Wujud Cinta kepada Allah! Self Love dalam Islam Sangat Dianjurkan!

Surabaya – 1miliarsantri.net: Di tengah tekanan hidup, standar sosial yang tinggi, dan pandangan orang lain yang kerap membuat kita ragu pada diri sendiri/tidak mencintai diri sendiri. Dampak ragu pada diri sendiri akan membuat potensi diri kurang semangat, membuat diri insecure terhadap penilaian orang lain, dan merasa menjadi manusia yang tidak berguna.
Bahkan pada level tertentu bisa membuat diri mudah meremehkan orang lain. Misalnya ketika diri insecure dengan fisik (kegendutan, kekurusan dll), kita bakalan mudah menjudge kekurangan fisik orang lain. Jadinya ketika diri kita tidak bisa menerima kekurangan atau kelebihan diri maka akan susah menerima kekurangan orang lain. Hal itu membuat sulit terjalin hubungan yang sehat.
Kebanyakan diantara kita mencari makna self love. Namun, seringkali mencintai diri sendiri dianggap egois karena lebih mementingkan kebahagiaan pribadi. Padahal, dalam Islam, self love justru memiliki makna yang lebih dalam: menjaga diri, mengembangkan potensi, dan menjadi manusia yang bermanfaat.
Baca juga: Teladan Mulia Nabi Memberantas Korupsi dalam Islam untuk Menegakkan Keadilan
Self Love Wujud Cinta Kepada Allah
Mencintai diri dalam Islam merupakan sikap mencintai Allah. Hal itu telah dipertegas dalam hadis Qudsi yang populer di kalangan sufi.
“Barang siapa yang mengenal dirinya, maka dia akan mengenal Tuhannya.”(Yahya bin Muadz Ar-Razi
Pernyataan itu memperkuat logika bahwa Allah menciptakan manusia secara sempurna dengan penuh kasih sayang. Ketika kita menghargai ciptaan-Nya (diri sendiri, orang lain atau makhluk hidup), berarti kita sudah mencintai Allah. Begitupun ketika kita meremehkan ciptaan-Nya, secara tidak langsung kita menyepelekan Allah.
Tugas kita sebagai manusia yang sudah dianugerahi Allah dengan tubuh, jiwa, dan akal yang sempurna itu maka kita wajib merawat dan mengembangkan diri, sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah.
Al-Qur’an menegaskan:
وَلَقَدْ اٰتَيْنَا لُقْمٰنَ الْحِكْمَةَ اَنِ اشْكُرْ لِلّٰهِۗ وَمَنْ يَّشْكُرْ فَاِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهٖۚ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ حَمِيْدٌ
Artinya: “Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu, ‘Bersyukurlah kepada Allah! Dan barangsiapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya, Maha Terpuji.” (Luqman: 12)
Rasa syukur inilah yang mendorong seorang muslim untuk terus belajar, bekerja, dan berkarya yang bukan semata demi diri sendiri melainkan agar ilmunya, karyanya, dan tenaganya dapat memberi manfaat bagi masyarakat.
Dan dalam Islam self love bukanlah soal memanjakan diri berlebihan atau hidup sesuka hati. Imam Al-Ghazali pernah berpesan ”menyayangi diri berarti menyelamatkan diri dari azab Allah dengan menjauhi dosa, bertaubat, beramal saleh, dan ikhlas sebelum menyelamatkan orang lain.”
Artinya self love bukan berhenti pada kepentingan pribadi, melainkan jalan untuk membangun pribadi yang kuat, sehat, dan siap berbuat baik bagi orang lain.
Baca juga: Me Time Ala Islam! Nggak Cuma Santai, Tapi Bisa Jadi Ladang Pahala!
Dari Self Love Menuju Kebermanfaatan Sosial
Banyak yang salah kaprah menganggap self love sama dengan egois. Egois hanya memikirkan diri, sementara self love yang benar adalah upaya menghargai, mengembangkan, dan memaksimalkan potensi diri agar lebih bermanfaat.
Seperti ungkapan dr. Grace (dokter yang fokus ke health and live motivator), “Self love yang benar adalah yang bukan narsis dan egois, namun lebih ke bagaimana cara kita untuk mengembangkan potensi diri agar dapat berkontribusi positif ke orang lain.”
Islam memandang setiap mukmin sebagai agen kebaikan di bumi. Self love menjadi pondasi penting agar seseorang mampu melaksanakan perannya. Ketika seseorang belajar mencintai diri maka ia tidak lagi sibuk dengan rasa iri dengki, insecure melainkan fokus mengembangkan kapasitas untuk menebar manfaat.
Rasulullah SAW bersabda:
“Seorang mukmin itu sungguh menakjubkan karena setiap perkaranya itu baik. Jika ia mendapat kesenangan, ia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika ia tertimpa kesusahan, ia bersabar, dan itu baik baginya.” (HR. Muslim).
Hadis ini menggambarkan bagaimana self love mengarahkan seorang muslim untuk bersyukur dan bersabar. Dua sikap yang membuatnya mampu bertahan sekaligus berkontribusi dalam setiap keadaan.
Self love dalam Islam bukanlah tentang egois, melainkan langkah awal untuk mengembangkan diri agar siap memberi manfaat. Dengan mencintai diri, kita belajar menjaga amanah Allah, mensyukuri setiap nikmat, serta memaksimalkan potensi untuk kebaikan bersama.
Self love sejati adalah ketika cinta pada diri membuat kita semakin dekat kepada Allah dan semakin besar kontribusi kita bagi masyarakat. Inilah jalan menuju kebahagiaan yang hakiki.
Penulis : Iftitah Rahmawati
Editor : Thamrin Humris dan Ainun Maghfiroh
Sumber foto: Ilustrasi
Eksplorasi konten lain dari 1miliarsantri.net
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.