk menunaikan ibadah haji tahun ini,” katanya. Khalifah Umar pun menyambut positif maksud kedatangannya seraya berkata. ” Insya Allah saya juga akan melaksanakan ibadah haji tahun ini. Dan jika tidak keberatan bagaimana kita berangkat bersama-sama ke kota Makkah untuk menunaikan ibadah haji,” ajak Umar. Akhirnya Khalifah Umar bersama-sama berangkat bersama rombongan kerajaan Al-Ghossani untuk melaksanakan ibadah haji. Sesampainya di Kota Makkah mereka bersama-sama melaksanakan tawaf qudum sebagai tanda kedatangan mereka di Baitullah Ka’bah dan mereka berbaur dengan kaum Muslimin lainnya melaksanakan tawaf dengan khusu dan khidmat. Ketika Jablah sedang melakukan tawaf di sekeliling Ka’bah, tiba-tiba kain ihramnya tanpa disadari terinjak oleh kaki seorang lelaki dari bani Fazaroh, hingga terlepas dari tubuhnya. Betapa terkejut Jablah dengan hal itu. lalu dengan perasaan kesal ia pukul muka lelaki tersebut dengan tangannya hingga berdarah. Akhirnya lelaki dari bani Fazaroh itu tidak menerima perlakuan Jablah terhadapnya, karena ia melakukan hal itu tidak dengan sengaja. Kemudian ia datang dan mengadu kepada Khalifah Umar tentang perlakuan raja Ghossan itu terhadapnya. “Umar memang seorang khalifah yang sangat arif dan bijaksana serta memperhatikan pengaduan rakyat kecil dan keluhan umatnya,” katanya. Maka, ia pun mendengarkan semua pengaduannya tersebut serta mengakomodasikan untuk dicarikan jalan keluar yang terbaik baginya. Setelah itu ia mengutus seseorang untuk memanggil Jablah agar menghadapnya Umar bertanya. “Hai Jablah, benarkah anda telah memukul seorang lelaki dari bani Fazaroh ketika ia sedang tawaf di sekeliling Ka’bah? “Tanya Khalifah Umar kepada Jablah. Dengan angkuh Jablah menjawab, “Benar Amirul Mukminin. Memang benar saya telah memukul hidung lelaki itu karena ia dengan sengaja telah menginjak kain ihram saya, hingga akhirnya terlepas dari tubuh saya. Kalau seandainya saja bukan karena kemuliaan Ka’bah baitullah aku sudah saya tebas batang lehernya! “. Lalu Umar berkata, “Baiklah, karena anda telah melakukan perbuatan yang menyakiti orang lain, maka sebaiknya minta maaf kepadanya, dan kalau tidak saya akan memerintahkan kepadanya untuk menuntut balas atas perbuatan anda tersebut. Karena bagaimanapun anda tidak boleh berbuat sewenang-wenang terhadap sesama muslim!” Jablah terkejut dan balik bertanya, “Apa yang akan anda lakukan terhadap saya, hai Amirul mukminin?” Umar menjawab, saya akan menyuruh lelaki dari bani Fazaroh yang pernah anda cederai untuk memukul hindung anda.” Betapa terkejutnya Jablah mendengar ucapan Khalifah Umar bin Khathab itu saya bertanya. “Ya Amirul mukminin, bagaimana mungkin hal itu dapat terjadi? anda sendiri telah mengetahui, bahwa saya ini adalah seorang pembesar dari negeri Syam, sedangkan lelaki itu hanyalah rakyat jelata. Dengan tegas Khalifah Umar berkata kepadanya. “Ketahuilah olehmu hai Jablah sesungguhnya Islam itu telah mempersatukan anda sebagai seorang pembesar suatu kaum dengan lelaki tersebut yang hanya rakyat jelata. Sebenarnya antara anda dengannya tidak ada keistimewaan apa-apa, kecuali keimanan dan ketakwaan.” Namun Jablah menyambutnya dengan jawaban yang tidak menyenangkan, “Saya mengira bahwa saya akan menjadi lebih mulia dan dihormati setelah saya memeluk agama Islam. Akan tetapi, pada kenyataannya saya malah lebih diabaikan dari sebelumnya.” Khalifah Umar mulai kesal dan berkata kepadanya. “Sudahlah, anda jangan banyak berkomentar! Kalau anda tetap bersikeras untuk tidak minta maaf kepada lelaki itu, maka saya akan suruh dia untuk menuntut balas kepada anda.” Tetapi, Jablah tetap bersikeras dan tidak mau minta maaf…

Read More

Ratusan Warga Sipil Tewas dan Terluka dalam Bentrokan di Suriah

Mskow — 1miliarsantri.net : Ratusan warga sipil, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas dan terluka dalam dua pekan terakhir di Suriah, sementara rumah sakit kewalahan menghadapi jumlah korban yang tinggi, menurut Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA). “Warga sipil telah membayar harga yang sangat mahal setelah dua minggu konflik, dengan ratusan tewas dan terluka, termasuk proporsi yang signifikan dari perempuan dan anak-anak.” “Di barat laut Suriah saja, setidaknya 75 warga sipil, termasuk 28 anak dan 11 perempuan, tewas akibat konflik yang terjadi antara 26 November hingga 8 Desember, menurut data yang diverifikasi oleh otoritas kesehatan setempat. Setidaknya 282 orang lainnya terluka, termasuk 106 anak dan 56 perempuan,” kata organisasi itu dalam sebuah pernyataan pada Senin (16/12/2024). Rumah sakit di seluruh Suriah kewalahan akibat jumlah korban luka yang tinggi, dengan anak-anak khususnya mengalami trauma psikologis, tambah pernyataan itu. Selain itu, kota-kota Suriah seperti Damaskus, Hama, dan Deir ez-Zor menghadapi kekurangan makanan, dengan harga roti melonjak hingga 900 persen dalam dua pekan terakhir di Aleppo dan Idlib. “Meski menghadapi tantangan dan lingkungan yang tidak stabil, PBB dan mitra-mitranya terus menjalankan kegiatan selama situasi keamanan memungkinkan,” sambung pernyataan tersebut. Pernyataan itu juga mencatat bahwa pembatasan pergerakan, termasuk jam malam, menghambat aliran barang dan jasa. “Serangan udara dan konflik lainnya terus dilaporkan di Damaskus, pinggiran kota Damaskus, Dar’a, dan As-Sweida. Beberapa laporan menyebutkan adanya penjarahan gudang bantuan, termasuk milik badan PBB dan Bulan Sabit Merah Arab Suriah (SARC), hingga 9 Desember, namun laporan ini masih perlu dikonfirmasi,” ujar OCHA. Kelompok bersenjata Suriah berhasil merebut ibu kota Damaskus pada Minggu (8/12/2024). Perdana Menteri Suriah Mohammad Ghazi al-Jalali menyatakan bahwa ia dan 18 menteri lainnya memutuskan untuk tetap berada di Damaskus. Al-Jalali juga menyebutkan bahwa ia tengah menjalin komunikasi dengan pemimpin kelompok militan yang telah memasuki kota. Kementerian Luar Negeri Rusia menyampaikan bahwa Presiden Bashar Assad telah mengundurkan diri dan meninggalkan Suriah setelah melakukan negosiasi dengan beberapa pihak yang terlibat dalam konflik Suriah. (rom) Baca juga :

Read More

Persiapan Haji 2025, Fokus pada Keamanan dan Inklusivitas Jemaah

Jakarta — 1miliarsantri.net : Dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan ibadah haji 1446 H/2025 M, Kementerian Agama mengangkat tema “Haji Inklusif, Inovatif, dan Kolaboratif untuk Kenyamanan dan Keamanan Jemaah.” Hal ini diungkapkan oleh Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Hilman Latief, Ahad (15/12/2024). “Kami berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik, terutama bagi kelompok rentan seperti lansia dan penyandang disabilitas. Kenyamanan dan keamanan jemaah menjadi prioritas utama,” terang Hilman. Ia menambahkan, salah satu langkah yang diambil adalah memastikan kesiapan jemaah melalui edukasi dan latihan fisik seperti berjalan kaki. Aktivitas ini dinilai penting mengingat banyaknya ritual yang memerlukan ketahanan tubuh selama berada di Tanah Suci. Hilman juga menyoroti pentingnya menghindari jalur pemberangkatan haji ilegal. “Kita terus mengingatkan calon jemaah agar tidak tergiur oleh tawaran ‘jalur cepat’ menggunakan visa non-haji. Hal ini berpotensi menimbulkan masalah, termasuk insiden seperti di Muzdalifah pada 2023,” jelasnya. Kuota haji tahun depan telah ditetapkan sebanyak 221.000 orang, dengan peluang adanya tambahan kuota yang masih menunggu konfirmasi. Hilman berharap semua jemaah mempersiapkan diri secara maksimal agar dapat menjalankan ibadah dengan lancar dan memperoleh haji mabrur. (wink) Baca juga :

Read More