syukur

Keutaman Syukur Bagi Umat Islam! Jangan Sampai Lalai, Ya!

Bandung – 1Miliarsantri.net – Pernahkah kamu merasa suasana hati langsung berubah hanya karena satu ucapan sederhana, “terima kasih”? Rasa syukur kecil bisa membuat hidup terasa lebih ringan. Dalam Islam, syukur bukan sekadar sopan santun, melainkan kekuatan besar yang memengaruhi emosional, sosial, dan spiritual kita. Allah menegaskan dalam Al-Qur’an: ﴿لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ﴾ “Jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu…” (QS. Ibrahim: 7). Janji ini menunjukkan bahwa syukur membuka pintu keberkahan hidup, bukan hanya harta, tetapi juga ketenangan hati dan kedekatan dengan Allah. Makna Syukur dalam Islam Syukur berarti mengakui nikmat Allah dengan hati, lisan, dan perbuatan. Hati yang bersyukur membuat kita sadar bahwa semua kebaikan datang dari-Nya. Dari sinilah tumbuh ketenangan, iman yang kuat, dan rasa dekat dengan rahmat Allah. Sebaliknya, kufur nikmat menjadikan hati keras, gelap, dan jauh dari keberkahan. Inilah yang sering dijadikan celah oleh syaitan, dengan menanamkan rasa iri, dengki, serta ketidakpuasan. Baca juga: Wujud Cinta kepada Allah! Self Love dalam Islam Sangat Dianjurkan! Manfaat Syukur bagi Kehidupan Mengapa kita diwajibkan untuk bersyukur? Karena dengan bersyukur, kita akan mendapatkan beberapa manfaat, seperti: 1. Menenangkan Hati dan Pikiran Dengan bersyukur, fokus kita bergeser dari kekurangan menuju kelimpahan. Setiap pagi saat mengucap alḥamdulillāh, hati lebih ringan, dan hari terasa penuh semangat. 2. Meningkatkan Iman dan Kedekatan dengan Allah Syukur memperkuat keyakinan bahwa semua nikmat berasal dari Allah. Hal ini menumbuhkan cinta, tawakal, dan kerendahan hati dalam beribadah. 3. Menjadi Perisai dari Bisikan Syaitan Syaitan berusaha melemahkan manusia dengan menumbuhkan rasa iri dan tidak puas. Dengan syukur, hati terlindung dari penyakit tersebut. 4. Memberi Dampak Psikologis Positif Penelitian modern membuktikan bahwa orang yang rajin bersyukur lebih bahagia, tenang, dan sehat secara mental. Mereka juga memiliki hubungan sosial yang lebih harmonis. 5. Menyebarkan Energi Positif ke Sekitar Syukur itu menular. Saat kita menghargai orang lain, energi positif ikut menyebar dan membuat suasana lebih hangat serta penuh kebersamaan. Baca juga: Memasak jadi Ibadah? Yuk Terapin Halal Home Cooking dari Sekarang! Cara Melatih Syukur dalam Kehidupan Sehari-Hari Dan agar lebih mudah untuk melatih syukur, yuk mari kita terapkan beberapa cara di bawah ini untuk tetap istiqomah melatih syukur tiap hari: Dengan langkah kecil ini, hati lebih lapang, hubungan lebih erat, dan iman semakin kuat. Jadikan Syukur sebagai Gaya Hidup Syukur dalam Islam bukan sekadar ucapan, tetapi latihan, pilihan, dan ibadah. Setiap kali kita mengucap alḥamdulillāh dan menghargai nikmat yang ada, kita sedang membangun hidup penuh keberkahan. Sebaliknya, kufur nikmat hanya menutup pintu rahmat Allah. Mulai sekarang, mari biasakan melihat sekitar, temukan nikmat sekecil apa pun, lalu ucapkan syukur. Dengan begitu, Allah akan menambahkan kebaikan bukan hanya pada apa yang kita miliki, tapi juga pada siapa diri kita menjadi. Semoga informasi ini bermanfaat, dan membuat kita selalu istiqomah dalam menjaga syukur! Penulis : Zeta Zahid Yassa Editor : Thamrin Humris dan Ainun Maghfiroh Sumber foto: Ilustrasi sumber : https://www.islamicity.org/105610/the-ripple-of-gratitude-how-thankfulness-transforms-your-life/

Read More
halal home cooking

Memasak jadi Ibadah? Yuk Terapin Halal Home Cooking dari Sekarang!

Bandung – 1miliarsantri.net: Pernahkah terpikir kalau dapur rumahmu bisa jadi tempat ibadah? Bayangkan, setiap kali mengupas bawang dengan niat baik, menyebut nama Allah sebelum memasak, hingga menyajikan makanan dengan penuh cinta, semua itu bisa bernilai pahala. Inilah konsep halal home cooking, sebuah tren yang makin banyak digemari muslim di berbagai belahan dunia. Banyak orang menganggap halal itu sekadar tidak makan babi, tidak minum alkohol, atau memastikan daging sudah disembelih sesuai syariat. Padahal, dalam Al-Qur’an, halal selalu berdampingan dengan kata ṭayyib (طَيِّب), yang artinya suci, baik, dan penuh kebaikan. Allah berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 168: يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ “Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal lagi baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 168) Artinya, makanan halal bukan hanya tentang “boleh dimakan,” tapi juga harus tayyib, tidak merusak tubuh, tidak mencemari lingkungan, tidak berasal dari penipuan, dan tidak diproduksi dengan cara yang zalim. Baca juga: Teladan Mulia Nabi Memberantas Korupsi dalam Islam untuk Menegakkan Keadilan Mengapa Halal Home Cooking Semakin Populer? Kini, makin banyak muslim yang mulai berhati-hati dengan makanan. Meski restoran halal semakin banyak, kepercayaan sering goyah. Ada yang memakai daging halal tapi dimasak di panggangan yang sama dengan bacon, atau restoran cepat saji yang masih diragukan pemasoknya. Karena itulah, banyak keluarga muslim memilih kembali ke dapur. Dengan memasak sendiri, mereka bisa lebih tenang: tahu asal bahan, memastikan semua halal, dan mengawali masakan dengan bismillah. Selain lebih aman, ini juga jadi sarana mendidik anak-anak. Anak belajar bahwa halal bukan cuma label, tapi juga gaya hidup dan nilai yang dijalani setiap hari. Jujur saja, halal home cooking butuh usaha ekstra. Harus teliti baca label, mengenal kode bahan tambahan seperti E120 (pewarna dari serangga), memastikan keju tidak mengandung rennet haram, bahkan terkadang rela meninggalkan es krim favorit karena kandungan emulsifier yang meragukan. Tapi, setiap usaha itu bernilai ibadah. Ketika niatnya untuk Allah, membaca label pun bisa jadi zikir. Membersihkan peralatan masak agar bebas najis juga menjadi bagian dari menjaga ṭaharah (kesucian). Salah satu sunnah yang jarang dihidupkan kembali adalah memberi makan orang lain. Rasulullah ﷺ mengajarkan bahwa memberi makan tetangga, menjamu tamu, atau berbagi makanan sederhana sekalipun adalah amalan besar. Baca juga: Meningkatnya Perceraian, Benarkah Menikah Itu Menakutkan atau Jalan Terbaik Untuk Ibadah? Dengan halal home cooking, setiap orang bisa menghidupkan sunnah ini. Bayangkan, semangkuk sup buatan rumah yang dibagikan ke tetangga atau makanan sederhana untuk tamu bisa membawa keberkahan yang luas. Inilah sisi paling indah dari halal home cooking, yakni memasak bisa menjadi ibadah. Ketika setiap potongan sayur dipersiapkan dengan dzikir, ketika hati dipenuhi syukur saat masakan jadi, atau ketika anak-anak belajar arti halal lewat hidangan keluarga, semua itu menjadikan dapur rumah sebagai ruang spiritual. Rasulullah ﷺ sendiri pernah membantu pekerjaan rumah, termasuk menyiapkan makanan. Jadi, memasak bukan sekadar pekerjaan domestik, tapi juga bagian dari meneladani sunnah beliau. Penulis : Zeta Zahid Yassa Editor : Thamrin Humris dan Ainun Maghfiroh Sumber foto: Ilustrasi sumber : https://www.halaltimes.com/what-is-halal-home-cooking/

Read More

Menggali Makna Hantu Laut dalam Pameran Biennale Jatim XI

Gresik – 1miliarsantri.net : “Hantu laut adalah sosok yang terkesan tidak ada, menghantui, mencemaskan atau menjadi sesuatu yang kita tunggu-tunggu tanpa kita sadari”, begitu penuturan Elyda salah satu kurator Biennale Jatim XI. Ia bersama tim kurator berjalan menelusuri wilayah Pesisir Sindujoyo Gresik, melihat kehidupan masyarakat, kondisi lingkungan pesisir, sampai ia melihat salah satu perahu nelayan milik Cak Barok yang bertuliskan “Hantu Laut.” Dari sinilah, nama hantu laut diangkat menjadi tema pameran Biennale Jatim XI. Pameran yang diadakan setiap dua tahun sekali ini, kali ini memilih Gresik menjadi tuan rumah. Karena Gresik menjadi salah satu kota yang merepresentasikan wilayah pesisir. Ada sebanyak 67 seniman dalam negeri maupun luar negeri yang ikut berkontribusi dengan karya seni rupa yang dimiliki. Acara tersebut, berlangsung sejak 24 Agustus – 20 September 2025 di Pudak Galeri Gresik. Masyarakat dapat berkunjung pada jam 10.00-21.00 WIB secara gratis. Pengunjung akan dimanjakan dengan karya yang disuguhkan, dari permainan lama, tradisi, mata pencaharian, kehidupan masyarakat pesisir, dan membuka mata untuk peduli dengan kondisi pesisir saat ini. Apa Makna dari Nama Hantu Laut dalam Pameran Biennale Jatim? Hantu Laut : The Specter of The Sea Terdengar menyeramkan, tetapi bukan berarti hantu laut adalah sosok hantu yang menunggu lautan. Nama yang terinspirasi dari perahu milik Cak Barok, seorang nelayan di Pesisir Sindujoyo, Lumpur, Gresik, terkesan menarik. Menurut Elyda, tematik dari Binnale Jatim XI berbicara tentang pesisir, bahwa pesisir tidak hanya menjadi wahana yang indah, namun ada pesisir yang kondisinya miris, seperti di Kota Gresik ini. Dimana ikan-ikan tidak sebanyak dulu, area pesisir yang sudah tercemar dengan polusi pabrik besar disekitarnya. Melalui Pameran Binnale Jatim XI, para seniman menjawab kerisauan akan wilayah pesisir melalui karya seni yang bertemakan “Hantu Laut : The Specter of The Sea.” Karya seni instalasi media campuran mendominasi pada pameran ini, dengan mengangkat isu lingkungan pesisir yang ada disekitar kehidupan para seniman. Bukan berarti hanya pesisir yang ada di Gresik, namun menjawab pesisir yang ada di dunia ini. Sisa-sisa yang Tak Selesai karya Sultan Putra Gemilang Hantu bisa dimaknai sebagai sesuatu yang menghantui, mencemaskan, seperti pada karya “Sisa-sisa yang Tak Selesai” oleh Sultan Putra Gemilang. Melalui karyanya mengingatkan pengunjung akan tragedi lumpur lapindo. Dimana kekuasaan dan keserakahan industri tanpa memperhatikan dampak bagi masyarakat setempat. Allah sudah menjelaskan dalam Al Qur’an surat Ar-Rum Ayat 41 yang artinya; “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia, supaya Allah membuat mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” Baca juga : Dakwah Ekologis dalam Kehidupan: Menyeru Manusia, Menyelamatkan Alam Sepeda, sandal, kacamata, gelas, bahkan piala sebagai penghargaan atas prestasi, semua terendam lumpur. Benda-benda ini, akan menjadi saksi sejarah akibat ulah manusia itu sendiri. Jeng Laut karya Sjafril Hantu, juga berarti sesuatu yang tidak ada atau menjadi sesuatu yang ditunggu-tunggu. Seperti tradisi yang masih ada di daerah pesisir. Mereka percaya dengan adanya kekuatan roh, dengan pelarungan bunga atau abu ke laut. Meminta jodoh, kekayaan, jabatan ke seseorang yang dianggap pintar, melalui perantara roh leluhur mereka. Kondisi Lingkungan Pesisir saat ini Malam di Pesisir Utara dan Pangkalan Taksi karya Mujib Darjo Lingkungan pesisir sudah mengalami perubahan selaras dengan pertumbuhan industrialisasi di kota ini. Ada yang beralih profesi, ada juga yang berkompromi dengan perubahan tersebut. Seperti karya Mujib Darjo yaitu malam di pesisir utara dan pangkalan taksi. Karya tersebut menceritakan hantu laut sebagai masalah sosial yang dihadapi masyarakat pesisir saat ini. Dimana mereka ada yang beralih menjadi penyedia jasa taksi untuk para nelayan. Karena mencari ikan tidak seperti dulu, wilayah pesisir sudah tercemar dan tidak layak. Sehingga mereka harus mencari ikan ke area tengah laut, yang tingkat pencemaran airnya rendah. Selain isu lingkungan dan sosial, pameran ini juga menyuguhkan tradisi yang ada di daerah pesisir pantai, yaitu ritual agama islam. Melalui majelis toreqot dengan berdzikir, wirid, puasa, dll. Kentalnya agama islam di wilayah pesisir, tak membuatnya lupa akan hubungannya dengan alam. Sehingga mereka masih menggunakan debu untuk tayamum, biji kacang sebagai tasbih. Baca juga : Spirit Muslim Merawat Lingkungan: Jihad Ekologis dalam Menjaga Alam Dari Pameran Binnale Jatim XI, kita dapat melihat makna hantu laut secara luas. Melalui sudut pandang yang berbeda setiap seniman, ada yang memaknai sebagai sesuatu yang tidak ada tapi memiliki hubungan erat. Ada yang menghantui dalam kehidupan sosial, ataupun kecemasan kondisi alam. Lewat pameran ini, pengunjung disadarkan akan isu-isu sosial, lingkungan, tradisi yang sedang terjadi. Dengan turut menjaga hubungan yang baik antara manusia dan alam, akan membawa perubahan yang positif untuk keberlangsungan hidup generasi selanjutnya. (**) Penulis : Zubaidatul Fitriyah Editor : Toto Budiman & Iffah Faridatul Hasanah Foto : Dokumentasi 1MS

Read More

Tradisi Jabutan dalam Perayaan Maulid Nabi di Jawa Timur

Gresik – 1miliarsantri.net : Perayaan Maulid Nabi di malam 12 Rabiul Awal atau lebih dikenal dengan bulan Mulud (dalam bahasa jawa), menjadi waktu pengingat umat muslim akan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Perayaan Maulid Nabi Setiap tahunnya diperingati dalam acara muludan dengan membaca rowi dan sholawat nabi. Beberapa daerah di Jawa Timur memiliki tradisi unik dalam melaksanakan muludan yaitu jabutan. Tradisi peraayaan maulid nabi tersebut masih dilestarikan sampai saat ini, seperti di daerah Gresik, Surabaya, Malang, dll. Selama bulan Mulud dapat kita jumpai di musholla, masjid, sekolah ikut memeriahkan acara perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. Semua umat muslim menyambut gembira dengan harapan mendapat syafa’at dari nabi kelak di akhirat. Selain menjadi bulan pengingat kelahiran nabi, perayaan maulid nabi di bulan ini menjadi waktu yang ditunggu anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua untuk melakukan tradisi jabutan. Prosesi Tradisi Jabutan dalam Perayaan Maulid Nabi Tradisi jabutan di Masjid Darul Muttaqin Tradisi jabutan yang dimiliki daerah Jawa Timur, masih ada sampai saat ini. Jabutan merupakan sesuatu yang diambil dengan cara menjabut. Tradisi jabutan berarti mengambil sesuatu yang diikat serta digantungkan di atas dan diambil saat tiba pembacaan Fahtazzal. Barang yang biasanya digantung adalah makanan ringan, uang, bunga, aksesoris, bumbu dapur, peralatan rumah tangga, dll. Setiap daerah memiliki barang yang dipajang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan masyarakat sekitar. Tradisi secara turun temurun ini, turut meramaikan perayaan acara maulid nabi dan mengundang antusias masyarakat untuk hadir. Masyarakat yang hadir bebas memilih tempat duduk sesuai dengan incaran apa yang akan diambil dari barang yang digantung. Namun tidak boleh asal mengambil, masyarakat harus membaca rowi dan sholawat nabi dalam diba’ terlebih dahulu, secara berurutan. Untuk mengingat dan menyambut dengan suka cita akan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Pada saat pembacaan Fahtazzal baru diperbolehkan untuk menjabut barang-barang yang digantungkan dan dilanjut berdiri membaca sholawat Ya Nabi Salam Alaika. Begitu ramai dan gembira masyarakat untuk menjabut barang-barang tersebut dan diharapkan sesuatu yang diambil menjadi berkah maulid nabi. Baca juga : Rahasia Maulid Nabi yang Jarang Diketahui Prosesi Tradisi Perayaan Maulid Nabi Maulid Nabi di Musholla Darun Na’im Perayaan maulid nabi di mulai dengan mengkhatamkan 30 juz al-qur’an di pagi sampai siang hari. Dibaca secara bergiliran oleh masyarakat setempat. Secara sukarela masyarakat memberikan barang atau uang untuk digantungkan sebagai tradisi jabutan. Sebagian masyarakat turut membantu menggantungkan barang tersebut dengan tali yang diikat dari ujung dinding ke ujung lainnya. Sedangkan di malam hari masyarakat membawa makanan atau minuman untuk berkat. Ada pula yang memberikan uang dalam amplop di dalam hidangan yang dibawa, sebagai sedekah dalam muludan. Acara dimulai dengan membaca sholawat nabi dan rowi secara bergantian. Ditengah-tengah pembacaan tersebut berlangsung tradisi jabutan, yang menjadi tradisi turun temurun sejak mereka kecil menurut pendapat masyarakat setempat. Dan tetap dilakukan secara terus menerus sampai generasi saat ini. Baca juga : sejarah peringatan maulid Nabi Kemudian ditutup dengan membaca do’a bersama. Makanan atau minuman yang dibawa dengan nampan oleh masyarakat setiap rumah, ditukar dengan milik masyarakat yang lain. Sehingga yang didapat di nampan akan bervariasi, seperti nasi kuning, ketan, buah, roti, jeli, es, susu, makanan ringan, dll. Nampan tersebut menjadi berkat untuk dibawa pulang kembali. Tradisi jabutan di berbagai kota yang ada di Jawa Timur, sudah ada sejak lama. Dimana masyarakat golongan tua turut merasakan saat mereka masih anak-anak dulu. Hanya saja berbeda pada variasi barang yang digantung dan makanan yang dibawa, telah mengalami pergeseran sesuai perkembangan zaman. Bacaan rowi, sholawat nabi, barang dan makanan yang didapat saat maulid nabi menjadi pengingat masyarakat akan kehadiran Nabi Muhammad SAW dan menjadi berkah bagi umat pengikutnya. (**) Penulis : Zubaidatul Fitriyah Editor : Toto Budiman & Iffah Faridatul Hasanah Foto : Dokumentasi 1MS

Read More

Education City: Kota Ilmu di Jantung Qatar dan Inspirasinya bagi Santri

Education City Qatar adalah kota ilmu modern yang berdiri di jantung Doha. Di tengah gurun Qatar yang luas, kawasan ini berbeda dari hiruk pikuk pusat kota. Proyek ambisius dari Qatar Foundation ini membentang lebih dari 12 kilometer persegi, dirancang bukan sekadar kompleks universitas, melainkan kota pendidikan lengkap dengan sekolah, kampus, laboratorium riset, perpustakaan, museum, ruang hijau, hingga fasilitas olahraga kelas dunia.

Read More
Patrick Kluivert

4 Kabar Bahagia Didapat Patrick Kluivert Jelang Lawan Saudi Arabia!

Bondowoso – 1miliarsantri.net: Pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, menerima empat kabar positif sekaligus menjelang duel melawan Arab Saudi dan Irak pada babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, 9-12 Oktober 2025. Kabar menggembirakan tersebut datang dari para pemain andalan yang tengah bersinar di klub masing-masing. Emil Audero Masuk Best XI Liga Italia Kabar paling membanggakan hadir dari kiper Timnas Indonesia, Emil Audero. Penampilan gemilangnya bersama Cremonese membuatnya terpilih ke dalam Best XI pekan ketiga Liga Italia 2025-2026. Audero melakukan sembilan penyelamatan krusial saat melawan Hellas Verona, sehingga sejajar dengan pemain top seperti Bremer, Hakan Calhanoglu, Luka Modric, dan Kenan Yildiz. Berdasarkan data FotMob, Audero kini menjadi penjaga gawang dengan penyelamatan terbanyak di Serie A hingga pekan ketiga, yakni 17 kali. Ia unggul atas David de Gea yang mengoleksi 13 saves bersama Fiorentina. Prestasi ini tentu memberi suntikan moral besar bagi Patrick Kluivert dalam menatap laga penting Timnas Indonesia. Baca juga: Daftar 30 Pemain yang Dipanggil Patrick Kluivert untuk Laga di Babak Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Jay Idzes Antar Sassuolo Raih Kemenangan Perdana Kabar baik juga datang dari Jay Idzes, kapten Timnas Indonesia yang bermain untuk Sassuolo. Bek berusia 25 tahun itu tampil kokoh saat membantu timnya meraih kemenangan perdana musim ini dengan skor 1-0 atas Lazio. Idzes beberapa kali sukses meredam ancaman striker Lazio, Taty Castellanos. Bahkan, ia berhasil menggeser posisi kapten Sassuolo, Filippo Romagna, untuk menjadi pilihan utama Fabio Grosso. Duetnya dengan Tarik Muharemovic kini menjadi andalan lini pertahanan Neroverdi. Shayne Pattynama Bersinar di Liga Champions Asia Nama lain yang juga mencuri perhatian adalah Shayne Pattynama. Pemain keturunan Ambon itu tampil penuh saat Buriram United menang 2-1 atas Johor Darul Tazim di ajang AFC Champions League Elite 2025-2026. Dengan catatan pertahanan solid, Pattynama meraih rating 7,8 dari FotMob, hanya kalah dari Peter Zulj dan Suphanat Mueanta. Baca juga: Akun X UEFA Diserang Netizen, ‘Mo Salah dan Legenda MU’: Posting Kematian ‘Pele Palestina’ Tanpa Menyebut Ditembak Sniper Israel Saat Antri Bantuan Makan Matthew Baker Jadi Harapan Masa Depan Sementara itu, Matthew Baker yang baru berusia 16 tahun mulai menunjukkan potensinya. Ia sudah menembus skuad senior Melbourne City dan tampil di ajang AFC Champions League Elite. Meski timnya kalah dari Sanfrecce Hiroshima, kehadiran Baker menjadi sinyal positif bagi regenerasi lini belakang Timnas Indonesia. Ini Modal Besar untuk Patrick Kluivert Empat kabar baik ini menjadi modal berharga bagi Patrick Kluivert. Dengan pemain yang tampil konsisten di level klub, Timnas Indonesia bisa lebih percaya diri menghadapi dua lawan berat di Kualifikasi Piala Dunia 2026. Jika momentum ini terus dijaga, peluang Garuda mencetak sejarah semakin terbuka. Penulis : Ainun Maghfiroh Editor : Thamrin Humris Sumber foto: pssi.org Sumber berita: https://bola.okezone.com/read/2025/09/17/51/3170485/patrick-kluivert-diterpa-4-kabar-bahagia-jelang-timnas-indonesia-vs-arab-saudi-dan-irak-di-kualifikasi-piala-dunia-2026-zona-asia

Read More
Gudang Garam

Gudang Garam Bangkrut! Sejarah Panjang Dari Kretek Rumahan hingga Konglomerasi Nasional!

Bondowoso – 1miliarsantri.net: Siapa yang tidak pernah mendengar nama Gudang Garam? Perusahaan rokok legendaris asal Kediri ini bukan sekadar merek, melainkan simbol dari perjalanan bisnis keluarga yang sukses menjadi raksasa nasional. Dimulai dari usaha rumahan, kini Gudang Garam berdiri sejajar dengan perusahaan besar lain di Indonesia. Sejarah panjang, strategi bisnis, hingga kisah kejayaan dan tantangan yang dihadapi, membuat perjalanan Gudang Garam selalu menarik untuk diulas lebih dalam. Sejarah Berdirinya Gudang Garam Untuk memahami besarnya nama Gudang Garam saat ini, kamu perlu melihat kembali awal perjalanannya. Didirikan oleh Surya Wonowidjojo pada tahun 1956, perusahaan ini awalnya hanya memproduksi kretek kelobot secara sederhana. Produk rokok tersebut ternyata diterima dengan sangat baik di pasaran. Tidak lama kemudian, nama usahanya berganti menjadi Perusahaan Rokok Tjap Gudang Garam pada tahun 1958. Dari sinilah perjalanan panjang Gudang Garam sebagai perusahaan resmi dimulai. Sejak generasi pertama hingga kini diteruskan oleh generasi kedua, bisnis keluarga ini mampu bertahan menghadapi dinamika industri rokok di Indonesia. Baca juga: Tulis Ucapan Menyentuh! Presiden FIFA dan Erick Tohir Ternyata Sahabatan! Masa Kejayaan Gudang Garam Ketika bicara soal masa kejayaan Gudang Garam, dekade 1980-an hingga 2019 bisa disebut sebagai periode emasnya. Perusahaan ini bukan hanya memiliki pabrik raksasa dengan luas lebih dari 200 hektare, tetapi juga mencetak laba hingga triliunan rupiah setiap tahunnya. Produk legendaris seperti Surya bahkan menjadi ikon yang tetap populer sampai sekarang. Saat itu, saham Gudang Garam di pasar modal juga sempat menyentuh hampir Rp 90.000 per lembar. Dengan dividen tinggi dan keuntungan konsisten, perusahaan ini menjadi incaran investor di dalam maupun luar negeri. Diversifikasi Bisnis Gudang Garam Perjalanan Gudang Garam tidak berhenti di industri rokok saja. Di bawah kepemimpinan Susilo Wonowidjojo, perusahaan ini mulai merambah ke sektor infrastruktur. Melalui anak perusahaan PT Surya Kerta Agung, mereka mengelola jalan tol. Tidak hanya itu, Gudang Garam juga membangun Bandara Dhoho Kediri lewat PT Surya Dhoho Investama. Langkah ini menunjukkan bagaimana Gudang Garam berupaya menjaga keberlangsungan bisnis di tengah tantangan besar industri rokok. Baca juga: Daftar 30 Pemain yang Dipanggil Patrick Kluivert untuk Laga di Babak Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Tantangan Gudang Garam di Era Sekarang Meski memiliki sejarah cemerlang, kondisi Gudang Garam saat ini tidak sekuat dulu. Kenaikan cukai rokok, penurunan daya beli, hingga maraknya peredaran rokok ilegal membuat laba perusahaan anjlok. Jika pada 2019 perusahaan bisa mencetak keuntungan Rp 10,8 triliun, pada 2024 angkanya terjun bebas menjadi Rp 980,8 miliar. Bahkan semester pertama 2025, laba hanya menyentuh Rp 117 miliar. Kondisi ini menunjukkan bahwa Gudang Garam perlu strategi baru agar tetap relevan di tengah persaingan. Sejarah panjang dan kejayaan Gudang Garam membuktikan bahwa perusahaan ini pernah menjadi salah satu konglomerasi terkuat di Indonesia. Namun, tantangan masa kini menuntut inovasi yang lebih berani. Apakah Gudang Garam bisa kembali mengulang masa kejayaannya atau justru harus bertransformasi ke arah bisnis lain? Waktu yang akan menjawab, namun satu hal pasti: nama Gudang Garam tetap menjadi bagian penting dari sejarah industri nasional. Penulis : Ainun Maghfiroh Editor : Thamrin Humris Sumber foto: wartaekonomi.com Sumber berita: https://money.kompas.com/read/2025/09/07/081309426/era-kejayaan-gudang-garam?utm_source=newsshowcase&utm_medium=gnews&utm_campaign=CDAqEAgAKgcICjCI4f8KMJX4-QIwjLm9BA&utm_content=rundown

Read More
Sumber: Rencanamu.id

Wajib Tahu Perguruan Tinggi Bukanlah Pabrik: Menjaga Amanah Pendidikan dan Akhlak Generasi Emas

1miliarsantri.net: Perguruan tinggi negeri (PTN) di Indonesia kini tengah menghadapi kritik serius. Salah satu isu utama adalah kecenderungan kampus besar untuk merekrut mahasiswa baru dalam jumlah yang semakin banyak, seolah-olah perguruan tinggi adalah pabrik yang berorientasi pada kuantitas produksi. Padahal, esensi perguruan tinggi bukan sekadar mencetak lulusan massal, melainkan mendidik manusia paripurna yang berilmu, berakhlak, dan siap memimpin bangsa.

Read More

Kemenag Buka Bantuan Perpustakaan Masjid 2025, Begini Syarat dan Cara Daftarnya

Tegal – 1miliarsantri.net : Masjid bukan hanya tempat ibadah, tapi juga ruang belajar, diskusi, dan pusat literasi umat. Kabar baik datang dari Kementerian Agama (Kemenag) yang resmi meluncurkan program Bantuan Operasional Perpustakaan Masjid 2025. Program ini memberi kesempatan bagi pengurus masjid di seluruh Indonesia untuk mengajukan bantuan dana guna memperkuat fungsi perpustakaan sebagai pusat pengetahuan. Pendaftaran sudah dibuka sejak 2 September hingga 30 September 2025. Menariknya, proses pengajuan dilakukan sepenuhnya secara daring melalui platform Elektronik Literasi Pustaka Keagamaan Islam (ELIPSKI). Jadi, tak perlu ribet bolak-balik kantor, semua bisa diurus dari laptop atau bahkan smartphone. Apa Saja yang Bisa Dibiayai Bantuan Ini? Bantuan operasional yang diberikan berupa dana tunai yang bisa digunakan untuk berbagai kebutuhan perpustakaan masjid. Beberapa di antaranya meliputi: Dengan dukungan ini, perpustakaan masjid diharapkan bisa lebih modern, ramah pengunjung, dan relevan dengan kebutuhan generasi sekarang. Perpustakaan Masjid sebagai Pusat Pembelajaran Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah, Arsad Hidayat, menegaskan betapa pentingnya peran perpustakaan di masjid. “Perpustakaan masjid adalah jantung pembelajaran di lingkungan masjid. Dengan bantuan ini, kami ingin memperkuat fungsi masjid sebagai pusat informasi dan edukasi keagamaan yang dapat meningkatkan kualitas umat,” ujarnya di Jakarta, Kamis (4/9/2025), dikutip dari laman resmi Kemenag. Pernyataan ini sejalan dengan upaya Kemenag menjadikan masjid lebih dari sekadar tempat ibadah. Masjid juga bisa menjadi ruang edukasi, literasi, bahkan pusat kegiatan sosial yang memperkuat kualitas masyarakat. Syarat Mengajukan Bantuan Tidak semua perpustakaan masjid otomatis bisa mendapat bantuan. Ada sejumlah persyaratan yang wajib dipenuhi, antara lain: Syarat-syarat ini dibuat agar dana benar-benar tepat sasaran dan digunakan secara maksimal. Dokumen yang Harus Disiapkan Selain memenuhi syarat umum, pengurus masjid juga diminta menyiapkan proposal lengkap dengan isi sebagai berikut: Meskipun terlihat banyak, semua dokumen ini penting untuk memastikan bahwa bantuan digunakan sesuai kebutuhan. Ada Pendampingan dari Operator ELIPSKI Bagi pengurus masjid yang masih bingung dengan prosedur daring, tak perlu khawatir. Operator ELIPSKI di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota siap memberikan pendampingan. Tujuannya agar proses pendaftaran lebih mudah, cepat, dan tanpa hambatan teknis. Kenapa Program Ini Penting? Kalau kita pikirkan lebih dalam, bantuan semacam ini tidak hanya sekadar dana hibah. Ia bisa membawa dampak besar dalam kehidupan masyarakat. Bayangkan kalau ribuan masjid di Indonesia berhasil mengembangkan perpustakaannya: Bahkan, perpustakaan masjid bisa bertransformasi jadi ruang kolaborasi komunitas semacam co-working space Islami, di mana santri, pelajar, mahasiswa, dan jamaah bisa belajar, berdiskusi, atau mengembangkan ide-ide kreatif. Program Bantuan Operasional Perpustakaan Masjid 2025 merupakan langkah nyata Kemenag dalam menghidupkan budaya literasi di lingkungan masjid. Melalui bantuan ini, masjid bukan hanya ramai saat shalat berjamaah, tapi juga bisa hidup dengan aktivitas intelektual dan edukasi. Bagi pengurus masjid, jangan sia-siakan kesempatan ini. Pastikan semua syarat dan dokumen dipenuhi, lalu segera ajukan sebelum batas waktu 30 September 2025. Karena pada akhirnya, masjid yang makmur bukan hanya yang penuh jamaah, tetapi juga yang kaya ilmu dan literasi. Penulis: Satria S Pamungkas Editor: Glancy Verona Ilustrasi by AI

Read More

Dakwah Ekologis dalam Kehidupan: Menyeru Manusia, Menyelamatkan Alam

Surabaya – 1miliarsantri.net : Dakwah ekologis dalam kehidupan bermaksud menjaga fitrah manusia dan alam sekitar tetap harmonis berdampingan. Manusia lahir, tumbuh, dan berkembang bersama dengan lingkungan sekitarnya. Namun, di era modern ini, dakwah ekologis perlu digencarkan kembali mengingat hubungan manusia dengan alam seringkali tidak lagi harmonis. Kerusakan hutan, pencemaran sungai, hingga perubahan iklim global menjadi bukti bahwa manusia kerap lalai menjaga bumi. Padahal, Islam menegaskan bahwa manusia diciptakan sebagai khalifah di muka bumi, yang tidak hanya mengatur kehidupan sosial, tetapi juga menjaga keseimbangan alam semesta. Dakwah ekologis yang menyeru manusia untuk menyelamatkan alam, perlu lebih sering disuarakan kepada masyarakat. Kehidupan di pondok pesantren bisa menjadi contoh nyata kedekatan manusia dengan alam. Saya sendiri tinggal di pondok yang terletak di tengah hamparan sawah hijau. Setiap pagi, Allah menghadirkan kicauan burung, semilir angin, dan keelokan gunung yang megah, seakan mengingatkan kita pada kebesaran-Nya. Kehidupan sederhana ini sesungguhnya adalah pelajaran bahwa manusia bisa hidup damai bersama alam, tanpa harus merusaknya. Landasan Teologis Dakwah Ekologis Al-Qur’an berulang kali menegaskan pentingnya menjaga bumi. Allah berfirman dalam QS. Al-A’raf: 56: وَلَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ بَعْدَ اِصْلَاحِهَا  “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi setelah Allah memperbaikinya…” Ayat ini menjadi dasar tegas bahwa segala bentuk kerusakan lingkungan adalah perbuatan yang bertentangan dengan ajaran Islam. Rasulullah SAW pun memberi teladan yang sama. Beliau bersabda: “Jika kiamat telah tiba, sementara di tangan salah seorang di antara kalian ada bibit tanaman, maka jika ia mampu menanamnya, hendaklah ia menanamnya.” (HR. Ahmad). Hadits ini menegaskan bahwa menjaga alam bukan sekadar aktivitas duniawi, tetapi juga amal shalih yang bernilai ibadah. Dengan demikian, dakwah ekologis adalah bagian dari amar ma’ruf nahi munkar: mengajak manusia menjaga bumi, dan melarang mereka merusaknya. Baca juga : Spirit Muslim Merawat Lingkungan: Jihad Ekologis dalam Menjaga Alam Pesantren dan Dakwah Ekologis Pesantren sejak lama dikenal sebagai pusat pendidikan agama sekaligus tempat melatih kesederhanaan hidup. Namun, dalam konteks dakwah ekologis, pesantren memiliki potensi besar sebagai pelopor gaya hidup ramah lingkungan. Pondok Berdekatan dangan Alam Pedesaan Kehidupan nyantri di ma’had tahfidzul qur’an Darul Hijrah Salam di Pandaan, yang saya alami sehari-hari adalah contoh bagaimana santri bisa hidup dekat dengan alam. Udara segar, lingkungan hijau, dan sawah yang luas mengajarkan arti kesederhanaan. Santri terbiasa hemat air, tidak berlebihan dalam makanan, serta menjaga kebersihan lingkungan pondok. Hal-hal sederhana ini sejatinya adalah praktik dakwah ekologis yang harus terus dipertahankan. Salah satu contoh lebih nyata adalah Pesantren Tholabie Ilmi di Malang. Pondok ini mengajarkan para santri bertani, beternak, dan bahkan merawat tanaman hidroponik dengan bantuan teknologi internet. Dengan pendekatan modern dan enterpreneurhip, pesantren tidak hanya mendidik santri memahami ilmu agama, tetapi juga membekali mereka dengan keterampilan menjaga alam dan sekaligus mencetak alumninya menjadi wirausaha di masa depan. Pesantren ini bisa menjadi model eco-pesantren enterpreneur yang mengintegrasikan dakwah, ilmu pengetahuan, dan ekologi. Baca juga : Ekonomi Hijau dan UMKM: Sinergi Baru untuk Pembangunan Berkelanjutan Relevansi dan Implementasi Dakwah ekologis menjadi semakin relevan di tengah krisis lingkungan global. Melalui pendekatan Islam, kita bisa mengubah cara pandang manusia: menjaga alam bukan sekadar kewajiban sosial, melainkan juga bagian dari iman. Implementasi dakwah ekologis bisa dimulai dari hal kecil: Dengan dakwah yang kreatif, pesantren dapat menjadi pionir dalam menyebarkan semangat menjaga lingkungan kepada masyarakat luas. Tantangan dan Solusi Memang, masih banyak tantangan dalam menjalankan dakwah ekologis. Kurangnya kesadaran masyarakat, gaya hidup konsumtif, serta minimnya edukasi lingkungan sering menjadi penghambat. Namun, Islam selalu menawarkan solusi. Dakwah harus dilakukan dengan sabar dan berkelanjutan. Kesimpulan Alam adalah amanah dari Allah yang harus dijaga, bukan dieksploitasi. Dakwah ekologis adalah bentuk nyata ibadah, karena dengan menjaga bumi, kita juga menjaga kehidupan generasi mendatang. Pesantren dengan segala kesederhanaannya telah memberi contoh bagaimana manusia bisa hidup selaras dengan alam. Dari pondok di tengah sawah hingga Pesantren Tholabie dengan teknologi ramah lingkungan, semua adalah wujud nyata bahwa Islam selalu relevan dengan isu ekologis. Saatnya kita menyadari bahwa menyelamatkan alam sama dengan menyelamatkan manusia. Dakwah ekologis bukan hanya seruan, tetapi juga aksi nyata. Dan aksi itu bisa kita mulai dari diri sendiri, dari hal-hal kecil, dan dari lingkungan terdekat kita. (**) Kontributor Santri : Zufar Rauf Budiman Editor: Glancy Verona Ilustrasi by AI

Read More