Quraish Shihab : Orang Tua Harus Bisa Menjadi Sahabat Bagi Anak

Jakarta — 1miliarsantri.net : Cendekiawan Muslim Indonesia dan juga mantan Menteri Agama pada tahun 1998, Prof Quraish Shihab, menyebutkan sejumlah prinsip yang harus dilakukan para orang tua dalam mendidik anak, diantaranya yakni mau mendengarkan apa yang disampaikan anak, bisa menjadi sahabat yang baik, dan tidak membentak anak begitu saja.
“Jangan membebaninya di luar kemampuan. Jangan pula memaki saat anak salah. Sebaiknya hubungan orang tua dengan anak bagaikan hubungan dengan sahabat,” urai Buya Quraish kepada 1miliarsantri.net, Selasa (01/08/2023)
Menurutnya, jika hubungan orang tua dengan anak sudah baik, niscaya anak tidak segan dan canggung dalam menyampaikan rahasia terdalamnya kepada orang tua. Dia tidak akan lagi menyampaikan itu kepada temannya yang bisa saja tidak mengerti persoalan.
“Orang tua harus pandai-pandai mendengar pendapat anaknya dan berdiskusi mencari solusi,” tuturnya.
Menurut pengarang Tafsir Al-Misbah ini, orang tua harus sadar bahwa sebenarnya anak yang salah itu karena terpengaruh oleh faktor luar. Pada dasarnya seorang anak itu masih bersih, sehingga prinsip dasar dalam mendidik anak adalah jangan sekali-kali memukul anak, baik fisik maupun non fisik seperti memaki.
“Sebutkan kesalahannya dan doakan agar Allah menjaga dan melindunginya. Di saat marah yang terjadi jalinan cinta itu tidak terputus dan jalinan dengan Tuhan juga tidak terputus,” tandasnya.
Orang tua, sambungnya, harus mampu mendidik anak-anaknya, menjelaskan bahaya-bahaya yang mungkin dialami anak seperti saat ini yang sedang marak, yakni isu LGBT. Agama tidak menyetujui itu. Namun, kita bisa bergandengan tangan untuk memberi tahu bahwa hal tersebut berdampak buruk, bukan justru diam.
“Orang yang diam dalam menghadapi keburukan itu seperti setan yang membisu. Jadi kita bisa memberitahu anak dengan cara yang baik. Jangan bersikap seperti bangau yang meletakkan matanya di tanah atau menyembunyikan kepalanya. Orang tua harus memberitahu sesuatu yang dirasa ada kekeliruan sehingga dapat diobati,” tuturnya.
Buya Quraish menegaskan, yang paling bertanggung jawab atas anak adalah orang tuanya, kemudian baru sekolah. Anak memang semestinya lebih dekat dengan orang tua dibanding gurunya.
Prof Quraish melanjutkan, orang tua menjadi salah jika merasa malu tidak mau memberikan pelajaran sekalipun terkait seks. Kita jangan mengandalkan orang lain meskipun itu adalah guru agama.
“Di dalam Al-Qur’an cara mengajarkan seksualitas adalah dengan berterus terang tetapi dengan bahasa yang bersih. Kemudian menyadari bahwa itu adalah sesuatu yang normal pada waktunya, sehingga ada pembatasan yang harus dilakukan manusia. Karena kalau tidak dibatasi akan berbahaya,” pungkasnya. (rim)
Discover more from 1miliarsantri.net
Subscribe to get the latest posts sent to your email.