Spirit Muslim Merawat Lingkungan: Jihad Ekologis dalam Menjaga Alam

Surabaya – 1miliarsantri.net : Dalam ajaran Islam, hubungan manusia dengan alam bukanlah relasi dominasi, tetapi amanah. Sejak awal penciptaan, Allah SWT telah menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi (QS. Al-Baqarah: 30), untuk itu, manusia memiliki tanggung jawab moral dan spiritual dalam merawat dan melindungi alam semesta ini.
Nabi Muhammad SAW sendiri memberikan contoh konkret dalam menjaga keseimbangan lingkungan. Dalam banyak hadis, beliau menganjurkan untuk tidak menyia-nyiakan air, sekalipun sedang berwudhu di sungai yang mengalir.
Nabi juga melarang menebang pohon sembarangan, merusak habitat hewan, serta mengotori jalan umum. Ini menunjukkan bahwa kepedulian terhadap lingkungan sudah tertanam kuat melalui tradisi Islam sejak 1.400 tahun lalu.
Di era modern yang serba dinamis ini, ada begitu banyak bencana alam yang terjadi karena ulah manusia sendiri. Seperti banjir, longsor dan pencemaran air laut.
Padahal Al-Quran sudah memberi peringatan tentang kerusakan lingkungan:
ظَهَرَ ٱلْفَسَادُ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ ٱلَّذِى عَمِلُوا۟ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Artinya: Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (Q.S. Ar-Rum: 41)
Ayat tersebut mengingatkan kepada umat muslim agar peduli akan kelangsungan ekosistem alam.
Jihad Ekologis: Perjuangan Menjaga Bumi

Istilah jihad seringkali disalahpahami. Dalam konteks lingkungan, jihad tidak berarti pertempuran bersenjata, melainkan perjuangan serius dan berkelanjutan untuk menjaga bumi dari kerusakan.
Ini adalah bentuk jihad modern yang harus dihidupkan oleh umat Muslim di tengah krisis iklim, polusi, dan deforestasi yang mengancam keberlangsungan hidup.
Sedangkan ekologi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara makhluk hidup dan lingkungannya, dan sejatinya sudah lama menjadi bagian dari ajaran Islam.
Namun, di zaman modern, kesadaran ini kerap terabaikan. Umat Islam perlu menyadari bahwa menjaga lingkungan bukan sekadar kewajiban moral, melainkan bentuk pengamalan ibadah yang konkret.
Jihad ekologis bisa dilakukan dengan cara menanam pohon, mengurangi sampah plastik, mengelola limbah rumah tangga, hingga mengedukasi orang lain tentang pentingnya menjaga lingkungan.
Langkah tersebut bukan sekadar aksi sosial, melainkan ibadah yang memiliki nilai spiritual tinggi di hadapan Allah. Seperti ayat Al-Quran berikut:
وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
“Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-A’raf: 31)
Islam tidak mengajarkan umatnya untuk berlebih-lebihan. Gaya hidup konsumtif dan rakus telah menjadi penyumbang terbesar kerusakan lingkungan saat ini.
Mengadopsi gaya hidup ramah lingkungan tidak hanya baik secara etis, tetapi juga merupakan wujud nyata dari pengamalan Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam situasi ini, umat Islam dituntut untuk tidak hanya menjadi saksi pasif, tapi juga agen perubahan yang aktif.
Masjid bisa menjadi pusat edukasi dan aksi lingkungan. Sekolah-sekolah Islam bisa mengintegrasikan pelajaran ekologi dalam kurikulum. Selain itu, para dai bisa menyelipkan pesan-pesan lingkungan dalam khutbah Jumat.
Merawat Alam, Merawat Iman

Islam, sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin, memiliki ajaran yang sangat kuat tentang etika lingkungan. Merawat lingkungan bukan sekadar kewajiban moral atau tuntutan zaman.
Hal tersebut merupakan bagian dari ibadah. Menjaga alam berarti menjaga ciptaan Allah, dan itu adalah bentuk cinta yang paling murni terhadap Sang Pencipta.
Di tengah krisis ekologis yang melanda dunia, umat Islam harus menjadikan jihad ekologis sebagai bagian dari identitas spiritual.
Untuk itu, lingkungan merupakan bagian dari ciptaan Allah yang memiliki fungsi, keseimbangan, dan kehormatan tersendiri. Air, tanah, udara, pepohonan, binatang, dan gunung semuanya adalah makhluk Allah yang tunduk kepada-Nya (QS. Al-Hajj: 18). Maka, merusaknya sama saja dengan mengkhianati amanah.
Spirit Umat Islam dalam Merawat Lingkungan

Pada akhirnya, bumi bukanlah warisan dari nenek moyang kita, melainkan titipan dari anak cucu yang harus kita jaga sebaik-baiknya.
Islam mengajarkan umatnya untuk merawat lingkungan. Menjaga alam agar tetap lestari dan kita bisa hidup selaras dengan alam.
Menjaga dan merawat lingkungan juga merupakan ibadah, karena ibadah dalam Islam tidak terbatas pada shalat, puasa, dan haji. Islam mengajarkan bahwa setiap amal baik yang dilakukan dengan niat karena Allah bisa bernilai ibadah, termasuk menjaga dan melestarikan alam.
Islam tidak hanya mengajarkan hubungan vertikal kepada Allah semata, tapi juga hubungan horizontal dengan alam dan sesama makhluk.
Oleh karena itu, Ibadah bukan hanya soal berdzikir, tapi juga soal aksi nyata. Dalam semangat Islam, sujud kepada Allah juga berarti menghormati ciptaan-Nya. Maka, menjaga lingkungan adalah bukti cinta kita kepada Sang Pencipta.
Saat ibadah bertemu dengan aksi lingkungan, di situlah Islam menjelma menjadi agama yang utuh. Agama yang tidak hanya membentuk insan saleh secara spiritual, tapi juga saleh ekologis. (**)
Penulis: Irvan Fatchurrohman
Editor: Toto Budiman dan Glancy Verona
Foto by AI
Eksplorasi konten lain dari 1miliarsantri.net
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.